12 HALAMAN
NOMOR 252 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
Minggu pON, 13 mei 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 ,233801Faksimile: 227418
Piala Dunia 2018
Tim Panser dan Sejumlah Kekhawatiran Di Rusia nanti, Tim Panser Jerman berada di Grup F. Grup ini cukup menantang karena berisikan Meksiko, Korea Selatan, dan Swedia. Ketiganya adalah langganan Piala Dunia yang sudah punya jam terbang cukup tinggi di ajang besar ini. Pemain-pemain yang menjadi komponen penting Jerman meraih juara dunia empat tahun lalu masih bercokol di dalam tim. Toni Kroos, Thomas Mueller, Mesut Oezil, Sami Khedira, dan Mats Hummels akan bahu-membahu dengan pemainpemain muda seperti Joshua Kimmich, Emre Can, dan Leroy Sane. Meski diunggulkan, kekhawatiran tiba-tiba mencuat. Jerman
belum sekalipun meraih kemenangan sejak dinyatakan lolos kualifikasi untuk berlaga di Rusia. Mereka hanya mendapat hasil imbang melawan Inggris, Prancis, dan Spanyol pada laga persahabatan. Akan tetapi, mereka kalah melawan Brasil, yang mengakhiri rekor tidak terkalahkan mereka pada dua pertandingan. Jelas kondisi tersebut menjadi kekhawatiran Jerman. Padahal, mereka berambisi untuk mempertahankan gelar juara dunia, seperti yang berhasil ditorehkan Brasil pada 1962. Hal. 11 Hasil Mengecewakan
Pascainsiden Napi Teroris
Presiden Jamin Pertemuan IMF di Bali Aman
Bogor (Bali Post) Kasus penyanderaan oleh napi teroris membuat Presiden Joko Widodo turun tangan. Dia ingin supaya penjara bagi narapidana teroris tidak lagi dibuat bersatu dengan markas Kepolisian.
Prabowo Mengaku Banyak Dibenci Orang Bandung (Bali Post) Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, kembali melontarkan keluhannya. Dia mengaku banyak elite politik di Indonesia yang membencinya. Kebencian tersebut disebabkan dia selalu memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat. “Saya diprotes elite politik di Jakarta. Elite di Jakarta enggak ada yang suka sama Prabowo. Emang gue pikirin,” kata Prabowo pada acara kampanye di Bandung, Sabtu (12/5)
kemarin. Prabowo menambahkan, salah satu pernyataan dirinya yang mengundang kontroversi hingga akhirnya menjadi pangkal kebencian elite politik kepadanya adalah tentang kekayaan Indonesia yang tidak dinikmati bangsa sendiri.(kmb)
“Harus ada evaluasi total, koreksi. Koreksi baik untuk penjaranya, apakah perlu di markas atau di luar markas,” ujar Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/5) kemarin. Selain itu, menurut Jokowi, pemerintah juga mengkaji pemeriksaan khusus yang dilakukan kepada para tersangka teroris. “Akan menjadi sebuah evaluasi total dari Polri supaya tidak ada lagi kejadian seperti itu,” ujar Jokowi. Lebih lanjut, Presiden menjamin bahwa insiden di Mako Brimob tidak akan berpotensi menjadi gangguan keamanan di dalam negeri sepanjang 2018. Mantan Gubernur DKI ini memastikan bahwa sejumlah perhelatan besar seperti Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang serta pertemuan tahunan IMF di Bali akan aman. “Saya kira aparat kita siap mengawal perhelatan besar yang ada di Tanah Air. Bahwa ada peristiwa (terorisme), saya kira tidak hanya di Indonesia. Di negara lain juga karena tidak ada yang bersih dari peristiwa teror,” ujar Presiden Jokowi. (kmb)
PEMERIKSAAN - Petugas lapas melakukan pemeriksaan ketat terhadap pengunjung yang akan menyeberang ke Nusakambangan, di Dermaga Penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (12/5) kemarin.
Robot Vs Dokter Kehidupan manusia seperti Doraemon dan manusia robot di film Terminator awalnya hanya imajinasi, namun kini sudah terbukti. Pada era revolusi industri 4.0 ini, Presiden Jokowi sudah mengingatkan kita bahwa manusia siap bersaing dengan robot. Saat itu, sebagian tugas-tugas manusia akan digantikan oleh robot.
ROBOT MEDIS - Robot medis yang kini menjadi saingan para dokter.
BPM/ist
SAAT ini saja, robot medikal sudah merambah pada bidang ilmu kesehatan untuk membantu para pasien serta mempermudah para dokter dan suster. Beberapa robot ternyata sudah ada yang terwujud dan tinggal mematangkan lagi agar bisa benar-benar bermanfaat untuk kehidupan manusia. Beberapa robot medis tersebut memiliki fungsi yang beragam, mulai dari robot yang membantu lansia, robot pemindah supply rumah sakit, sampai dengan robot yang bisa membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit dalam dengan mudah dan cepat. Kehadiran para robot tersebut sangat membantu dalam bidang medikal bahkan untuk kelangsungan hidup umat manusia. Ini menjadi tantangan besar bagi SDM kesehatan dokter dan perawat ke depan karena mau tak mau akan bersaing dengan para robot. Ini artinya, sebagian profesi tenaga medis dan nonmedis bisa digantikan oleh robot. Pengamat kesehatan yang juga dokter spesialis penyakit dalam dr. Julius Daniel Tanasale, DTM&H., TIDC., FINADIM., membenarkan robot boleh ada namun kinerja robot masih dikontrol oleh dokter (manusia). Dia melihat kecanggihan pelayanan kesehatan di luar negeri yang dikerjakan oleh robot. Bahkan, hasil kerjanya bisa melebihi kemampuan manusia. Namun, dia tekankan sepintar robot tetap diawasi dan dikontrol dokter. Hal. 11 Melebihi Manusia
Kisah Tenaga Kesehatan di Desa Terpencil
Jalan Kaki Melintasi Bukit Berjam-jam Era revolusi industri 4.0 boleh saja berlalu. Ketika robot menguasai kehidupan manusia, namun tugas bidan di desa terpencil masih diperlukan. Kita lihat saja kisah bidan di Terunyan dan Nusa Penida. MENJALANI profesi sebagai bidan desa memiliki banyak tantangan. Apalagi jika ditugaskan di wilayah desa terpencil. Bidan tak hanya dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan dan menggerakkan masyarakat agar memiliki kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat, namun juga harus memiliki fisik yang kuat dan tangguh. Karena tak jarang, seorang bidan desa yang bertugas di daerah terpencil harus kuat berjalan jauh melintasi medan yang berat demi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Seperti yang selama ini dijalani Dewa Ayu Megayani,
bidan desa di Desa Terunyan, Kintamani. Bidan berstatus PTT Pusat asal Desa Apuan Susut ini, setiap minggunya harus menaiki bukit terjal selama berjam-jam demi bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Dusun Madya desa setempat. Sebagaimana yang diketahui, Dusun Madya adalah salah satu dusun yang ada di wilayah balik bukit Terunyan. Dusun tersebut hanya bisa ditempuh dari Desa Terunyan dengan cara berjalan kaki melintasi bukit. Hal itu dikarenakan tidak adanya akses jalan memadai yang bisa dilalui kendaraan menuju Dusun Madia sampai
saat ini. Megayani mulai menjalani profesi sebagai bidan sejak 2006. Hanya, saat awal menjadi bidan dia mengabdikan diri di Denpasar. Baru sejak 2011, diangkat pemerintah sebagai bidan desa dan ditugaskan di Desa Terunyan. Seperti halnya tugas bidan desa lainnya, setiap harinya wanita 39 tahun ini harus melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Terunyan terutama kesehatan ibu dan anak. Selama bertugas diakuinya, tantangan terberat yang dihadapi adalah kondisi geografis desa yang berbukit dan terjal, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ada di Dusun Madia. Dia pun selalu menjaga kondisi tubuhnya agar tetap fit. Meski tantangan yang dihadapinya dalam bertugas menjadi bidan desa di Terunyan cukup berat, Megayani mengaku tidak pernah mer-
atapinya. Dia cukup menikmati tugasnya tersebut. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat di Desa Terunyan untuk menjaga dan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas, adalah salah satu hal yang memotivasi dirinya untuk semangat menjadi bidan di Desa Terunyan. Hal. 11 Harus Bolak-balik
BPM/ina
BIDAN DESA - Bidan Dewa Ayu Megayani saat memeriksa kesehatan warga Terunyan.
