Edisi Minggu 16 September 2018 | balipost.com

Page 1

12 HALAMAN

NOMOR 29 TAHUN KE 71 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

BPM/rin/ist

PIMPIN - Gubernur Bali Wayan Koster, Sabtu (15/9) kemarin, memimpin gerakan bersih sampah plastik World Clean Up Day di Pantai Kuta. Sementara Wagub Cok Ace memimpin gerakan bersihbersih di Pantai Mertasari, Sanur.

Bali Terdepan Peduli Sampah

Denpasar (Bali Post) Ribuan elemen masyarakat Bali tumpah ruah melakukan aksi bersih-berish pantai secara serentak serangkaian World Clean Up Day, Sabtu (15/9) kemarin. Pada aksi bertema “Suksma Bali” ini, masyarakat dan pelaku pariwisata membawa sapu lidi, capitan sampah, hingga karung untuk menampung sampah plastik. Di dunia tercatat 150 negara terlibat dalam acara ini, termasuk di dalamnya Indonesia yang mulai ikut bergabung tahun ini. Di Bali, aksi bersih-bersih sedunia tersebut dilakukan secara serentak pada puluhan titik pantai, danau, pura, dan campuhan di 9 kabupaten/ kota. Gubernur Wayan Koster memimpin gerakan bersih sampah plastik di Pantai Kuta, Badung, sedangkan

Wagub Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati di Pantai Mertasari, Sanur. Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Luh Ayu Aryani, mengatakan, World Clean Up Day di Provinsi Bali dipusatkan di Pantai Mertasari, Sanur. Namun, aksi juga dilakukan di Biaung, Padanggalak, dan Muara Tangtu. Aksi bersih-bersih ini dilakukan pula di Pantai Kuta,

Pantai Jerman, Pantai Jimbaran, Pantai Geger, Pantai Petitenget, Pantai Berawa dan Bagus Agrowisata di Kabupaten Badung. Kemudian Campuhan Ubud, Pantai Purnama, Pantai Siyut, dan Pantai Saba di Gianyar, Pantai Lepang dan Pantai Jumpai di Klungkung, Pantai Soka di Tabanan, Pantai Yeh Kuning di Jembrana, Pantai Pemuteran, Pantai Lovina dan Danau Buyan di Buleleng,

Pura Batur dan sekitarnya di Bangli, serta Pantai Cinta dan Desa Kerta Mandala di Karangasem. Di samping untuk meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan sampah yang ada di Bali, World Clean Up Day juga diharapkan menjadi sebuah gerakan yang masif membuat Bali hijau, indah, bersih, serta bebas dari sampah dengan mengedepankan nilai-nilai dan cinta lingkungan yang berkelanjutan. ‘’Juga menjawab tantangan dunia bahwa masyarakat Bali peduli terhadap lingkungan,’’ tegas Luh Aryani. Hal. 11 Tindakan Bersama

Implementasikan ’’Segara Kerthi’’

Gubernur dan Wagub Kompak Pimpin Aksi Bersih Pantai Denpasar (Bali Post) Belum genap dua minggu memimpin Bali, Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) langsung start merealisasikan program kerjanya. Untuk mengimplementasikan kearifan lokal Segara Kerthi, Koster dan Cok Ace kompak turun memimpin aksi bersih-bersih pantai, Sabtu (15/9) kemarin. Gubernur Wayan Koster memimpin gerakan bersih sampah plastik serangkaian World Clean Up Day di Pantai Kuta, Badung, sementara Wagub Cok Ace memimpin gerakan bersih-bersih di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar. Selain di Denpasar dan Badung, kegiatan

ini diselenggarakan secara serentak di kabupaten/kota se-Bali. Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik penyelenggaraan World Clean Up Day (WCD) 2018 yang merupakan gerakan internasional dalam memerangi sampah. Aksi ini dilaksanakan serentak di seluruh dunia pada tanggal 15 september 2018 dan Indonesia merupakan salah satu negara yang turut serta dalam aksi memerangi sampah khususnya sampah plastik tersebut. Menurut Koster, kegiatan WCD sesuai dengan visi misi program Pemprov Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yakni menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya demi terwu-

