Edisi Minggu 17 Juni 2018 | balipost.com

Page 1

1,

12 HALAMAN

NOMOR 282 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

MINGGU PON, 17 juni 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 ,233801Faksimile: 227418

Pertegas Keunggulan 6,4% di Konser Salam 2 Jari

Rai Mantra Ajak Masyarakat Waspadai Kecurangan KONSER Bali Salam 2 Jari benar-benar menjadi magnet yang menyedot kehadiran warga dari berbagai pelosok Karangasem, Rabu (13/6) lalu. Calon Gubernur Bali nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri konser bertajuk “Untuk Nurani Karangasem Demi Pertiwi Ne Bali” di Lapangan Candra Bhuana Karangasem itu. Konser digelar Komunitas Seni Taksu Bali untuk Rai Mantra disambut antusias belasan ribu warga yang hadir. Dalam kesempatan ini, Rai Mantra mengajak ribuan warga yang hadir untuk mengawal suara di tempat pemungutan suara (TPS) masingmasing. Menurut Rai Mantra, partisipasi publik

diperlukan untuk mencegah terjadinya intimidasi, manipulasi suara dan kecurangan, terutama di Karangasem. “Orang Karangasem dikenal pemberani, pantang mundur sebelum menang. Sehingga tidak bisa ditekan atau diintimidasi dalam menentukan pilihan politik,” ujarnya. Pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – Ketut Sudikerta (Mantra – Kerta) sendiri unggul 6,4 persen berdasarkan survei yang telah dilakukan. Karangasem sendiri menjadi kabupaten yang diproyeksikan akan menang telak. Karena itu, tim Mantra-Kerta secara serius mengawal suara pemilih bumi lahar agar terhindar dari tindakan yang merugikan hak politik warga.

Peran serta masyarakat menjadi salah satu kuncinya dan memegang peranan penting untuk mengawasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara) pada 27 Juni nanti. “Mari saksikan pencoblosan di TPS agar terwujud pilkada adil dan jujur. Jaga TPS bersamasama untuk menghindari kecurangan,” tegas Rai Mantra. Selain mengajak warga untuk mengawal suara, pada kesempatan ini, Rai Mantra kembali mempertegas sikapnya menolak reklamasi Teluk Benoa dan bantuan bagi desa pakraman Rp 500 juta. Hal. 11 Tolak Reklamasi

BPM/ist

KONSER - Calon Gubernur Bali, Rai Mantra, di tengah-tengah Konser Salam 2 Jari di Karangasem.

Jadikan Semangat Idul Fitri untuk Pemilu Damai

Prancis Menang Atas Australia

Brazil Performa Terbaik

Moskow Tim Prancis sukses menaklukkan tim Australia 2-1 pada laga perdana penyisihan Grup C Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Kazan Arena, Kazan, Rusia, Sabtu (16/6) kemarin. Sementara Brazil yang akan menghadapi Swiss, Minggu ini (17/6), dalam performa terbaiknya. Les Blues memperoleh dua gol masing-masing dari eksekusi penalti Antoine Griezmann pada menit ke-58 dan Paul Pogba pada menit ke-81. Di sisi lain, tim Socceroos hanya menghasilkan satu gol lewat tendangan eksekusi penalti sang kapten Mile Jedinak pada menit ke-62. Anak-anak asuh Bert van Marwijk tampil lebih agresif setidaknya pada 10 menit awal babak kedua menyusul hasil imbang 0-0 pada babak pertama. Agresivitas itu tampak mengendur manakala Joshua Risdon menjegal Griezmann di kotak penalti Australia menit ke-57. Adalah sepakan kaki kanan penyerang Atletico Madrid itu ke gawang Mathew Ryan menjadi pembuka gol bagi Prancis. Hanya berselang tiga menit, Australia mendapatkan giliran tendangan penalti karena wasit Andres Cunha menilai tangan pemain belakang Samuel Umtiti terkena bola di kotak penalti kiper Hugo Lloris. Jedinak membalas gol ke gawang Lloris dengan sepakan datar ke kanan pada menit ke-62. Hal. 11 Gol Unik

Jakarta (Bali Post) -

Umat Muslim di Indonesia sejak Jumat hingga Sabtu (16/6) kemarin, merayakan hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Majelis Ulama Indonesia (MUI) berpesan kepada umat Islam di Indonesia agar menjadikan hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah sebagai momentum menjaga kohesi sosial dan perdamaian. Upaya ini penting karena mem asuki tahun politik dengan rangkaian Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Terlebih Idul Fitri tahun ini dekat dengan agenda politik nasional berupa Pemilukada, Pemilihan Legistatif dan Pemilihan Presiden 2019, kata Ketua Umum MUI, Ma’ruf Amin, di Jakarta, Sabtu (16/6) kemarin. Menurut dia, perbedaan aspirasi politik merupakan hal biasa yang seharusnya dipandang sebagai rahmat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan justru

