12 HALAMAN
NOMOR 277 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
Minggu umanis, 10 juni 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
Amien Rais Tantang Jokowi ’’Duel’’
Grup E
dan konstitusi,” kata Amien. Hal ini diungkapkan Amien Rais dalam ‘’Tausyiah Kerakyatan 2019 Indonesia PascaJokowi’’ di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/6) kemarin. Saat itu, Amien juga bicara soal Koalisi Keummatan. Amien mendapatkan pesan dari imam besar FPI Habib Rizieq Syihab untuk menyatukan kekuatan agar Koalisi Keummatan dapat mengalahkan Jokowi. “Singkat kata, memang kita perlu ada Koalisi Keummatan. Jadi, saya sudah
ketemu Habib Rizieq. Saya dan Prabowo sudah ketemu langsung di kediamannya,’’ tegasnya. Amien lalu menyinggung soal lagu ‘’#2019GantiPresiden’’ yang jadi viral. Menurutnya, lagu itu masuk ke hati sebagai refleksi atas kondisi masyarakat saat ini. Selanjutnya, Amien bicara soal faktor kemungkinan jatuhnya Jokowi. Seperti yang pernah diungkapkannya, Amien mengatakan pemimpin akan jatuh saat sudah mulai
melakukan kekeliruan hingga blunder. “Nah imam besar juga mengatakan, kita prihatin, 10 juta buka lapangan kerja, ternyata untuk tenaga kerja Cina. Kemudian tidak nambah utang, (tapi) malah utang makin tidak masuk akal. Biasanya kalau seorang pemimpin kalau mau jatuh itu bergerak dari keliru, salah, blunder, gitu seterusnya,” tutur Amien yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Persaudaraan Alumni 212. (kmb)
BPM/eka
BUKA PUASA - Menteri Koperasi dan UMKM, AAGN Puspayoga, tampak akrab dengan anak-anak yatim piatu Uswatun Hashanah, Denpasar saat buka puasa bersama di Sanur, Sabtu (9/6) kemarin.
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 ,233801Faksimile: 227418
Brazil Ingin Juara
Jakarta (Bali Post) Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, tampaknya benci dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Beberapa kali, Amien Rais mengkritik Jokowi. Sabtu (9/6) kemarin, dia bahkan menantang Jokowi ‘’duel’’. Secara terbuka, Amien Rais ingin Jokowi tak lagi menjadi Presiden RI di periode mendatang. Dia mengajak Jokowi berduel secara gentle. “Saya menantang Jokowi, mari kita bertanding secara fair. Mari kita duel secara gentle. Artinya apa, kita nggak usah jihad dengan fisik, menimbulkan bloodshed, tumpah darah, itu nanti ada masanya, kalau semua mentok saya kira itu perlu. Tapi itu masih jauh, masih ada cara lain, yaitu kita turunkan dengan demokrasi
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
Moskow – Brazil bisa bangkit dan meraih gelar juara dunia. Demikian diungkapkan oleh Roberto Carlos. Eks pemain Real Madrid itu senang melihat performa Timnas Brazil di bawah arahan Adenor Leonard Bacchi atau Tite jelang Piala Dunia 2018 digelar di Rusia. Mantan bek Timnas Brazil itu yakin skuad yang ada sekarang bisa membawa pulang gelar. “Kami sangat menderita di Piala Dunia 2014. Tapi Brazil menunjukkan kemajuan signifikan,” ujarnya beberapa waktu lalu.
“Sekarang, kami memiliki pelatih baru. Timnas Brasil pun kembali memperlihatkan permainan menakjubkan,” sambung Roberto Carlos. Brazil berambisi memenangkan Piala Dunia ketika menjadi tuan rumah empat tahun lalu. Tapi, seperti 1950, mereka justru mendapat pengalaman memalukan dikalahkan Uruguay pada final. Sedangkan pada 2014, mereka dihancurkan Jerman 1-7 pada semifinal. Setelah itu, Brazil kembali mengecewakan pada Copa America 2015 dan 2016. Kedatangan Tite, yang menggantikan Dunga, kemudian mengubah suasana. Brazil bermain impresif di sisa kualifikasi dan menjadi negara pertama yang meraih tiket ke Piala Dunia Rusia. “Saya kira kami punya kesempatan menjadi juara di turnamen mendatang,” tuturnya. Brazil merupakan negara tersukses di Piala Dunia. Tidak pernah absen, Selecao menjadi juara lima kali, unggul satu titel atas Jerman. Diperkuat pemain-pemain bintang seperti Neymar Jr, Philippe Coutinho, Thiago Silva, Marcelo, Willian, dan lainya, Tim Samba akan menjadi salah satu tim kuat di Piala Dunia 2018. Siapa yang bakal mendampingi Brazil ke babak 16 besar? Ini yang sulit diprediksi. Swiss, Kosta Rika, dan Serbia dinilai punya peluang yang sama. (kmb33/afp)
Menkop Puspayoga Buka Puasa Bersama Puluhan Anak Yatim Piatu Denpasar (Bali Post) Puluhan anak yatim piatu dari Panti Asuhan Uswatun Hashanah, Dusun Wanasari, Denpasar Utara mengikuti berbuka puasa yang digelar Bali Post dan Bali TV, Sabtu (9/6) kemarin, di Sanur. Kegiatan berbuka bersama ini dihadiri Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga didampingi Ny. Bintang Puspayoga. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali I Gede Indra, S.E., M.M. juga menghadiri kegiatan berbuka puasa ini. Dalam kegiatan tersebut diserahkan bingkisan kepada 50 anak panti asuhan. Puspayoga mengatakan, kegiatan berbagi ini merupakan keharusan. Di hadapan anak-anak