judnya masyarakat Bali yang sejahtera. “Saya menyambut baik kegiatan ini karena sesuai dengan visi misi kami (Pemprov Bali -red) Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yakni menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya serta terwujudnya masyarakat Bali yang bahagia dan sejahtera baik sekala dan niskala,” ujarnya. Ditambahkan Koster, aksi bersih-bersih ini juga sejalan dengan filsafat Sat Kerthi yakni Atma Kerthi, Danu Kerthi, Segara Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi serta Jagat Kerthi dan kegiatan WCD ini merupakan pelaksanaan dari salah satu bentuk kegiatan dari Segara Kerthi. Hal. 11 Rutin dan Berkelanjutan

Pariwisata Nusa Penida Perlu Dikendalikan Jumlah hotel dan restoran di Kepulauan Nusa Penida

136 unit Hotel

138 unit Restoran

Nama Nusa Penida, Klungkung semakin melejit di kancah internasional. Wilayah kepulauan ini kini menjadi salah satu destinasi unggulan di Bali, bahkan di Indonesia. Keindahan alam yang luar biasa, membuatnya kerap disebut ‘’telur emasnya’’ Pulau Dewata. Bahkan, juga mendapat julukan the blue paradise island.

Rencana Pembangunan proyek strategis di Nusa Penida:

Tersebar di Nusa Ceningan, Lembongan dan Nusa Gede.

Target Penanaman modal 2018

- 2017 :

333.000 orang, realisasi 423.726 orang

Panjang Jalan Nusa Penida yang menjadi kewenangan Pemkab Klungkung 229 kilometer. Kondisi rusak 70 kilometer.

Tiga Desa masih kesulitan air bersih : - Pejukutan, - Tanglad, - Sekartaji

Semarapura

- 2018:

478.169 orang

Jembatan baru penghubung Nusa Ceningan dan Lembongan

Nilai:

Pembangunan tanggul pengamanan pantai

Nusa Penida

ini penuh sesak oleh wisman. Wilayah kepulauan ini pun menyandang status sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sejak 2014. Di samping status lain, seperti Kawasan Konservasi

Rp 65 miliar

Pengembangan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM).

lembongan Ceningan

KALANGAN pariwisata mengatakan hampir 70 persen wisatawan mancanegara menuju Lembongan dan Ceningan, Nusa Penida. Tiap hari, boat cepat ke objek wisata

Target Kunjungan Wisatawan Kabupaten Klungkung

AIRPLANE

TICKETS

- Dalam Negeri dan Asing : Rp 219.515.605.659,00 - Realisasi : Rp 36.051.043.999,00

Perairan (KKP), kawasan pengembangan energi terbarukan, Pulaupulau Kecil Terluar (PPKT) hingga kawasan pengembangan sapi Bali. Berkat potensi yang dimiliki, membuatnya menjadi tumpuan pemerintah Kabupaten Klungkung untuk meraup Pendapatan Asli Daerah. Ada retribusi dari wisatawan hingga Pajak Hotel dan Restoran (PHR). Hal. 11 Dijejali Hotel

Nilai:

Rp 24 miliar Nilai:

Rp 179,4 miliar.

Pembanguan pelabuhan segi tiga emas

Nilai:

Rp 155 miliar.

Nilai:

Jalan lingkar Nusa Penida.

Rp 377,4 miliar.

SESAK - Tebing-tebing Nusa Lembongan disesaki hotel.