BPM/ant
Tak Semua Pekerjaan Bisa Diambil Robot
PERKEMBANGAN teknologi semakin pesat. Termasuk penggunaan tenaga robot yang telah terjadi di beberapa negara termasuk Asia. Namun, tidak segala aspek di bidang kesehatan bisa tersentuh teknologi apalagi digantikan tenaga robotik. Pakar ilmu kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, mengatakan, hal-hal yang praktis tidak semua bisa digantikan. “Yang memerlukan logika ilmiah itu tidak bisa. Pekerjaan tertentu itu mungkin bisa, misalnya memasukkan sampel darah ke tabung, memasukkan darah ke alat laboratoriun tapi tetap dalam pengawasan,” ujarnya seraya mengatakan pengunaan robot di luar bidang kesehatan mungkin sangat revolusioner. Sementara pekerjaan merawat pasien menurutnya tidak bisa tergantikan oleh tenaga robotik. “Perawatan memerlukan hubungan interpersonal, ada efek psikologis, tetap diperlukan dalam bidang kedokteran,” ujarnya. Di beberapa negara sudah menggunakan tenaga kerja robot. Seperti kasir sudah menggunakan mesin. Menurutnya, jika ingin menjadi negara maju, teknologi tenaga robotik ini merupakan suatu hal yang positif. Negara maju sudah menunjukkan bahwa mereka tidak tergantung pada manusia. “Jadi, tidak ada demo, mogok,” selorohnya. Maka dari itu, semua bidang harus siap ke arah itu karena hal itu pasti akan terjadi. Hal. 11 Tak Bisa Dihindari
Dokter Dituntut Kreatif
TEKNOLOGI robot saat ini tengah berkembang dan digunakan sebagai pembantu tenaga medis di rumah sakit saat melayani pasien. Beberapa negara maju, seperti Tiongkok dan Singapura telah memanfaatkan kecanggihan teknologi robot dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan. Bayangkan, apabila hal ini terus terjadi dan dimanfaatkan oleh setiap rumah sakit, maka akan ada kecenderungan rumah sakit tidak memerlukan lagi tenaga medis manusia ke depannya. Hal ini mungkin saja terjadi bahwa robot dapat menggantikan manusia dalam setiap kegiatan yang manusia lakukan. Namun, hal ini tidak menjadi ancaman bagi lulusan tenaga medis, seperti perawat dan dokter ke depannya. Tenaga medis masih menjadi prioritas utama di dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Kehadiran robot membantu mempercepat dalam memberikan pelayanan,” tandas Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud), Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB., Sp.OT (K)., belum lama ini. Robot merupakan salah satu hasil dari pewujudan sebuah artificial intelligence (kecerdasan buatan), tentu kecerdasan tersebut memiliki batasan-batasan dan kekurangan-kekurangan yang sangat wajar. Tidak seperti manusia yang merupakan ciptaan Tuhan yang kecerdasannya akan terus berkembang ataupun berkurang dari waktu ke waktu. Suyasa mengatakan masih belum ada satu robot yang dapat melakukan berbagai macam kegiatan. Sebab, mereka dibuat hanya dengan satu atau beberapa kemampuan khusus yang sifatnya rutinitas. “Kita tidak perlu khawatir dengan hal-hal yang akan berimbas kepada kita terutama menyangkut menurunnya kebutuhan tenaga medis di setiap rumah sakit karena akan digantikan dengan robot. Itu semua tidak akan terjadi selama kita tetap mau meningkatkan kualitas diri dan selalu kreatif dalam berpikir,” tegasnya. Meskipun pemanfaatkan robot sudah berkembang di negara maju, namun untuk di Indonesia, dikatakan masih jauh dari angan-angan. Sebab, perkembangan teknologi, khususnya teknologi robotik di Indonesia masih jauh dari negara maju dan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang pengoperasian robotik tersebut masih jauh dari kata layak di Indonesia. (win)