Edisi Rabu 19 Desember 2018 | balipost.com

Page 1

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost

Rabu Pon, 19 Desember 2018

16 HALAMAN

NOMOR 121 TAHUN KE 71

@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

Bade Padmanegara Karya Enam ’’Undagi’’ BADE Padmanegara yang mengantarkan almarhum Panglingsir Puri Blahbatuh I Gusti Ngurah Djelantik menuju Setra Ageng Blahbatuh memang menjadi perhatian banyak warga. Pasalnya, bade setinggi 24 meter ini tidak menggunakan tumpang seperti bade di puri-puri lainnya. Meski demikian, bade karya enam undagi asal Blahbatuh ini tetap nampak megah saat diusung ribuan krama menuju setra, Selasa (18/12) kemarin.

Upacara Palebon Puri Ageng Blahbatuh 18 Desember 2018 - Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh I Gusti Ngurah Djelantik - Palebon dengan lembu putih - Bade seberat 15 ton dan tinggi 24 meter - Bade Padmanegara (tidak menggunakan tumpang) - Bade diusung 3.000 krama dari 12 banjar dengan cara 10 estafet.

Upacara Palebon Puri Ubud 2 Maret 2018 - Palebon A.A.Niang Agung (96). Almarhumah merupakan istri kedua dari almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati - Palebon dengan lembu hitam - Bade tumpang sia (9) - Bade setinggi 27,5 meter dan berat 11 ton - Diusung oleh 3.910 krama, dengan cara estafet setiap 50 meter. - Kapolda Bali Petrus Golose ikut mengusung bade tersebut.

Upacara Palebon Puri Agung Klungkung 29 Juni 2014 - Palebon Ida Dewa Agung Istri Putra, permaisuri ketiga Raja Klungkung terakhir, Ida I Dewa Agung Oka Geg - Upacara palebon dengan lembu hitam, nagabanda, dan bade tumpang solas (11) - Bade setinggi 28 meter dan berat sekitar 6 ton. - Diusung dengan cara estafet, tiap estafet melibatkan 350 krama, dan total pengusung bade 6.500 krama.

Koordinator para undagi, Ketut Gede Setyawan, menjelaskan pengerjaan bade dengan bobot 15 ton ini memang dikebut karena mengejar puncak hari palebon Selasa kemarin. Dikatakannya, total pengerjaan bade tersebut memakan waktu 24 hari. Diungkapkan, total ada enam orang undagi asal Desa Blahbatuh yang dilibatkan untuk mengerjakan bade padmanegara ini. Selain para undagi, pengerjaan juga dibantu 25 orang pangayah. ‘’Konsep dan pengerjaan didesain para undagi,’’ katanya. Menurut pria 47 tahun ini, pengerjaan bade padmanegara untuk panglingsir Puri Blahbatuh ini memang melampaui ekspektasi. Pasalnya dari bentuk dasar, para undagi menambahkan tinggi bade menjadi 24 meter. Hal ini pun menyesuaikan dengan almarhum yang merupakan panglingsir Puri Blahbatuh

generasi XXIV. ‘’Lebar-nya memang kurang sedikit, karena tingginya ditambah, jadi memang ada makna tinggi 24 meter,’’ kata undagi yang kesehariannya bergerak di perusahaan tenun ini. Meski memiliki tinggi 24 meter, ia pun menjamin kekuatan bade tersebut, karena di bagian dalamnya menggunakan susunan bambu. ‘’Ini sudah sistem kita dalam membuat bade, di mana bagian dalamnya menggunakan bambu, sehingga bade tetap kokoh saat diusung krama,’’ katanya. Sementara itu putra al-

marhum, A.A. Ngurah Kakarsana, mengatakan konsep palebon menggunakan Bade Padmanegara ini sama dengan palebon raja terakhir Puri Ageng Blahbatuh I Gusti Ngurah Rai pada tahun 1962. ‘’Palebon tahun itu juga yang terakhir dengan nagabanda di Puri Ageng Blahbatuh,’’ ucapnya. Dikatakannya, bade padmanegara menggunakan ornamen 9 gunung. ‘’Ditambah seperti emas naga, gajah gambar, macan, angsa dan lainya, sehingga berjumlah sembilan,’’ tandasnya. (kmb35)

Upacara Palebon Puri Ageng Blahbatuh 18 Desember 2018 - Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh I Gusti Ngurah Djelantik - Palebon dengan lembu putih - Bade seberat 15 ton dan tinggi 24 meter - Bade Padmanegara (tidak menggunakan tumpang) - Bade diusung 3.000 krama dari 12 banjar dengan cara 10 estafet.

Upacara Palebon Puri Ubud 2 Maret 2018 - Palebon A.A.Niang Agung (96). Almarhumah merupakan istri kedua dari almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati - Palebon dengan lembu hitam - Bade tumpang sia (9) - Bade setinggi 27,5 meter dan berat 11 ton - Diusung oleh 3.910 krama, dengan cara estafet setiap 50 meter. - Kapolda Bali Petrus Golose ikut mengusung bade tersebut.

Upacara Palebon Puri Agung Klungkung 29 Juni 2014 - Palebon Ida Dewa Agung Istri Putra, permaisuri ketiga Raja Klungkung terakhir, Ida I Dewa Agung Oka Geg - Upacara palebon dengan lembu hitam, nagabanda, dan bade tumpang solas (11) - Bade setinggi 28 meter dan berat sekitar 6 ton. - Diusung dengan cara estafet, tiap estafet melibatkan 350 krama, dan total pengusung bade 6.500 krama.

I Gusti Ngurah Djelantik (Alm)

Upacara Palebon Puri Ageng Blahbatuh 18 Desember 2018 - Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh I Gusti Ngurah Djelantik - Palebon dengan lembu putih - Bade seberat 15 ton dan tinggi 24 meter - Bade Padmanegara (tidak menggunakan tumpang) - Bade diusung 3.000 krama dari 12 banjar dengan cara 10 estafet.

Upacara Palebon Puri Ubud 2 Maret 2018 - Palebon A.A.Niang Agung (96). Almarhumah merupakan istri kedua dari almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati - Palebon dengan lembu hitam - Bade tumpang sia (9) - Bade setinggi 27,5 meter dan berat 11 ton - Diusung oleh 3.910 krama, dengan cara estafet setiap 50 meter. - Kapolda Bali Petrus Golose ikut mengusung bade tersebut.

Ngaben Megah di Zaman ’’Now’’ Upacara Palebon Puri Agung Klungkung 29 Juni 2014

- Palebon Ida Dewa Agung Istri Putra, permaisuri ketiga Raja Klungkung terakhir, Ida I Dewa Agung Oka Geg - Upacara palebon dengan lembu hitam, nagabanda, dan bade tumpang solas (11) - Bade setinggi 28 meter dan berat sekitar 6 ton. - Diusung dengan cara estafet, tiap estafet melibatkan 350 krama, dan total pengusung bade 6.500 krama.dalam kelahirannya adalah BAGI umat Hindu ngaben

diyakini sebagai jalan pendakian sang Atma menuju alam keabadian Brahman, sesuai landasan teologi Brahman Atman Aikyam. Bahwa Atman dan Brahman adalah satu adanya. Atman adalah realitas absolut yang sama dengan Brahman dengan identitas yang identik. Oleh karenanya tujuan terakhir sekaligus tertinggi dari pergulatan kehidupan manusia

I Gusti Ketut Widana

melepaskan dengan mahardika sang Atman agar dapat kembali menyatu-bersatu pada Sang Sangkaning Paraning Dumadi. Mengupayakan itu, dalam pandangan umat Hindu ritual ngaben dianggap sebagai peristiwa paling penting, sehingga untuk melaksanakannya berbagai usaha, daya dan terutama dana ‘’diyadnyakan’’ (dikorbankan) meski tak jarang harus mengambil langkah ‘’baris-berbaris’’ (adep kanan adep kiri), menjual aset peninggalan leluhur. Hingga kemudian kata ngaben acapkali diplesetkan menjadi ngabehin, menghabiskan bahkan habis-habisan menguras harta kekayaan untuk yadnya sang mati, dengan mengabaikan kebutuhan sang hidup (keturunan). Bagi mereka yang berpunya (sugih), boleh jadi tidak masalah, namun bagi umat yang keadaan ekonominya (di bawah) standar jelas menjadi beban pikiran ketika dihadapkan dengan kewajiban ngaben dengan konotasi ngabehin. Hal. 15 Memperabukan Jasad

Gemar Anggrek dan Merakyat PALEBON Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh I Gusti Ngurah Djelantik XXIV berlangsung Selasa (18/12) kemarin. Ribuan warga Gianyar mengikuti upacara palebon menuju Setra Ageng Blahbatuh ini. I Gusti Ngurah Djelantik mengembuskan napas terakhir pada Kamis (15/11). Almarhum wafat di usia 74 tahun. Almarhum meninggalkan lima orang anak yakni A.A. Ayu Prawaniti, I Gusti Ngurah Jelantik, A.A. Ngurah Kakarsana, A.A. Ngurah Teja Kusuma dan A.A. Ngurah Putra Narayana. Selain itu almarhum juga meninggalkan lima orang cucu. Semasa hidup, almarhum yang lahir dari keluarga Puri Ageng Blahbatuh ini juga aktif dalam Forum Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Karena itu almarhum diketahui dekat dengan sejumlah raja Nusantara, tidak hanya di Indonesia, juga raja di wilayah Malaysia, Thailand dan Filipina. ‘’Semasa hidup almarhum memang aktif dalam forum,’’ ujar I Gusti Ngurah Jelantik, putra kedua almarhum. Meski lahir di keluarga puri, almarhum juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati. ‘’Beliau ini tidak suka ditinggikan, karena bagi beliau menyatu dengan masyarakat adalah yang utama,’’ katanya. Saat masih remaja almarhum juga dikenal sebagai penghobi anggrek. Bahkan berkat seratusan koleksi anggrek yang dirawat, mengantarkan I Gusti

Ngurah Djelantik ikut dalam kompetisi anggrek tingkat international. ‘’Saking banyaknya anggrek, bahkan dulu puri ini sering disebut Puri Anggrek,’’ tandasnya. (kmb35)

Bali Post/eka

PURI BLAHBATUH - Prosesi palebon Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh I Gusti Ngurah Djelantik, Selasa (18/12) kemarin. Ribuan warga menyaksikan prosesi palebon dengan bade setinggi 24 meter.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.