Edisi 16 Maret 2018 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 199 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

jumat kliwon, 16 maret 2018

balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

Pengemban Pengamal Pancasila

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Memaknai Tahun Baru Çaka 1940

Hindu Harus Jadi Teladan Wujudkan Kerukunan SEBAGAI agama tertua di muka bumi, sudah semestinya Hindu bisa menjadi teladan mengenai sikap-sikap dan tindakan-tindakan berbasis moral dan etika universal. Menjadi tuntunan yang menyejukkan sekaligus solusi bagi berbagai persoalan kemanusiaan dan kehidupan manusia dan seluruh makhluk ciptaan-Nya, sehingga tantangan global yang dihadapi bisa dimaknai untuk kemajuan bersama.

Hoax, ujaran kebencian, provokasi dan adu domba kini mengipas-ngipasi rasa permusuhan di masyarakat. Hal itu dikatakan Presiden Jokowi ketika menerima Pengurus Harian PHDI Pusat, Kamis (15/3) kemarin. Untuk itu, ia pun berharap umat Hindu bersama elemen bangsa yang lain ikut menjaga kesejukan, menjaga tali persaudaraan dan memperkuat persatuan. Perbedaan pilihan politik jangan sampai merusak kerukunan di antara sesama saudara sebangsa dan setanah air.

Akademisi Dr. I.B. Radendra Suastama, S.H., M.H. menilai apa yang menjadi penegasan Presiden patut menjadi renungan segenap komponen bangsa. Karenannya, Radendra pun berharap dalam memaknai Tahun Baru Çaka 1940, umat Hindu mesti menunjukkan diri sebagai warga masyarakat dan warga bangsa, bahkan warga dunia yang mengimplementasikan nilai-

nilai luhur Hindu yang berkarakter multikultural dan humanis. Nilai-nilai agama bukanlah instrumen untuk mencapai kepentingankepentingan pragmatis jangka pendek yang bermotif kekuasaan dan pemenuhan nafsu duniawi. Sebab, nilai dan ajaran Hindu adalah anugerah bagi semesta yang berkontribusi nyata dalam menjadikan dunia dan alam ini menjadi tempat yang lebih damai dan nyaman untuk ditempati bersama dengan seluruh ciptaan Yang Maha Kuasa.

‘’Sebagai agama tertua di muka bumi, sudah semestinya Hindu bisa menjadi teladan mengenai sikap-sikap dan tindakan-tindakan berbasis moral dan etika universal. Menjadi tuntunan yang menyejukkan sekaligus solusi bagi berbagai persoalan kemanusiaan dan kehidupan manusia dan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Sehingga tantangan global yang dihadapi bisa dimaknai untuk kemajuan bersama,’’ pungkasnya. Hal. 19 Semakin Kreatif

DANAU BERATAN - Ratusan umat Hindu melaksanakan upacara pamelastian di Danau Beratan, Rabu (14/3). Bali Post/Nyoman Martawan

Paling Berisiko, Kalau Tak Berani Ambil Risiko

Jakarta (Bali Post) – Ketidakpastian global di era teknologi dan globalisasi ini akan selalu ada. Di tengah ketidakpastian itu, zona aman maupun nyaman dinilai hanyalah sebuah ilusi. Saat dunia berubah, maka kita pun dituntut untuk turut berubah. Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat berbicara di hadapan pimpinan bank nasional di Istana Negara, Kamis (15/3) kemarin. Dunia bisnis penuh dengan risiko. Perbankan yang merupakan salah satu sektor bisnis juga memiliki risiko. Hal itu diakui sendiri oleh Kepala Negara. ‘’Kalau kita bicara perbankan dan sektor keuangan, mau tidak mau suatu saat kita harus berbicara mengenai risiko,’’ ujar Presiden seperti dikutif Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam siaran pernya yang diterima Bali Post. Menurut Presiden, dari sekian banyak risiko yang ada, risiko terbesar yang harus dihadapi ialah keengganan banyak pihak untuk mengambil risiko. Hal itulah yang banyak ia lihat di tahun 2017 kemarin, salah satunya di sektor keuangan. Hal. 19 Ambil Risiko

Tidak Terbit

Sehubungan Hari Raya Nyepi Çaka 1940, yang juga merupakan hari libur nasional, maka Bali Post pada Sabtu (17/3) dan Minggu (18/3) tidak terbit. Bali Post kembali terbit seperti biasa mulai Senin (19/3). Untuk itu kepada para pelanggan dan relasi iklan mohon maklum. Penerbit

ASEAN-Australia Special Summit

Era Baru Kerja Sama Ekonomi dan Penanggulangan Terorisme

’’Ini akan menjadi forum berharga bagi sektor swasta dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan utama dan mendorong kemakmuran masingmasing negara.’’ Jane Duke Dubes Australia untuk ASEAN

