Bali Post
balipost http://facebook.com/balipost
SEJAK 1948
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Pengemban Pengamal Pancasila
Bupati Giri Prasta Mulai Realisasikan Pembangunan 2.000 Rumah Sehat Layak Huni
Kabupaten Buleleng Sasaran Pertama Menerima 450 Unit BUPATI Badung I Nyoman Giri Prasta mulai merealisasikan pembangunan rumah sehat dan layak huni atau program bedah rumah untuk enam kabupaten di Bali. Kabupaten Buleleng menjadi sasaran pertama program yang dananya bersumber dari APBD Kabupaten Badung tahun 2019. Penyerahan bantuan bedah rumah di Kabupaten Buleleng dipusatkan di dua desa di Kecamatan Banjar, yaitu Desa Tigawasa dan Desa Pedawa, Kamis (14/3) kemarin. Sesuai kebijakan Bupati Giri Prasta, bupati atau kepala daerah penerima bantuan diharapkan mengarahkan program pembangunan rumah sehat layak huni ini ke desa-desa yang masih tergolong miskin.
BEDAH RUMAH - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta merealisasikan pembangunan rumah sehat dan layak huni atau program bedah rumah di Kabupaten Buleleng tepatnya di Kecamatan Banjar, yaitu Desa Tigawasa dan Desa Pedawa, Kamis (14/3) kemarin.
Bupati Buleleng I Putu Agus Suradnyana menyambut langsung kehadiran Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yang hadir bersama Wakil Bupati I Ketut Suiasa, Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) I Ketut Gede Suyasa, Kepala Badan Litbang I Wayan Suambara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang IB Surya Suamba, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman A.A. Ngurah Bayu Kumara Putra, Kepala Bagian Hukum Setda Badung I Komang Budi Argawa, Kepala Bagian Kesra Setda Badung I Nyoman Sujendra, dan Kabag Humas Putu Ngurah Thomas Yuniarta. Sambutan meriah juga datang dari warga Desa Tigawasa dan Pedawa yang menjadi lokasi penyerahan bantuan. Kabupaten Buleleng mendapatkan total Bantuan Keuangan Khusus sebesar Rp 97,5 miliar. Untuk pembangunan 450 unit rumah sehat layak huni senilai Rp 22,5 miliar di mana tiap rumah mendapatkan masing-masing Rp 50 juta tanpa dipotong pajak, untuk kegiatan sebesar Rp 75 miliar di antarannya diarahkan untuk pembangunan Pasar Desa Banyusri sebesar Rp 26 miliar. Anggaran BKK ini bersumber dari penyisihan 15 persen Pajak Hotel dan Restoran (PHR) Kabupaten Badung. Hal. 15 Sangat Kagum
DISAMBUT WARGA - Bupati Badung Giri Prasta disambut warga saat berkunjung ke Desa Tigawasa dan Pedawa, Kamis (14/3) kemarin.
Dari Badung untuk Bali
BUPATI Badung Giri Prasta menyatakan telah memiliki progam ‘’Badung Angelus Buana’’ yang artinya Badung Berbagi, dari Badung untuk Bali. Untuk itulah, pihaknya telah berkomitmen penuh membantu wilayah lainnya di Bali. Program rumah sehat layak huni ini, dengan dua kamar tidur, satu kamar bebas, kamar tamu, dapur dan kamar mandi ini, diharapkan dapat membantu masyarakat yang belum memiliki rumah yang layak. ‘’Kami memang meminta secara khusus kepada bupati yang menerima bantuan bedah rumah ini, agar diarahkan pada desa-desa yang masih tergolong miskin. Kita tuntaskan di satu wilayah, baru kemudian dilanjutkan di wilayah lain. Misalkan kalau di Buleleng kita minta arahkan di Desa Tigawasa, Pedawa, kalau di Karangasem kita minta di Desa Munti Gunung,’’ jelasnya. Hal. 15 Satu Model
Siap Bahas Alokasi Anggaran Desa Adat
Sri Mulyani 1.000 Persen Dukung Penguatan Desa Adat
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyatakan mendukung dan siap membahas lebih lanjut inisiatif untuk memberikan alokasi anggaran bagi desa adat di Bali. ‘’Kalau saya mendukung, bahkan mendukung 1.000 persen untuk itu. Saya memahami dan mengingat pentingnya keberadaan desa adat terutama Bali dalam menjaga kelestarian, saya bersama Pak Gubernur untuk yang satu itu. Tinggal sekarang caranya bagaimana,’’ jelas Sri Mulyani di hadapan bendesa adat se-Bali dalam acara bertajuk ‘’Tatap Muka Menteri Keuangan Bersama Bendesa Adat se-Bali’’ di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar Kamis (14/3) kemarin. Disebutkannya pula, dirinya juga berharap banyak pada Bali yang menjadi tujuan pariwisata global mampu mempertahankan eksistensi dan kelestarian adat dan budaya Bali. ‘’Dunia kini semakin makmur. RRT makin kaya, India makin kaya, punya penduduk lebih dari 1 miliar maka makin banyak pula kaum menengah ke atasnya yang akan berlibur dan Bali menjadi salah satu tujuannya. Ini tantangan bagi Bali, belum lagi jika menghi-
