KELUARGA
4 KESEHATAN
MIMBAR AGAMA
Perawatan Kaki pada Penderita Diabetes PENYAKIT diabetes mellitus (DM) atau yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya sering kali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM seperti poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan) dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Diabetes mellitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya yaitu kaki diabetes (diabetic foot). Kaki diabetes adalah kelainan tungkai bawah akibat diabetes mellitus yang tidak terkendali. Kaki merupakan salah satu bagian organ tubuh yang sering diserang oleh penyakit diabetes. Banyak penderita diabetes menganggap remeh pada bagian kaki, sehingga banyak kaki penderita diabetes terpaksa diamputasi. Kelainan kaki diabetes mellitus disebabkan oleh adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi. Ada beberapa alasan mengapa orang dengan diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki yaitu: ✯ Sirkulasi darah dari tungkai yang menurun ✯ Berkurangnya perasaan pada kedua kaki ✯ Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi Karena alasan tersebut di atas maka beberapa masalah yang umum terjadi pada kaki diabetes antara lain kapalan, mata ikan dan melepuh, cantengan (kuku masuk ke dalam jari), kulit kaki retak, kutil pada telapak kaki, radang pada ibu jari kaki. Terdapat 5 pilar penting dalam penanganan kaki diabetik, antara lain:
Oleh dr. I Putu Hartawan Mataram ✯ Pemeriksaan kaki risiko tinggi secara teratur Lakukan pemeriksaan kaki secara teratur, minimal 1 tahun sekali, atau setiap 2-3 bulan pada kaki dengan risiko tinggi. Riwayat ulkus, lama diabetes, pendidikan, kurangnya akses ke fasilitas kesehatan merupakan faktor risiko yang harus diperhatikan. Neuropati, angiopati, kelainan pada kulit, deformitas, gangguan mobilisasi sendi dan penggunaan alas kaki yang tidak adekuat merupakan faktor risiko lain yang harus mendapat perhatian. ✯ Indentifikasi kaki diabetik dengan risiko tinggi Tentukan adanya neuropati sensoris, deformitas pada kaki dan penonjolan tulang, penyakit pembuluh darah perifer, serta riwayat ulkus atau amputasi. ✯ Edukasi pada diabetisi, keluarga dan petugas kesehatan Edukasi yang dilakukan secara teratur, dan terstruktur pada pasien, keluarga dan petugas kesehatan/edukator dapat mencegah problem kaki diabetik. ✯ Penggunaan alas kaki yang tepat Gunakan alas kaki yang cocok dengan bentuk kaki, 1-2 cm lebih panjang dari ukuran kaki. Gunakan selalu alas kaki baik di dalam maupun di luar rumah. Kalau perlu buat sepatu yang dibuat khusus menyesuaikan dengan bentuk atau kelainan kaki yang ada. ✯ Penanganan kelainan kaki diabetik sebelum timbul ulkus Seperti kelainan pertumbuhan kuku yang menebal atau ingrowing, penipisan kalus dan kulit yang kering. Gunakan ortosis untuk mengatasi kelainan bentuk kaki atau jari-jari.
Berikut ini beberapa tips untuk Anda, agar terhindari dari luka diabetes. ✯ Periksa kaki setiap hari, periksa adanya lecet, jamur, kemerahan karena penekanan, atau adanya luka. Gunakan cermin untuk memeriksa bagian telapak kaki. ✯ Jangan merendam kaki. Cuci kaki dengan bersih setiap hari, gunakan sabun yang lembut, keringkan kaki dengan handuk yang lembut terutama di selasela jari. ✯ Berikan lotion untuk melembabkan kaki, tetapi jangan diberikan di sela-sela jari. ✯ Potong kuku sejajar dengan ujung jari dan lurus. ✯ Hindari kaki dari panas atau dingin yang berlebihan. ✯ Jangan pergi tanpa alas kaki. ✯ Gunakan kaos kaki yang menyerap keringat, dan ganti kaos kaki setiap hari. ✯ Hindari penggunaan obatobatan pada luka tanpa resep dokter. ✯ Segera periksakan ke dokter, jika terjadi luka sekecil apapun. ✯ Lakukan senam kaki setiap hari. Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki diabetes. Tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk mengetahui adanya kelainan kaki secara dini. Penderita diabetes perlu mengetahui perawatan kaki diabetik dengan baik, dengan demikian kejadian ulkus gangren dan amputasi dapat dihindarkan. Dengan adanya artikel ini, pembaca diharapkan mengetahui bagaimana perawatan kaki pada penderita diabetes sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama bila memiliki anggota keluarga atau teman yang menderita diabetes.
