Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
Minggu Paing, 11 Juni 2017
20 HALAMAN
NOMOR 281 TAHUN KE 69
balipost (158rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.812 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
PKB Ke-39 Dibuka
Jadikan Pemersatu Rakyat Bali Denpasar (Bali Post) -
Save Water (lestarikan air) menjadi pesan utama yang disampaikan dalam pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar, Sabtu (10/6) kemarin. PKB 2017 mengangkat tema Ulundanu (Melestarikan Air Sumber Kehidupan). Pelepasan pawai ditandai dengan penancapan teteken (tongkat), bahkan terinspirasi dari kisah Dang Hyang Nirartha. Teteken ditancapkan oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, yang kemarin hadir bersama Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Sesaat kemudian, tiba-tiba air menyembur dari sebuah replika teratai raksasa berwarna ungu yang dibawa para penari dari ISI Denpasar. Duta dari ISI Denpasar lantas menampilkan tabuh Ketug Bumi dan tari Siwanataraja. Ini seperti kisah Dang Hyang Nirartha yang datang ke membawa tongkat tangkai pohon kayu jati ke Pura Jati. Hal. 19 Air Jernih Baca Juga Halaman 16 dan 20
BPM/eka
BUKA - Mendagri, Tjahjo Kumolo, menancapkan teteken (tongkat) pertanda dibukanya pawai PKB ke-39.
Omed-omedan Memikat Menteri
BPM/wan
BPM/wan
FRAGMEN - Fragmen tari ‘’Empelan Tain Kambing’’ dari Desa Keliki ikut memeriahkan pawai PKB.
OMED-OMEDAN - Omed-omedan dari Denpasar menarik perhatian Mendagri.
Jangan Dijadikan Proyek
Oleh: Dr. A.A. Gede Raka, M.Si. PESTA Kesenian Bali (PKB) yang digelar setiap tahun telah memasuki usianya yang ke-39. Usia 39 tahun mengindikasikan kematangan masyarakat dalam berkesenian, baik dalam kapasitasnya sebagai pelaku seni, kreator seni, maupun sebagai pendukung kedua
Sebaiknya Digelar Dua Tahun Sekali WACANA menggelar Pesta Kesenian Bali (PKB) dua tahun sekali kembali mencuat di tengah makin redupnya gema PKB di daerah/kota dewasa ini. Usulan itu dicetuskan seniman muda, I Dewa Gede Dana Sugama, S.H., M.H. Dia menilai pergelaran tahunan ini (PKB) perlu dikaji ulang. Tidak hanya harus berinovasi, tetapi lebih pada apakah pergelaran PKB harus dilakukan setiap tahun atau digelar setiap dua tahun sekali dengan tema atau sesuatu yang berbeda pada setiap pergelarannya. Sebab, dari tahun ke tahun, pergelaran PKB tidak mengalami perubahan yang begitu signifikan, sehingga kelihatan monoton. “Tentu hal ini membuat masyarakat jenuh. Nah, bagaimana cara pemerintah agar pergelaran PKB ini tidak membosankan, sehingga animo masyarakat untuk datang ke pergelaran ini menjadi lebih antusias,” tandasnya. Hal. 19 Kelihatan Monoton
T A K h e r an, para seniman yang ditunjuk untuk tampil dalam PKB masih melakukan upaya penggalian dana selain mengandalkan dana pemerintah. Makanya sejumlah seniman menilai mereka hanya maan tuyuh (dapat berat saja, red). Hal itu didukung oleh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Wirya, di Denpasar, Sabtu (10/6) kemarin. Hal. 19 Sangat Berat
elemen tersebut. Apabila dibandingkan dengan di tahun-tahun awal, bahkan sampai dengan kali ini, perhatian pemerintah, baik pemprov maupun pemkab/kota yang diwujudkan dalam bentuk pembinaan, pemberian bantuan dana untuk pengembangan kesenian, dan bentuk lainnya cukup tinggi. Sebagai alat ukurnya adalah PKB yang diselenggarakan setiap tahunnya, yang menampilkan berbagai karya seni, baik dalam bentuk pawai, pergelaran, parade/ lomba, pameran, maupun
dalam bentuk lainnya. Kehadiran pemkab/kota dengan mengisi seluruh cabang seni yang ditampilkan, dan jumlahnya tidak kurang dari 24 jenis kesenian yang dipergelarkan selama sebulan penuh dari pagi hingga malam hari. Hal itu menandakan, betapa pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kesenian di Bali, sehingga tidak berlebihan bila ada ungkapan yang mengatakan Bali sebagai pulau seni budaya. Hal. 19 Mata Pencaharian
Gema PKB Kian Redup Ternyata dana untuk penyelengaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) di kabupaten/kota mencapai angka miliaran rupiah. Namun sejak beberapa tahun terakhir, gema PKB di daerah kian meredup. Tidak lagi menjadi ajang seniman berlomba, menunjukkan keunggulannya kemudian menjadi duta kabupaten/kota.