yatim piatu ini, Puspayoga memberikan nasihat untuk saling berbagi. “Rezeki kita sebenarnya milik Tuhan, makanya kalau dapat rezeki harus berbagi,” katanya. Ia juga mensosialisasikan Pancasila. Bahkan, Puspayoga mencoba anak-anak dari kelas I-VI SD yang yatim piatu itu satu-satu menyebut sila-sila Pancasila. ‘’Ternyata anak-anak ini hafal Pancasila,’’ ujarnya. Anak yang hafal diberikan hadiah. Ia yang mengaku sudah berkeliling Indonesia, menilai anak-anak di Bali relatif lebih mampu menghafal Pancasila dibandingkan daerah lain. Ia pun menyampaikan terima kasih pada para guru dan orangtua
yang membimbing anakanak tersebut. “Pancasila itu merupakan hal yang mempersatukan Bangsa Indonesia. Kita bisa hidup berdampingan dan harus disyukuri, serta berterima kasih pada pendahulu kita. Umat lain harus berterima kasih pada umat Muslim, karena memiliki sikap toleransi yang bisa mewujudkan adanya negara Pancasila ini,” tegasnya. Kepala Panti Asuhan, H. Sya’ban, S.Ag., mengucapkan terima kasih atas acara berbuka bersama ini. Kegiatan ini dinilainya berdampak positif terhadap anak-anak karena merupakan upaya berbagi kasih dan rezeki. (kmb18)
KRAMA BALI MenyeBUT ’’NYAMA’’ ISLAM Setiap hari raya Kuningan, perhatian umat Hindu di Bali tertuju pada piodalan di Pura Sakenan, Serangan. Yang istimewa saat piodalan Sabtu (9/6) kemarin adalah bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Sementara di sisi lain, perilaku kehidupan masyarakat Bali (baca: Hindu) dengan umat Islam, terjalin sejak lama.
BPM/mud
BURDAH - Kesenian Burdah tetap dilestarikan oleh warga Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada.
Mengusung Semangat ”Manyamabraya”
AKULTURASI seni, budaya, dan kehidupan sosial Hindu Bali dengan Islam di Buleleng muncul sejak masa Kerajaan Buleleng, ratusan tahun yang lampau. Ini terbukti, adanya satu desa yang didominasi berpenduduk Muslim. Wilayah itu adalah Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada. Kehidupan sosial kemasyarakatan antara Hindu dengan Islam “terpatri” lewat konsep manyamabraya (kekeluargaan -red). Warga yang beragama Muslim dan krama Bali serta warga di desa tetangga hidup rukun sampai sekarang. Tetua dan tokoh masyarakat Desa Pegayaman menye-
butkan, pada masa Raja Buleleng Ki Anglurah Pandji Sakti memberikan para kesatria kerajaan untuk menguasai wilayah Pegayaman yang dahulu merupakan hutan belantara dengan tanaman gatep. Kala itu, para kesatria ini datang dari Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Blambangan, Jawa Timur (Jatim) merupakan remaja dan orang dewasa yang belum menikah. Setelah lama menjadi abdi dalem kerajaan, para kesatria itu kebanyakan menikah dengan mempersunting perempuan dari Buleleng dan daerah sekitarnya. Hal. 11 Penduduk Asli
Kelurahan Serangan yang terletak di Denpasar Selatan, tidak saja terkenal karena ada Pura Sakenannya. Kemasyhuran nama Serangan tidak bisa dilepaskan dari adanya toleransi yang terjaga antara warga yang beragama Hindu dengan warga Muslim setempat. Warga Muslim yang menempati Kelurahan Serangan tergabung dalam satu lingkungan, yakni Kampung Bugis. Keberadaan kampung ini diakui secara dinas dan juga adat. Mereka diterima dengan baik oleh krama Bali mulai dari zaman kerajaan. Pengamat babad, I Wayan Turun bahkan menyebutkan saking toleransi umat Hindu dengan warga Muslim mereka menyebutnya dengan istilah Nyama Islam. Nyama artinya bersaudara kandung. Jadi, ikatan emosi mereka seperti bersaudara kandung alias tidak ada batas. Wayan Turun menambahkan hal yang sama juga dilakukan krama Bali kepada umat Islam di Klungkung, Buleleng, Jembrana, Karangasem dan sebagainya dengan sebutan nyama. Makanya budaya ngejot, meniru kearifan lokal
Bali masih melekat pada umat Islam di Bali. Kepala Lingkungan Kampung Bugis Serangan Muhadi mengakui kehidupan toleransi antara warga Muslim di Kampung Bugis dengan umat Hindu yang tersebar di lingkungan lainnya di kelurahan tersebut, cukup baik. Bahkan, hingga kini tetap terjaga dan saling menghormati. “Kami sudah hidup rukun sejak nenek moyang kami. Tidak pernah ada gejolak dalam melaksanakan kegiatan adat dan agama. Semua berjalan sangat harmonis,” ujar Muhadi yang ditemui di Kantor Lurah Serangan. Terjaganya kerukukan dan toleransi antarwarga di Serangan, tidak lepas dari keberadaan empat pilar ‘’S‘’ yang dijunjung bersama. Empat pilar ‘’S’’ tersebut yakni Serangan, sebagai sebuah tempat mereka bermasyarakat, Sakenanan dan Susunan Wadon, yang merupakan tempat suci bagi umat Hindu. Satu lagi Syuhada yang menjadi tempat suci bagi umat Muslim di kampung setempat. “Inilah yang menjadi acuan bagi kami untuk bisa tetap rukun,” katanya. Hal. 11 Puri Pemecutan
BPM/gik
SEMBAHYANG - Umat Hindu dan Muslim saat melaksanakan persembahyangan di Pura Bhur Loka.
