Edisi Rabu 13 Februari 2019 | balipost.com

Page 1

Bali Post

balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost

SEJAK 1948

@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

LOKA Bali Dikhawatirkan Ancam Eksistensi LPD ’’Kita tidak antiperubahan, tapi minimal bicarakan tentang LPD kepada kami.’’ Nyoman Cendikiawan

’’ …ranperda yang dilakukan saat ini memotong habis apa yang telah diwariskan. Seperti perubahan kepanjangan LPD menjadi Labda Pacingkreman Desa dan LP LPD yang diganti menjadi LOKA.’’ I Nyoman Arnaya

’’Perubahan nama ini akan memberi dampak tentang tata kelola di LPD.’’ I Wayan Budha Artha

Ahok Sebaiknya Tak Gabung TKN Jakarta (Bali Post) – Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Jusuf Kalla (JK), menyarankan supaya terpidana kasus penista agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bergabung dalam tim pemenangan pasangan calon tersebut agar tidak menggerus elektabilitas capres petahana Jokowi. ‘’Kalau saya ditanya sebagai Ketua Dewan Pengarah, jangan. Alasannya bahwa bisa berakibat lagi orang mengingat ini Pak Jokowi didukung orang yang penista agama. Kan bahaya itu, bisa mengurangi suara lagi,’’ kata JK, Selasa (12/2) kemarin. Hal. 15 Berdampak Elektabilitas

Jusuf Kalla

Ranperda Desa Adat yang memuat soal Lembaga Otoritas Perekonomian Adat (LOKA) Bali dikhawatirkan mengancam eksistensi LPD yang telah berjalan selama 35 tahun. Karena di dalamnya memuat bahwa LOKA Bali dibentuk oleh majelis utama, dan pemerintah hanya mengoordinir. Sementara majelis utama sendiri merupakan bentukan perda. Segala pararem LPD juga dibentuk oleh majelis utama ini. Demikian diungkapkan Kepala BKS LPD Provinsi Bali Drs. I Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si. saat diskusi tentang LPD, Senin (11/2). Ia menyayangkan ketika ranperda dirancang, pihak LPD tidak dilibatkan. Padahal peran industri yaitu LPD sangat penting dalam menyerap aspirasi sebelum disahkannya perda tersebut. ‘’Kita tidak antiperubahan, tapi minimal bicarakan tentang LPD kepada kami,’’ tukasnya. Jika LOKA tersebut jadi dibentuk, dikhawatirkan terjadi kondisi yang tidak kondusif di lapangan terkait teknisnya. Ranperda yang dirancang juga tidak sesuai dengan per-

masalahan LPD. Jika yang menjadi masalah adalah dana pemberdayaan 5%, ia mengklaim setoran dari LPD se-Bali telah sangat jelas penggunaannya dan telah diaudit. Sehingga tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi soal dana 5%. Menurutnya, jika dana pemberdayaan 5% ini digantikan dari APBD, pelaksanaannya belum tentu baik. Bahkan sebelumnya dana pemberdayaan 5% ini sudah pernah diterapkan dari APBD, namun hanya sekali. Setelah itu, pemerintah provinsi terkendala dalam pencairan berikutnya karena tidak diperbolehkan secara aturan. Selain itu, perda desa adat dan perda LPD harus dipisah.

Dengan dipisahkannya aturan dua lembaga itu sesuai dengan perda sebelumnya, maka keberadaan LOKA menjadi pertanyaan. Meski demikian, ia sangat mengapresiasi Gubernur Bali yang telah memperhatikan LPD. Ketua LP LPD I Nyoman Arnaya mengatakan, sejak zaman perintisan LPD, telah dipikirkan kesinambungan LPD dengan membentuk lembaga pengawasan yang disebut PLPDK. Di masa perintisan itu, PLPDK lebih banyak melakukan pembinaan teknis. Seiring perkembangan zaman, PLPDK kemudian berubah melakukan fungsi melatih, kemudian berkem-

bang lagi menjadi pemeriksaan, melakukan pelatihan dan pembinaan. Fungsi ini bertambah, yang dimuat dalam Perda 8 Tahun 2002. ‘’Itu sudah beberapa kali diubah, sampai pada perda terakhir fungsi kita berubah mulai dari pembinaan, pemeriksaan, audit, pelatihan, penanganan masalah. Artinya pemerintah terdahulu sudah tertata sekali untuk menata dan melindungi LPD,’’ tandasnya. Perda terkait LPD telah berubah sampai lima kali. Perubahan ini diakui masih dalam tahap melanjutkan dan berbenah dari peraturan sebelumnya. Sedangkan ranperda yang dilakukan saat ini memotong habis apa yang telah diwariskan. Seperti perubahan kepanjangan LPD menjadi Labda Pacingkreman Desa dan LP LPD yang diganti menjadi LOKA. Maka melihat secara holistik permalasahan LPD, persoalannya bukan pada sistem dan nama LPD, tetapi