menjadi penyebab terjadinya potensi kegaduhan yang berujung saling mencerca dan mencaci maki. “Semangat Idul Fitri diharapkan dapat mendorong terbangunnya pemilu yang lebih damai, saling memahami (husnuttafahum) yang dilandasi nilai-nilai keadilan, kejujuran, kesantunan, dan kedamaian,” ujarnya. Kemudian, Ma’ruf Amin juga mengajak kepada umat Islam setelah menjalani serangkaian ibadah selama Ramadan dapat meningkat-

kan kepatuhannya terhadap ajaran agama. Selain itu, ia mengingatkan pentingnya kepedulian terhadap sesama terutama kepada kaum dhuafa, fakir miskin, dan anak yatim piatu. ‘’Open House’’ Sementara itu, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melaksanakan open house Idul Fitri dengan warga di Istana Bogor, Jumat lalu. Hal. 11 Sudah Antre

Dari ‘’Talkshow’’ Merah Putih di Bali TV

Paslon Gubernur Dibelenggu Janji Sendiri Persoalan Sampah dan Perempuan Diabaikan PARIWISATA selama ini kerap dijadikan “kambing hitam” atas berbagai persoalan yang muncul di Bali. Mulai dari masalah kriminalitas, kemacetan, alih fungsi lahan, hingga kerusakan lingkungan dan sampah. Ketua Paiketan Krama Bali, A.A. Suryawan Wiranatha, mengatakan, masalah pengelolaan sampah di Bali belum pernah dibicarakan secara holistik. Pengelolaan hanya berkutat pada aspek hilir yakni tempat pembuangan akhir (TPA). Misalnya di TPA Suwung, sampah berupaya dihilangkan dengan menutupnya dengan tanah. Padahal, cara ini tidak menyelesaikan masalah sampah yang ada di Bali. “Racunnya lari ke laut, kemudian dimakan oleh ikan. Ikannya kita konsumsi, kitalah yang tercemar,” ujarnya. Menurut Suryawan, persoalan sampah mesti diselesaikan dari hulu. Masyarakat harus diedukasi untuk memilah sampah, dan mengolah sampah menjadi kompos. Hal ini juga harus didukung dengan angkutan sampah berbeda untuk mengambil sampahsampah yang sudah dipilah. Wakil Ketua 1 IHGMA, I Made Ramia Adnyana, mengatakan, masalah sampah dirasakan di Bali sejak 30 tahun yang lalu. Termasuk di dalamnya masalah kriminalitas dan kemacetan. Kendati kerap menjadi bahan kampanye, namun tetap saja belum ada penyelesaiannya sampai saat ini. “Paslon yang tidak mampu atau tidak bisa menyelesaikan masalah sampah ini, lebih baik tidak usah menjadi gubernur,” ujarnya. Sementara itu, Ketua BKOW Bali, A.A.A. Tini Rusmini Gorda, mengatakan, kedua pasang kandidat dalam Pilgub Bali 2018 belum ada yang menonjolkan program untuk perempuan dalam visi dan misinya. Padahal, tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs tidak akan tercapai kalau peran perempuan tidak dimaksimalkan. Bendesa Adat Kuta, Wayan Swarsa, mengatakan, kedua pasangan calon dalam Pilgub Bali 2018 wajib untuk menjadikan desa adat sebagai partner untuk membantu pemerintah. Bendesa Adat Canggu, I Nyoman Sujapa, mengatakan, desa adat sebetulnya menginginkan ada pengakuan dan ada sikap untuk menghormati. Khususnya menghormati segala produk yang dikeluarkan desa adat sebagai aturan dalam mengatur desa adat tersebut. Bendesa Adat Besakih, Jero Mangku Widiartha, berharap pemimpin Bali ke depan bisa mengembangkan Besakih sesuai dengan masterplan-nya. (rin)

BPM/wan

I Made Ramia Adnyana

BPM/wan

A.A.A. Tini Rusmini Gorda

Sepuluh hari lagi tepatnya 27 Juni 2018, masyarakat Bali akan mencoblos untuk memilih gubernur. Selama proses sosialisasi, kedua paslon banyak menebar janji. Kendati ada unsur “kepentingan” untuk dipilih, masyarakat sebetulnya tetap menyimpan harapan. HARAPAN besar masyarakat agar paslon terpilih nantinya bisa membawa Bali menjadi lebih baik dari saat ini. “Janji boleh, tapi harus sesuai dengan kemampuan kita,” ujar Dekan FISIP Universitas Udayana, GPB Suka Arjawa, dalam acara Talkshow Merah Putih yang digelar Bali TV di Wantilan Gedung Pers Bali Ketut Nadha Denpasar, Selasa (12/6) lalu. Menurut Suka Arjawa, janji yang terlalu muluk atau melebihi kapasitas paslon justru bisa menjadi blunder. Sebab, masyarakat juga akan berpikir secara kritis dan cerdas. Apalagi, pemilih Bali saat ini memiliki kualitas hampir sama seperti pemilih di DKI Jakarta. Pemilih di perkotaan memang lebih rasional, namun pemilih di pedesaan tidak semuanya pragmatis. “Belum tentu dengan janji perbaikan ini, perbaikan itu, dia akan menerima. Ada

yang menjanjikan perbaikan ini ternyata tidak diperbaiki. Itu menjadi catatan dalam pikiran masyarakat. Ke depan, kita harus benar-benar memilih pemimpin Bali yang betul-betul jujur, sesuai dengan kemampuannya,” paparnya. Ketua Kadin Bali, A.A. Ngurah Alit Wiraputra, melihat belum ada paslon yang dalam visi dan misinya menggairahkan generasi muda untuk bangkit menjadi wirausaha. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Bali yang selalu di atas rata-rata nasional belum bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat Bali. Dari total Rp 800 triliun nilai investasi di Bali, orang Bali hanya memiliki Rp 7080 triliun. Demikian pula perekonomian Bali yang 80

persennya ditunjang oleh pariwisata, hanya 6-7 persen orang Bali yang ikut berkiprah di dalamnya. “Ke depan, kita akan dorong lagi bahwa pertumbuhan perekonomian yang baik itu apabila rasio pengusaha dengan jumlah penduduknya itu di atas 12 persen sehingga menjadikan perekonomian Bali akan kuat bertahan,” ujarnya. Menurut Wiraputra, pemimpin Bali ke depan memiliki tantangan untuk membuat ekonomi Bali menjadi milik orang Bali. Selain itu, bagaimana membuat pertanian menjadi leading sector selain pariwisata. Mengingat, jumlah penduduk Bali yang menjadi petani jauh lebih besar (45 persen) dibandingkan yang terjun ke dunia pariwi-

sata. “Para kandidat harus mulai menjanjikan bahwa sektor pertanian ini harus digarap serius,” tegasnya. Ketua HKTI Bali, Prof. Nyoman Suparta, mengatakan, bidang pertanian sebetulnya telah banyak ditebari janji oleh para kandidat. Mulai dari subak, SDM, hingga bantuanbantuan untuk sektor pertanian. Namun, implementasi dari janji-janji itu yang hampir tidak diwujudkan. Ada yang memang karena tidak mampu merealisasikannya, ada pula yang karena tidak mau. “Ada benturan-benturan kepentingan ketika mau menjalankan janji itu. Dihambat oleh kepentingan partai, dihambat oleh kepentingan pribadinya,” ujarnya. Suparta menyarankan agar para paslon tidak terlalu

banyak berjanji, tapi berbuat sesuatu yang terbaik untuk Bali. Menjadikan Bali lebih baik, besar, kuat, dan lestari, serta menyejahterahkan masyarakat. Akademisi Fakultas Teknik Universitas Udayana, Putu Rumawan Salain, mempertanyakan ada paslon berjanji menyelesaikan masalah transportasi dengan mengintegrasikan transportasi udara, pelabuhan, rel kereta api keliling Bali, dan public transport. Mengingat saat ini situasi ekonomi tengah sulit, dan realisasinya membutuhkan investasi besar. Oleh karena itu, mesti ada hitungan yang jelas dengan data. “Bagaimana janji itu bisa terintegrasi memutus kemacetan dan memberikan value yang lebih tinggi bagi Bali,” ujarnya. Rumawan menambahkan, apa pun yang dijanjikan oleh kandidat seharusnya termuat dalam perda tata ruang. Perda No.16 tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Bali saat ini tengah dalam proses review. Sementara perda tersebut telah disepakati sebagai panglima dalam pembangunan. “Perda RTRW sekarang sedang di-review. Kita belum tahu hasilnya. Kalau umpama tidak disetujui ada pengembangan airport di Bali Utara, maka janji hanya tinggal janji. Apalagi yang pelabuhan, rel kereta api, itu tidak mudah,” jelasnya. (rin)

Menanti Tindakan Nyata Janji Tolak Reklamasi Teluk Benoa SALAH satu janji politik yang dilontarkan kedua pasangan calon dalam Pilgub Bali 2018 adalah menolak reklamasi Teluk Benoa. Namun, masyarakat yang berada di barisan tolak reklamasi sejak lima tahun terakhir tak lagi mengharapkan janji. Mereka memerlukan tindakan nyata. Apalagi, kedua pasangan calon diusung oleh partai politik yang memiliki wakil di DPRD Bali. “Kalau kedua pasangan calon itu serius, maka seti-

dak-tidaknya lahir keputusan di DPRD, hasil paripurna yang menyatakan penolakan reklamasi,” ujar Koordinator Divisi Politik ForBALI, Suriadi Darmoko. Menurut Suriadi, janji m e no l a k re kl a m a s i s a a t terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur tentu tidak adil untuk masyarakat dan desa adat yang menolak reklamasi sejak 2013. Hal. 11 Rekomendasi DPRD

BPM/wan

Suriadi Darmoko

BPM/wan

Juli Untung Pratama

BPM/wan

Basma Redana


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Minggu 17 Juni 2018 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu