16 HALAMAN
NOMOR 31 TAHUN KE 71 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
Bali Post
balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost
SEJAK 1948
@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Pengemban Pengamal Pancasila
Kota Kecamatan Diserbu Naker Pendatang
Bali Hadapi Tantangan Serius Pertumbuhan ekonomi Bali selalu menjadi barometer. Namun, kondisi riil di Bali tak seindah yang dibayangkan. Bahkan, jika dulu naker pendatang terkonsentrasi di perkotaan yakni Badung dan Denpasar, kini mereka sudah merambah kota-kota kecamatan. Diprediksi sekitar 80 ribu naker usia produktif masuk Bali dalam lima tahun terakhir.
‘’Kami sedang melakukan pendataan naker pendatang dan lokal untuk melakukan pemetaan kekuatan riil ekonomi Bali. Mobilitas Bali yang terlalu terbuka, secara hitungan ekonomi memang menguntungkan karena terjadi pertumbuhan. Namun dari segi daya tahan dan kemandirian ekonomi perlu dipertanyakan. Bali berhadapan dengan tantangan yang serius,’’ ujar pengamat ekonomi kependudukan Universitas Udayana Dr. I Gusti Wayan Murjanayasa, S.E., M.Si. dalam perbicangan dengan Bali Post, Senin (17/9) kemarin. Ia mengatakan, dalam hitungan angka, laju pertumbuhan kependudukan dan laju
angkatan kerja memang selalu meningkat. Namun, perlu dicatat saat ini pertumbuhan penduduk lokal hanya 2,1 persen. Angka ini jangan sampai turun lagi. Pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih tinggi dari angka pertumbuhan penduduk lokal Bali. Hal. 15 Ekonomi Kerakyatan
PEKERJAAN Formal
: 48,12 %
- PNS/Karyawan : 44,12 % - Buruh : 4,00%
Informal
: 51,83 %
- Pengusaha : 15,64 % - Berusaha dibantu
buruh tak tetap
: 17,50 %
’’Mobilitas Bali yang terlalu terbuka, secara hitungan ekonomi memang menguntungkan, karena terjadi pertumbuhan. Namun dari segi daya tahan dan kemandirian ekonomi perlu dipertanyakan. Bali berhadapan dengan tantangan yang serius.’’
- Pekerja bebas : 3,70 % - Pekerja keluarga : 13,54 %
orang asing di bali - TKA :
1.268 Orang
Akan Lahirkan ’’Bali Initiative’’
Jakarta (Bali Post) – Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan terdapat sekitar 2.000 pertemuan untuk membahas isu global dalam Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia di Bali pada Oktober 2018. ‘’Topiknya membicarakan berbagai soal perekonomian dunia, mulai dari sisi pembangunan maupun kebijakan pertumbuhan dan stabilisasi,’’ kata Suahasil dalam acara ‘’Menakar Dampak IMF-WB’’ di Jakarta, Senin (17/9) kemarin. Suahasil mengatakan, isu-isu global tersebut antara lain mencakup persoalan ekonomi digital, urbanisasi maupun pengelolaan sumber daya manusia yang membutuhkan pembahasan lebih mendalam. ‘’Rangkaian pertemuan ini, tema besarnya mencerminkan kebutuhan riil di dunia saat ini, termasuk di Indonesia,’’ ujarnya. Dari hasil pembahasan tersebut, Suahasil mengatakan, akan lahir kesepakatan bersama dalam bentuk Bali Initiative yang akan menjadi hasil akhir dari pertemuan tahunan ini. ‘’Bali Initiative merupakan hasil atau hasil nyata dari pertemuan tahunan ini yang akan menjadi referensi global dan acuan bagi seluruh anggota IMF dan Bank Dunia,’’ katanya. Usulan Bali Initiative tersebut berisi mengenai Paket Modal (Capital Package), Studi mengenai urbanisasi (Study on Urbanisation), Human Capital Index (HCI) dan Bali Fintech Principles. Untuk paket modal, Bank Dunia saat ini sedang menyelesaikan skema kenaikan modal bagi International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dan International Finance Corporation (IFC). Skema kenaikan modal ini diharapkan dapat meningkatkan peran Bank Dunia dalam pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan sosial secara global. Untuk urbanisasi, Bank Dunia akan memperkuat studi mengenai fenomena perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan Kementerian PPN/Bappenas serta Kementerian Keuangan. Studi ini akan menghasilkan berbagai kebijakan kunci yang dapat menjadi referensi negara-negara di dunia mengenai pengelolaan urbanisasi agar dapat memberikan keuntungan optimal bagi pertumbuhan ekonomi. (ant)
Belum Tersentuh, Napi Jadi Bandar Narkoba Polda Bali berhasil mengungkap transaksi narkoba dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan. Namun hingga saat ini, napi yang diduga jadi bandar narkoba belum tersentuh.
Halaman 2 Mal Pelayanan Publik Badung Paling Baik Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Drs. Syafruddin, M.Si. me-launching Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Badung. Men-PAN RB memastikan MPP di Badung ini merupakan yang terbaik dari sejumlah MPP yang telah di-launching, baik pada skup nasional maupun lokal Bali.
Halaman 3
Perda Jalur Hijau Picu Pro-Kontra DPRD Buleleng belum ‘’kompak’’ melanjutkan pembahasan rencana pencabutan tentang Kawasan Jalur Hijau. Pada rapat pansus, terjadi perbedaan pandangan tentang hal itu. Alasannya, kalau dicabut menimbulkan kekosongan hukum, sehingga dikhawatirkan terjadi alih fungsi lahan yang tidak terkendali.
Halaman 8
1.059 Orang
- Laki-laki : 743 - Suami/Istri : - Perempuan : 525 429 Orang
Murjanayasa
2.000 Pertemuan di IMF-WB
- Pelajar :
- Jembrana - Klungkung - Gianyar - Bangli - Buleleng
: 9 JUMLAH naker asing :7 - Karangasem : 49 : 109 - Denpasar : 210 :4 - Badung : 713 : 177 - Tabanan : 10 Sumber : imigrasi/bps/kabupaten/kota
Bade ’’Diusung’’ Mobil
MDP Didorong Buat ’’Pararem’’ Belakangan ada fenomena menarik dalam proses pengabenan, khususnya saat mengusung atau mengarak Bade atau Wadah. Ada yang menggunakan alat bantu pedati, roda kendaraan hingga dinaikkan dalam kendaraan. Apa pendapat Parisada Bali dan akademisi soal ini? KETUA Parisada Bali Prof. Dr. Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, penggunaan kendaraan saat ‘’mengusung’’ wadah atau bade dalam upacara pengabenan merupakan fenomena baru yang perlu disikapi bersama. Memang dalam sastra agama, tidak ada disebutkan boleh atau tidak menggunakan kendaraan dalam mengusung bade. Tetapi, pihaknya mengimbau agar penggunaan kendaraan itu tidak sampai menghilangkan spirit pasuka-dukaan dan berkurangnya semangat gotong royong. Sebab, dalam mengusung wadah atau bade secara bersama-sama itu sangat kental semangat gotong royong dan pasuka-dukaan. Jangan sampai demi alasan efisiensi, semangat itu lamalama memudar. Menyikapi fenomena seperti itu, ia mendorong Majelis Desa Pakraman (MDP) membuat semacam pararem bersama soal ngusung atau ngarak bade/wadah. Sementara itu, Guru Besar Unhi Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa menyatakan tidak masalah ada sentuhan teknologi dalam proses pengabenan, seperti penggunaan pedati dalam mengusung wadah atau bade atau dinaikkan
dalam kendaraan. Yang penting tidak menghilangkan esensi dari ritual tersebut. Sebab, kata Suka Yasa, penggunaan teknologi itu sifatnya memudahkan atau sarana bantu memperlancar ritual. Itu bagian dari ekspresi. Dulu umat menggunakan kayu bakar dalam pembakaran jenazah. Kini, sebagian besar menggunakan kompor. ‘’Kita tidak menampik adanya perubahan, tetapi yang penting adalah jangan sampai penggunaan teknologi itu mengabaikan esensi ritual pengabenan, unsur keindahan, dan kebaikan bersama,’’ ujar Suka Yasa yang Direktur Program Pascasarjana Unhi. Dikatakannya, ngaben tergolong pitra yana marga. Prinsip ngaben itu adalah mengembalikan unsur panca maha bhuta ke asalnya melalui ngaben dan pemurnian roh dari pitara menjadi dewa hyang melalui upacara mamukur atau nyekah. Ini adalah esensinya (ajaran agama). Dalam proses pelaksanaannya (ekspresinya), tak terlepas dari desa kala patra sesuai dengan perkembangan zaman. Tetapi, jangan sampai mengabaikan esensinya. (lun)
Bali Post/bit
DIUSUNG MOBIL - Empat Wadah ‘’diusung’’ mobil pada yadnya yang digelar Desa Pakraman Bedha.
Jarak ’’Setra’’ 5 Km Jadi Pertimbangan DESA Pakraman Bedha, Kecamatan Tabanan kembali menggelar yadnya massal untuk ketiga kalinya pada Minggu (16/9) lalu. Karya tersebut diikuti 399 peserta yakni upacara ngelanus dan mamukur (92), upacara ngelungah (167), mamukur (8), matatah (97) dan upacara nyambutin 35 peserta. Menariknya, dalam yadnya massal kali ini pengusungan Bade tidak lagi menggunakan tenaga manusia, melainkan menggunakan mobil yang telah dimodifikasi. Sewanya Rp 600.000 per unit.
Pemanfaatan sarana angkutan tersebut lantaran jarak antara desa dan setra (kuburan – red) yang cukup jauh yakni 5 kilometer atau berlokasi di dekat Pantai Pangkung Tibah, Kediri. Arak-arakan bade dimulai dari wantilan atau pusat lokasi digelarnya rangkaian yadnya massal. Sementara krama atau peserta yadnya massal juga disiapkan armada truk oleh panitia sebanyak 9 unit. Ribuan warga pun mengiringi prosesi sakral tersebut. Bendesa Pakraman Bedha Nyoman Suratha didampingi
Kepala LPD Desa Pakraman Bedha I Made Sunartha menjelaskan, jarak wantilan desa menuju setra yang mencapai 5 km adalah alasan warga menyepakati penggunaan sarana transportasi tersebut. Sebab, jika bade diusung manual, akan membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Penggunaan mobil bertujuan memudahkan pelaksanaan karya. Meski demikian, ditegaskan, hal ini tidak mengurangi esensi karya. Bahkan, lebih praktis dibanding membutuhkan tenaga karena jarak yang cukup jauh.
‘’Kalau lokasi setra dekat seperti dua tahun lalu bade diarak bersama. Tetapi kali ini lokasi setra desa pakraman sudah jauh. Kasihan pengusung bade kalau terlalu lama. Namun prosesi upacara tidak ada yang berbeda dengan prosesi ngaben pada umumnya, baik itu melaspas wadah maupun upakara juga sama, perlengkapan wadah juga sama,’’ terangnya. Dalam yadnya massal yang digelar tahun ini, setidaknya ada empat bade yang diarak. Dan di masing-masing bade disiapkan seorang
pecalang yang bertugas menjaga saat melintasi kabel di sepanjang jalan. ‘’Untuk bade dan kendaraan ini memang kami pesan sepaket dari pembuat bade. Jadi kendaraan ini sifatnya sewa, per unit dikenakan Rp 600 ribu,’’ ucapnya. Sementara itu, Manggala Karya Gusti Nyoman Wirata mengatakan, persiapan untuk pelaksanaan yadnya massal ini telah digelar dua bulan sebelumnya. Ditegaskan pula, rangkaian yadnya sudah sesuai dengan sastra dan tidak mengganggu dresta yang ada. (kmb28)