Edisi 21 September 2011 | Balipost.com

Page 1

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp. 60.000 ECERAN Rp 3.000

Bali Post

RABU PAING, 21 SEPTEMBER 2011

Pengemban Pengamal Pancasila

24 HALAMAN NOMOR 35 TAHUN KE 64 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Desa Pakraman Bubar Tambah Keruh

Sangat Keliru

Harga Mati

Nodai Bali

Semestinya, menyikapi kasus tersebut, perlu dikedepankan langkah-langkah dan solusi terbaik agar situasi tidak tambah keruh. Ketua Bidang Pawongan Majelis Madya Desa Pakraman Kabupaten Badung IGN Wiadnyana mengungkapkan, sikap emosional oleh pihak-pihak terkait diharapkan tidak muncul dalam menyikapi permasalahan adat. Sebab, masalah adat khususnya di Bali memang sangat rentan. Apalagi penyelesaiannya menggunakan cara-cara emosional. (ded)

Klian Desa Pakraman Asak, Karangasem I Nyoman Winata, S.H. menyatakan sangat keliru kalau ada wacana pembubaran desa pakraman, walaupun itu hanya terbatas pada desa pakraman yang bermasalah. ‘’Saya sangat tak sependapat kalau ada desa pakraman yang bermasalah dan krama sulit menyelesaikan masalahnya, lantas dibubarkan dulu,’’ kata Winata yang juga anggota DPRD Karangasem ini. (bud)

Desa pakraman adalah harga mati untuk mempertahankan agama dan adat di Bali, kata Ketua Majelis Alit Desa Pakraman Tabanan Anak Agung Anom Suyadnya, Selasa (20/9) kemarin. Ia menjelaskan, desa adat sudah mengakar pada kehidupan krama Bali. Bahkan, desa adat mampu menumbuhkan kehidupan gotong royong dan mengajegkan kehidupan tradisional di Bali. Karena itu, pembubaran desa pakraman sangatlah keliru. (udi)

Membubarkan desa pakraman walaupun hanya dua, tetap menodai Bali. Demikian dijelaskan Bendesa Adat Srokadan, Susut, Bangli, Dewa Gede Oka, S.H., Selasa (20/9) kemarin. Semestinya desa pakraman yang mempunyai masalah mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Bukan sebaliknya, membubarkan. Sehingga krama desa pakraman sangat menghormati sekali keberadaan desa pakraman yang ada. (puj)

Wiadnyana

Winata

Suyadnya

Dewa Gede Oka

Bentrok Kemoning-Budaga

Tersangka Jadi 11 Orang Semarapura (Bali Post) Tersangka kasus bentrokan Kemoning - Budaga terus bertambah. Setelah polisi menetapkan Made Suarta sebagai tersangka, Senin (19/9) lalu, polisi kembali menetapkan sepuluh tersangka lainnya, Selasa (20/9) kemarin. Jumlah tersangka dipastikan akan terus bertambah karena polisi masih intensif memperdalam pemeriksaan.

SASARAN

‘’Penyidikan masih terus kami dalami. Saksi-saksi masih kami panggil,’’ ungkap Kapolres Klungkung AKBP Tri Wahyudi. Pemeriksaan saksi-saksi terus diintensifkan dan secara maraton (siang-malam) di ruang pemeriksaan Reskrim Polres Klungkung. Tidak hanya mencocokkan saksi dengan berbagai senjata tajam yang diamankan polisi (BB), juga dikembangkan ke lokasi kejadian dan rumah-rumah saksi, bahkan hingga ke Denpasar. Tidak sedikit saksi menyembunyikan barang bukti di rumahnya atau membuang barang bukti di lokasi kejadian, seper-

ti di sebelah barat Rumah Sakit Klungkung. Wakapolres Suwahyu menyatakan polisi telah menetapkan sepuluh tersangka tambahan (setelah tersangka pertama Made Suarta). Lima di antaranya dari Kemoning yakni Nyoman Suasta alias Roi dengan alat yang dibawa berupa linggis, Kadek Agus Wijaya (pedang), Wayan Widiana (linggis), Made Mas Suryadarma (linggis) dan Komang Setiawan alias Komang Apel (pedang). Lima lainnya dari Budaga yakni Wayan Teja Buana (kayu), Wayan Juli Artawan (pedang), Wayan Suka (tombak), Made Candra Arimbawa (pedang)

dan Kadek Adi Pramarta (pedang dan tombak). ‘’Tersangka dijerat Undangundang (UU) Darurat 12 Tahun 1951 pasal 2 yakni menguasai, memiliki senjata tajam untuk melakukan tindakan anarkis,’’ ujar Wakapolres Suwahyu yang saat itu didampingi Kasubag Humas Polres Klungkung AKP I.B. Syiwa. Terkait provokator pemicu bentrok yang mengakibatkan seorang warga Budaga Ketut Ariaka tewas dan 43 warga lain luka-luka, Wakapolres menyatakan masalah tersebut masih terus didalami. Hal. 23 Rp 100 Ribu

TERSANGKA WARGA KEMONING 1. Nyoman Suasta (linggis) 2. Kadek Agus Wijaya (pedang) 3. Wayan Widiana (linggis)

WARGA BUDAGA 1. Wayan Teja Buana (kayu) 2. Wayan Juli Artawan (pedang) 3. Wayan Suka (tombak)

4. Made Mas Suryadarma (linggis) 4. Made Candra Arimbawa (pedang) 5. Komang Setiawan (pedang) 5. Kadek Adi Pramarta 6. Made Suarta (pisau lipat) (pedang dan tombak).

grafis/dewiryawan

Aparat Langgar HAM Protap Pengamanan Dilanggar BENTROK massa Kemoning-Budaga telah menewaskan satu orang dengan luka tembakan di kepala. Sementara belasan lainnya mengalami luka tembak di pantat, betis dan pinggang. Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Drs. Hariadi, Senin (19/9) lalu menyatakan aparat kepolisian telah melakukan tindakan sesuai prosedur. Bahkan, Gubernur Bali Mangku Pastika yang mantan Kapolda Bali juga mendukung langkah tegas aparat. Namun di balik ketegasan itu, banyak warga yang mempertayakan tembakan aparat yang dinilai membabi buta. Mereka menilai aparat kepolisian melakukan kekerasan. Ketua Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Advokat Indonesia (DPC Ikadin) Denpasar I Made Suardana menilai kasus ini merupakan kasus yang harus dituntaskan. Ia dengan tegas mengatakan supaya tindakan kekerasan aparat terhadap pembubaran massa saat bentrok antarwarga Budaga-Kemoning, harus diadili sesui hukum yang berlaku. Kata dia, pihak kepolisian terkesan membela diri dalam kasus ini. Namun, fakta di lapangan tindakan penembakan polisi ke arah massa itu membabi buta. Atas fakta-fakta itu, ia mengatakan aparat kepolisian jelas-jelas melanggar hak asasi manusia (HAM) sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 ayat (6). Oleh karena itu, pelaku kekerasan tersebut baik yang melakukan maupun yang memerintahkan tindakan kekerasan tersebut dapat diadili secara hukum. Dijelaskan, pembubaran massa dengan mengeluarkan tembakan, semestinya paling terakhir dilakukan, meski senjata tersebut menggunakan peluru karet. Namun sangat berbeda dengan peristiwa pembubaran massa yang bentrok 17 September 2011 lalu. Semestinya, sebelum mengeluarkan tembakan peringatan, polisi sepatutnya melakukan hal lainnya seperti pengerahan anjing, water cannon dan gas airmata. Saat itu polisi hanya menyemprotkan air dari mobil water cannon. Sementara pengerahan anjing pengusir massa dan penyemprotan gas airmata tidak dilakukan sama sekali. (kmb21)

Bali Post/bal

Kemoning-Budaga Kondusif

Aparat Tetap Disiagakan Semarapura (Bali Post) Suasana kedua desa adat berkonflik (Kemoning-Budaga), Selasa (20/9) kemarin tampak kondusif. Warga masing-masing beraktivitas secara normal. Sementara di perempatan Rumah Sakit (RS) Klungkung yang merupakan pertemuan pintu keluar Kemoning bagian barat dan Budaga bagian selatan, masih dijaga aparat. Di antaranya Satu Kompi Brimobda Bali, satu kompi Sipur, Dalmas Pol-

res dan Polda Bali masingmasing satu peleton. Pengamanan dilakukan sampai batas waktu tak ditentukan atau sampai memungkinkan dilakukan pergeseran. ‘’Pergeseran baru dilakukan ketika situasi sudah memungkinkan,’’ ungkap Kapolres Klungkung AKBP Tri Wahyudi. Pantauan di wilayah Kemoning terlihat warga lalu-lalang seperti biasa di Jalan Jempiring yang merupakan

jalan raya di wilayah itu. Tak hanya berkendaraan, juga yang berjalan kaki. Warungwarung, minimarket serta usaha lain juga buka seperti biasa. Bahkan, siswa dari Kemoning yang bersekolah di SMA Yapparindo yang tempatnya berada dekat dengan Budaga, juga masuk seperti biasa. Ada yang mengendarai sepeda motor, ada juga yang berjalan kaki. Hal. 23 Berjalan Kaki

KIB II Segera Dirombak

Bali Post/dok

Yudhoyono

Jakarta (Bali Post) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sedikit petunjuk untuk menjawab rasa penasaran publik atas isu reshuffle kabinet yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Publik diharapkan bersabar menunggu. Petunjuk tersebut disampaikan Presiden sebelum menerima pengurus Yayasan Batik Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (20/9) kemarin. Kepala Negara yang didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II menyapa kerumunan wartawan. ‘’Apa topiknya hari ini?’’ tanya Presiden. Soal reshuffle kabinet, Pak. Presiden langsung menjawab, ‘’Reshuffle? Tunggu tanggal mainnya.’’

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa menjelaskan perombakan (reshuffle) kabinet dilakukan dalam rangka melakukan akeselerasi atau percepatan dalam tiga tahun ke depan. Daniel mengatakan saat ini sedang disiapkan tim yang siap untuk memikul suatu tugas baru yaitu akselerasi tiga tahun ke depan. Tim baru kabinet nanti diharapkan memiliki semangat dan komitmen baru untuk berlari lebih cepat. ‘’Kita akan lari dalam pengertian lari lebih cepat lebih lama seperti maraton,’’ ujarnya. Istilah ‘’tim baru’’ itu muncul lantaran sebagian orangnya baru diganti atau bergeser. Namun, menurutnya, jauh lebih penting dari itu sebe-

narnya adalah komitmen baru, semangat baru untuk tiga tahun sisa masa pemerintahan SBY. Sejauh ini, proses reshuffle masih dalam taraf perbincangan terbatas antara Presiden dan Wapres Boediono. Pembicaraan ini dipastikan akan diperluas dengan melibatkan partai politik yang tergabung dalam Sekretriat Gabungan (Setgab) Koalisi Pendukung Pemerintah. Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengakui adanya rencana perombakan susunan kabinet dalam dua tahun kinerja KIB II. Kalimat, ‘’tunggu tanggal mainnya’’, menurut Julian, bisa diartikan Presiden sedang membahas dan pada waktunya akan memutuskan dan

mengumumkan terhadap rencananya itu. Poinnya itu kan berarti ada rencana. Artinya kalau kita bilang, tunggu tanggal mainnya tentunya sudah ada. Soal waktunya, Julian mengatakan bisa dilakukan dalam waktu dekat atau agak lama. Sekjen DPP PKS Anis Matta mengungkapkan reshuffle yang makin menguat dinilainya bukan didasarkan pada kinerja menteri-menteri, namun disebabkan oleh pembagian logistik menjelang pemilu 2014. Indikasinya dapat dilihat dari tidak adanya komunikasi antara Presiden dan pimpinan partai politik. Oleh karena itu, PKS menilai bahwa isu reshuffle berorientasi pada pengaturan logistik daripada kinerja kabinet. (kmb4/010)

MASIH DIJAGA - Kedua desa pakraman — Kemoning dan Budaga — Selasa (20/9) kemarin masih dijaga aparat. Dua desa bertetangga itu dijaga satu kompi Brimobda Bali, satu kompi Sipur, Dalmas Polres dan Polda Bali masing-masing satu peleton. Pengamanan dilakukan sampai batas waktu tak ditentukan atau sampai memungkinkan dilakukan pergeseran.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.