terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
16 HALAMAN
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
NOMOR 32 TAHUN KE 72 Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila Denda Tas Plastik ‘’Hoax’’
Anggota Dewan Gadaikan SK
Beberapa waktu terakhir ini banyak beredar informasi yang menyatakan pengguna tas plastik akan di denda Rp 500.000. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, serta Satpol PP Kota Denpasar memastikan kabar tersebut hoax.
Usai pelantikan bulan lalu, belasan anggota Dewan Gianyar berbondong-bondong menggadaikan SK DPRD di bank. Berapa jumlah uang yang dipinjam?
balipost http://facebook.com/balipost
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Kebakaran Hutan Gunung Agung Belum Padam Ternyata kebakaran lahan hutan di lereng Gunung Agung hingga Senin (16/9) kemarin belum bisa diakhiri. Hal itu membuat kebakaran semakin meluas hingga mencapai dua hektar.
GIANYAR | HAL. 9
DENPASAR | HAL. 2
KARANGASEM | HAL. 11
Bali Belum Bebas Rabies Denpasar (Bali Post) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali menggelar rapat evaluasi penanganan rabies di kantor setempat, Senin (16/9) kemarin. Disebutkan bila cakupan vaksinasi untuk mencegah rabies di Bali sudah mencapai angka 92 persen per September 2019. Akan tetapi, titer antibodi anjing justru ditemukan masih rendah. Rata-rata hasil sero-surveillance tiga bulan pascavaksinasi rabies, menunjukkan hasil herd immunity 60,6 persen di seluruh Bali. Oleh karena itu, penyisiran ulang terkait vaksinasi anjing akan kembali dilakukan.
’’Fast Boat’’ Terbalik Dua Wisman Tewas di Devil’s Tear Semarapura (Bali Post) Pantai Devil’s Tear di Banjar Kawan, Desa Lembongan kembali memakan korban tewas. Fast boat yang ditumpangi dua wisatawan asing terbalik dihantam gelombang di sekitar tempat ini, Senin (16/9) kemarin. Mereka sempat dievakuasi dan dilarikan ke Puskesmas Nusa Penida II, tetapi nyawanya tak tertolong lagi. Kapolsek Nusa Penida Kompol Komang Reka Sanjaya mengatakan awalnya ada tiga orang di atas Fast Boat Nagasima-Go tersebut. Mereka antara lain Kapten Suandak (35) bersama dua penumpang; Caval Heir O Biron (48) asal Brazil dan Victor Johannes Allers (43) asal Afrika Selatan. Keduanya menginap di Villa D’Nusa kamar 111, Banjar Kaja Desa Jungutbatu, Nusa Penida. Kapolsek menambahkan, awalnya sekitar pukul 09.00 Wita Fast Boat Nagasima-Go berangkat dari Pantai Jungutbatu untuk mengantarkan dua penumpang WNA untuk melakukan kegiatan tour island, mengelilingi Pulau Lembongan. Saat tiba di perairan Devil’s Tear, tiba-tiba fast boat ini terhenti. Tidak lama berselang, fast boat ini langsung diterjang gelombang tinggi, sehingga mengakibatkan posisi boat terbalik. Karena panik, kapten dan kedua penumpang langsung tercebur ke laut. ‘’Saat itu, kaptennya berenang menuju tebing kemudian dibantu warga diangkat ke atas tebing dengan menggunakan tangga tali. Namun, kedua penumpang WNA terus dihantam ombak dan hanyut terbawa arus,’’ katanya. Beberapa saat kemudian, tiba fast boat lain yang sedang lewat untuk membantu kedua korban yang sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi telungkup. Korban selanjutnya dibawa ke Puskesmas Nusa Penida II. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis setempat, korban sudah dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan kapten boat masih dalam perawatan di East Medical Care Lembongan. Hal. 15 Diterjang Gelombang