Meredupnya gema PKB di daerah menurut sejumlah pelaku seni disebabkan PKB tak lagi berbasis masyarakat. Pemerintah main tunjuk saja untuk lomba tertentu seperti membuat kuliner diwakili kelompok yang sudah disiapkan.
Tidak lagi diawali dengan lomba antarbanjar. Bahkan, pembukaan PKB di daerah pun hanya menjadi agenda rutin para pejabat. Wartawan Bali Post di daerah melaporkan anggaran PKB 2017 kini mencapai Rp 24,6 miliar
lebih. Pemrprov Bali menggangarkan Rp 7,5 miliar, Rp 2 miliar disebar merata ke kabupaten/ kota dan Rp 5,5 miliar ke 65 sekaa dan honor panitia. Jika dihitung per sekaa angka Rp 5,5 miliar itu dibagi 65, berarti tiap sekaa mendapatkan bantuan Rp 84 juta lebih. Belum termasuk bantuan dari pemkab atau pemkot. Jangan sampai dana ini tak menyentuh masyarakat, melainkan kelompok tertentu saja. Hal. 19 Badung dan Gianyar
Perhatikan Nasib Seniman
Seniman Hanya ’’Maan Tuyuh’’ Keinginan untuk menampilkan yang terbaik dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) kerap kali tersandung masalah anggaran. Kendati pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota sudah menggelontorkan anggaran, namun sering kali masih belum mencukupi.
Denpasar (Bali Post) Duta Kota Denpasar membuat kehebohan dengan menampilkan tradisi omed-omedan dalam pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar, Sabtu (10/6) kemarin. Tak sedikit pejabat di panggung kehormatan yang sampai berdiri untuk mengabadikan tradisi dari Banjar Kaja, Desa Sesetan itu. Kendati tidak sampai berdiri, dua menteri kabinet kerja yang hadir yakni Mendagri Tjahjo Kumolo dan Menpar Arief Yahya juga tampak antusias terpikat menyaksikan omed-omedan. Hal. 19 Tradisi Khas
BPM/wan
SIWANATARAJA - Pementasan tari Siwanataraja sebagai ikon PKB.
NASIB seniman memang tak seindah menjadi pengusaha. Bayangkan jika ada agenda pementasan, para seniman ini setiap hari ngayah ke banjar melatih dan melatih untuk suksesnya sebuah pementasan. Bahkan, latihannya hingga larut malam dengan imbalan secangkir kopi. Sejumlah daerah di Bali sudah memerhatikan senimannya seperti Badung dan Denpasar. Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebudayaan, terus berupaya untuk memajukan seni dan budaya. Bahkan, selama ini, sejumlah seniman berprestasi sudah diberikan apresiasi. Hal itu sebagai penghargaan dari Bupati, sehingga anak-anak ini lebih merasa diperhatikan. Hal. 19 Tenaga Kontrak
BPM/wan
JERIMPEN - Jerimpen tinggi warga Karangasem kali pertama tampil di PKB.