Edisi Rabu 11 Desember 2019 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

12 HALAMAN

NOMOR 116 TAHUN KE 72 Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

rabu kliwon, 11 DESEMBER 2019

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Bakeuda Disentil Kalangan Dewan

Turis Langgar Larangan

Pipet Bambu

Komisi III DPRD Tabanan lagi menggelar rapat kerja dengan Badan Keuangan Daerah (Bakeuda). Salah satu yang menjadi sorotan adalah temuan BPK terkait objek wisata air panas Penatahan, Penebel.

Gunung Agung masih status level III (Siaga). Namun wisatawan asing nekat mendaki. Bahkan diantar pemandu lokal. BPBD Karangasem pun sangat menyayangkan hal tersebut. KARANGASEM | HAL. 8

Pergub Bali No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai memunculkan ide kreatif untuk menciptakan produk nonplastik. Salah satunya pipet berbahan bambu.

TABANAN | HAL. 5

BULELENG | HAL. 10

Loloskan RUU Provinsi Bali Gubernur Koster Siap Berjuang di DPR-RI ’’ Kalau jadi UU ini, astungkara Bali mempunyai kerangka hukum untuk mengisi agenda pembangunannya sesuai dengan potensi dan karakteristik Bali.’’ Wayan Koster Gubernur Bali

Wakil Rakyat Hindu di Pusat Mesti Bersatu Jakarta (Bali Post) Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)-RI melakukan safari amandemen terkait pembahasan wacana amandemen UUD 1945 ke kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Selasa (10/12) kemarin. Pertemuan itu juga meminta masukan berkaitan akan dihidupkannya kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sekretaris Umum PHDI Pusat I Ketut Parwata mengatakan pada dasarnya PHDI tidak terlalu mempersoalkan keinginan untuk menghidupkan GBHN dalam UUD 1945. Ia lebih menekankan pada keberpihakan MPR sebagai representasi wakil rakyat dari sisi keadilan dan kesetaraan aspirasi kepentingan antarumat. Ketut Parwarta mengatakan dari sisi regulasi misalnya. Ada sejumlah UU yang fokus pada aspirasi satu agama saja, seperti pembahasan RUU Zakat dan RUU Haji dan Umroh. Ia mencontoh RUU Zakat. Padahal, umat Hindu juga memiliki sejenis itu namanya Dana Punia. ‘’Saya bayangkan di Indonesia ada ASN Hindu sebanyak 127.000 orang yang kontribusinya tidak tersalur dan terkumpul karena memang tidak adanya perangkat perundangannya. Ini kan dana besar,’’ ujarnya. Begitu juga yang berkaitan dengan asas keadilan dan keberpihakan anggaran negara untuk semua agama. Seperti Perpres Nomor 151 Tahun 2014 tentang Bantuan Pendanaan bagi Majelis Ulama Indonesia. ‘’Mengapa Perpres Nomor 151 hanya untuk MUI saja. Padahal kan ada enam agama yang diakui di Indonesia,’’ ujarnya. Menanggapi minimnya keberpihakan UU dan anggaran negara terhadap kepentingan umat Hindu tersebut, Wakil Ketua MPR-RI Arsul Sani mengatakan pada prinsipnya MPR dan DPR membuka ruang sama bagi kemajuan dan pembangunan semua umat agama. ‘’Jadi yang penting ketika ada agama lainnya ingin membuat UU serupa, harus kita buka. Tugas kita di parlemen adalah jangan menghalang-halangi. Karena semua terpulang kembali mau menggunakan hak konstitusionalnya atau tidak,’’ tegasnya. Arsul pun mengusulkan sebaiknya wakil rakyat beragama Hindu di tingkat pusat terutama mereka yang dari daerah pemilihan Bali untuk mengambil peran. Mereka dapat membangun kekuatan dengan bersatu dalam satu wadah untuk menampung keinginan umat Hindu. Hal. 11 Dapat Keadilan

Optimisme untuk meloloskan usulan RUU tentang Provinsi Bali masuk dalam Prolegnas Prioritas 2020 masih amat membara. Terlebih saat ini, RUU Provinsi Bali baru sebatas tercantum dalam Program Legislasi Nasional dan belum masuk Prioritas 50 RUU yang dibahas tahun 2020. Gubernur Bali Wayan Koster justru menyebut perjuangan baru saja dimulai. Setelah mengantongi dukungan dari eksekutif dan legislatif di pusat, perjuangan akan dilanjutkan dengan lobi politik. ‘’Pertempuran di DPR ini tidak sekali melangkah, tapi bertahap. Sekarang sudah bersyukur masuk dalam program legislasi nasional, tahap berikutnya saya akan masuk ke wilayah menentukan. Lobi politik agar bisa masuk dalam Prolegnas Prioritas 2020,’’ ujar Gubernur Bali Wayan Koster saat memberikan keterangan pers di Jayasabha, Denpasar, Selasa (10/12) kemarin. Tak tanggung-tanggung, Koster akan menggandeng Mendagri dan Menkum HAM dalam upaya lobi politik tersebut. Menkum HAM bahkan sudah berjanji jika dari 50 RUU ada yang

tidak siap, akan diganti dengan RUU Provinsi Bali. Dari pengalaman Koster sebagai anggota DPR-RI, RUU yang masuk daftar biasanya memang baru sebatas judul. Artinya, belum disertai dengan rancangan undangundang dan naskah akademik. ‘’Kalau Bali, naskah RUU sudah selesai lengkap dengan naskah akademiknya. Istilah Bapak Mendagri, barang sudah jadi sehingga tinggal membahas,’’ imbuhnya. Itu sebabnya, lanjut Koster, Mendagri Tito Karnavian sudah bersurat ke DPRRI sehari setelah pihaknya melakukan audiensi ke Kemendagri, 5 Desember lalu. Dalam suratnya, Mendagri menegaskan ada urgensi revisi UU

No.64 Tahun 1958 sehingga Kemendagri mendukung aspirasi masyarakat

Bali agar DPR-RI dapat memasukkan dalam Prolegnas Prioritas 2020. Sebelum mendapat dukungan dari Mendagri dan Menkum HAM, pihaknya juga telah menerima dukungan dari Komisi II DPR-RI dan DPD-RI. Ketua Komisi II DPR-RI Arief Wibowo memberi penilaian yang sama bahwa RUU Provinsi Bali siap dibahas tahun depan. Sedangkan Ketua DPD-RI Lanyalla M. Mattalitti telah mengeluarkan surat yang ditujukan kepada Pimpinan Komite I DPD-RI agar melakukan pembahasan terhadap draf RUU Provinsi Bali secara Tripartit antara DPD-RI, DPR-RI dan pemerintah. Dengan kata lain, audiensi yang sebelumnya dilakukan Koster bersama para tokoh masyarakat Bali di Jakarta telah menunjukkan hasil yang positif. Hal. 11 Lebih Intensif

BI Tetap Akomodatif Antisipasi Ancaman Resesi Jakarta (Bali Post) – Bank Indonesia (BI) menyatakan kebijakan moneter dan makroprudensial akan tetap akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan mengantisipasi ancaman resesi, kendati perekonomian Indonesia saat ini masih relatif terjaga. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, dari sisi bauran kebijakan moneter baik suku bunga, likuiditas, dan nilai tukar masih akan akomodatif. Sedangkan dari bauran kebijakan makroprudensial pun begitu. ‘’Jadi sekarang, dua ‘pedal’ ini kita injak bersama dalam kondisi kita sekarang melihat perlu untuk mendorong pertumbuhannya,’’ ujar Dody di sela-sela Seminar Economic Outlook 2020 di BEI, Jakarta, Selasa (10/12) kemarin. Menurutnya, bank sentral tidak hanya mengandalkan kebijakan moneter, namun juga menggunakan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar, dan ekonomi syariah, dalam menghadapi gejolak dan tantangan ekonomi global dan domestik. ‘’Kita di awal 2018 masih menggunakan dua pedal, pedal rem untuk stabilisasi dengan kebijakan moneter ketat dan pedal gas untuk kebijakan akomodatif makroprudensial dan untuk mendorong perekonomian. Di 2019 khususnya di triwulan kedua, dua pedal tadi digunakan untuk akselerasi, untuk akomodatif,’’ ujarnya. BI tahun ini sudah menurunkan suku bunga acuan-

nya hingga 100 basis poin. Dody mengatakan masih ada ruang untuk penurunan suku bunga namun bank sentral sekarang lebih berhati-hati. ‘’Kita akan lihat seberapa besar risiko ke depan akan muncul dan berpengaruh terhadap pencapaian target atau istilah ekonominya data dependant. Beda dengan dua bulan lalu kita forward guidance, kita katakan kita akan cut suku bunga. Saat ini kita masih ada room tapi sangat data dependant,’’ kata Dody. Menurut Dody, BI akan relatif menggunakan ‘’pedal gas’’ untuk kebijakan makroprudensial di mana bank sentral akan merelaksasi beberapa kebijakan untuk mendorong sektor riil me-

lalui penyaluran kredit perbankan. Salah satu kebijakan makroprudensial yang akomodatif tersebut yaitu dengan pelonggaran parameter likuiditas Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM). ‘’Kita berikan room pada perbankan sekarang untuk kembali lebih lending, tapi artinya lending itu harus memperhatikan prudensial dari perbankan, CAR-nya seperti apa, NPL-nya seperti apa. Jadi itu yang dijaga untuk memberikan room kepada perbankan untuk lending,’’ ujarnya. (ant)

Jokowi Soal Novel Baswedan Harian Bisnis Bali Destinasi ‘’Backpacker’’ Terbaik Kabar baik menghampiri insan pariwisata Indonesia khususnya Bali. Kepulauan Nusa Penida yang berada di wilayah Kabupaten Klungkung dinyatakan sebagai destinasi backpacker terbaik di dunia versi HostelWorld. Apa dampaknya? www.bisnisbali.com

Harian DENPOST Koruptor Masih Terima Gaji BKPSDM Klungkung belum memproses pemecatan terpidana kasus korupsi I Nyoman Simpul sebagai ASN. Karenanya hingga saat ini dia masih terima gaji. www.denpostnews.com

Polisi Sudah Temukan Bukti Baru

Jakarta (Bali Post) – Kasus penyerangan Novel Baswedan kini memasuki babak baru. Presiden Jokowi menyatakan bahwa polisi telah menemukan bukti baru yang signifikan dan sudah menuju arah kesimpulan. Seperti diketahui, penyerangan terhadap Novel Baswedan terjadi 11 April 2017. Sepulang dari solat Subuh pukul 05.10 WIB, Novel dipepet dua lelaki yang mengendarai sepeda motor. Saat itu dia langsung disiram air keras. Sebelumnya Novel sembahyang di Masjid Al Ikhsan yang jaraknya 30 meter dari rumahnya. Jokowi mengungkap-

kan, Kapolri Jenderal Idham Azis telah melaporkan kepada dirinya bahwa ada temuan yang cukup signifikan terkait investigasi kasus penyerangan air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. ‘’Sore kemarin Kapolri udah saya undang, saya tanyakan langsung ke Kapolri, saya juga ingin mendapatkan sebuah ketegasan, ada progres atau ndak. Hasilnya? Dijawab ada temuan baru yang sudah menuju pada kesimpulan,’’ kata Jokowi usai acara Rapat Koordinasi Nasional Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (Rakornas TPAKD) di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Selasa (10/11) kemarin. Kepala Negara juga menegaskan tidak memberikan waktu lagi kepada pihak Polri untuk segera menyelesaikan kasus Novel Bawesdan tersebut dalam hitungan

hari. ‘’Saya tidak bicara masalah bulan. Kalau saya bilang secepatnya, berarti dalam waktu harian,’’ tegasnya. Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal menjelaskan, perintah Presiden kepada Kapolri Jenderal Idham Azis untuk segera mengungkap kasus penyidik Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Menurut Iqbal, pihaknya telah menemukan alat bukti dan petunjuk yang signifikan dalam mengungkap kasus itu. Namun saat ini Polri belum dapat mengungkapkannya kepada publik. ‘’Tidak akan berapa lama lagi, insya Allah tidak akan sampai berbulan-bulan,’’ kata Iqbal. Hal. 15 Temuan Baru


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.