20 HALAMAN
NOMOR 3 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948
perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (158rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
Minggu Paing, 20 Agustus 2017
@balipostcom (4.812 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
I Gede Siman Bawa Bendera RI di SEA Games
Kuala Lumpur Pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara (SEA Games) ke-29 secara resmi dibuka di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (19/8) malam kemarin. Pembukaan SEA Games dilakukan Yang Dipertuan Agong (Raja) Malaysia, Sultan Muhammad V. Pembukaan juga dihadiri Perdana Menteri Malaysia Dato Najib Razak dan Wakil Perdana Menteri, Ahmad Zahid Hamidi. Kontingen Brunei Darussalam tampil pertama kali dilanjutkan Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, Vietnam, dan terakhir tuan rumah Malaysia. Indonesia mengirimkan sekitar 200 orang atlet dan personel untuk mengikuti pembukaan. Pada defile kontingen, atlet dan official menggunakan pakaian jas berwarna biru dongker. Adapun pembawa bendera adalah perenang asal Bali, I Gede Siman Sudartawa. Indonesia menjadi kontingen terbesar ketiga pada pelaksanaan SEA Games 2017 dengan kekuatan 948 orang yang terbagi atas atlet dan official. Thailand menjadi negara yang paling banyak mengirimkan personel yaitu 1.264 orang yang terdiri 818 atlet dan 446 official. Sedangkan tuan rumah Malaysia berada di posisi dua dengan 1.234 orang yang terdiri dari 844 atlet dan 390 official. Hal. 19 Timor Leste
BPM/ant
UNJUK RASA - Karyawan korban PHK PT Freeport Indonesia berunjuk rasa di Cek Point Mile 28, Timika, Papua, Sabtu (19/8) kemarin. Mereka membakar sejumlah kendaraan dan memblokade jalan utama.
Karyawan Freeport Mogok
Bakar Kendaraan dan Blokade Jalan
Timika (Bali Post) -
PT Freeport Indonesia terus bergejolak pascapemecatan karyawan. Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya melakukan mogok kerja di Timika, Papua. Sejumlah kendaraan berat dan puluhan sepeda motor dirusak dan dibakar.
BPM/ant
BALI - Atlet asal Bali Siman Sudartawa mengibarkan bendera Merah Putih saat defile pembukaan SEA Games.
Para karyawan beserta istrinya hingga Sabtu (19/8) malam kemarin masih memblokade ruas jalan utama yang menghubungkan Timika ke Tembagapura, tak jauh dari Check Point 28. Imbauan Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon bersama Ketua DPRD Mimika Elminus Mom agar
karyawan mogok segera kembali ke rumah masing-masing dan segera mengosongkan akses jalan Freeport tersebut tidak diindahkan massa. Sekalipun Kapolres Mimika mengancam akan membubarkan secara paksa, namun massa bersikeras tidak mau meninggalkan lokasi itu. ‘’Kami tidak mau bergeser
dari sini. Silakan DPRD dan aparat keamanan hadirkan manajemen PT Freeport di tempat ini. Kami sudah lima bulan menderita tidak menerima gaji karena dipecat sepihak oleh perusahaan. Kami minta Freeport segera menyelesaikan persoalan ini sekarang juga,’’ teriak sejumlah karyawan mogok.
(19/8) kemarin mengatakan, wacana itu memang pernah diketahui. Akan tetapi, hingga sekarang dirinya justru tidak mengetahui tindak lanjut dari keinginan pemerintah pusat tersebut. Bukan hanya realisasi programnya, akan tetapi dia belum mengetahui secara detail kemasan sekolah yang diwacanakan berbasis Hindu tersebut. Hal. 19 Seperti Madrasah
PEMERINTAH Kabupaten Badung terus berupaya meningkatkan jumlah sekolah, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bernuansa Hindu. Langkah ini guna mencentak generasi yang berbudaya dan berjiwa nasionalisme. Program tersebut mendapat dukungan dari wakil rakyat di DPRD Badung. Mereka mengapresiasi program pemerintah setempat mengembangkan sekolah PAUD bernuansa Hindu. Bahkan, legislator berharap muatan lokal ini diterapkan hingga ke jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anggota DPRD Badung I Nyoman Sentana mengatakan
sekolah bernuansa Hindu bukan berarti mengajarkan siswa agama Hindu, namun, lebih kepada budaya dan seni yang berkembang di Pulau Dewata, sehingga warisan leluhur tersebut tidak tergerus zaman. ‘Sekarang tidak semua anak-anak bisa berbahasa Bali dengan baik. Mereka kebanyakan bahasa Indonesia, kalau pun bisa kebayakan bahasa yang dipakai campuran,’’ ujarnya. Karena itu, Badan Kehormatan (BK) DPRD Badung ini berharap pengembangan pendidikan bernuansa Hindu bisa diperluas ke tingkat SD dan SMP. Hal. 19 Paham Terorisme
Sambil menunggu proses negosiasi dengan manajemen PT Freeport, Elminus mengajak karyawan mogok untuk kembali ke rumah. Namun, permintaan tersebut secara tegas ditolak massa karyawan mogok. Elminus meminta karyawan mogok agar tidak memperluas aksi perusakan dan pembakaran fasilitas milik Freeport dan menjaga keamanan agar jangan sampai aksi mereka ditunggangi oleh pihak-pihak lain. Hal. 19 Aksi Anarkis
Bali Perlu Miliki Sekolah Hindu
Disdikpora Menunggu, DPRD Buleleng Mendukung KEMENTERIAN Agama (Kemenag) RI sejak lama mewacanakan membuka sekolah Hindu di Indonesia. Sayang, hingga sekarang wacana itu tidak jelas tindak lanjutnya. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng belum mengetahui kepastian wacana itu. Sementara, Komisi IV DPRD Buleleng menyambut baik rencana tersebut. Kepala Disdikpora Gede Suyasa saat dihubungi Sabtu
Ketua DPRD Mimika Elminus Mom kepada massa menyampaikan bahwa kalangan dewan setempat segera menyurati manajemen PT Freeport untuk menyelesaikan masalah pemogokan ribuan karyawan yang telah berlangsung sejak April dan Mei lalu. ‘’Kami harus punya dasar untuk memanggil Freeport. Malam ini juga kami akan menyurati Freeport. Kalau mereka tidak datang, ada aparat keamanan yang bisa membawa paksa mereka,’’ kata Elminus.
Umat Hindu kini tersebar di seluruh Indonesia. Mereka memerlukan model pendidikan yang khusus juga di samping dalam hal pembinaan agama. Ketika umat Hindu memperingat turunya Ilmu Pengetahuan, Hari Suci Saraswati, Sabtu (19/8) kemarin, muncul ide agar Bali memiliki sekolah Hindu.
Badung Gelontorkan Rp 2,5 M
SELAMA ini untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, semua sekolah di Bali umumnya menerapkan kurikulum nasional namun berbasiskan Hindu. Sekolah Hindu yang dimaksud benar-benar dikelola secara khusus kehinduannya di bawah Kemenag belum ada di Bali. Pengamat pendidikan yang juga Ketua PGRI Bali
Dr. Gede Wenten Aryasuda, M.Pd., Sabtu (19/8) kemarin, mengungapkan pendirian sekolah Hindu sangat urgen. Selama ini, sekolah yang ada belum mampu menyerap dana dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk muatan Hindu. Alasannya, semua sekolah dasar dan menengah di Bali berada di bawah Kemendikbud. Sekalipun ada sekolah yang berbasiskan Hindu seperti Dwijendra, Saraswati, dan PGRI, hanya menyentuh sebagian dari kehidupan keumatan. Bagi dia, bukan mengejar anggaran Kemenag yang utama, namun adanya keberlangsungan kaderisasi keumatan serta sentuhan Hindu secara total. Makanya dalam sekolah Hindu ini diperlukan asrama. Mereka juga disiapkan menjadi calon pemimpin umat dan pemimpin bangsa. Bali, kata dia, memerlukan sekolah Hindu yang benar-benar murni pengajaran Hindu seperti madrasah dan pesantren. Hal. 19 ”Tri Hita Karana”
Izin Sekolah Hindu Sulit Keluar
BPM/025
TIRTHA - Anak-anak Hindu berebut tirtha saat perayaan hari Saraswati.
SEKOLAH Hindu di Bali memang tidak ada salahnya. Kendati, penekanan utama pendidikan di sekolah selain menuntut ilmu adalah budi pekerti. Artinya, budi pekerti tidak hanya menjadi materi wajib di sekolah berbasis agama, tetapi juga di sekolah umum. ‘’Kalau memang ada sekolah Hindu bagus, tapi kalaupun seko-
lah biasa tapi pelajaran konten lokalnya lebih ditingkatkan kan bagus juga. Kalaupun ada sekolah Hindu, izin Hindu itu agak sulit keluarnya,’’ ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Wirya saat dikonfirmasi Sabtu (19/8) kemarin. Hal. 19 Sangat Berat
Mengintip Pasraman Gurukula di Bangli
Kewalahan Tangani Keperluan Makan Siswa
BPM/025
HINDU - Inilah salah satu potret siswa sekolah Hindu.
Sekolah Pasraman Gurukula menjadi satu-satunya lembaga pendidikan di Bangli yang mampu menyeimbangkan pengetahuan umum dan pendidikan Agama Hindu. Sekolah Pasraman Gurukula ini juga masih ‘’kering’’ bantuan dari pemerintah dan Kemenag.
SEKOLAH Pasraman Gurukula di Bangli menyelenggarakan pendidikan mulai tingkat TK hingga SMA itu. Kini memiliki ratusan siswa yang berasal dari berbagai daerah. Sebagian besar siswa yang ditampung dan dibina di sekolah Gurukula berasal dari keluarga kurang mampu. Kepala Sekolah Pasraman Gurukula Wayan Arsada, Sabtu (19/8) kemarin menjelaskan, Sekolah Pasraman Gurukula dirintis sejak tahun 2003. Dua tahun kemudian atau pada tahun 2005, sekolah yang berdiri di Kelurahan Kubu Bangli itu diresmikan. Peresmiannya di-
lakukan oleh Menteri Agama, Gubernur Bali, dan Bupati Bangli yang menjabat kala itu. Kemudian pada tahun 2006, Sekolah Pasraman Gurukula mulai menerima siswa SMP sebanyak 20 orang. Seiring berjalannya waktu, sekolah rintisan mantan Bupati Bangli, Nengah Arnawa, yang dibangun dengan tujuan utama untuk membantu anakanak kurang mampu dan berasal dari daerah tertinggal terus berkembang. Pendidikan yang diselenggarakan pun bertambah. Saat ini, total jumlah siswa yang bersekolah di Sekolah Pasraman Gurukula mulai dari TK hingga SMA se-
banyak 143 siswa. ‘’Siswa yang selama ini kami bina berasal dari beragam latar belakang. Tidak hanya dari keluarga kurang mampu, namun ada juga anak-anak nakal yang dipecat dari sekolahnya dan terbelit dengan kasus hukum,’’ terangnya. Dikatakan Arsada, sistem belajar siswa di Sekolah Pasraman Gurukula berbeda dengan sekolah umum lainnya yang ada di Bangli. Usai mengikuti proses belajar mengajar di kelas, siswa yang diasramakan diberi tambahan pendidikan karakter. Hal. 19 Dua Kurikulum
Wayan Arsada
BPM/ina