Mengenal Penyakit Skabies PENYAKIT yang juga dikenal dengan istilah tungu, gudik, budukan, gatal agogo ini dapat menyerang penduduk dari berbagai ras, usia dan sosioekonomi. Di seluruh dunia insiden penyakit ini diperkirakan sebesar 300 juta per tahun. Skabies merupakan masalah yang banyak terjadi di negara berkembang dan negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Apa Itu Skabies? Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan reaksi alergi terhadap tungau, Sarcoptes scabiei var hominis, beserta produknya (kotoran, ciran dan lain-lain). Sarcoptes scabiei yang termasuk filum artropoda ini memiliki bentuk oval, punggung yang cembung, perut rata, dan berwarna putih kotor. Ukurannya sangat kecil, yang betina (lebih besar dari jantan) berukuran kurang dari 0,5 mm, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Diperlukan waktu antara 8-12 hari untuk berkembang dari telur hingga mencapai bentuk dewasa. Bagaimana Gejalanya? Penderita biasanya mengeluhkan rasa gatal yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap tungau dan produknya dalam waktu satu bulan setelah infestasi. Keluhan gatal dirasakan terutama pada malam hari, hingga dapat menyebabkan gangguan tidur, hal ini disebabkan karena peningkatan aktivitas tungai pada suhu yang lebih lembab dan panas. Kelainan kulit yang ditemukan dapat berupa bintik-bintik kecil atau bintik berari, serta pada beberapa penderita dapat ditemukan terowongan yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Terowongan ini berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, dengan panjang ratarata 1 cm yang pada ujungnya ditemukan bintik kemerahan atau bintik berair. Pada umumnya kelainan pada kulit ditemukan pada tempat-tempat tertentu den-
Minggu Pon, 12 September 2010
Oleh dr. Christina Putri Wijaya gan lapisan kulit ari yang tipis seperti: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan sebelah dalam, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, payudara (pada wanita), pusar, bokong, perut bagian bawah, buah zakar dan buah pelir. Kemudian akibat garukan dapat timbul erosi, gambaran seperti luka lecet, keropeng serta dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Penyakit ini tidak menyerang satu orang saja, orangorang di sekeliling penderita biasanya juga terkena, seperti keluarga, teman sekamar di asrama, teman sekelas dan lainnya. Terdapat suatu keadaan dimana penderita sudah terserang penyakit ini namun tidak timbul gejala yang dikenal dengan hiposensitisasi dan orang tersebut dikatakan sebagai pembawa (carrier) penyakit skabies. Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan tujuan menemukan tungau. Bagaimana Cara Penularannya? Penyakit ini dapat ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, yaitu melalui kontak langsung kulit penderita dengan orang norma, misalnya hubungan seksual dan tidur bersama. Masih menjadi perdebatan mengenai penularan melalui kontak langsung yang singkat seperti berpelukan dan berjabat tangan. Penularan secara tidak langsung (melalui benda yang dipakai bersama), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, serta benda-benda yang berbahan serat. Di luar tubuh manusia tungai ini dapat bertahap hidup hingga 4 hari. Pada manusia pernah ditemukan sarcoptes scabiei var animalis yang biasa terdapat pada hewan peliharaan. Bagaimana Menanganinya? Pengobatan skabies harus meliputi seluruh anggota ke-
luarga, termasuk penderita yang sudah mengalami infestasi tungai namun tidak mengalami gejala. Pengobatan yang paling sering digunakan untuk skabies adalah pengobatan antiskabies topikal seperti permetrin, krotamiton, gama benzene heksa klorida emulsi benzil-benzoas dan belerang endap. Dapat diberikan antihistamin untuk mengurangi keluhan gatal. Jika terdapat infeksi, maka harus diatasi infeksinya terlebih dahulu dengan pemberian antibiotika oral dan topikal, setelah infeksi teratasi baru diberikan pengobatan scabies. Demi keberhasilan terapi, obat-obatan tersebut harus digunakan dengan benar. Untuk itu diperlukan konsultasi dengan ahlinya mengenai pilihan terapi yang tepat serta cara penggunaannya. Oleh karena tungau dapat hidup pada benda-benda yang mengandung serat maka penting untuk mencuci pakaian, handuk, sprei, selimut, sarung bantal dengan air panas kemudian segera dijemur dibawah sinar matahari atau dikeringkan. Jika tidak memungkinkan untuk mencuci pakaian dengan air panas maka pakaian tersebut dapat dibungkus rapat dengan kantung plastik dan disimpan selama satu minggu, karena tanpa kontak dengan kulit manusia tungai tidak bisa hidup lebih dari 4 hari. Jemur kasur dan bantal secara berkala dibawah sinar matahari. Untuk menghindari terjadinya penularan lebih lanjut, penderita skabies hendaknya menghindari kontak langsung dengan orang lain seperti keluarga, teman sekolah serta orang terdekat. Penderita boleh kembali bersekolah atau bekerja 24 jam setelah pengobatan pertama. Jika diobati dengan baik penyakit skabies ini dapat disembuhkan secara total. Penulis alumni Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Jauhi Sikap Hidup Eksklusif dan Dikotomis DINAMIKA kehidupan kebudayaan di manapun di bumi ini ada kelebihan dan kekurangannya. Apalagi kriteria untuk menentukan kelebihan dan kekurangan suatu produk kebudayaan tidaklah mudah. Unsur subjektivitas dalam menentukan kelebihan dan kekurangan suatu kebudayaan itu sangatlah dominan. Demikian juga kebudayaan Bali yang bersumber dari pengamalan ajaran agama Hindu banyak hal-hal yang amat mengagumkan. Weda Sruti kitab suci agama Hindu itu sebagai sabda Tuhan yang supra empiris bukanlah kebudayaan. Namun sabda Tuhan yang supra empiris itu diwujudkan dalam kehidupan empiris menjadilah kebudayaan Hindu. Dalam banyak hal pada kebudayaan Bali sebagai perwujudan ajaran agama Hindu didalamnya ada gagasan-gagasan atau ide-ide yang amat universal. Ada tata aktivitas dan wujud yang juga amat adi luhung dalam kebudayaan Bali Hindu tersebut. Konsep pemujaan Tuhan dengan bhakti untuk menguatkan gagasan pemeliharaan alam dengan asih. Demikian juga gagasan tentang hidup dalam kebersaman atau dalam kesendirian yang individualis dengan punia. Semua hal itu sebagai inti atau jiwa kebudayaan Bali Hindu. Dalam menyikapi keunggulan kebudayaan Bali Hindu tersebut sebaiknya kita tidak bersikap ekslusif negatif dan dikotomis. Artinya jangan menganggap orang lain tidak punya kelebihan-kelebihan tersendiri. Sebagai pemilik dan pendukung kebudayaan itu janganlah kita mabuk atau gelap hati, karena hal itu tergolong salah satu ‘’timira’’ atau kemabukan yang dilarang Agama Hindu. Bangga memiliki kebudayaan adi luhung tentunya baik dan mulia. Bangga itu sebaiknya dibawa ke dalam diri jangan diekspresikan dengan kesombongan. Yang patut dijauhi adalah sikap eksklusif yang menimbulkan sikap sombong dan menganggu orang lain tidak ada apa-apanya. Sikap eksklusif negatif itu dapat membawa kita berhenti pada berpuas diri karena menganggap diri sudah sampai di puncak kesuksesan dan kesempurnaan. Eksklusif itu adalah sikap yang mabuk pada keberhasilan. Sikap berpuas diri itu dapat menimbulkan lamban bahkan mandegnya kreativitas dalam memelihara dan melindungi kebudayaan sendiri. Karena menganggap diri sudah di puncak kesempurnaan, setiap yang datang dari berbagai arah penjuru dunia dianggap tidak ada apa-apan-
