Bali Post
balipost http://facebook.com/balipost
SEJAK 1948
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Pengemban Pengamal Pancasila
Jokowi Buka PKB Ke-41
Tebarkan Spirit Kedamaian dan Toleransi
Denpasar (Bali Post) Presiden RI Joko Widodo membuka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 sekaligus melepas pawai di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Niti Mandala Renon, Denpasar, Sabtu (15/6) kemarin. Kali ini, Jokowi tidak saja mengajak serta Ibu Negara Iriana Joko Widodo, juga anak-anaknya yakni Gibran Rakabuming dan Kahiyang Ayu, menantunya Selvi Ananda dan Bobby Nasution, serta cucucucunya, Sedah Mirah Nasution (anak Kahiyang-Bobby) dan Jan Ethes (anak Gibran-Selvi). Kehadiran Jan Ethes dan Sedah Mirah seolah menjadi penanda bahwa Jokowi tengah berupaya memperkenalkan budaya Bali yang adiluhung sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia kepada anak dan cucunya. PKB yang biasanya dibuka secara resmi di Panggung Terbuka Ardha Candra Art Center, kini beralih di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Niti Mandala Renon, Denpasar. Pembukaan PKB sekaligus dirangkai dengan pelepasan pawai. Saat tiba di area pawai, Jokowi yang didampingi Mendikbud Muhadjir Effendy, Gubernur Bali Wayan Koster disambut dan diiringi oleh barisan penari pendet dan baris gede. Sementara ibu negara, Iriana Joko Widodo, sudah tiba terlebih dulu didampingi Ny. Putri Suastini Koster. “Punapi gatrane? Becik nggih? Dumogi para semeton rahajeng sareng sami,” kata Jokowi saat menyapa masyarakat. Setelah menyapa masyarakat dengan bahasa Bali tersebut, Jokowi langsung membuka PKB tanpa kata sambutan. Alasannya, Presiden tidak ingin berlama-lama memberikan sambutan, karena Gubernur Bali telah memaparkan secara jelas terkait PKB. Rupanya Jokowi tak langsung memukul kulkul, namun terlebih dulu mengucapkan
“matur suksma” dan sempat “curhat” bahwa ia selama ini cukup kesulitan melafalkan ucapan terima kasih dalam bahasa Bali tersebut. “Karena bahasa daerah kita ini lebih dari 1.100. Jadi kalau saya keliru, salah, mohon dimaafkan. Terutama yang matur suksma ini sulit sekali buat saya. Keliru terus,” jelasnya yang kemudian memukul kulkul sebagai tanda pembukaan PKB sekaligus pelepasan pawai. Ucapkan Selamat Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster pada awal sambutannya sempat mengucapkan selamat kepada Jokowi yang terpilih kembali menjadi Presiden RI berpasangan dengan Ma’ruf Amin. Masyarakat Bali disebut telah mendukung penuh pasangan Jokowi-Ma’ruf lewat perolehan suara 91,68 persen. Persentase ini tertinggi di Indonesia. ‘’Kini, masyarakat Bali berdoa untuk Bapak Presiden beserta keluarga agar senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan untuk memimpin bangsa dan negara lima tahun
ke depan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujarnya. Menurut Koster, PKB merupakan wahana pelestarian dan pengembangan seni budaya masyarakat Bali. Tahun ini, PKB dilaksanakan sesuai visi ’’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Secara keseluruhan, format penyelenggaraan PKB tahun ini ditata secara kreatif dan inovatif sebagai bagian dari implementasi kebijakan yang diatur dalam Pergub Bali. Di antaranya, lanjut Koster, Pergub No.79 tahun 2018 tentang Penggunaan Busana Adat Bali, Pergub No.80 tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, Pergub No.97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, serta Pergub No.99 tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali. Hal. 11 Membumikan Pancasila
BPM/eka
BUKA PKB - Presiden RI Joko Widodo didampingi Gubernur Wayan Koster memukul kulkul saat membuka PKB ke-41 di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Sabtu (15/6) kemarin.
Properti Dibuat Ramah Lingkungan
BPM/eka
LAMBAIKAN TANGAN - Presiden Joko Widodo bersama Iriana Widodo dan keluarga, Gubernur Wayan Koster dan Putri Suastini Koster melambaikan tangan pada masyarakat yang menonton pawai PKB, Sabtu (15/6) kemarin.
PKB di Daerah Terkesan Milik Pegawai Pemda Denpasar (Bali Post) Pesta Kesenian Bali (PKB) menjadikan seni sebagai ikonnya, dengan tetap menyediakan ruang dan waktu untuk unsur-unsur budaya lainnya, seperti tradisi, ekonomi kreatif dan jenis kerajinan lainnya yang bernapaskan Hindu. “PKB ini betulbetul menjadi pesta budaya rakyat untuk kesejahteraan rakyat Bali,” ujar budayawan Dr. Drs. A.A. Gde Raka,
I Kadek Satria
M.Si., Sabtu (15/6) kemarin. Keberpihakan Gubernur Bali, Wayan Koster, kepada rakyat Bali tampak pada PKB tahun ini dengan dibebaskannya biaya sewa bagi para perajin Bali yang memanfaatkan stan pameran. Sebagai konsekuensinya, barang-barang yang dijual relatif menyesuaikan dengan harga standar, sehingga masyarakat mampu membelinya.
A.A. Gde Raka
Tema yang diangkat adalah Bayu Pramana: “Memuliakan Sumber Daya Angin”, kata Gung Raka bisa dijadikan refleksi diri bahwa saat ini banyak terjadi pencemaran udara yang dipicu oleh asap kendaraan bermotor, sampah, asap pembakaran sampah, terutama di perkotaan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Sementara itu, pengamat budaya yang juga dosen filsafat Unhi Denpasar, I Kadek Satria, S.Ag., M.Pd.H., mengkritisi gaung PKB di daerah/kota masih sepi dan terkesan milik Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah daerah (pemda). Hal ini dikarenakan semua SKPD kabupaten/kota terlibat di dalamnya. Sedangkan, masyarakat biasa hanya fokus pada festival gong kebyar. Padahal, jika gaung masyarakat daerah tinggi dalam PKB ini, tentu akan dapat menyejahterakan masyarakat daerah. Hal. 11 Libatkan Masyarakat
PROPERTI pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 secara umum didominasi bahanbahan alami seperti janur dan bunga segar. Seperti properti panggung kehormatan, sudah dibuat ramah lingkungan. Namun, belum sepenuhnya memakai bahan-bahan ramah lingkungan. Seperti logo kabupaten, masih ada kontingen yang memakai styrofoam. “Jadi, memang tidak bisa sepenuhnya. Memang berpulang pada kontingen itu. Tapi secara umum jauh lebih dominan yang ramah lingkungan,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan “Kun” Adnyana, di sela-sela pawai
PKB ke-41, Sabtu (15/6) kemarin. Kun mengaku sudah mengonfirmasi beberapa kepala dinas kebudayaan kabupaten yang masih menggunakan styrofoam. Utamanya untuk logo kabupaten/kota. Properti tersebut sebetulnya sudah dipakai tahun lalu. Pada PKB kali ini dipakai lagi karena alasan keterbatasan dana. “Untuk ke depan harus lebih baik lagi. Jadi, yang sudah kita sepakati agar dijadikan pijakan untuk menata pawai ke depan lebih ramah lingkungan,” imbuhnya. Hal. 11 Jajan Sarad
BPM/eka
SARAD - Jajan sarad ramah lingkungan dari Kabupaten Gianyar.
Hindari Praktik Sekaa Pesanan
SETIAP tahun, Pemprov Bali menggelar agenda Pesta Kesenian Bali (PKB). Ada sebuah kejenuhan di tengah masyarakat, karena konsep dan model kesenian yang tampil itu-itu saja. Salah satu tokoh budaya di Klungkung, I Ketut Dewa Soma, Sabtu (15/6) kemarin, tak menampik situasi ini. Menurut-
nya, semestinya pemerintah khususnya Dinas Kebudayaan dan lembaga akademis lainnya, mampu memberdayakan seni tradisi yang lain di Bali. Sebab, yang terjadi saat ini bahwa seniman yang tampil itu-itu saja. Sehingga muncul kesan PNS-lah yang mengelola, mengatur, dan menunjuk duta-duta seni itu. Bukan berdasarkan
kemauan sekaa itu. “Sekarang kan yang terjadi, mana sekaa yang bisa diajak kerja sama alis pesanan, itu-itu saja yang sering ditampilkan sepanjang tahun. Padahal, potensi kesenian banyak sekali. Mereka juga seharusnya punya ruang pada momen PKB,” katanya. Pemerintah bisa melaku-
kannya dengan memberikan dana pembinaan, dan mempercayakan mereka mengelolanya lewat sekaa-sekaa yang memiliki potensi kesenian yang khas. Bukan justru sebaliknya, pemerintah yang mengelola dari awal sampai akhir sekaa tersebut. Hal. 11 Itu-itu Saja
Bangli Prioritaskan Seniman Cilik, Denpasar Libatkan Lintas Generasi
BPM/eka
PAWAI – Tari kipas, duta Kota Denpasar pada pawai PKB, Sabtu (15/6) kemarin.
Kabupaten Bangli menghadapi kendala berpartisipasi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB). Kendalanya karena keterbatasan anggaran. Dalam PKB ke-41, Bangli memberi kesempatan lebih kepada senimanseniman anak untuk ikut tampil. Sementara itu, Denpasar melibatkan seniman lintas generasi.
KABID Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli Nyoman Wiradana mengatakan, Bangli absen dalam beberapa materi. Salah satunya materi film dokumenter. Selain karena keterbatasan anggaran, alasan lain Bangli ingin berpartisipasi pada materi-materi kesenian yang baru seperti wayang parwa anak dan melukis anak. Pemkab Bangli ingin memberi kesempatan kepada seniman-seniman anak di Bangli untuk ikut tampil dalam PKB melalui materi itu. Hal. 11 Materi Baru