Sydney (Bali Post) – Australia menggelar ASEAN Australia Special Summit (Pertemuan Tingkat Tinggi Istimewa ASEANAustralia) di International Convention Centre, Sydney, Australia pada 16-18 Maret 2018. Pertemuan multilateral ini mempertemukan 10 petinggi negara ASEAN untuk pertama kalinya di luar kawasan negara ASEAN. Wartawati Bali Post yang diundang langsung untuk meliput acara tersebut melaporkan bahwa Australia ingin menjadikan pertemuan ini sebagai era baru dalam peningkatan kerja sama ekonomi dan penanggulangan terorisme. ‘’Pertemuan ini menunjukkan komitmen Australia yang kuat pada ASEAN dan hubungan baik Australia dengan negara-negara Asia Tenggara,’’ jelas Duta Besar Australia untuk ASEAN Jane Duke, Kamis (15/3) kemarin di kawasan Darling Harboour, Australia. Pemimpin negara-negara di ASEAN yang direncanakan hadir pada Pertemuan Tingkat Tinggi Istimewa ini; Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Daurssalam, Viet-

nam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Presiden Jokowi direncanakan hadir dalam acara ini. Sedangkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dipastikan tidak akan hadir. Kata Jane Duke, Australia yang sejak 40 tahun lalu telah menjadi mitra eksternal pertama dari kelompok negara-negara ASEAN ingin menjadikan pertemuan ini sebagai momentum untuk mempererat hubungan. Mengingat Australia secara geografis dekat dengan kawasan ASEAN. ‘’Geografis membuat Australia merasa perlu bekerja sama dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang serupa dengan negara-negara ASEAN,’’ jelasnya. Acara akan dibuka oleh Perdana

Menteri Australia Malcom Turnbull, Jumat (16/3) ini. Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ini akan menandai era baru dalam kerja sama ekonomi, dialog politik dan hubungan masyarakat antara negara Australia dan negara ASEAN untuk membangun kemitraan kontemporer dan berwawasan di tengah perkembangan zaman yang pesat. ASEAN sebagai salah satu mitra dagang Australia terbesar diharapkan dapat mencapai komitmen dan kesepakatan bersama pada dua topik utama. Pertama;bidang ekonomi-bisnis. Kedua, penanggulangan terorisme. Menurut Duke, kawasan Australia dan ASEAN menghadapi ancamanancaman yang tidak dapat ditangkal sendiri oleh satu negara. Melindungi warga negara dari bahaya yang datang, baik dari penjahat maupun teroris sebaiknya dilakukan dengan berbagi informasi intelijen, keahlian dan pengetahuan. ‘’Ini akan menjadi forum berharga bagi sektor swasta dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan utama dan mendorong kemakmuran masing-masing negara,’’ jelasnya. (kmb83)

Jaga Kelestarian Budaya, Koster Gagas KB 4 Anak di Bali

DIALOG - Koster saat berdialog dengan perajin di Desa Tumbu.

CALON Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (KosterAce), menggelar kampanye di sejumlah titik di Kabupaten Karangasem. Salah satunya masimakrama dengan ribuan warga di Banjar Bengkel, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Rabu (14/3). Sejumlah program kerja disampaikan oleh Koster. Salah satunya di bidang kependudukan. Koster menggagas agar program Keluarga Berencana (KB) yang merupakan program pusat dimodifikasi dalam penerapannya di Bali. Dalam praktiknya, program KB mewajibkan kepada penduduk Indonesia untuk membatasi keluarga hanya memiliki dua anak. Namun, program itu ternyata berbenturan dengan adat, kultur dan budaya Bali. Program KB dua anak pada akhirnya

memutus generasi Bali yang sudah sekian lama ada secara turun-temurun. Pada pelaksanaannya, program KB memutus generasi Nyoman dan Ketut yang akhirnya hilang. Ya, struktur anak dalam satu keluarga di Bali memang terdiri dari empat orang. Anak pertama biasa diberi nama Gede, Putu atau Wayan. Anak kedua Made atau

’’Tidak ada lagi alasan banyak anak akan miskin, karena semua sudah dilayani, ditanggung oleh pemerintah. Sekolah dibiayai negara, kesehatan dan perumahan juga. Lalu, apalagi alasannya?’’ Wayan Koster

Kadek. Sementara anak ketiga Nyoman atau Komang. Sedangkan anak keempat Ketut. ‘’Kalau program KB dua anak, berarti ada generasi Bali yang hilang yakni Nyoman (atau Komang) dan Ketut. Bali kehilangan kultur dan budaya,’’ katanya. Selama ini, kata Koster, masyarakat Bali adalah warga yang paling patuh terhadap program KB. Tetapi, tak ada imbal balik apa pun yang setimpal atas kepatuhan tersebut. Ke depan, Koster ingin agar program KB khusus di Bali dimodifikasi dari dua anak menjadi empat anak. Tujuannya agar tak ada generasi Bali yang hilang. ‘’Saya ingin KB minimum empat anak agar kultur dan budaya kita tidak hilang. Sekian lama generasi kita hilang karena program KB dua anak,’’ katanya. Hal. 19 Dana Bos


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 16 Maret 2018 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu