Edisi Minggu 10 Maret 2019 | balipost.com

Page 1

Bali Post

SEJAK 1948

Pengemban Pengamal Pancasila

Gunung Agung Erupsi

Umat Tetap Semangat ’’Ngayah’’

Amlapura (Bali Post) Secara visual Gunung Agung terlihat tenang. Di balik ketenangan itu, pada pukul 00.47 wita, Sabtu (9/3) kemarin, gunung tertinggi di Bali itu kembali mengalami erupsi. Erupsi terjadi di tengah pelaksanaan upacara besar Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Besakih. Kendati kembali erupsi, tidak mengganggu aktivitas pamedek yang tangkil maupun ngaturang bakti penganyar dan pelaksanaan karya tetap berjalan seperti biasa. Kepala Pos Pantau Rendang, I Dewa Made Mertayasa, Sabtu (9/3) kemarin, mengatakan, setelah sempat tenang, Gunung Agung pada Sabtu dini hari, pukul 00.47 wita, kembali mengalami erupsi. Kata dia, untuk erupsi kali ini secara visual tinggi kolom abu tidak teramati akibat tertutup awan. “Erupsi kali ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi ± 3 menit 50 detik,”

ujarnya. Dewa Mertayasa menambahkan, dengan sistem Gunung Agung yang sudah terbuka, maka potensi untuk terjadinya erupsi susulan masih berpotensi terjadi. Hanya, kalau dilihat aktivitasnya saat ini, letusan yang terjadi masih dengan intensitas kecil. Bila melontarkan lava pijar masih di areal 4 kilometer di puncak. “Di status Level III (Siaga) wajar gunung mengalami erupsi. Karena aktivitas vulkaniknya masih cukup tinggi. Oleh karena itu, kita tetap mengimbau warga tak melakukan aktivitas di radius empat kilometer. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan. Hal. 11 Menjelang Puncak Karya

DUDONAN TAWUR AGUNG PANCA WALI KRAMA 1 Maret 2019 Nedunang Pralingga Ida Batara 2 Maret 2019 Memargi Melasti 3 Maret 2019 Melasti 4 Maret 2019 Ida Batara Mawali ke Pura Agung Besakih 5 Maret 2019 Mapepada Tawur Agung Panca Wali Krama

6 Maret 2019 Puncak Tawur Agung Panca Wali Krama 7 Maret 2019 Panganyar 19 Maret 2019 Mapepada Batara Turun Kabeh 20 Maret 2019 Puncak Karya Ida Batara Turun Kabeh 12 April 2019 Panganyar/Panyineban BPM/nan

NGAYAH - Kendati Gunung Agung kembali mengalami erupsi, umat Hindu tetap semangat ngayah di Pura Agung Besakih, Sabtu (9/3) kemarin.

KPK Tanggapi Dingin Pernyataan Prabowo

Jakarta (Bali Post) Capres Prabowo Subianto berjanji akan mengejar koruptor sampai ke Antartika jika menang Pilpres 2019. Pernyataan Probowo ini ditanggapi dingin oleh Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. “Itu perumpamaan saja. Kenyataannya nggak usah jauh-jauh (mencari), koruptor itu ada di sekeliling kita, nggak sampai ribuan kilometer,” kata Saut saat dimintai tanggapan Sabtu (9/3) kemarin. Saut menegaskan pemberantasan korupsi akan lebih mudah dilakukan dengan jujur dan berintegritas. Artinya, berantas korupsi itu menjadi lebih mudah bila law and order-nya jujur dan in line dengan sistem nilai serta berintegritas. ‘’Kepas-

tian untuk semua orang,’’ tegas Saut. Diberitakan sebelumnya, Prabowo menegaskan, apabila terpilih sebagai presiden, ia akan memberantas korupsi hingga akarnya. Hal. 11 Sedang Sakit

Bali Belum Bebas dari ’’Stunting’’ Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, akibatnya anak bertubuh pendek. Penyebabnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Bagaimana dengan kondisi di Bali?

KITA di Bali masih bersyukur karena angka stunting di Bali di bawah rata–rata nasional yaitu 19,8%. Kriteria WHO, angka stunting di bawah 20% adalah tergolong baik sehingga Provinsi Bali sudah sesuai dengan kriteria WHO. Meski demikian, angka stunting di lima kabupaten di Bali masih di atas 20%. Kabupaten tersebut yaitu Jembrana, Gianyar, Bangli, Karangasem, dan Buleleng. Ini artinya, Bali tak bebas dari kasus stunting. Semua komponen masih perlu bekerja keras agar bisa menurunkan angka stunting di lima daerah tersebut. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Kadek Iwan Darmawan, Sabtu (9/3) kemarin, membeberkan, pada 2013, angka stunting di Bali 32,6%, pada 2015 angka stunting turun

menjadi 20,7%, pada 2016 turun lagi menjadi 19,7%, pada 2017 menjadi 19,1% dan pada 2018 sedikit meningkat menjadi 19,8%. Secara total, angka stunting di Bali di bawah 20%. Namun, lima kabupaten di Bali dari 2015 sampai 2017 menunjukkan di atas 20%. Di Jembrana angka stunting pada 2015 yaitu 25,5%, pada 2016 yaitu 23,1%, pada 2017 menjadi 25,2%. Buleleng angka stunting pada 2015 yaitu 25,3%, pada 2016 menjadi 24,2%, pada 2017 naik lagi yaitu 29%. Karangasem pada 2015 yaitu 27,5%, pada 2016 yaitu 26,1%, pada 2017 turun menjadi 23,6%. Angka stunting di Bangli pada 2015 yaitu 28,6%, pada 2016 mencapai 25,7%, dan pada 2017 menjadi 20,4%. Hal. 11 Di Klungkung

GIZI - Asupan gizi anakanak desa di Bali perlu diperhatikan.

Anak–anak di Susut, Taburia Saja Tidak Cukup Bangli Kekurangan MPASI dari Bahan Pangan Lokal Harus Dioptimalkan Kalsium dan Zing SEKALI merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Selain mendapatkan informasi baru dari penggunaan taburia, Kadek Tresna Adhi juga menemukan kasus defisiensi kalsium dan zing pada anak–anak di delapan desa di Kecamatan Susut, Bangli. Sebelum melakukan intervensi pada anak–anak di delapan desa di Kecamatan Susut, Bangli, ia melakukan survei kondisi gizi anak–anak di daerah tersebut. Ditemukan, problem nutrien di daerah itu yaitu kekurangan kalsium, zing dan zat niasin (vitamin B yang bersifat parsial). “Tapi

yang paling bersifat absolut adalah zing dan kalsium sehingga memengaruhi pertumbuhan anak dan nafsu makan, mungkin juga menjadi penyebab stunting,” ungkap Kadek Tresna Adhi. Kadar kalsium dalam tubuh dikatakan memang sulit untuk dicapai dengan makanan atau bahan pangan lokal sehingga harus ditambah dengan sumber makanan lain. “Tapi asalkan sudah mencukupi 60% saja kecukupan gizinya, itu sudah bagus. Jadi, enggak mesti banyak,” tandasnya. Hal. 11 Model Makanan

PADA 2006, pemerintah pusat mengeluarkan program pemberian fortifikasi rumahan taburia untuk anak–anak. Terutama di daerah Indonesia bagian timur seperti NTT, NTB, dan Papua. Tujuannya untuk mengatasi anemia. Namun sekarang, taburia ditujukan untuk mengatasi stunting/anak pendek, gizi kurang, kurus karena angkanya masih tinggi di Indonesia. Walaupun pada 2018, ada penurunan angka stunting di Bali, namun masih ada lima daerah di Bali di atas standar WHO sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat. Fortifikasi rumahan taburia adalah zat mikro nutrien powder yang diberikan pada

anak dengan ditabur pada makanan anak. Diberikan seminggu tiga kali untuk mengatasi stunting, gizi buruk dan gizi kurang. Kadek Tresna Adhi, SKM., M.Kes., seorang peneliti dari Departemen Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengungkapkan, pemberian taburia tanpa optimalisasi MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) pada anak usia 6 bulan tidak lebih baik daripada pemberian MPASI yang dioptimalkan. Bahkan dalam penelitiannya itu juga menemukan efek samping dari pemberian taburia yaitu mengganggu sistem pencernaan pada anak. Bakteri baik

yang seharusnya ada pada usus anak yang berfungsi menjaga dan mengembalikan fungsi usus seperti semula menjadi berkurang manfaatnya. Karena mikro nutrien taburia yang notabene tinggi zat besi dan zing tersebut dapat mengganggu perkembangbiakan bakteri baik. Selain itu, zat besi dan zing in organik itu juga sulit diserap oleh tubuh. Kata dia, pemberian taburia saja tidak cukup, harus dengan MPASI yang dioptimalkan. Optimalisasi harus sesuai dengan daerahnya yaitu sumber pangan yang tersedia di daerah itu. Apa pun jenis sumber pangan di daerah tersebut dimanfaatkan

untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. “Bahan pangan lokal adalah bahan makanan apa yang ada di sekitar daerah itu, apa yang khas di situ, itu

yang dipakai dan dimanfaatkan untuk mengoptimalkan status gizi anak itu,” ujarnya. Hal. 11 Penelitian Disertasi

Setelah Dewasa Bisa Alami Kesulitan Belajar KAUM ibu di Bali mesti cermat mengawasi asupan gizi makanan pada anak. Mereka adalah generasi Bali yang perlu dipersiapkan sejak dini kesehatannya. Tinggi badan tak kalah penting un-

tuk dipantau. Banyak yang tidak menyadari bahwa stunting adalah permasalahan gizi buruk yang banyak dialami oleh anak-anak Indonesia. Hal. 11 Gangguan Pertumbuhan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.