Edisi Jumat 21 Agustus 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

8 HALAMAN

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 4 TAHUN KE 73

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

jumat wage, 21 agustus 2020 Pelaku Perusakan Baliho Kapolda Diburu Polisi Perusakan baliho Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab di simpang Tohpati dan Jalan Kamboja, Denpasar, kini ditelusuri pihak kepolisian. DENPASAR | HAL. 2

balipost http://facebook.com/balipost

PUPR Mulai Perbaiki Pasar Desa Adat Penarungan Pasar tradisional milik Desa Adat Penarungan, Kecamatan Mengwi, yang terbakar pada Senin (3/8) lalu, mulai diperbaiki. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung telah mengerahkan pekerja untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. BADUNG | HAL. 3

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Oknum Polisi ‘’One Million, No Problem’’ Diperiksa Beredarnya video viral dugaan tilang ilegal oleh oknum polisi terhadap wisatawan asal Jepang ditindaklanjuti Polres Jembrana. Lokasi pengambilan video ini diduga di wilayah hukum Polsek Pekutatan. JEMBRANA | HAL. 4

Gubernur Koster Dorong Penggunaan Pangan Lokal

‘’Kecerdasan artifisial menjadi dasar keunggulan inovasi Indonesia di masa depan. Kita harus menjadikan inovasi sebagai suatu spirit, suatu semangat yang muncul di kalangan masyarakat kita. Karena hanya dengan menjadi masyarakat inovatiflah kita bisa menciptakan negara maju.’’

Denpasar (Bali Post) Kebijakan yang serius di bidang pertanian dari hulu ke hilir diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Bali. Tidak hanya dari aspek ketersediaannya, tetapi juga kualitas pangan itu sendiri. Untuk menghasilkan pangan berkualitas, perlu dikembangkan ragam pangan yang disesuaikan dengan kondisi alam masing-masing daerah.

’’Ke depan, pasar untuk distribusi pangan lokal juga perlu terus dibangun. Termasuk bagaimana agar pangan lokal dapat diserap secara maksimal di hotelhotel dan restoran.’’ Wayan Koster Gubernur Bali

Bali Post/ist

PANGAN - Gubernur Bali Wayan Koster pada acara Gerakan Diversifikasi dan Ekspose UMKM Pangan Lokal Tahun 2020 di Provinsi Bali, Rabu (19/8).

Pandemi, Momentum Perbaiki Kerentanan Sistem Pangan Nasional Jakarta (Bali Post) – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan, pandemi Covid-19 menunjukkan sejumlah kerentanan terhadap sistem pangan nasional, sehingga harus diarahkan sebagai momentum guna memperbaiknya. ‘’Kenormalan baru di sistem pangan Indonesia tidak boleh sekadar kembali ke status quo dengan tambahan protokol kesehatan Covid-19. Sekarang adalah momentum untuk memperbaiki kerentanan yang ada, membangun sistem pangan yang tangguh dan tahan atas kejutan, dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia yang berkelanjutan,’’ kata Felippa Ann Amanta dalam siaran pers, Kamis (20/8) kemarin. Menurut Felippa, ketika pandemi, beberapa provinsi mengalami kekurangan atau defisit kebutuhan pokok, seperti beras, gula, jagung, cabai, bawang merah dan bawang putih. Selain itu, harga beberapa komoditas pangan cenderung naik di saat pendapatan masyarakat Indonesia menurun. Ia mengingatkan, bila harga jual menjadi anjlok, pendapatan petani pun menurun. Menurunnya pendapatan petani juga tercermin dari nilai tukar petani yang juga ikut turun. ‘’Sistem pangan Indonesia merupakan suatu sistem kompleks dengan berbagai dimensi, mulai dari produksi domestik, perdagangan internasional, perdagangan melalui pasar, retail, dan horeka, serta rantai pasok di antaranya. Banyak tantangan di sistem ini yang semakin diuji selama pandemi Covid-19, seperti produktivitas domestik yang rendah, proses impor yang terhambat peraturan sendiri dan distribusi pangan,’’ katanya. Untuk itu, menurutnya, pemerintah perlu memiliki prioritas yang jelas untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran serta fokus pada pembenahan produksi pangan. Felippa menyoroti bahwa awal tahun ini, anggaran Kementerian Pertanian dipangkas Rp 7 triliun untuk dialihkan ke penanganan Covid-19. Di saat yang bersamaan, lanjutnya, kebutuhan stimulus dan program pokok terus bertambah, baik untuk program penguatan produksi maupun program bantuan sosial untuk petani. Ia menambahkan, produktivitas dan produksi pertanian Indonesia masih belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik. Hal. 7 Menentukan Arah Kebijakan

BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19.