”Kue” Pariwisata Belum Merata

PERTUMBUHAN pariwisata di Nusa Penida,Klungkung membuat kawasan ini dincar investor. Ketertarikan investor untuk menanam modal semakin meningkat. Namun sangat disayangkan masih pincang. Dalam artian lebih terfokus pada satu lokasi yakni Lem-

bongan dan Ceningan. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PM-PPTSP) Klungkung, Made Sudiarkajaya, menjelaskan investasi di kepulauan lebih banyak di wilayah barat, seperti Nusa Lembongan, Jungutbatu, Nusa Ceningan. Di Nusa

BPM/sos

Gede baru berkembang di Desa Sakti dan Desa Bunga Mekar. Sementara untuk Nusa Tengah dan Timur masih tergolong kecil. Itu tak lepas dari potensi pariwisata yang ada. Ini yang membuat ‘’kue’’ pariwisata belum merata. Hal. 11 ”Overload”

Dampak Pariwisata bagi Warga BPM/sos

JEMBATAN - Jembatan Kuning sebagai ikon pariwisata Nusa Penida.

Miliki 136 Hotel dan 138 Restoran PADA era 1970-an, Kepulauan Nusa Penida tak berkembang. Tanahnya tandus, ekonomi warga banyak yang kurang. Banyak pula warga yang memilih keluar daerah untuk mengadu nasib. Tak ada yang namanya boat sebagai akses transportasi. Masih menggunakan sampan. Barang dan orang masih diangkut menjadi satu. Perlu 3,5 jam untuk sampai di Nusa Penida dari

pelabuhan di Desa Kusamba. Kesaksikan itu diutarakan salah satu mantan guru SDN 2 Klumpu, I Ketut Sugiana. “Saya mengajar sejak Maret 1976. Hanya sampan yang jadi transportasi satu-satunya dari wilayah daratan,” ungkapnya baru-baru ini. Kini, kondisinya telah berubah. Seperti ada polesan baru. Hal. 11 Kurangi Pengangguran

Pagi Jadi ’’Guide’’, Sore Beternak

Di tengah menggeliatnya pariwisata Nusa Penida, ada sejumlah persoalan yang dialami Nusa Penida. Pertanian rumput laut yang menjadi ikon perlahan terpinggirkan. Yang tumbuh saat ini pekerjaan menjadi tukang ojek, menyewakan kendaraan, menyewakan home stay, menjadi guide. Di samping persoalan di bidang pariwisata itu sendiri. WARGA Nusa Penida, Putu Krisna, menuturkan, dua tahun lalu, neneknya masih melakukan budi daya rumput laut di Pantai Banjar Nyuh. Pariwisata menggeliat. Banyak tamu datang diantar kapal boat. Kapal boat itu berlabuh di Banjar Nyuh. Perlahan–lahan petani rumput laut di sana mulai berkurang bahkan tidak ada lagi saat ini. Berkurangnya petani rumput laut juga karena tidak ada lagi bibit rumput laut. Ketika menanam pun rum-

put laut tidak mau hidup. Ia menduga karena pengaruh solar dari boat yang berlabuh. “Jadi, rata–rata yang sudah jadi petani di Banjar Nyuh sudah kembali ke rumah masing–masing,” ungkap lulusan Teknik Elektro ini. Menurut Krisna, tidak serta merta masyarakat meninggalkan mata pencaharian sebelumnya. Masih ada masyarakat yang tetap menggeluti profesinya menjadi peternak dan petani. “Pagi mereka menjadi guide,

sore hari mereka kembali beternak,” tuturnya. Anggota Asita Bali yang merupakan warga Nusa Penida Ketut Tunggu, S.Pd. mengakui, mata pencaharian masyarakat yang semula mengandalkan beternak sapi, berkebun jagung dan ketela dengan hasil setahun sekali serta budi daya rumput laut yang panen setiap 30 hari sekali, kini tergantikan dengan menjadi pelayan dan usaha wisata. Hal. 11 Putra Daerah

BPM/sos

WISMAN - Ribuan wisman setiap hari mengunjungi Nusa Penida. Warga lokal ikut menjadi guide.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Minggu 16 September 2018 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu