Edisi 14 Agustus 2016 | Balipost.com

Page 6

DIMENSI

6 ramalan

bintang

Capricorn Peruntungan: Kerja Anda selama ini cukup profesional dan loyalitasnya juga cukup tinggi. Sehingga harapan untuk meraih ke jenjang atas tampak terbuka lebar. Tak perlu mendengarkan kabar burung yang kurang bagus bagi diri Anda, biarkan saja karena akan hilang dengan sendirinya. Karier: Perjalanan masih panjang jangan terlalu berambisi pada minggu ini. Kesehatan: Kulit memerlukan perhatian lebih kusus. Keuangan: Ada pemasukan namun tidak sesuai target. Asmara: Jika tidak ingin terbakar sebaiknya jangan coba-coba bermain api. Aquarius Peruntungan: Jangan mudah tersinggung jika ingin meraih kesuksesan lebih di minggu ini. Peluang tampak terbuka lebar tinggal tergantung motivasi dan bagaimana Anda menjaga sikap agar peluang itu tidak berubah menjadi masalah. Karier: Perjalanan minggu ini memang terasa berat. Kesehatan: Waspada timbulnya penyakit lama kambuh lagi. Keuangan: Pemasukannya banyak hambatan karena iri hati terselubung. Asmara: Terseyumlah dan tataplah masa depan dengan pandangan penuh optimis, karena tak selamanya mendung itu kelabu. Pisces Peruntungan: Jalanan tampak mulus dan hampir tiada hambatan berat yang merintangi. Tinggal tergantung bagaimana motivasi Anda untuk meraih semua peluang tersebut. Tinggalkan bayang-bayang kelabu yang hanya akan membikin hati sengsara dan semangat menjadi melemah saja. Karier: Di minggu ini banyak pendukungnya yang simpatik pada Anda. Alias karier cermerlang. Kesehatan: Sehat Walafiat. Keuangan: Tercukupi dan bagus sekali. Asmara: Dunia terasa bagaikan di surga. Aries Peruntungan: Usahakan untuk tidak emosi di minggu ini jika ingin mendapatkan keuntungan. Rencana usaha keluar kota lebih baik jangan dilaksanakan. Karena perbintangan Anda kurang oke. Karier: Tiada yang bisa diharapkan di minggu ini sekalipun awal mulanya nampak positip. Kesehatan: Minggu ini tiada yang baik selain istirahat dan bersantai bersama keluarga. Keuangan: Jangan terlalu diharapkan agar tidak kecewa. Asmara: Bicara saja apa adanya tak perlu bermuluk-muluk agar kejenuhan tidak mengganggu jalannya asmara. Taurus Peruntungan: Minggu ini penuh dengan keberuntungan maka dari itu jangan ditunda-tunda lagi rencana yang sudah tersusun. Laksanakan dengan penuh keyakinan mumpung sikonnya menguntungkan. Karier: harapan baik menanti Anda dan atasan tampak merespon positif setiap langkah yang Anda lakukan. Kesehatan: Tiada masalah dan jika anda dalam keadaan kritis di minggu ini bisa lolos selamat. Keuangan: Yang diharapkan bisa meleset, oleh sebab itu berjaga-jagalah agar tidak mendapat kesulitan. Asmara: Semuanya terasa indah dan si dia sangat sayang pada Anda. Gemini Peruntungan: Jangan berspekulasi karena semuanya masih dalam percobaan. Peruntungan minggu ini kurang menyenangkan, untuk itu sebelum melangkah sebaiknya dipikir seribu kali, karena penyesalan akhir tiada gunanya. Karier: Janji manis selalu menantang Anda dan dapat dipegang mperkataannya. Kesehatan: Yang sakit akan sembuh dan kuat sedangkan yang sehat semakin perkasa. Keuangan: Sesuilit apapun akan tertolong asalkan Anda tetap teguh tidak pesimis. Asmara: Begitu indah waktu-waktu yang akan dilalui dalam minggu ini penuh kenangan. Cancer Peruntungan: Minggu ini peruntungannya masihlah baik namun uang masuk mudah keluar lagi dikarenakan Anda lupa daratan jika udah kena pujian atau sanjungan. Oleh sebab itu selalulah bercermin pada masa pahit yang telah dialami, usahakan jangan sampai terulang kembali. Karier: Jangan silau karena pujian dan jangan sakit hati jika dicela karena justru kritikan tersebut dapat membantu meningkatnya karier Anda jika diterima dengan lapang dada. Kesehatan: Kesehatan harus tetap diutamakan dan dijaga, oleh sebab itu jangan coba-coba untuk melanggar pantangannya. Keuangan: Ada rupa tapi tiada dapat dipertahankan. Asmara: Yang pasti hidup tanpa asmara terasa hampa. Oleh sebab itu jangan abaikan asmara. Dan mengalahlah. Leo Peruntungan: Hambatan sudah pergi menjauh, segala urusan bakalan beres semuanya. Peruntungan di depan mata, kini Anda mau apa lagi? Apakah masih tetap bimbang dan ragu. Yakinlah pada kemampuan dan intuisi yang Anda miliki. Akan mendapat dukungan serta tawaran besar menantang Anda. Karier: Demi kemajuan kariernya jangan ragu untuk melontarkan ide-ide dan opini Anda. Siapa tau dari keberanian tersebut membuahkan hasil yang mentakjupkan. Kesehatan: Panasnya daya pikir harus diimbangin dengan gerak olah-raga yang memadai agar tulang punggung tidak terasa bagaikan kayu yang patah. Keuangan: Memuaskan. Asmara: Jika Anda masih mengharapkan asmaranya, harus mau berkorban. Virgo Peruntungan: Jika ingin tenang maka tak perlu ikut campur urusan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan diri Anda, cobalah lebih concern dengan urusan yang lagi dihadapi apalagi waktu penyelesaiannya sudah sangat mendesak sekali. Karier: Batu ujian tampak terhampar di depan Anda, untuk itu berusahalah lebih teliti dalam menilai suatu permasalahan. Kesehatan:Jangan mengabaikan kondisi badan yang terus menurun, lakukan upaya untuk dapat mengangkat kembali kondisi badan. Keuangan: Pengeluaran tampaknya masih merupakan masalah yang harus dipikirkan di minggu ini. Asmara: Apa susahnya bagi Anda untuk memarahinya, akan tetapi itu semua untungnya apa? Jangan-jangan malah akan lebih menyakiti hatinya. Libra Peruntungan: Yakinlah dengan kemampuan diri sendiri, karena keyakinan adalah modal utama dalam meraih kesuksesan. Tak perlu terombang-ambing oleh omongan orang yang kurang bisa dipertanggungjawabkan. Karier: Ketegasan dan keberanian merupakan kunci sukses di minggu ini. Kesehatan: Jangan mencoba-coba minum obat yang belum pernah Anda minum, sebelum dikonsultasikan dengan dokter. Keuangan: Dana cukup berlebih sehingga tak ada masalah bila ingin membeli sesuatu barang. Asmara: Pertahankan suasana yang baik ini. Jangan sampai terganggu oleh datangnya pihak ketiga. Scorpio Peruntungan: Jadikan pengalaman pahit untuk membangun kerajaan yang Anda idam-idamkan di minggu ini banyak jalan menuju cita-cita. Teruslah berjalan dengan visi dan misi yang jelas dan tak berubah-ubah. Karier: Semakin dikagumi. Kesehatan: Tidak stabil, masih memerlukan istirahat total. Keuangan: Berusahalah untuk tetap berpegang teguh pada anggaran yang telah Anda susun sendiri. Asmara: Dia bukan milik Anda. Sagitarius Peruntungan: Kesibukkan meningkat disebabkan panggilan kerja di lain tempat dan pekerjaan menumpuk karena menata yang akan ditinggalkan. Semuanya akan berjalan sesuai harapan jika Anda tidak meninggalkan “pedoman langkah jitu” asuhan Putri Wong Kam Fu minggu ini. Karier: Sedikit ada rasa kecewa di hati, sebab hasil karya belum dipanen harus sudah ditinggalkan untuk diserahkan lain orang. Kesehatan: Kurang sehat karena hati panas kepala berat. Keuangan: Bersyukurlah sekalipun kebutuhan meningkat, Diasuh Oleh tetapi pemasukan masih bisa menPutri Wong Kam Fu cover semua itu. Berlaku Asmara: Terbenam dengan kes14 -20 Agustus 2016 ibukan yang serius.

Minggu Umanis, 14 Agustus 2016

Weda Wakya

"Tumpek Uduh", Menyayangi Tumbuhan Secara Sempurna Om dyauh santir antariksam santih, prthivi santir apah santih, osadhayah santih vanaspatayah santir, visvedevah santir brahma santih, sarvam santih santir eva santih, sa ma santir edhi Om, Santih Santih Santih, Om (Yajur Veda, 36.17) “Ya Tuhan, semoga damai di Langit, damai di antariksa, damai di Bumi, damai di Air, damai pada Tumbuh-tumbuhan, damai pada Pepohonan, Seluruh Dewata menjadi damai, damai Sang Pencipta, damai Semuanya, damai dan hanya damai. Semoga kedamaian datang kepada kami.” Sebagian besar literatur Veda mengajarkan kecintaan pada lingkungan dan hidup harmoni dengan alam sekitar. Para orang suci seperti Resi, Yogi dan lain-lain, selain dalam kesehariannya mengadakan pencarian spiritual, juga tekun dan tulus mendoakan agar alam lingkungan tetap indah, subur, dan damai. Hal itu menunjukkan bahwa keharmonisan hidup bersama alam tidak dapat dipisahkan dari hidup, praktik, dan tujuan agama atau spiritual. Hidup berdampingan dan selaras dengan alam adalah bagian dari ajaran Tri Hita Karana dan telah menjadi ajaran yang menjiwai hidup seluruh umat Hindu di Bali. Menghargai alam merupakan salah satu cara untuk menjadikan (karana) hidup lebih sejahtera (hita). Manusia hidup dari alam, oleh karenanya manusia wajib menjaga dan menghargai alam. Adalah sebuah kesalahan besar bila manusia tidak menghargai dan menjaga alam, sebaliknya hanya bisa mengambil hasilnya saja untuk kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sadar tidak sadar merusak alam lingkungan yang menghidupi lahir batinnya. Menurut Maharesi Vyasa hidup pepohonan hanyalah demi kebaikan dan kesejahteraan yang lain (paropakaraya phalanti vrksah). Oleh karena itulah harapan dan doa ditujukan kepada pepohonan dan tumbuhan (osadhayah santih vanaspatayah santih). Veda mengajarkan, “Makanlah bumi ini...”, artinya manusia berhak memanfaatkan seluruh sumber daya alam yang ada di bumi ini sebagai waranugraha dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Semua diciptakan olehNya untuk kesejahteraan umat manusia. Akan tetapi, manusia juga memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam. Weda mengajarkan, manusia boleh memakan Ibu Pertiwi, tetapi hendaknya yang dimakan

Redaktur Khusus weda

WAKYA Darmayasa adalah sari-sarinya saja. Jangan “membunuh” alias menghancurkan bumi ini. Kesungguhan kitab suci Veda (Taittiriya Samhita, Rg Veda, Atharva Veda) dalam pelestarian alam ditunjukkan pada paparan khusus perihal cinta kasih kepada bumi yang dinamakan Bhu Sukta, Bhumi Sukta, atau Prithvi Sukta. Ibu Perthiwi dan Bapa Akasa yang dikenal di Bali juga berasal dari Rg Veda (tan mata prthivi tat-pita dyauh). Barangkali Bhu Sukta ini juga yang menginsiprasi masyarakat Hindu di Gunungkidul di Jawa Tengah pada tradisi upacara Wisuda Bumi. Upacara tersebut merupakan bentuk penghormatan pada bumi yang telah memberi kemakmuran dan juga memohon pada Hyang Tunggal agar tidak terjadi bencana di bumi ini. Rg Veda Samhita mengajarkan untuk tidak menghancurkan pepohonan, karena pepohonan adalah rumah bagi manusia. Pepohonan juga disebutkan sebagai harta karun bagi generasi manusia yang akan datang. Jika ia dihancurkan maka kita menghalangi generasi yang akan datang untuk hidup tenang damai sejahtera. Pemikiran indah penuh cinta kasih seperti inilah yang barangkali menjadi dasar dari lahirnya peringatan Tumpek Uduh. Pada hari Tumpek Uduh ini yang juga disebut Tumpek Pengatag, Tumpek Bubuh, Tumpek Tetanduran, Tumpek Wariga, atau pun Tumpek Pengarah, umat Hindu di Bali memperlihatkan nyata rasa menyayangi tumbuhan dengan penghormatan sangat tinggi. Menyayangi tumbuhan dengan melakukan penghormatan sangat khusus pada tingkat “memuja” merupakan tindakan cerdas spiritual yang sangat tinggi, dan ia merupakan satu-satunya “harta karun tradisi indah” di dunia. Dapat dipastikan, kearifan lokal sangat mulia seperti ini tidak ada di tempat lain di dunia. Oleh karena itu, semua mempunyai kewajiban untuk tetap menjaga dan melestarikannya dalam tekad pasti, bahwa tradisi pemujaan Tumpek Uduh tidak akan pernah hilang dari

muka bumi ini. Pada hari Tumpek Uduh ini umat Hindu memuja Tuhan, Sang Hyang Sankara yang telah menciptakan berbagai macam tumbuhan “sarwa tumuwuh” yang bermanfaat bagi manusia. Peringatan suci ini juga dilakukan dalam peritungan kalender Bali sangat sempurna, yaitu bertemunya (nemu gelang) “puncak” Saptawara (Saniscara) dan “puncak” Pancawara (Kliwon) yang “muncak” atau “numpek” pada Wuku Wariga. Dalam perayaan ini, selain ungkapan rasa angayubagia (syukur), umat Hindu juga memohon kepada Tuhan YME agar tumbuh-tumbuhan yang ditanamnya dapat memberikan hasil yang terbaik sesuai yang diharapkan. Secara tradisi, umat “berbicara” dengan tumbuhan seperti ini, “Nini Nini..., buin selae dina Galunganne, mabuah pang ngeed… ngeed… ngeed.” (Nini Nini..., Galungan sudah akan datang 25 hari lagi, berbuahlah yang lebat… lebat… lebat). Di India terdapat tradisi masyarakat Hindu melakukan penghormatan pada pepohonan, khususnya pada pohon-pohon yang diyakini sebagai pohon suci. Terutama pohon atau tumbuhan yang dianggap suci, seperti Tulasi (ocimum sanctum), pohon Boddhi (ficus religiosa), sejenis pohon “Ancak”, Beringin (ficus benjamina), Mangga (mangifera indica), Nim/ Intaran (azadirachta indica), Kelapa (cocos nucifera), dan lain-lain. Rumput Kusa dan beberapa jenis bunga juga disucikan. Ada banyak cara dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Leluhur kita mengajarkan, kalau menebang satu pohon maka tanamlah 5 pohon. Sebelum memotong pohon, diawali dengan meminta izin untuk memotong pohon melalui haturan canang, dan sebagai komitmen pelestarian pepohonan, di atas bagian akar pohon yang sudah ditebang ditancapkan ranting pohon sebagai simbol menanam kembali pohon yang sama. Menanam kembali 5 pohon yang sama, logikanya, ini adalah itungan probabilitas, teori kemungkinan. Dari 5 pohon yang ditanam belum tentu semua tumbuh. Dari yang tumbuh belum tentu semua berumur panjang. Sebuah itung-itungan yang luar biasa dari nenek moyang kita yang “sederhana”. Beberapa suku bangsa di Indonesia masih memiliki hutan yang dikeramatkan dan hanya orang-orang tertentu saja, di waktu tertentu, yang boleh masuk untuk mengambil sesuatu yang jenis dan jumlahnya telah ditentukan secara adat. Salah satu contoh