Harga Anjlok Produk Susah Dijual

Bali Post/kmb40

KUBIS - Tanaman kubis siap panen yang tidak dipanen oleh petani karena tidak laku dijual.

Bangli (Bali Post) – Petani sayur-mayur di Kabupaten Bangli sangat merasakan dampak pandemi Covid-19. Sejak pandemi melanda, harga sayur anjlok. Tak hanya harganya yang sangat murah, hasil panen mereka juga susah dijual.

1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 KAMIS, 20 AGUSTUS 2020 Jumlah Penerimaan Hari Ini Jumlah Penerimaan Sebelumnya Total Penerimaan

Rp Rp Rp

50.000 50.000 65.985.000 66.035.000

Nasib apes seperti itu dialami I Wayan Paris, petani sayur di Desa Bayunggede, Kintamani. Ia mengungkapkan, sejak munculnya wabah Covid-19, harga jual produk pertaniannya jauh dari harga normal. Sebagai contoh, sayur kubis yang biasanya laku terjual di kisaran harga Rp 1.0002.000 per pohon, kini harganya anjlok di bawah Rp 1.000 per pohon. Mirisnya lagi, sudah harganya murah, sayuran itu pun susah dijual. ‘’Tidak ada yang beli. Saya sudah lepas Rp 500, tetap tidak ada yang beli,’’ keluhnya. Paris mengaku membudidayakan tanaman kubis

di ladangnya sekitar 10 ribu pohon. Semuanya sudah siap panen. Untuk menanam kubis sebanyak itu, ia harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit. Sekitar Rp 10 juta lebih. Karena harganya anjlok dan tidak ada yang beli, ia terpaksa harus rela menelan kerugian sebanyak itu. ‘’Sekarang tanaman kubisnya saya biarkan saja di ladang. Dijadikan pupuk,’’ ujarnya. Selain kubis, kata Paris, harga produk pertanian lainnya seperti cabai merah besar juga terdampak pandemi Covid-19. Sebelum menanam kubis, ia mengaku sempat menanam cabai merah besar. Saat itu hasil panen cabai merah besarnya hanya laku Rp 4 ribu per kilogram. Padahal untuk menanam cabai tersebut, ia harus mengeluarkan modal Rp 7 ribu per pohon. Sementara dari satu pohon, hasil panen yang didapat sekitar setengah kilogram. ‘’Jadi sekarang ini petani betul-betul merugi. Tidak ada petani yang bisa dapat untung,’’ ujarnya. Paris berharap pemerintah memperhatikan nasib petani. Pemerintah juga diminta mencari solusi agar petani tidak terus merugi saat musim panen. Hal. 7 Pemerintah Diharapkan

Bali Post/olo

KAKAO - Gubernur Bali Wayan Koster saat mengunjungi Subak Dwi Mekar Pohsanten untuk pelepasan ekspor biji kakao, Kamis (20/8) kemarin.

Pembangunan Pertanian dari Hulu ke Hilir POTENSI produksi kakao di Kabupaten Jembrana cukup tinggi. Guna mengembangkan potensi tersebut, Pemprov Bali akan memfasilitasi dan memberikan dukungan untuk pembangunan sektor tersebut dari hulu ke hilir. ‘’Ini harus kita dorong terus sehingga produksi petani terus meningkat. Begitu pula dengan areal pertaniannya diperluas,’’ ujar Gubernur Bali Wayan Koster pada acara pelepasan ekspor biji kakao fermentasi ke Jepang di UPH Amerta Urip, Subak Abian Dwi Mekar, Desa Poh Santen, Mendoyo, Kamis (20/8) kemarin. Koster menegaskan, ekspor biji kakao ini menjadi ba-

gian dari upaya membangun prekonomian Bali yang berbasis pertanian. Dikatakan, visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’, salah satu program pembangunan pertaniannya adalah meningkatkan produktivitas pangan termasuk yang menjadi keunggulan adalah kakao. ‘’Ini akan kita dorong terus. Ini merupakan bagian dan strategi kita di Bali dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’,’’ ujar pria yang juga Ketua DPD PDI-P Bali ini. Koster mengatakan, struktur fundamental perekonomian Bali selama ini bertumpu pada pariwisata. Hal. 7 Sumber Utama

