terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
12 HALAMAN
NOMOR 154 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
senin kliwon, 20 januari 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
balipost http://facebook.com/balipost
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Jalan Rusak 159 Kilometer
Disperindag agar Inovatif
Awasi Masuknya Daging Kambing
Persoalan jalan rusak masih menjadi pekerjaan rumah Pemkab Tabanan. Adapun panjang jalan kabupaten mencapai 863,218 kilometer. Dari total jalan itu, sepanjang 159,063 kilometer dalam kondisi rusak berat.
Pasar Seni Geopark, Kintamani belum termanfaatkan secara optimal. Pasar geopark ini sepi sejak dioperasionalkan enam tahun lalu. Anggota Komisi II DPRD Bangli Gede Tindih menyayangkan kondisi itu. Disperindag pun agar melakukan kajian. BANGLI | HAL. 9
Antisipasi sejumlah penyakit dari luar, Karantina Pertanian Terpadu di Gilimanuk mengintensifkan pemeriksaan komoditi yang masuk dari Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk. Salah satunya daging kambing potong. Mengapa?
TABANAN | HAL. 7
JEMBRANA | HAL. 11
Demi Eksistensi Budaya Jaga Tanah Bali Salah satu kebijakan ‘’manusiawi’’ Pemerintah Hindia Belanda di era penjajahan adalah larangan orang Bali menjual tanah kepada orang asing. Tujuannya menjaga Bali dengan kebudayaan eksotis yang tiada duanya di dunia. Pemerintah Provinsi Bali saat ini yang mengusung visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ menuju Bali Era Baru, perlu mempertegas kembali kebijakan tersebut, yakni menjaga tanah Bali tetap dalam kepemilikan krama Bali.
T
anah Bali merupakan wadah berkembangnya budaya dan desa adat umat Hindu di Bali. Oleh karenanya, tanah Bali harus menjadi prioritas untuk dijaga demi eksistensi budaya Bali. Apalagi saat ini tanah Bali banyak yang telah beralih kepemilikan ke tangan orang non-Hindu untuk berbagai kepentingan mulai dari usaha hingga perumahan. ‘’Alam Bali, termasuk tanahnya harus dijaga. Karena tanah Bali merupakan wadah berkembangnya budaya Bali. Saat ini banyak alih fungsi lahan. Tidak hanya itu, saat ini banyak tanah Bali sudah beralih tangan ke tangan orang non-Hindu,’’ tandas budayawan Dr. Drs. A.A. Gde Raka, M.Si. Hal. 11 Tetap Eksis
Everton Siapkan Rp533 M Datangkan Emre Can EVERTON dikabarkan menyiapkan 30 juta poundsterling (setara Rp533 miliar) untuk mendatangkan mantan gelandang Liverpool asal Jerman, Emre Can, menurut laporan The Sun, Minggu (19/1) kemarin. Gelandang Juventus asal Jerman tersebut kini menjadi incaran pelatih anyar Everton, Carlo Ancelotti, setelah mengetahui bahwa Can tidak masuk rencana Sarri di klub Italia itu. Inter Milan juga telah memantau situasi pemain berusia 26 tahun itu, tetapi tidak setuju dengan harga yang diminta Juventus atau tingginya gaji sang pemain sebesar 100.000 poundsterling per pekan. Situasi tersebut telah membuka pintu bagi Everton untuk bergerak, tetapi dikhawatirkan ia tidak akan bergabung dengan rival sekota Liverpool itu. Mantan pemain Bayern Munchen itu telah menegaskan bahwa ia tidak akan setuju untuk pindah ke Manchester United karena menghormati Liverpool. Jadi masih harus dilihat apakah Can bersedia untuk gabung dengan rival bekas klubnya itu. Ancelotti memang ingin memperkuat skuad yang diwariskan pelatih sebelumnya, Marco Silva, yang dipecat bulan lalu. Bahkan, Ancelotti ingin mengontrak Can di bursa transfer musim panas lalu, ketika ia masih melatih Napoli. Namun, harga yang diminta oleh Juventus dianggap terlalu tinggi. Hal. 11 Tetap Bertahan
Harian Bisnis Bali Kebijakan Elpiji 3 Kg Dalam Kajian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan rencana pemerintah mengatur ulang kebijakan distribusi elpiji 3 kg. Saat ini masih dalam tahap kajian. www.bisnisbali.com
Harian DENPOST Ratusan Orang Lakukan Reboisasi Kondisi hutan di kawasan Bali Barat kini memprihatinkan. Ini membuat Relawan Peduli Hutan bersama KPH Bali Barat untuk melakukan gerakan reboisasi. www.denpostnews.com
Bali Binasa: Di Ambang Kenyataan? Miguel Covarrubias penulis buku ‘’The Island of Bali’’ pernah menulis sebuah artikel berjudul ‘’Bali Binasa: Sebuah Spekulasi’’. Tulisan tersebut menjadi salah satu artikel di buku ‘’Bali Tempoe Doeloe’’ yang disusun Adrian Vickers. Sebagai seorang pencinta Bali, Covarrubias juga memiliki kekhawatiran mengenai keruntuhan kebudayaan Bali akibat ancaman pariwisata dan modernisasi. Namun, berbeda dengan para
pengamat keruntuhan kebudayaan Bali, seniman multitalenta ini mengajukan optimismenya tentang ketahanan kebudayaan Bali. Bahwa manusia Bali memiliki kemampuan untuk tetap tegak menjaga otentisitasnya karena memiliki kepribadian yang unik. Optimisme Covarrubias sepertinya terbukti. Meski para pengamat keruntuhan kebudayaan Bali telah menentukan waktu kehancuran yaitu dari 1334 hingga 1908, lalu pada 1920, 1935, 1942, 1950, 1969, dan 1987, kenyataannya kebudayaan Bali masih tetap eksis. Pemerintah Hindia Belanda, sebagai penjajah di Bali, disebutkan Covarrubias, berperan cukup besar dalam menjaga
kebudayaan Bali. Salah satunya dengan mengeluarkan larangan menjual tanah kepada orang asing untuk dieksploitasi. Ini menjadi salah satu kebijakan manusiawi, selain larangan menghentikan tradisi satia yakni bunuh diri janda yang ditinggal mati dengan menceburkan diri ke api serta mengurangi kesewenang-wenangan kaum bangsawan terhadap rakyat jelata. Larangan menjual tanah kepada orang asing, sepertinya lahir dari kesadaran bahwa manusia Bali sangatlah lekat dengan tanahnya. Kebudayaan Bali tidak bisa eksis jika manusia Bali dipisahkan dari tanahnya. Artinya, jika tanah sampai dikuasai bukan lagi
oleh manusia Bali, maka kebudayaan Bali akan meredup hingga akhirnya menghilang. Tantangan yang dihadapi Bali kini, tidak seperti masa-masa sebelumnya terutama karena berlipat-lipatnya kekuatan arus modernisasi dan ekonomi kapitalistik. Utamanya dampak terhadap status kepemilkan tanah. Sebagai sebuah gambaran, saat ini begitu banyak warga negara asing (WNA) yang ‘’menguasai’’ properti di Bali, baik dalam bentuk tanah maupun vila. Penelitian dari Kelompok Kerja Krisis Nominee Indonesia (K3NI) di tahun 2015 lalu mengungkapkan data mengejutkan yakni ada hampir 10.500 bidang tanah dan 7.500
vila di Bali ‘’dikuasai’’ WNA. Ini belum termasuk peralihan kepemilikan tanah dari warga Hindu Bali kepada yang nonHindu yang jumlahnya semakin masif. Maka, Bali Binasa, sepertinya tidak lagi sebuah spekulasi namun sedang berada di ambang kenyataan. Bali binasa berarti kebudayaan Bali tidak lagi memiliki eksistensi. Karena tanpa kebudayaannya, apalah Bali yang tidak lebih hanya sebuah pulau tanpa memiliki lagi otentisitas yang membuatnya tiada duanya di dunia. Jika saja Covarrubias masih hidup dan tinggal di Bali, mungkin ia akan menulis ‘’Bali Binasa: Di Ambang Kenyataan’’. (nyoman winata)
China Ungkap Lagi Kemunculan 17 Kasus Corona Beijing – China pada Minggu (19/1) kemarin melaporkan kemunculan 17 kasus pneumonia lagi, yang disebabkan oleh jenis virus Corona baru. Peningkatan jumlah kasus tersebut menimbulkan kekhawatiran pada saat negara itu bersiap-siap merayakan Tahun Baru China, ketika banyak penduduk melakukan perjalanan. Tiga dari pasien-pasien tersebut mengalami sakit parah, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Kota Wuhan. Jumlah keseluruhan pasien yang terinfeksi penyakit itu, yang semuanya berada di Kota Wuhan di China Tengah, saat ini telah meningkat menjadi
62 orang. Dua di antaranya meninggal. Tahun Baru China merupakan liburan hari raya selama satu pekan, yang tahun ini dimulai pada 24 Januari. Virus terbaru itu berasal dari kelompok besar virus Korona, yang termasuk Sindrom Pernapasan Akut (SARS). Sebanyak hampir 800 orang di seluruh dunia meninggal karena SARS selama wabah pada 2002-2003, yang juga dimulai dari China. Amerika Serikat pada Jumat (17/1) mengatakan akan memulai upaya penyaringan di tiga bandar udara Amerika Serikat untuk melacak orangorang yang tiba dari Wuhan dan kemungkinan memiliki gejala demam. Kendati para
pakar mengatakan virus baru itu tidak tampak mematikan seperti SARS, tidak banyak yang tahu dari mana virus itu berasal. Juga tidak ada kejelasan soal apakah penularan bisa terjadi dari manusia ke manusia. Thailand telah melaporkan ada dua kasus virus tersebut, sementara Jepang melaporkan satu kasus. Sejauh ini semua kasus yang muncul berkaitan dengan orang-orang yang tinggal di Wuhan atau yang sempat bepergian ke kota itu. Bali juga mewaspadai ancaman virus Corona tersebut. Terlebih Bali kedatangan dua penerbangan langsung dari Kota Wuhan, China Tengah. Hal. 11 Penumpang Sakit
Bali Post/afp
PASIEN - Staf medis membawa pasien ke Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Sabtu lalu.