pada mental SDM. Jika pemerintah ingin memberikan anggaran pada LPD, ia berharap LPD yang jumlahnya 700 dengan aset di bawah Rp 1 miliar inilah yang dibantu permodalannya. Misalnya dengan cara menaikkan bantuan ke desa adat. ‘’Dari bantuan desa adat ini berapa persen harus menambah modal, khusus bagi LPD-nya yang di bawah asetnya Rp 1 miliar. Karena selama ini, dari 5% ini kita bantu support modal LPD yang kecil ini sebesar Rp 50 juta per LPD. Kalau tidak ada 5%, LPD tersebut saya yakin akan bubar,’’ pungkasnya. Kepala BKS-LPD Kabupaten Badung I Wayan Budha Artha, S.E., M.M. mengakui setelah munculnya di beberapa media terkait perubahan nama LPD banyak pertanyaan muncul dari masyarakat. Hal ini menunjukkan kekhawatiran bagi krama desa. Hal. 15 Pengelolaan Aset

Ketika Eksistensi LPD Terusik LPD sebagai sebuah lembaga keuangan desa adat di Bali, keberadaannya telah digagas oleh Prof. Dr. Ida Bagus Mantra sejak tahun 1983. Gagasannya dilandasi oleh dinamika ekonomi berbasis komunitas khas Bali, seperti konsep desa adat, subak, sekaa, dan banjar adat. Untuk meyakinkan bahwa gagasannya itu sangat baik dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat desa adat (saat ini disebut desa pakraman), Gubenur Mantra kemudian melakukan studi banding ke Padang, Sumatera

Oleh I Ketut Suda Barat. Masyarakat Padang saat itu telah memiliki lembaga keuangan yang disebut Lumbung Pitih Nagari (LPN). Lumbung Pitih Nagari yang dimiliki masyarakat Padang pada mulanya menerapkan prinsip dasar arisan yang dimanfaatkan untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat dalam melakukan upacara adat seperti upacara pertunangan, pernikahan, pengangkatan datuk, dan lain-lain.

Namun, dalam perkembangannya keberadaan Lumbung Pitih Nagari mulai mengadopsi prinsip dasar lembaga keuangan, seperti melakukan simpan-pinjam, memunggut tabungan, dan membantu memberikan modal usaha produktif kepada masyarakat yang membutuhkan. Oleh karenanya, mulai saat itu, Lumbung Pitih Nagari telah berubah menjadi semacam lembaga perkreditan desa. Dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan, sekitar tahun 1984

pemerintah pusat meluncurkan program untuk membentuk lembaga kredit pedesaan. Hal. 15 Pengusaha Kecil

KPK Minta Pemprov Bali Integrasikan PHR Denpasar (Bali Post) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Pemprov Bali membuat sistem untuk menginte grasikan pajak hotel dan restoran (PHR) kabupaten/ kota se-Bali. Dengan demikian, Pemprov bisa memonitor perkembangan wajib pajak dalam sektor pariwisata tersebut. Sementara pemerintah kabupaten/kota akan terbantu dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari PHR. ‘’Gubernur sejak awal berkomitmen untuk menjadikan ini satu, terintegrasi. Ditambah Gubernur sudah mengeluarkan pergub yang menjadi landasan hukum bagi kabupaten/kota untuk menyempurnakan tata kelola sistem PHR online,’’ ujar Koordinator Wilayah VI Korsup Pencegahan KPK Asep Rahmat Suwandha usai menggelar rapat ter-

tutup bersama Gubernur Bali Wayan Koster beserta jajarannya di Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Selasa (12/2) kemarin. Menurut Asep Rahmat Suwandha, Bank BPD Bali juga akan turut berperan dalam membantu daerahdaerah yang selama ini masih memungut PHR secara manual ke online. Sebelum akhirnya diintegrasikan di level provinsi. Pengintegrasian PHR di Bali bahkan disebut langkah maju, sebab di tempat lain pihaknya masih mendorong kabupaten/ kota untuk mengoptimalkan PHR-nya. ‘’Kuncinya koordinasi. Kalau kabupaten/kota tidak kompak dengan provinsi, tidak kompak dengan BPDnya, tidak kompak dengan swastanya atau wajib pajaknya, ini tidak akan jalan. Kompak itu dalam artian komitmen tidak hanya sama-sama bekerja, tapi

bekerja sama,’’ jelasnya. Asep Rahmat Suwandha juga meminta pemerintah kabupaten/kota segera membuat aturan lanjutan dari pergub yakni berupa perwali/perbup. Selain itu, pihaknya mengingatkan agar pemerintah daerah tidak hanya fokus pada wajib pajak yang selama ini sudah taat dan memiliki sistem. Terlebih, wajib pajak yang tercatat diperkirakan hanya berjumlah sepertiga dari total populasi wajib pajak yang seharusnya bisa dioptimalkan. Gubernur Bali Wayan Koster mengaku sudah mengeluarkan Pergub No.2 Tahun 2019 tentang Integrasi Sistem dan Data Pajak Hotel dan Pajak Restoran Kabupaten/kota Secara Elektronik di Provinsi Bali. Pergub sudah berlaku dan segera disosialisasikan kepada wajib pajak. Peraturan ini dikeluarkan menindaklan-