Perangi Narkoba Perlu Kesamaan Persepsi

Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui :

Rp

juga perlu terus dibangun. Termasuk bagaimana agar pangan lokal dapat diserap secara maksimal di hotelhotel dan restoran,’’ imbuh Ketua DPD PDI-P Bali ini. Menurut Koster, produk pertanian yang bisa diberdayakan sebagai produk pariwisata, nantinya akan meningkatkan kesejahteraan para petani. Di sisi lain, masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya diversifikasi pangan. Kemudian, mengekskalasi UMKM pangan agar dapat berkembang usahanya. ‘’Dengan demikian, pada saatnya akan dapat menurunkan ketergantungan konsumsi beras dan meningkatkan konsumsi pangan lokal sumber karbohidrat lainnya,’’ paparnya. (kmb32)

Nasib Petani Sayur di Masa Pandemi Covid-19

NASIONAL

Ayu

‘’Apa yang cocok ditanam sesuai kondisi daerah, maka pangan tersebut menjadi konsumsi masyarakatnya,’’ ujar Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara Gerakan Diversifikasi dan Ekspose UMKM Pangan Lokal Tahun 2020 di Provinsi Bali di halaman Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Rabu (19/8) lalu. Koster mendorong penggunaan pangan lokal yang ketersediaannya cukup berlimpah. Dengan demikian, ekonomi masyarakat akan bergerak dari hasil pertanian lokalnya. Terlebih hasil pangan lokal Bali tidak kalah kualitasnya dengan pangan dari luar. ‘’Ke depan, pasar untuk distribusi pangan lokal

PEREDARAN narkoba ternyata justru meningkat pada masa pendemi Covid-19. Tidak hanya dari sisi pengedar yang bertambah, tetapi juga penggunanya. Dalam memutus mata rantai narkoba yang selama ini terkesan

sulit diberantas, perlu sinergi semua pihak, seperti pihak lembaga pemasyarakatan (lapas), kepolisian, BNN dan masyarakat. Pengacara dan pegiat antinarkoba Togar Situmorang, S.H., M.H., M.AP. mengatakan, dari data kasus di BNN, kasus narkoba semakin meningkat terutama dari bandar golongan menengah ke bawah karena di masa pandemi ini. Banyak di antara mereka yang tidak bekerja, sehingga tidak mendapatkan income. ‘’Ini rawan sekali untuk diajak para pengedar atau para distributor, bandar-bandar besar untuk merangkul mer-

eka mengedarkan narkoba,’’ ujar Togar Situmorang saat wawancara khusus Bali Post Talk serangkaian HUT ke-72 Bali Post, Gerakan Satu Juta Krama Bali Mewujudkan Bali Era Baru, Rabu (19/8). Togar Situmorang menambahkan, kondisi ekonomi sulit di masa pandemi, tidak ada pekerjaan, banyak yang dirumahkan, daya beli menurun membuat orang tergiur untuk menjadi pengedar. Sedangkan pengguna (korban - red), sesuai perkembangan zaman juga bertambah karena cara bandar mengedarkan dengan berbagai cara. Salah satunya, menggu-

nakan makanan anak-anak, snack, permen. ‘’Mereka sudah berani masuk ke siswa-siswa, yaitu SD, SMP, SMA. Ini yang kita khawatirkan. Karena peredaran sudah marak dan sudah sampai ke segmen anak sekolah, ini sangat mengkhawatirkan dan grafiknya semakin meningkat,’’ katanya mengingatkan. Hal. 7 Memutus Togar Situmorang Mata Rantai

Bali Post/kmb


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Jumat 21 Agustus 2020 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu