TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp. 60.000 ECERAN Rp 3.000
Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila
MINGGU PON, 19 JUNI 2011
20 HALAMAN NOMOR 297 TAHUN KE 63 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
Jagat Bali Pura Watu Klotok
Tempat Mohon Kesuburan dan Bebas Hama PURA Watu Klotok merupakan salah satu khayangan jagat di Bali dan menjadi pusat pasucian Ida Batara Pura Besakih. Berbagai upacara digelar di pura ini untuk permohonan keselamatan dan kesucian dunia. Seperti upacara Samudra Kerthi dan Dirgayusa Bumi, juga upacara mulang pakelem serangkaian upacara besar di Pura Besakih seperti Eka Dasa Rudra, Tri Bhuana, Eka Bhuana, Candi Narmada, Panca Bali Krama dan lainnya (nangkid, malukat, neduh). Termasuk digelar upacara mohon pakuluh (tirtha) oleh petani agar sawah mereka subur dan ter-
bebas dari hama. Pura Watu Klotok berada di Banjar Celepik, Tojan, Klungkung dengan panorama pantai selatan yang memesona. Keberadaannya mudah dijangkau, apalagi pascadibangunnya By-pass TohpatiKusamba. Pura Watu Klotok dipercaya sangat baik dijadikan objek matirtayatra. Terutama saat bulan purnama, umat membanjir datang ke sana untuk sembahyang dan meditasi. Malah, beberapa tokoh agama dan spiritual sering menyebut Pura Watu Klotok merupakan tempat yang mampu menghilangkan dahaga umat yang haus pen-
dalaman spiritual. Petani (krama subak) juga sering menggelar upacara untuk memohon agar tanah pertaniannya subur dan terhindar dari serangan hama. Upacara yang rutin digelar secara turun-temurun di antaranya upacara mohon pakuluh (tirtha), apalagi jika sawah sedang terserang hama. Upacara itu juga digelar untuk memohon keselamatan dan kesuburan. Upacaranya biasa disebut Neduh lan Pangusaban. ‘’Umat yakin, dengan permohonan yang tulus, kesuburan tanah akan terwujud. Hal.19 Anugerah Kesuburan
BPM/bal
Pura Watu Klotok
Penas XIII Dibuka
FAKTA
Keamanan Pangan Terancam BPM/ole
TERPEROSOK - Bus PO Nusantara yang mengangkut rombongan pegawai Dinas Bina Marga Pemkot Semarang, Jawa Tengah, terperosok ke jurang di wilayah Desa Gitgit, Jalan Raya Singaraja-Denpasar, Sabtu (18/6) kemarin.
Bus Terperosok ke Jurang 21 Orang Luka-luka Singaraja (Bali Post) Diduga akibat rem blong, bus yang mengangkut rombongan pegawai dan keluarga dari Dinas Bina Marga Pemkot Semarang, Jawa Tengah, masuk jurang di Jalan Raya Singaraja-Denpasar, km 1011, tepatnya di Dusun Perenanan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Sabtu (18/6) kemarin sekitar pukul 15.30 wita. Akibatnya, sebanyak 21 orang harus dirawat di RSUD Buleleng karena mengalami luka ringan dan berat serta beberapa di antaranya mengalami patah tulang. Bus milik PO Nusantara dengan nomor polisi K 1646 AB itu datang dari arah Bedugul menuju Singaraja. Begitu tiba di tikungan di wilayah Dusun Pererenan Bunut, Desa Gitgit, sopir bus Sulhadi tak bisa menguasai kemudi karena rem tiba-tiba tak berfungsi. Bus kemudian oleng dan masuk jurang. ‘’Pas masuk gigi tiga, rem mendadak tak berfungsi,’’ kata sopir Sulhadi di lokasi kejadian, kemarin. Untungnya, di tebing jurang terdapat tanah datar yang digunakan sebagai jalan menuju rumah warga. Selain itu, di tebing jurang itu juga terdapat pohon cengkeh yang cukup besar. Sehingga bus itu tak sampai terperosok ke dasar jurang dengan kedalaman sekitar 7 meter. Sebab, saat terperosok, badan bus dihalangi pohon cengkeh. Bus tersangkut di tebing yang agak datar dalam posisi miring dengan roda menghadap ke samping. Informasi menyebutkan, bus itu mengangkut 42 penumpang yang terdiri atas orangtua dan sejumlah anak-anak dan remaja. Saat bus terperosok, para penumpang panik dan mereka keluar menuju jendela bus yang pecah. Hal.19 Kondisi Kritis
LENSA
Tenggarong (Bali Post) Wakil Presiden Boediono mengingatkan bahwa keamanan pangan dunia kini terancam. Mengantisipasi hal ini terjadi di Indonesia, petani harus diberikan kekuatan. Keberpihakan terhadap pertanian, termasuk penyelamatan hutan dan antisipasi perubahan iklim, harus dilakukan secara jelas dan terarah. ‘’Saya menggarisbawahi satu tantangan besar yang sedang menghantam bangsa. Tantangan itu sudah mulai sekarang juga. Tantangan ini bersifat global dan bangsa-bangsa lain juga mengalaminya. Tantangan itu adalah bagaimana kita bisa menyediakan pangan yang cukup karena pertumbuhan kebutuhan pangan kita yang cepat atau food security. Indonesia harus aman dalam pangan,’’ kata Boediono dalam sambutannya sebelum membuka Pekan Nasional (Penas) XIII Petani-Nelayan di GOR Aji Imbut, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (18/ 6) kemarin. Keamanan pangan, lanjut Boediono, berkaitan dengan harga pangan yang kini melonjak tinggi. Hal.19 Perubahan Iklim
‘’Harga pangan kini melonjak tinggi. Situasi yang tidak stabil ini juga mengancam konsumen dan pelaku pertanian di seluruh dunia. Tak hanya itu, keamanan politik dan negara juga terancam karenanya.’’ Boediono Wakil Presiden RI
BPM/kmb
BIUS PENONTON - Sejumlah anak tampil semangat dan antusias membawakan kesenian tari dolanan anak-anak dalam pergelaran Parade Gong Kebyar Anak-anak yang dibawakan Sekaa Gong Kumara Widya Swara, Lingkungan Banjar Agung, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Pementasan ini membius penonton. Sementara itu, Sekaa Gong Anak-anak Kumara Eka Cita Desa Lepang, Banjarangkan, Klungkung juga tampil membius penonton, Jumat (17/6) malam, di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar.
Pulangkan Nazaruddin
Patrialis Tunggu Permintaan KPK Padang (Bali Post) Kementerian Hukum dan HAM menunggu permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjalankan sejumlah kebijakan yang akan memungkinkan pemulangan paksa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin dari Singapura. Demikian disampaikan Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Patrialis Akbar saat melakukan inspeksi ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Padang yang berada di Jalan Muara, Kota
Padang, Sumatera Barat, Sabtu (18/6) kemarin. Beberapa di antara kebijakan yang mungkin dilakukan itu ialah pencabutan paspor Nazaruddin. Namun, Patrialis mengatakan, hal itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa permintaan KPK. Sementara ini yang dilakukan ialah pencekalan, dan terbukti tidak efektif karena Nazaruddin sudah keburu ke Singapura. ‘’Nazaruddin hanya dicekal statusnya untuk melancarkan pengusutan kasus lainnya,’’ ucapnya. Ia menambahkan, mengenai
ketiadaan perjanjian ekstradisi dengan Singapura, sesungguhnya ada sejumlah mekanisme lain yang bisa ditempuh. Salah satu di antaranya pembicaraan bilateral antarkedua negara. ‘’Tetapi, dalam kasus Nazaruddin belum ada permintaan dari KPK kepada kami,’’ ujar Patrialis. Ia menegaskan, Kementerian Hukum dan HAM bukanlah institusi penegak hukum yang punya kewajiban proaktif dalam menangani kasuskasus demikian. (ant)
Bom Meledak di Lubuk Linggau Jakarta (Bali Post) Pihak Mabes Polri mengirimkan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 ke lokasi ledakam bom di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Ledakan bom rakitan di sebuah swalayan ini diduga dilakukan oleh jaringan terorisme. ‘’Ini perbuatan teror, orangnya teroris, tetapi jaringan mana kita belum tahu,’’ ujar Kabag Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar, Sabtu (18/6) kemarin. Menurut Boy, insiden ledakan bom rakitan yang dibungkus dalam paket ukuran 15 x 20 cm tersebut sangat mirip dengan modus bom buku yang telah marak sebelumnya. Untuk mengantisipasi dan menelusuri lebih lanjut kejadian ini, Mabes Polri telah menurunkan tim Densus 88 ke lokasi. Hal.19 Tetap Waspada
Ornamen Arsitektur Bali
Terabaikan karena Lemahnya Pengawasan
BPM/ant
NANAS ANEH - Reni Siregar (73) memperlihatkan buah nanas aneh yang memiliki sejumlah tangkai buah di Jalan Bougenville Kel. Simpang Selayang Kecamatan Medan Selayang, Sumatera Utara, Sabtu (18/6) kemarin. Buah nanas aneh itu diketahui sejak seminggu lalu oleh pemiliknya.
PERSYARATAN agar bangunan di jalan protokol menggunakan ornamen arsitektur Bali tampaknya hanya ada dalam perda. Realisasi atas aturan ini tak menjamin bahwa wajah Kota Denpasar bernuansakan Bali. Bahkan, seiring dengan lemahnya kinerja aparat pengawas, bangunan di jalan-jalan protokol bahkan menjauh dari ketentuan Perda No.5/2005 tentang Bangunan dan Arsitektur. Corak minimalis dan perkantoran malah menjadi aksen yang menguat. Fakta ini, menurut pengamat tata ruang Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si., merupakan dampak dari lemahnya pengawasan dan rendahnya komitmen untuk mewujudkan ketentuan perda. Jika ada ko-
mitmen dan kemauan, upaya perkantoran berskala besar. ‘’Sebenarnya, semua itu teruntuk memasukkan karakter ornamen khas Bali pada ban- letak pada komitmen untuk tetap berpegunan-bangang teguh gunan di pada karakBali sejatinteristik keya tidak ter”Apabila Bali tidak lagi balian itu. lalu sulit. berupaya mempertahDi pihak Pasalnya, lain, pemerpengaplikaankan karakter ornaintah daersian karakah wajib teristik ormen khas Bali, saya melakukan namen khas khawatir Bali tidak lagi p e n g a Bali pada wasan yang bangunan memiliki ciri khas dan ekstraketat cukup fleksidi lapanbel. Dengan daya tarik bagi gan, sehingkata lain, orwisatawan.’’ ga implenamen khas mentasi Bali bisa dan peneraditerapkan pada semua jenis bangunan. pan komitmen itu bisa berApakah itu bangunan minima- jalan, bukan sekadar wacana,’’ lis maupun bangunan gedung/ kritiknya.
Menurut dosen Fakultas Teknik Universitas Udayana ini, komitmen untuk mempertahankan ornamen arsitektur khas Bali pada bangunan-bangunan di Bali cukup positif. Apalagi, sifat dan karakteristik ornamen arsitektur Bali bisa menyatu di segala jenis bangunan sehingga pengaplikasiannya tidak akan sulit. Jadi, sejatinya tidak ada alasan bagi pihak mana pun untuk melakukan penolakan. ‘’Ingat, potensi pariwisata budaya yang dimiliki Bali juga sangat tergantung pada wujud bangunan-bangunan yang ada di Bali. Bahkan, bangunan stil Bali itu sejatinya merupakan salah satu daya tarik utama kepariwisataan Bali. Apabila Bali tidak lagi berupaya mempertahankan karakter orna-
men khas Bali pada bangunannya, saya khawatir Bali tidak lagi memiliki ciri khas dan daya tarik bagi wisatawan karena semuanya bisa mereka nikmati juga di daerah lain,’’ katanya mengingatkan. Pengawasan Ketat Banyaknya bangunan yang tidak mengadopsi karakteristik Bali mendapat sorotan dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Bali. Banyaknya pelanggaran tidak terlepas dari lemahnya pengawasan pemerintah dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota dalam menegakkan Perda No.5/2005 tentang Bangunan dan Arsitektur. Hal.19 Ciri Khas