juti arahan KPK sejak November lalu untuk membuat sistem yang mengintegrasikan PHR. Mengingat, PHR merupakan kewenangan kabupaten/kota. ‘’Saya kira sesuatu yang sangat bagus, ini pekerjaan tambahan buat kami di provinsi untuk membantu pemerintah kabupaten/ kota agar pendapatan asli daerahnya yang bersumber dari PHR itu menjadi lebih optimal lagi,’’ ujarnya. Menurut Koster, kebijakan ini dengan sendirinya akan meningkatkan PAD kabupaten/kota dari PHR. Sebab, database wajib pajak akan menjadi lebih akurat sehingga tertib administrasi juga akan berjalan dengan baik. Termasuk potensi dan realisasi pendapatan pasti akan terjadi perbaikan dari sebelumnya. Sejauh ini pihaknya memang belum menghitung potensi PHR di seluruh Bali.

Koster menambahkan, Bali menjadi contoh terkait integrasi PHR oleh provinsi. Pemprov Bali nantinya akan memiliki database wajib pajak hotel dan restoran di seluruh Bali. Namun, Pemprov hanya sebatas memfasilitasi dan tidak memungut apaapa dari integrasi tersebut. Selain PHR, juga akan dikembangkan pada sektor lainnya. Dalam hal ini, KPK memiliki peran untuk mencegah terjadinya kebocoran dengan mengarahkan pemberlakuan sistem secara online. Ketua DPD PDI-P Bali ini menyebut pasti ada kebocoran PHR yang terjadi selama ini. ‘’Pastilah terjadi kebocoran, kan ada dulu dobel buku laporan, ada triple malah. Sekarang ini kan meminimumkan dan saya harap ke depan betul-betul akan menjadi sesuatu yang akurat gitu,’’ tandasnya. (kmb32)

Wujudkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali, TP PKK Buat Program Tepat Sasaran GUBERNUR Bali Wayan Koster menilai peran Tim Penggerak PKK sangat penting dalam kesuksesan pembangunan di Bali. Salah satunya karena komposisi perempuan di Bali yang mencapai 40 persen dari jumlah penduduk Bali. Hal ini disampaikannya saat membuka Rapat Konsultasi PKK Tingkat Provinsi Bali tahun 2019 di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa (12/2) kemarin. Karena itu, Gubernur Koster berharap PKK ke depan tampil lebih baik dengan program-program yang sesuai dengan kebutuhan zaman. ‘’Programnya agar betul-betul

substantif dan sesuai kebutuhan masyarakat, bukan kegiatan rutinitas seremonial,’’ kata Koster yang juga Ketua DPD PDI-P Provinsi Bali ini. Mantan anggota DPR-RI ini meminta TP PKK turun langsung ke masyarakat agar bisa dirasakan oleh masyarakat. Secara organisasi, Gubernur selaku Ketua Dewan Pembina TP PKK Provinsi Bali berharap TP PKK benarbenar menyusun program kegiatannya sesuai dengan visi-misi organisasi dan bukan sekadar menjalankan kegiatan yang ada di dinas. ‘’Selama ini terbalik, yang bikin program dinas yang menjalankan PKK. Jangan

PKK menjalankan program dinas,’’ ujar Koster. Pola ini diharapkannya diikuti oleh seluruh TP PKK di kabupaten/kota di Bali. Koster juga memuji program ‘’Hatinya PKK’’ yang menurutnya tepat sasaran. Ia mengaku tak segan menambah anggaran jika program ini terlaksana dengan baik. Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster berharap melalui program ‘’Hatinya PKK’’ bisa mengembalikan natah di rumah-rumah orang Bali menjadi pekarangan hijau yang bermanfaat. ‘’Besar harapan kami natah Bali ijo

royo-royo sehingga mengurangi pengeluaran masyarakat dan meningkatkan ekonomi masyarakat,’’ ujarnya saat memimpin rapat konsultasi. Sebagai langkah awal TP PKK Provinsi Bali diharapkan dapat membantu menyukseskan program Pemprov Bali dengan menyosialisasikan beberapa peraturan yang telah dibuat seperti peraturan tentang busana adat Bali, penggunaan aksara dan bahasa Bali, pembatasan timbulan sampah plastik dan pemanfaatan produk lokal untuk mewujudkan visi ‘’Nangun Sat Kertih Loka Bali’’. (ad404)

RAPAT PKK - Gubernur Bali Wayan Koster usai membuka Rapat Konsultasi PKK Tingkat Provinsi Bali tahun 2019 di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Selasa (12/2) kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.