20 HALAMAN
NOMOR 30 TAHUN KE 70 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (158 rb Like) http://facebook.com/balipost
minggu Kliwon, 17 september 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.812 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Flu Burung di Klungkung
Anak Empat Tahun Jadi Korban Meninggal
Korban Flu Burung di Bali nOktober 2011, RSUP Sanglah menerima 18 pasien susfect flu burung, dua meninggal. n Desember 2011, semua kabupaten/kota di Bali ditemukan 50 pasien suspect flu burung. Empat meninggal dunia. n Bocah 12 tahun jadi korban meninggal flu burung pada 21 Februari 2012. n Januari 2014, wisman asal Arab meninggal karena terinfeksi virus flu burung H5N1.
Denpasar (Bali Post) Kasus flu burung kembali merebak di Klungkung, Bali. Kasus terbaru menelan satu korban meninggal. Korban flu burung di Klungkung adalah anak laki-laki berusia 4 tahun asal Nusa Penida.
Bayi Dua Bulan Masih Dirawat
Denpasar (Bali Post) Cukup mengejutkan salah seorang korban suspect flu burung yang dirawat di RSUP Sanglah bernama Davina Kusuma Paramitha, adalah bayi dua bulan. Sejak masuk rawat inap pada tanggal 13 September hingga kini masih dirawat di Ruang Nusa Indah, RSUP Sanglah. Davina datang dengan keluhan sesak napas, panas selama dua hari, dan batuk. Namun, pihak RSUP Sanglah enggan memberikan keterangan kepada media terkait kondisi korban terkini Davina. Hal. 19 Ayah Davina
Kasus flu burung muncul lagi pascaratusan ayam mati mendadak di Nusa Penida, Klungkung. Tercatat empat korban suspect flu burung di daerah ini. Dari keempat korban tersebut, 1 dinyatakan positif flu burung, 2 di antaranya telah sembuh, dan 1 masih dalam perawatan. Korban yang masih dirawat di RSUP Sanglah, bayi dua bulan bernama Davina Kusuma Paramitha. Sejak masuk rawat inap pada tanggal 13 September hingga kini bayi tersebut masih dirawat di Ruang Nusa Indah, RSUP Sanglah. Davina yang masih bayi tersebut datang dengan keluhan sesak napas, panas selama dua hari dan batuk. Namun setelah cek laoratorium di RSUP Sanglah, hasilnya negatif flu burung. Satu lagi, korban yang sudah sembuh adalah seorang dokter yang sempat merawat korban suspect flu burung. Dokter ini juga dinyatakan negatif flu burung. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM., menyampaikan hasil Litbangkes korban suspect flu burung yang keempat negatif. “Hanya kasus korban meninggal pertama yang positif, yang lainnya negatif,” ujarnya Sabtu (16/9) kemarin. Korban yang positif flu burung juga dikatakan tidak ada riwayat pergi ke luar kota atau ke luar negeri. Hal. 19 Investigasi ke Lokasi
Aliran Lahar Itu Kini Jadi Galian C LETUSAN Gunung Agung yang terakhir terjadi tahun 1963 masih membekas di dalam benak masyarakat Bali, khususnya Karangasem. Sebab, letusan yang dimulai pada 18 Februari 1963 dan berakhir pada 27 Januari 1964 itu bersifat magmatis hingga menelan korban jiwa 1.148 orang dan 296 lukaluka. Kini, setelah 54 tahun berlalu, bekas aliran larva atau akrab disebut lahar itu telah menjadi pusat lokasi galian. Ada pula yang telah menjadi perumahan hingga gedung sekolah. Catatan sejarah Gunung Agung menunjukkan gunung ini pernah meletus tahun 1808. Saat itu, Gunung Agung memuntahkan batu dan abu vulkanik dalam jumlah besar. Letusan kembali terjadi pada tahun 1821, berupa letusan
normal. Letusan dahsyat kemudian kembali terjadi tahun 1843, saat itu letusan didahului dengan gempa bumi. Material yang dimuntahkan berupa abu, pasir, dan batu apung. Selanjutnya pada tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola. Hingga terakhir kali meletus tahun 1963. Melihat catatan dari dokumen rencana kontijensi menghadapi erupsi Gunung Agung, ternyata periode istirahat Gunung Agung berbeda-beda. Mulai dari periode terpendek 16 tahun hingga periode terpanjang mencapai 120 tahun. Selama hampir setahun dalam letusan terakhir saat itu, Karangasem lumpuh total. Hal. 19 Terhenti
BPM
PENYEMPROTAN - Tim Dinas Peternakan melakukan penyemprotan pada unggas di Pasar Klungkung.
Gunung Agung Masih Level Waspada
Warga Diminta Siapkan Masker
BPM/dok
GALIAN C- Galian C di Desa Sebudi merupakan salah satu berkah letusan Gunung Agung.