tung turis Australia, Amerika dan Eropa serta wisatawan domestik. Banyak sekali tekanan bagi Bali meskipun itu juga berarti rezeki bagi Bali,’’ papar Sri Mulyani. Sri Mulyani melanjutkan, dalam konstitusi disebutkan, yang disebut desa dan mendapatkan alokasi adalah desa administratif yang diakui oleh Kementerian Dalam Negeri, yang secara historis berbeda dengan desa adat. ‘’Namun kita juga tidak menampik fakta adanya entitas sosial atau komunitas bersama yang bentuknya seperti desa adat ini, yang fungsinya juga sangat penting di luar masalah administratif. Hanya mungkin wilayah administrasinya bisa overlap karena ada satu desa adat yang mengisi beberapa desa administrasi atau sebaliknya. Ini fakta yang harus kita sikapi,’’ tukas mantan Direktur Bank Dunia ini. Dalam peraturan perundangan, dijelaskan Sri Mulyani, Menkeu akan membuat nota keuangan kepada Presiden untuk selanjutnya dipaparkan ke dewan dan dibuatkan alokasinya. Hal. 15 Kesejahteraan Masyarakat
’’Dunia kini semakin makmur. RRT makin kaya, India makin kaya, punya penduduk lebih dari 1 miliar maka makin banyak pula kaum menengah ke atasnya yang akan berlibur dan Bali menjadi salah satu tujuannya. Ini tantangan bagi Bali, belum lagi jika menghitung turis Australia, Amerika dan Eropa serta wisatawan domestik. Banyak sekali tekanan bagi Bali meskipun itu juga berarti rezeki bagi Bali.’’ Sri Mulyani Menteri Keuangan
BENDESA ADAT - Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan Wagub Cok Ace di hadapan bendesa adat se-Bali dalam acara bertajuk ‘’Tatap Muka Menteri Keuangan Bersama Bendesa Adat se-Bali’’ di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Kamis (14/3) kemarin.
Gubernur Koster Komitmen Pertahankan Kearifan Lokal ’’Bali punya faktor lain yang membedakan dengan daerah lain yang disebut faktor niskala, yang membawa aura yang kuat. Itulah yang dijaga oleh para bendesa adat ini. Sayangnya para bendesa ini banyak yang tidak mendapatkan apa-apa, murni pengabdian dibandingkan tugasnya yang luar biasa. Ini yang saya upayakan agar benar-benar berdaya di Bali.’’ Wayan Koster Gubernur Bali
GUBERNUR Bali Wayan Koster memaparkan bagaimana pentingnya peran desa adat sebagai warisan dari leluhur dalam menjaga adat istiadat, tradisi dan budaya di Bali selama berabad-abad. ‘’Desa adat ini terbentuk dari proses sosiologis oleh masyarakat, jadi bukan dibentuk oleh negara tapi oleh masyarakat adat. Jadi sangat otonom dan terpelihara dengan baik. Bali tidak punya emas, perak, batu bara, tembaga atau gas, tapi Bali punya adat istiadat dan budaya yang kaya dan unik. Kalau diberdayakan secara ekonomi tidak akan habis-habisnya dan desa adat punya peranan paling penting untuk menjaganya,’’ jelas Koster dalam sambutannya di hadapan bendesa adat se-Bali dalam acara bertajuk ‘’Tatap Muka Menteri Keuangan Ber-
sama Bendesa Adat se-Bali’’ di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Kamis (14/3) kemarin. Gubernur Koster juga menyampaikan agenda strategisnya dengan berbagai pergub guna mendukung terpeliharanya kearifan lokal di Bali. ‘’Jika tidak mempertahankan kearifan lokal saya kira ke depan kita akan rentan mengalami guncangan sosial di tengah kemajuan global,’’ kata Koster. ‘’Bali punya faktor lain yang membedakan dengan daerah lain yang disebut faktor niskala, yang membawa aura yang kuat. Itulah yang dijaga oleh para bendesa adat ini. Sayangnya para bendesa ini banyak yang tidak mendapatkan apa-apa, murni pengabdian dibandingkan tugasnya yang luar biasa. Ini yang saya upayakan agar benar-benar
berdaya di Bali,’’ tambahnya. Di tempat terpisah, Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Jero Gede Suwena Putus Upadesha nmengaku sangat senang dengan pelaksanaan tatap muka antara Menkeu dan bendesa adat se-Bali yang difasilitasi oleh Gubernur Koster. ‘’Dengan acara ini Ibu Sri Mulyani bisa mengetahui keberadaan dan peranan desa adat di Bali sebagai desa sosial religius dengan tugas sekala dan niskala, dan yang lebih penting apa yang bisa diberikan negara kepada kita tidak sekadar pengakuan dan penghormatan, tapi juga upaya untuk memberdayakan dan menguatkan desa pakraman yang ada di Bali,’’ tukasnya. Hal. 15 Jalan Terbaik