adalah Suku Kajang di daerah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Suku Kajang memiliki hutan keramat yang disebut Borong Karamaka. Hutan keramat ini terlarang dimasuki siapa pun kecuali ada acara ritual. Bagi sebagian orang, mengeramatkan hutan beserta segala isinya mungkin dianggap sebagai tahayul dan kuno. Namun bagi orang yang berpikir bijak, pengeramatan seperti itu adalah local genius masyarakat kita dalam upaya melestarikan lingkungan. Demi menjaga dan melindungi alam, cara berpikir bijak seperti itu patut dihargai dan dihormati. Keberadaan pohon yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan hewan, menjadi sumber air mengalir yang memberi kehidupan bagi semua makhluk. Melalui proses fotosintesanya, pohon menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh semua makhluk untuk bernafas. Akar pohon mampu menahan tanah dan mencegah longsor. Daun-daunnya menghambat laju curah hujan sehingga menghindari tergerusnya lapisan atas tanah yang merupakan lapisan subur. Keberadaan pepohonan menandakan kawasan subur. Pohon dan tumbuhan lainnya memiliki peranan penting dalam sebuah ekosistem. Hancurnya kawasan hutan menyebabkan hancurnya ekosistem karena rusaknya rantai makanan. Tanpa tumbuhan, keberadaan herbivora (hewan pemakan tumbuhan) akan lenyap dan tanpa herbivora, karnivora (hewan pemakan daging) pun punah. Pemerintah pun memberikan perhatian serius terhadap hal ini. Melalui Kepres No. 24 Tahun 2008 menetapkan tanggal 28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia, dan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional (BMN). Keputusan ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kelestarian lingkungan, khususnya kelestarian keberadaan pepohonan sebagai paruparu dunia. Keputusan Presiden ini patut mendapat dukungan aktif dari seluruh masyarakat Indonesia. Umat Hindu sangat berkepentingan dengan kelestarian alam demi penerapan ajaran Adhyatmika Prema (Cinta Kasih Sejati) dan penyediaan sarana upacara keagamaan. Tumbuhan menyediakan semua sarana Yajña (patram puspam phalam toyam). Oleh karena itu, menyayangi, menjaga, dan melestarikan alam merupakan Manava Dharma (kewajiban sebagai manusia) dan Agama Dharma (kewajiban agama) bagi kita semua.

MIMBAR AGAMA

Satya dan Tepasarira Redaktur Khusus MIMBAR

Khonghucu WS. CH. Budhi S. Pribadi.SP Zi-Gong salah satu murid Nabi Kongzi/Konfusius - Bertanya; ‘’ Adakan suatu kata yang boleh menjadi pedoman sepanjang hidup manusia?’’ Nabi Kongzi bersabda: ‘’Itulah tepasarira/tepo seliro’’ atau dalam bahasa Kitab Agama Khonghucu disebut ‘’SHU’’, yaitu berbuatlah terhadap orang lain, yang kamu sendiri ingin hal itu terjadi pada dirimu, dan jangan berbuat sesuatu terhadap orang lain, yang kamu sendiri tidak inginkan hal itu terjadi pada dirimu sendiri’’ (Kitab Sabda Suci/LUW-YuXV:24) Dalam kehidupan ini, bila dilihat memang zamannya semakin canggih dengan berbagai fasilitasnya teknologi yang serba modern, namun bila dilihat dari segi kehidupan rohani manusianya, semakin mundur nilai moralnya. Dimanamana banyak kita temui kejadiankejadian yang tidak manusiawi lagi, sepertinya percecokan antar

PERMATA HATI Untuk pembaca Bali Post Mingguan (BPM), kami membuka rubrik baru ‘’Permata Hati”. Rubrik ini mengangkat si buah hati yang baru lahir, yang berulang tahun atau akan berulang tahun. Juga pasangan yang menikah di minggu tersebut atau yang merayakan ulang tahun pernikahan. Kirim foto menarik dan tulis data lengkap identitas diri, orang tua serta komentar singkat. Semua data dikirim lewat email redaksibalipost@yahoo.com dengan kode Permata Hati. Bisa juga naskah dan foto dikirim ke Sekretariat Redaksi Bali Post. Jl. Kepundung 67 A Denpasar telp. (0361) 225764. (Redaksi)

manusia menjadi sebuah tragedi pembunuhan, pemerkosaan dengan dengan modus mutilasi yang biadab, perampokan harta yang sekaligus dilakukan dengan kekejian membantai seisi penghuninya. Kesemua itu adalah akibat ulah manusia yang tidak mengasihi/menyayangi sesama manusia, serta tidak mensyukuri nikmat dari Tuhan, sehingga berakibat merusak tatanan kehidupan manusia. Dan sesungguhnya Tuhan Yang Maha Besar telah mengutus para Nabi sebagai pembimbing umat manusia. Agar manusia dapat kembali ke jalan suci/jalan kebenaran secara alamiah kepada semua manusia untuk mencapai puncak kebaikan (Zhi-Shan) dan dapat menepati hidupnya sesuai dengan kodratnya sebagai manusia pengembang watak sejati sebagai firman Tuhan (Tian-Ming). Adapun kebenaran yang sesungguhnya, para nabi, termasuk Nabi Kongzi/konfusius telah memberikan arah hidup kepada manusia lewat ajarannya, dan salah satu pokok ajarannya itu adalah ‘’Satya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan tepasarira kepada sesama manusia/ Zhong-Yi-Tian dan Shu-Yi-Ren’’. Adapun bila kita tinjau lebih dalam, ajaran ‘’Tepasarira’’ yang satu dan hanya satu ini. Telah ada semenjak nenek moyang bangsa kita, yaitu ‘’Bhinneka Tunggal Ika’’ apabila ajaran ini dengan konsekuen diterapkan dalam kehidupan bangsa sangat tepat, karena telah menjadi semboyan bangsa kita. Dan apabila kita semua tahu dan sadar, bahwa untuk hidup bermasyarakat harus

berlandaskan tepo seliro/tahu menimbang/ tenggang rasa satu dengan yang lain, maka orang tidak saling menjakiti dan membenci. Kesadaran ini akan menjadikan kehidupan yang damai tentram. Namun mengapa sampai kini belum tercapai karena disebabkan adanya banyak kendala/ hambatan dari diri manusia sendiri. Di dalam mengendalikan hawa nafsu dalam hati manusianya, sepertinya rasa iri hati, dengki, tamak/serakah dan dendam yang mengalikan langkah kita. Apabila di dalam kehidupan bersama ini, dengan mengamalkan ajaran para nabi, yang merupakan pedoman sepanjang hidup kita secara bersama, adalah bagaikan dasar untuk menuju jalan ke manusia sempurna/manusia unggul. Karena orang yang dapat mengamalkan perikemanusiaan (Ren) dan perikeadilan (Yi), adalah orang yang mampu menarik garis sejajar yang bertolak ukur dari dirinya sendiri. Dalam memperlakkan orang lain, dimana orang yang ingin mengkokohkan kedudukan sendiri, harus juga mengkokohkan kedudukan orang lain, dan orang yang ingin mengembangkan dirinya sendiri. Perlu juga mengembangkan orang lain, dengan demikian setiap orang mempunyai tolok ukur untuk menentukan perilaku yang tak lepas pada diri sendiri, dan bukan hal lain, yaitu perbuatan yang tanpa pamrih demi keuntungan sendiri, melainkan di atas segi moralitas. Adapun hakekat ‘’Satya dan Tepasarira’’ ini, adalah merupakan sebuah janji manusia untuk menjadi diri manusia yang seutuhnya.

A.A. Putu Suryandari, anak pertama pasangan A.A. Made Sedana dan A.A. Ayu Putu Suarniti, 1 Agustus 2016 lalu berusia 12 tahun. Perayaan HUT dilaksanakan secara sederhana di Jero Kalimutu dan dihadiri oleh semua keluarga.

Dalam mengemban firman Tuhan, agar dapat merasakan kedamaian di dunia kehidupan karena dengan adanya kesadaran diri dan juga orang lain, yang hidup dengan saling menyayangi, mennghormati dan mengalah, dimana kehidupan yang ada akan terjalin keharmonisan. Dimana hubungan suami-istri, dan orangtua dan anak akan terjalin begitu harmonis, dan pemimpin berlaku sebagai pemimpin, bawahan selaku bawahan yang baik. Semua bertindak sesuai dengan kedudukannya. Demikian pula apabila diri kita ini, yang sebagai warisan dari orang tua, dapat merawat dengan perbuatan baji, maka Tuhan Yang Maha Esa, akan melimpahkan berkah dan bahagia, karena kebahagiaan yang sesungguhnya dan celaka itu datangnya dari diri kita sendiri. Dengan melaksanakan ajaran ‘’Satya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Terpasarira kepada sesama manusia (Zhong-Shu) maka jalan kebenaran dunia ini akan terwujud, dan kedamaian hidup akan dapat dicapai, sebab semua orang telah menyadari diri, bahwa kita hidup dengan orang lain, serta selalu menjaga hati masing-masing. Janganlah mengikuti hawa nafsu, agar hidup ini sesuai firman Tuhan, karena disitulah Tuhan memberikan berkah dan kebahagiaan lahir batin kepada semua umatnya Nabi Kongzi bersabda: ‘’Diatur dengan peraturan yang akan menyebabkan manusia itu berupaya akan menghindar, tetapi bila diatur dengan kebajikan, maka manusia akan mematuhinya dan berupaya untuk melaksanakannya.’’

Selamat ulang tahun yang ke-23 buat Gek Minie.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.