20 HALAMAN
NOMOR 227 TAHUN KE 68 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (118 rb Like) http://facebook.com/balipost
minggu paing, 17 april 2016
Ida Pandita Istri Sri Bhagawan D.W.N.S. Prabhu Weda Sandhika
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
Pemimpin Bali harusnya belapati menjaga kelestarian melalui kebijakan yang berbasis lingkungan. Dengan kebijakan ini akan mencegah jangan sampai kerusakan lingkungan sampai terjadi,” katanya.
@balipostcom (4.029 Follower) http://twitter.com/balipostcom
Pemimpin Berbasis Ekologi
Berani ’’Belapati’’ demi Pelestarian Alam Bali Singaraja (Bali Post) – Persoalan yang mengancam terjadinya kelestarian lingkungan alam belakangan ini mulai menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak. Apalagi, kerusakan alam tidak saja terjadi akibat bencana, namun yang lebih memprihatinkan adalah ancaman kerusakan justru dari perilaku manusia itu sendiri. Dalam situasi ini, peran
pemimpin Bali menjalankan fungsi pengambil kebijakan sudah waktunya menerapkan pola pemerintahan dengan mengedepankan kelestarian lingkungan atau berbasis ekologi. Dengan kebijakan dan dukungan dari segenap komponen masyarakat tentu ancaman kerusakan lingkungan bisa dicegah dan Bali menjadi damai. Hal itu diungkapkan sulinggih
dari Griya Lingga Singaraja Ida Pandita Istri Sri Bhagawan D.W.N.S. Prabhu Weda Sandhika, Sabtu (16/4) siang kemarin. Lebih jauh Ida Pandita mengatakan, ancaman kerusakan lingkungan tidak bisa dianggap remeh. Apalagi dengan perkembangan investor yang banyak melirik daerah di Bali untuk menanamkan modalnya menjadi peluang sekaligus tantangan ke depan.
Dalam situasi ini, para pengambil kebijakan baik dari pusat, provinsi, hingga kabupaten sebelum mengeluarkan kebijakan harus memikirkan terkait yang akan ditimbulkan. Untuk itu, pola pemimpin dan pemerintahan yang mengedepankan kelestarian lingkungan ini wajib dijalankan. Hal. 19 Kerusakan Lingkungan
Stand Up Against Greed
Reklamasi Teluk Benoa
Menertawakan Kerakusan Investor
Buat Alam Bali Tak Asli
PENOLAKAN rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 700 hektar oleh PT TWBI terus digaungkan barisan seniman yang tergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI). Event bertajuk “Stand up against Greed” digelar di Taman Baca Kesiman, Jumat (15/4). Saat itu ditampilkan komika atau stand up komedian nasional Soleh Solihun. Pun grup lawak Inguh Gabeng, Rare Kual, trio folk Nosstress dan blues man, Made Mawut. Selain penampilan deretan seniman, event ini pun diramaikan sejumlah booth dari Substore, Sindikat Pesta Kebon, Pena Hitam Bali dan ForBALI. Panitia acara Dodix mengatakan, acara ini merupakan salah satu cara untuk terus menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. “Melalui gerakan seni seperti stand up comedy kami ingin menertawakan kerakusan penguasa dan pengusaha yang bebal dan kami mengajak masyarakat untuk terus melawan. Yang terpenting adalah dari event ini, kami mengedukasi masyarakat tentang dampak buruk reklamasi terhadap lingkungan sekitar termasuk dampak terhadap adat dan budaya Bali. Ini tidak hanya sekali dua kali, dari awal gerakan ini, para seniman terus bergerak dengan menggelar konser mini,” jelasnya. Dikatakan Dodix, event ini untuk menggalang donasi yang nantinya akan disalurkan untuk membiayai gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa. “Karena gerakan tolak reklamasi ini independen dan tidak ada intervensi dari siapa pun dan tidak ada kepentingan dari pihak mana pun. Hal. 19 Tak Dibayar
Jakarta (Bali Post) Perlu-tidaknya reklamasi Teluk Jakarta dan Teluk Benoa menjadi perbincangan hangat di diskusi Perspektif Indonesia dengan topik “Masih Perlu Reklamasi?” di Jakarta, Sabtu (16/4) kemarin. Dari diskusi ini tercetus pariwisata Bali sangat bergantung pada alam dan sangat jauh dari gedung-gedung. Sebaliknya, reklamasi justru memberikan ruang-ruang untuk pembangunan gedung. Ketua Umum Association of the Indonesia Tours and Travel, Asnawi Bahar, mencontohkan, rencana reklamasi Teluk Benoa yang terletak di selatan Bali. Reklamasi di daerah ini sebenarnya tidak terlalu mendesak. “Di situ (selatan Bali), sudah padat. Padahal di timur dan utara masih terbuka,” jelas Aswan. Ketika berbicara reklamasi, akan membuat keindahan alam termasuk alam Bali tidak lagi asli atau alami. Dengan demikian, bisa berdampak pada bidang pariwisata, khususnya di Bali. “Wisatawan datang ke Indonesia tidak mencari gedunggedung (beton), kecuali (wisatawan) di negara-negara tertentu,” ujarnya.
BPM/edi
GEBRAK - Musisi Iwan Fals saat menggebrak Bali di pentas GWK, Sabtu malam (16/4) kemarin.
JAGAT BALI
Pura Dalem Pingit PURA Dalem Pingit merupakan salah satu Pura Tri Kahyangan di Desa Pakraman Bedulu yang memiliki sejumlah keunikan. Seperti pada Palinggih Ratu Susu, menyimpan arca Garuda Wisnu Kencana yang diperkirakan peninggalan abad ke-14. Palinggih Ratu Susu yang diyakini memiliki kekuatan niskala untuk memperlancar fungsi air susu ibu. Arkeolog Agung Rai Astawa mengungkapkan keunikan Pura Dalem Pingit dengan sejumlah palinggih dengan arca peninggalan masa silam. Seperti arca kuno berwujud Garuda Wisnu Kencana yang merupakan peninggalan pada abad ke-14. Hal. 19 Garuda Wisnu
Menurut Asnawi, hanya wisatawan domestik yang memiliki kebiasaan untuk berwisata ke pusat perbelanjaan. Sementara wisatawan asing, lebih mencari keaslian, alam yang ramah, dan budaya. Dia mengatakan ketika Indonesia sudah punya alam yang indah, maka diperlukan sentuhan teknologi. Pasalnya, bangunan tinggi tidak akan mendatangkan wisatawan. Hal ini terlihat dari kecenderungan wisatawan di Bali yang berjumlah 4 juta orang. Hampir seluruhnya datang ke Bali bukan untuk mencari gedung-gedung megah. Hal. 19 Kewenangan Susi
Kejujuran Diabaikan UN SMA–SMK di Bali Sekalipun hasil Ujian Nasional (UN) tahun ini tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa, nyatanya, sejumlah pelanggaran masih ditemukan dalam pelaksanaan UN. Mulai dari siswa yang kedapatan membawa dan menggunakan handphone di dalam ruangan, temuan beredarnya kunci jawaban, hingga siswa yang membawa contekan atau bekerja sama dengan siswa lain. Kepala Disdikpora Bali, TIA Kusumawardhani mengaku hal itu dan sudah melakukan evaluasi dengan Disdikpora kabupaten/kota agar pelanggaran
yang sama tidak terulang pada UN SMP. Pihaknya menekankan, kejujuran adalah hal yang paling diharapkan dalam pelaksanaan UN. Meskipun, prestasi juga penting untuk diraih siswa. “Yang diharapkan kejujuran, bukan yang lain-lain karena pemerintah ingin melihat, betul tidak sudah banyak uang yang diberikan kepada sekolah, guru juga sudah diberikan tunjangan sertifikasi mampu nggak meningkatkan kualitas pendidikan kita,” ujarnya Sabtu (16/4) kemarin. Hal. 19 Peran Pengawas
BPM/eka
UN - Siswa SMA sedang mengerjakan soal UN.
Denpasar dan Badung Paling Tinggi TEMUAN Ombudsman perwakilan Bali mengejutkan kalangan pendidikan di Bali. Temuan Ombudsman menunjukkan Denpasar dan Badung menjadi daerah yang persentase tingkat kecurangannya lebih tinggi dibandingkan kabupaten lainnya di Bali. Terhadap temuan itu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar pun angkat bicara. Apalagi, Kepala Bidang (Kabid)
Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdikpora Kota Denpasar, I Wayan Supartha, tak menampik jika saat pelaksanaan UN lalu, telah ada ditemukan dan laporan sejumlah masalah seperti kunci jawaban, masih adanya siswa yang membawa ponsel, pengawas yang tidak mengikuti aturan seperti berdiri di luar ruang kelas, dan lainnya. Hal. 19 Rekayasa
Membentuk Generasi Tak Jujur UJIAN Nasional (UN) dilaksanakan dalam rangka melakukan standardisasi capaian mutu pendidikan nasional. Namun faktanya, manakala UN tidak lagi dijadikan sebagai indikator kelulusan, berbagai kecurangan terjadi. Hal ini
harus disikapi serius para pengampu kebijakan, khususnya pimpinan daerah kabupaten dan kota sebagai pemegang otonomi pendidikan. Hal. 19 Revolusi Mental
Ketika UN Tak Berintegritas
Siswa dan Pengawas Perlu Diberi Sanksi Tegas Bali bisa dikatakan sangat berat —kalau tak mau disebut gagal - menjalankan Ujian Nasional (UN) berintegritas 2016. Pasalnya, Ombudsman menemukan berbagai bentuk kecurangan peserta hingga penyelanggara UN.
BENTUK pelanggarannya berupa siswa menggunakan smarthphone ke ruang ujian, dugaan beredarnya kunci jawaban dan kebocoran soal hingga adanya pembiaran kerja sama antarpeserta UN. Hasil pengamatan Bali Post selama ini menunjukkan persiapan sekolah untuk mematangkan siswanya menghadapi UN sudah sangat baik. Enam bulan menjelang UN, mereka dipadatkan dangan berbagai try out. Namun sayang, persiapan yang matang itu dicoreng oleh kita sendiri. Dikatakan kita karena banyak pihak yang
berperan mencoreng citra UN berintegritas di Bali. Kita akui tak semua daerah menjalankan SOP UN secara benar. Kota Denpasar yang mengejar predikat kota UN berintegraitas dinodai oleh sejumlah siswa. Padahal di kota ini 11 sekolah melaksanakan UNBK demi tercapainya UN berintegritas. Pada hari pertama, siswa disiplin mengerjakan UN secara jujur, namun karena ada berita di sekolah lain siswa dibolehkan membawa Hp, siswa yang lain ikut melakukan hal serupa. Menurut sejumlah siswa di ruang ujian mereka mengguna-
kan smarthphone mengunggah google untuk mendapatkan jawaban. Untuk mengelabui pengawas, kata seorang siswa, mereka membawa dua Hp, satu diserahkan ke guru pengawas, yang satu disembunyikan di bagian tubuh yang luput dari pemeriksaan pengawas. Kondisi ini didukung oleh model pegawas yang tak terlalu ketat di ruang UN. Sekalipun diberlakukan sistem silang, kenyataannya pengawas sangat manusiawi. Hal. 19 Hanya Hadir
Rumawan Salain
Nengah Madiadnyana
Wenten Aryasuda