‘’Dari data surveillance, titer antibodi atau tingkat kekebalan anjing setelah divaksin masih rendah. Artinya ada sedikit kekurangan, apakah rantai dingin daripada vaksin itu tidak berjalan dengan baik sehingga walaupun anjing sudah divaksin ternyata tidak memberikan kekebalan yang efektif,’’ ujar Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Wayan Mardiana usai rapat. Menurut Mardiana, vaksin yang dibawa dari tempat penyimpanan sampai ke lapangan harus berada pada suhu 2 - 8 derajat Celcius. Jika di atas suhu tersebut, maka kuman di dalam vaksin tidak akan memberikan tingkat kekebalan yang baik. Faktor berikutnya, ada kemungkinan vaksin tidak diberikan sesuai dosis. Hal ini akan dievaluasi ke depannya. Secara keseluruhan di Bali sekarang tercatat ada 82 desa ‘’zona merah’’ rabies dan harus segera diambil tindakan pada bulan September dan November nanti. Dari jumlah tersebut, 22 desa ada di Karangasem di samping memprioritaskan pula Buleleng dan Bangli. ‘’Ada jeda waktu Oktober karena pada bulan itu terjadi kelahiran anjing baru lagi. September ini kita tuntaskan sampai awal Oktober sudah akan habis penyisiran di 82 desa dengan mengerahkan
petugas kecamatan, kabupaten maupun PDHI (Persatuan Dokter Hewan Indonesia),’’ jelasnya. Sarana vaksin, lanjut Mardiana, sudah tersedia 300 ribu dosis yang penyediaannya dianggarkan dari APBD provinsi dan kabupaten/kota. Kalau hasil surveillance dalam enam bulan menunjukkan ada peningkatan titer antibodi, maka vaksinasi tidak menjadi siasia. Target Bali bebas rabies pun bisa segera dituntaskan. Saat ini hanya Denpasar dan Tabanan yang tercatat nol kasus positif rabies. ‘’Namun masih ada ancaman karena kabupaten di sebelahnya masih ada kasus. Seperti di Badung (tetangga Denpasar - red) masih ada kasus, Jembrana (tetangga Tabanan red) juga masih ada kasus,’’ imbuhnya. Kabid Pelayanan Veteriner Balai Besar Veteriner Denpasar I Ketut Wirata mengatakan, tahun ini pihaknya menemukan 177 sampel positif rabies dari
1.016 sampel yang diuji hingga 15 September. Tertinggi ada di Karangasem sebanyak 31 kasus positif, disusul Bangli dengan 30 kasus positif, dan Buleleng dengan 28 kasus positif. ‘’Kasus positif 84 persen dari anjing lokal, ada 10 persen dari anjing campuran, 3 persen dari anjing ras, 2 persen dari kucing, dan 1 persen dari sampel babi,’’ ujarnya. Dari segi umur, lanjut Wirata, mayoritas atau 55 persen berasal dari hewan berumur di bawah satu tahun. Terkait status kepemilikan, 72 persen kasus positif dari hewan yang berpemilik dan hanya 28 persen dari hewan liar. Hasil uji sampel berikutnya, 94 persen positif lantaran anjing tidak divaksin. Walaupun kecil, namun 6 persen anjing yang sudah divaksin tapi tetap terkena rabies ini perlu dicermati. Sebab, ada yang terkena rabies setelah divaksin 48 hari atau 69 hari sebelumnya. Hal. 15 Meninggal Dunia
Keterburu-buruan DPR Ancam Demokrasi Revisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK (UU KPK) terkesan terburu-buru. Hanya sebulan menjelang habis masa jabatan, pembahasan revisi disepakati. Bukan hanya revisi UU KPK yang sepakat dituntaskan dalam sebulan. Pembahasan sejumlah RUU krusial sekaligus penuh kontroversi karena mengancam demokrasi Indonesia juga dikebut alias kejar tayang. DPR periode 2014-2019 sedang membunuh demokrasi Indonesia? Beberapa mantan pimpinan KPK menilai pembahasan revisi UU KPK di ujung akhir masa jabatan DPR terlalu terburu-buru. ‘’Melalui forum ini mudah-mudahan Presiden dan para menteri yang terlibat dalam perumusan RUU KPK, para anggota DPR yang terlibat dalam pansus mendengar bahwa kami berharap pembahasan itu jangan terburu-buru, diperbanyak menyerap aspirasi,’’ ucap mantan pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki saat jumpa pers usai bertemu dengan pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Senin (16/9) kemarin. Selain UU KPK, ada RUU lainnya yang juga akan disepakati hanya dalam waktu kurang dari sebulan di antaranya RUU Pertanahan, RUU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan RUU
Ketahanan dan Keamanan Siber (KKS). Memang RUU tersebut ada yang telah dibahas cukup lama. RUU KUHP, misalnya, sudah dibahas sejak era Presiden Soekarno. Tingginya tingkat kontroversi menjadikannya tidak mudah untuk disahkan. Kontroversi dari RUU KUHP adalah ancaman terhadap demokrasi karena dihidupkannya kembali pasal-pasal yang
akan membelenggu kebebasan berpendapat. RUU KUHP juga terlalu mengatur hal-hal yang bersifat privat. Ancaman terhadap demokrasi juga dikandung dalam RUU KKS. Kewenangan yang besar akan diberikan kepada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi polisi di ranah digital. Sangat mungkin komunikasi di ranah digital akan
dibatasi oleh UU KKS, jika nanti disahkan. Sementara RUU Pertanahan diduga akan memunculkan kontroversi mengingat adanya kekuasaan negara mengatur hak guna tanah atas nama kepentingan negara. Selain itu, kuat diduga UU ini akan membela kepentingan investor. Hal. 15 Menyerap Aspirasi
Habibie Dianugerahi Gelar Tokoh Kemerdekaan Pers
Bali Post/gik
EVAKUASI - Korban dievakuasi dari lokasi menuju Puskesmas Nusa Penida II.
Harian Bisnis Bali Berharap dari Segitiga Emas Pemerintah daerah berupaya menggenjot pengembangan potensi pariwisata di daerahnya guna mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Apa yang dilakukan Pemkab Klungkung?
www.bisnisbali.com
Jakarta (Bali Post) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menganugerahi gelar kepada Presiden ketiga RI BJ Habibie sebagai Bapak Kemerdekaan Pers Indonesia atas kebijakannya yang membuka keran kebebasan dan kemerdekaan pers di Indonesia. ‘’Kami sadar betul kebebasan pers didapatkan di era Pak Habibie,’’ kata Ketua Umum PWI Atal S. Depari di kediaman mendiang BJ Habibie, di Jakarta, Senin (16/9) kemarin. Ia didampingi jajaran pengurus PWI, antara lain Sekretaris Jenderal PWI Mirza Zulhadi dan Ketua Bidang Pengembangan Daerah PWI Akhmad Munir. Jajaran pengurus PWI ditemui putra sulung mantan presiden itu, Ilham Akbar Habibie, di kediaman Habibie, di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut Atal, Habibie semakin menegaskan komitmennya terhadap kemerdekaan pers dengan menandatangani UU Nomor 40/1999 tentang Pers. ‘’Saya kira dari situ euforia pers muncul, sampai orang bilang kebebasan pers sudah
jadi kebablasan,’’ katanya. Meski demikian, Atal mengatakan kebebasan pers harus terus dipertahankan, dan jangan ada lagi upaya membuat pers kembali terkekang. ‘’Kami berharap agar apa yang sudah diukir Pak Habibie tetap bertahan. Tidak boleh ada upaya membuat pers tidak bebas. Kami berharap tetap bebas sampai kapan pun, bebas yang bertanggung jawab,’’ katanya. Sementara itu, Ilham Akbar Habibie merasa terhormat atas gelar yang diberikan PWI kepada sang ayah atas komitmen dan upayanya terhadap kemerdekaan pers. ‘’Dari dulu Bapak menerangkan kepada kami kenapa itu (kemerdekaan pers) diberikan begitu cepat, sebab kebebasan pers adalah fondasi negara yang berdemokrasi,’’ katanya. Bagaimanapun, tegas Ilham, kemerdekaan pers menentukan kualitas pemerintahan, karena elemen data dan informasi adalah bagian integral semua negara yang berdemokrasi. (ant)
ANUGERAH - Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (DK-PWI) Pusat Ilham Bintang (ketiga kanan), Ketum PWI Pusat Atal S. Depari (ketiga kiri), Ilham Akbar Habibie (tengah) serta sejumlah pengurus PWI berfoto bersama seusai penyerahan anugerah Bapak Kemerdekaan Pers Indonesia kepada almarhum BJ Habibie, di Jakarta, Senin (16/9) kemarin.