Umat Hindu dan Muslim Sembahyang Bersama
MASUKNYA Agama Islam di Jembrana diperkirakan mulai pada tahun 1653 melalui orang-orang Bugis Islam yang transit di pesisir Jembrana. Menurut sumber-sumber lokal dan tulisan berhuruf Arab berbahasa Melayu milik Datuk Haji Sirat (almarhum) dari Kampung Cempaka Loloan Barat yang berjudul “Hikayat Islam di Jembrana tahun 1935” ke-
datangan orang-orang Islam di Jembrana Suku Bugis atau Makassar terdiri dari dua gelombang yakni tahun 16531655 saat peperangan antara kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Dan gelombang kedua pada tahun 1660-1661 sewaktu terjadi peperangan antara Makassar dengan VOC atau kompeni Hindia Belanda. Hal. 11 Daeng Narewa
Menoleh Masyarakat Islam Kampung Gelgel
Ada Sejak Abad Ke-14, Sempat Gunakan Nama Bali Kampung Gelgel menjadi salah desa yang menambah warna Kabupaten Klungkung. Desa yang seluruh warganya beragam Islam ini hidup harmonis dengan umat Hindu. Bak sehelai benang yang terajut menjadi kain.
KAMPUNG ini tak jauh dari pusat Kota Semarapura. Lokasinya di pinggiran, namun tetap melekat dengan kesan ramai. Begitu menginjakkan kaki, terlihat bangunan bergaya modern berdiri di sepanjang jalan yang menjadi akses langsung dari kota menuju By-pass Ida Bagus Mantra. Di tengah-tengahnya berdiri Masjid Nurul Huda. Memasuki bulan puasa, warga pun banyak datang untuk berbuka bersama. Bahkan, tradisi magibung yang banyak ditemui di Bali, masih
juga dilakukan. Maknanya pun sama. Menumbuhkan rasa kekeluargaan antarsesama. Kehadiran masyarakat di kampung seluas 8,5 hektar ini memiliki histori menarik. Ketua Takmir Masjid Nurul Huda, Haji Mahyudin, tak sungkan berbagi cerita. Bermula sekitar abad ke14, Raja Gelgel pertama, Ida Dalem Ketut Ngelesir, berkunjung ke Majapahit. Ketika pulang, diajak 40 pengawal beragama Islam. “Mereka lalu diberikan tem-
pat tinggal di sini. Sangat dekat dengan pusat kerajaan,” ucapnya. Di kampung ini, mereka hidup seperti biasa. Bahkan, penamaan warganya per nah menggunakan seperti orang Bali. Anak pertama dilengkapi Wayan atau Putu, kedua Made, ketiga Nyoman, dan keempat Ketut. Namun, menurut Haji Mahyudin hal itu ada sekitar seratus tahun lalu. “Bapak saya isi Nyoman. Setelah itu tidak ada lagi. Tetapi kalau dilihat masyarakat Bali, kan ada
juga seperti itu,” katanya didampingi Sekdes Kampung Gelgel, Slamet Hafizi. Tak diketahui apa yang menyebabkan berubah, namun tak memengaruhi kehidupan masyarakatnya. Begitu juga dengan tempat ibadah. Masjid Nurul Huda tidak semegah masjid saat ini. Hanya bertiang pohon kelapa dan beratap ilalang. Kehidupannya semakin berkembang hingga menginjak ke zaman modern ini. Hal. 11 Pindah ke Tempat Lain
BPM/sos
BUKA PUASA - Suasana buka puasa di Masjid Nurul Huda, Desa Kampung Gelgel, ikut mengundang tokoh umat Hindu.