kan penerapan Tatya. Dalam diri setiap twa tersebut. Dalam orang memang ada Redaktur proses penerapan Tatyang disebut nafsu Khusus twa inilah akan terja‘’distinksi’’ yaitu dordi pertemuan keongan untuk menunMIMBAR masan budaya Hindu jukan dirinya berbeHINDU di satu daerah dengan da dan lebih dengan daerah lainnya yang yang lain. Dorongan bentuk luarnya sering instinktif itu Drs. I Ketut Wiana ada perbedaan kehendaknya jangan masan luarnya. ditunjukan dengan pernyataan bahwa dirinya lebih dari Dalam hal inilah sering terjadi adanya dua atau lebih pertemuan budaya yang lain. Tetapi wujudkanlah dengan ken- Hindu. Hal tersebut seyogianya tidak yataan dengan berbuat lebih baik perlu disikapi dengan sikap dikotodari yang lain. Kalau hanya pern- mis. Biarkan satu wujud budaya Hinyataan, itulah yang dapat menimbulkan kesan sikap yang ekslusif menyo- du yang satu dengan yang lain saling mbongkan diri. Sikap itu dapat juga bertemu satu dengan yang lainnya. menimbulkan sikap lengah kurang Biarlah pertemuan itu berlangsung waspada pada adanya berbagai per- dengan alami dan demokratis. Tidak saingan. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra perlu ada sikap dikotomi seperti ada mantan Gubernur Bali pernah men- istilah ke India-Indiaan, Bali sentris yatakan bahwa ‘’letak harga diri kita, dan istilah lainnya yang mengeksejauh mana kita bisa menghargai spresikan sikap dikotomis tersebut. Hal ini akan mengganggu ketentuorang lain’’. Ini artinya kalau tidak bisa kita an negara seperti UUD 1945 yang menghargai orang lain kita juga tidak menjamin kemerdekaan tiap-tiap punya harga diri. Apapun datang dari penduduk untuk memeluk Agama luar diri kita mari kita terima den- dan beribadah sesuai dengan Agama gan sikap kritis atau ‘’upeksa’’. Sikap dan kepercayaannya itu. Jangan samkritis itu tidak mutlak apriori meno- pai ada sikap hidup yang ‘’menderita lak maupun menerima. Ada analisa melihat orang lain bahagia dan yang cerdas dilakukan sebelum me- senang melihat orang lain menderinerima maupun menolak. Dengan ta’’. Sikap hidup tersebut menurut analisa itu segala sesuatunya terukur dengan cermat sebelum melangkah Prof. Dr. Zakiah Darajat, ahli ilmu lebih lanjut. jiwa adalah sikap hidup orang yang Sarasamuscaya 260 mengajarkan menderita penyakit gangguan menadanya proses Weda Abyasa atau tal. Sikap hidup dikotomis itu akan penerapan ajaran Weda sabda suci membawa pembauran budaya akan Tuhan dengan melalui proses pentr- menimbulkan benturan budaya. Tenadisian. Proses tersebutlah yang tunya hal ini tidak diharapkan oleh akan melahirkan kebudayaan Hindu. semua pihak. Pembauran budaya itu Artinya proses pentradisian Weda itu hendaknya disikapi sesuai dengan kalau sudah melembaga dalam konsep hidup bersama yang setara, masyarakat terbentuklah kebu- bersaudara dan merdeka (egality, fradayaan Hindu sebagai hasil karya ternity dan liberty). masyarakat dalam mengamalkan Sikap hidup yang tidak dikotomis ajaran Weda sabda suci Tuhan itu. itu dapat membuat tradisi budaya Sabda Tuhan yang kekal abadi itu Agama Hindu itu akan dinamis atau (Sanatana Dharma) diterapkan den- Nutana dalam menerapkan Tattwa gan landasan Nutana artinya terus kebenaran Weda. Tradisi pengamaada peremajaan sesuai dengan lan Weda itu hendaknya tidak terlaperkembangan zaman. Agar selalu lu banyak diintervensi dengan caraada penyesuaian Weda diterapkan cara dikotomis menggunakan kekuadengan lima dasar pertimbangan. saan dengan alasan mempertahanLima dasar pertimbangan itu dinya- kan tradisi. Tradii itu bukan sesuatu takan dalam Manawa Dharmasastra yang beku. Tradisi itu akan kuat apaVII.10, yaitu: Iksha (pandangan bila tradisi itu hidup dinamis masyarakat setempat), Sakti (ke- mengikuti irama perjalanan zaman. mampuannya), Desa (aturan suci Yang utama adalah dinamika itu yang sudah ada ditempat tersebut), untuk mensukseskan Tattwa Weda Kala (waktunya). Yang penting jan- menjadi dasar kehidupan umat. Digan sampai bertentangan dengan namika tradisi itu menuju penguatan Tattwa atau intisari kebenaran Tattwa menjadi suatu yang nyata Weda. dalam mengantarkan tujuan beragaJustru iksha, sakti, desa dan kala ma Hindu mencapai Jagat Hita dan itu sebagai media untuk mensukses- Moksha.
Jumlah Kendaraan dan Penduduk Tak Seimbang Santi dyauh santa prativi. santa idam urbantariksam santa udanvarti apah santanah santu osadhih. (Atharvaveda, XIX,9,1). Maksudnya: Semoga langit (dyauh) penuh damai, semoga bumi (prativi) bebas dari berbagai, gangguan, semoga suasana lapisan udara (antariksa) yang meliputi bumi (atmosfir) yang luas menjadi tenang. Semoga suasana perairan (apah) yang mengalir menyejukan dan semoga tanaman dan tumbuhan (osadhah) menjadi bermanfaat untuk kami. PUJAAN Mantra Atharvaveda sabda Tuhan itu untuk menuntun umat manusia agar senantiasa memelihara berbagai lapisan dan unsur di bumi ini. Menjaga kebersihan lapisan atmosfir dari polusi udara, adanya pengerusakan lapisan ozon yang dapat mengganggu sinar matahari memberikan kehidupan pada semua makhluk hidup penghuni bumi ini. Pada kenyataannya lapisan atmosfir itu sudah tidak damai. Padahal menurut Atharvaveda XVIII.I.17 tiga lapisan bumi yang disebut Tri Chanda itu wajib dilingungi demi kesejahteraan hidup semua makhluk hidup. Tri Chanda menurut Mantra Atharvaveda itu adalah air atau apah, udara atau vatta dan osadhah atau tumbuh-tumbuhan bahan makanan dan obat-obatan sumber kehidupan semua makhluk. Nampaknya apah, vatta dan osadhah tiga sumber alam itu sudah rusak berat yang telah mengancam kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Ketiga unsur alam ini unsur alam yang paling utama yang wajib dilindungi kalau ingin mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Upaya untuk melindungi Tri Chanda itu srcara teori tidak begitu sulit. Namun dalam tataran praktek dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mudah. Karena idialisme mantra Weda itu harus diaplikasikan dalam kehidupan empiris sampai menjadi suatu tradisi. Mentradisikan suatu kehidupan yang mulia dan tertib sungguh tidak mudah. Salah satu sebabnya karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan yang tidak diimbangi oleh kemajuan kualitas moral dan daya tahan mental yang tangguh. Ketidakseimbangan itu telah menimbulkan bergesernya orientasi hidup manusia dari hidup mencari ‘’ketenangan’’ telah bergeser
Oleh I Ketut Wiana untuk hidup mencari ‘’kesenangan’’ dengan mengikuti gejolak nafsu indriawinya. Hal ini menyebabkan sumber daya alam dirusak oleh sebagian manusia untuk memenuhi keinginannya mendapatkan kesenangan indria. Menurut Albert Eistein, agama yang mengarahkan hidup, ilmu dan tekhnologi untuk memudahkan hidup dan seni untuk menghaluskan hidup. Namun dalam penerapannya lebih banyak ilmu diberikan peran untuk memudahkan hidup. Kemudian hidup tanpa disertai dengan moral yang luhur dan mental yang tangguh manusia dimanjakan oleh hasil rekayasa iptek. Memanjaan itu dapat menimbulkan ketergantungan pada produk rekayasa IPTEK. Seperti untuk menguasai ruang dan waktu manusia telah berhasil menciptakan sepeda motor dan mobil Untuk kasus Bali jumlah sepeda motor dan mobil sudah menuju jumlah tujuh juta sedangkan penduduk Bali sedang menuju empat juta. Ini artinya kalau dirata-ratakan seorang penduduk memiliki dua fasilitas kendaraan bermotor. Namun pada kenyataannya ada penduduk bahkan keluarga yang