Denpasar (Bali Post) Aktivitas Gunung Agung hingga Sabtu (16/9) kemarin, masih pada level II atau waspada. Ini sesuai pengamatan KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung hingga pukul 18.00 wita, Sabtu kemarin. Masyarakat di sekitar Gunung Agung, termasuk pendaki, pengunjung, dan wisatawan masih diimbau untuk tidak mendekati kawah dalam radius 3 km atau pada elevasi di atas 1.500 meter dari permukaan laut. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan, Gunung Agung memang memiliki potensi erupsi seperti halnya gunung berapi lainnya. Hal tersebut juga tampak dari adanya peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Bali itu menjadi waspada. Na-
mun, tidak ada erupsi gunung berapi yang terjadi tiba-tiba. Semuanya melalui proses yang bisa diamati, sehingga ada peringatan dini untuk erupsi gunung berapi. “Level 1 normal, level 2 waspada, level 3 siaga, level 4 awas. Mengapa ada level-level itu, karena bisa diprediksi. Berbeda dengan gempa yang tiba-tiba,” jelasnya. Dewa Indra menambahkan, Gunung Agung sudah memiliki pula peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung. Mulai dari KRB 1 untuk radius terjauh hingga KRB 3 untuk radius terdekat. Prediksi letusan kemungkinan mengarah ke utara, selatan, dan tenggara. Namun untuk saat ini belum ada tandatanda gunung mengeluarkan debu atau abu vulkanik. Hal. 19 Kontak PMI
5,5 Persen Wanita Kena Kanker Serviks Belum Jadi Program Pemprov Bali
Kanker serviks dilaporkan mampu membunuh 7.500 wanita di dunia setiap tahunnya. Sementara di Bali, 5,5 persen kanker ini menyerang wanita Bali. Bahkan, kalangan anakanak pun bisa terkena kanker ini. Dr. dr. I Nyoman Budiana, Sp.OG (K)
Dapat Dicegah
KANKER serviks ini dapat dicegah dengan pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer yaitu menjaga perilaku seksual dengan germas (gerakan masyarakat hidup sehat). Yaitu makan seimbang, olahraga teratur, dan pola seks yang sehat. “Karena penyebabnya virus dan ditularkan lewat kontak seksual, jangan sampai terinfeksi,” kata Dr. dr. I Nyoman Budiana, Sp.OG (K). Caranya dengan safe sex, tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan kondom jika berhubungan seks berisiko. Meski demikian, ada sebagian kecil antara 5-10 persen penularan tidak melalui kontak seksual. Karena penularan bisa melalui jari tangan, alat bantu seksual, bahkan handuk. Jika masuknya virus tidak bisa dicegah, maka daya tahan tubuh harus ditingkatkan. Sehingga pencegahan primer selanjutnya yang bisa dilakukan adalah vaksin. Hal. 19 Pencegahan Primer
DATA Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2016 yang disampaikan Kabid P2PL, dr. I Gede Wira Sunetra, MPPM., menyebutkan data IVA di puskesmas, bidan dan dokter praktik mandiri. Dari 21.454 wanita berusia 30-50 tahun yang dites IVA, sebanyak 1.167 wanita yang positif atau sebesar 5,5 persen. Sedangkan berdasarkan data hingga Juni tahun 2017, dari 674.673 wanita yang telah menikah di usia 30-50 tahun, baru 8.571 yang melakukan pemeriksaan IVA. Dari 8.571 wanita yang dites IVA, 423 positif kanker serviks dan sebanyak 320 telah dikrio terapi. Upaya pengendalian kanker serviks adalah dengan preventif (mencegah) deteksi dini, dan kuratif. Deteksi dini untuk mencegah penyakit lebih parah lagi. Untuk itu, upaya preventif dan deteksi dini sangat diperlukan. “Keduanya sudah berjalan. Tingkat promosi kesehatan sudah merambah ke sekolah-sekolah. Organisasi POGI pun telah menyebar ke sekolah-sekolah memberikan penyuluhan reproduksi remaja,” kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi RSUP Sanglah, Dr. dr. I Nyoman Budiana, Sp.OG (K). belum lama ini. Pemerintah Kota Denpasar pun telah memberikan program vaksinasi HPV gratis pada siswa SD dan SMP di Denpasar. Di Badung, vaksinasi gratis telah diberikan. Hanya, data wanita yang telah mendapat vaksin HPV, IVA ataupun pap smear tidak ada data pasti. Hal. 19 Registrasi Kanker
BPM/dok
VAKSINASI- Siswa SMP diberikan vaksinasi kanker serviks.
PEMERINTAH Provinsi Bali seharusnya mengambil momentum Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada bulan Agustus untuk melakukan vaksinasi kanker serviks pada generasi muda wanita di Bali. Hal itu karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan percontohan di DKI Jakarta untuk pemberian vaksin tersebut. “Ini kesempatan bagi Pemrov Bali karena Yogyakarta sudah berjalan,” kata Dr. dr. I Nyoman Budiana, Sp.OG (K). Ia menegaskan bahwa vaksin tersebut dapat diperoleh di Kemenkes sehingga anggaran yang digunakan berasal dari APBN. Vaksinasi tersebut diberikan untuk siswa kelas V dan kelas VI sebanyak dua kali suntikan. Karena secara teori vaksin yang diberikan dua kali pada anak usia di bawah 14 tahun sama efektifnya dengan tiga kali pemberian pada usia dewasa. “Sehingga dengan diberikannya dua kali pada anak usia di bawah 14 tahun, bisa menghemat biaya,” tandasnya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM., mengatakan, pihakmya mengikuti program nasional. Selama ini pun, beberapa kabupaten sudah pro-aktif melakukan upaya pencegahan. Denpasar sejak tahun 2014 telah memberikan vaksinasi pada siswa SMP. Badung sejak tahun lalu sudah menggratiskan, begitu juga dengan Gianyar mulai melaksanakan program vaksinasi. “Program ini bukan program vaksinasi nasional. Bali menunggu karena Bali belum terpilih karena biasanya ditentukan oleh pusat. Kami belum mendapat informasi dari pusat sebagai daerah percontohan,” jelasnya. Hal. 19 Harga Mahal