sama sekali tidak punya kendaraan bermotor. Ini artinya ada seorang penduduk memiliki sampai tiga bahkan empat kendaraan bermotor seperti mobil atau sepeda motor. Yang perlu direnungkan segi baik dan buruknya jumlah fasilitas kendaraan bermotor itu. Dari segi pemasukan ke kas pemerintah dari sumber pajak kendaraan bermotor itu sangat menjanjikan. Kalau pemungutan pajak kendaraan bermotor itu berjalan sebagai mana aturannya tentunya ada pemasukan keuangan ke kas pemerintah yang lumayan besar. Apalagi kalau pemasukan itu dikembalikan oleh pemerintah untuk meningkatkan pembangunan demi kepentingan rakyat banyak. Itu kalau dilihat dari sudut positifnya. Yang paling wajib kita perhatikan akibat negatifnya. Jumlah kendaraan bermotor dan berbagai alat-alat mesin yang mengeluarkan gas buang mengotori langit itu tentunya cukup serius membuat lingkungan hidup di Bali ini terganggu. Dengan demikian atmosfir langit menjadi tidak damai berlawanan dengan yang diharapkan oleh Mantra
Atharvaveda yang dikutip diatas. Kalau langit dan atmosfir bumi tidak damai maka berbagai akibat buruk pada lingkungan alam akan timbul. Kalau udara atmosfir itu kotor sedangkan makhluk hidup terutama manusia yang menghirup oksigen dari udara yang kotor itu. Hal ini dapat dibayangkan betapa buruknya udara yang dihirup oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Untuk mengatasi hal itu tentunya tidak segampang teorinya. Apalagi penduduk Bali sudah terlanjur scara empirik menikmati berbagai kemudahan dengan berbagai kendaraan bermotor dan berbagai produk dari berbagai mesin tersebut. Seperti mesin untuk memproduksi listrik yang konon masih memakai minyak fosil yang merupakan mineral yang tak terbarukan. Untuk mengurangi kerusakan tiga lapisan bumi ini perlu dilakukan berbagai langkah. Salah satu adalah dengan mengembangkan gaya hidup yang berorientasi pada ketenangan bukan hidup untuk bersenangsenang. Pemerintah hendaknya menciptakan kondisi agar masyarakat tidak terdorong hidup hedonis atau mengutamakan kesenangan. Produksi barang-barang aksesoris seperti aksesoris untuk hiasan diri, rumah, mobil, alat-alat rumah tangga dan sejenisnya mode-modenya terus merangang benda-benda aksesoris itu memunculkan terjadinya persaingan hidup yang tidak sehat. Masyarakat berlomba-lomba memiliki benda-benda yang bersifat tertier yang benar-benar tidak subtansial itu. Upaya memiliki benda-benda aksesoris itu dirangsang oleh iklan di media massa yang dibayangi oleh masyarakat konsumen. Pengusaha tentunya memasukan biaya iklan itu dalam menentukan harga barang dan jasa yang diiklankan itu. Pemerintahpun tidak mengendalikan produksi barang-barang tersebut. Hal itu salah satu penyebab munculnya gaya hidup konsumtif hedonis. Masyarakat pun pada umumnya tidak melihat fungsi barang aksesoris tersebut. Yang diutamakan adalah gengsi bukan fungsi. Penerapan Agama seyogianya memotivasi umat untuk lebih mementingkan fungsi dari pada gengsi dalam pengadaan barangbarang aksesoris tersebut. Tetapi Agama juga belum berhasil memotivasi masyarakat untuk mementingkan fungsi dari pada gengsi. Gaya hidup hedonis konsumtif terus berlangsung.