16 HALAMAN
NOMOR 249 TAHUN KE 70 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
rabu wage, 9 mei 2018
@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
HUT Ke-814 Kota Bangli
Perkuat Jati Diri Menuju Pembangunan yang Berkeadilan KOTA Bangli telah menapaki usia ke814 tahun. Tanggal 10 Mei besok adalah puncaknya. Sudah banyak terobosan dilakukan untuk memeratakan pembangunan di daerah yang memiliki keunggulan di sektor budaya, pertanian dan keindahan alamnya. Pembangunan Bangli ke depan tentu tidak boleh lepas dari jati diri tersebut. Terobosan untuk mewujudukan pembangunan yang berkeadilan juga diperlukan. Karenanya, Pemkab Bangli menjadikan HUT ke-814 ini sebagai momentum kebangkitan memeratakan kesejahteraan hingga ke pelosok desa. Berbagai kegiatan telah dilakukan pemerintah untuk memperingati HUT ke-814 Kota Bangli. Ulang tahun kali ini dijadikan momentum pembangunan selama satu tahun ke depan. Mengingat, sekarang ini pemkab masih terus menggenjot pembangunan infrastruktur, sehingga pembangunan di Bangli dari desa sampai ke kota terjasi pemerataan. Bupati Bangli Made Gianyar mengungkapkan, terobosan yang dibuat seorang pemimpin harus mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Pasalnya, dalam membuat terobosan tidak cukup hanya sekali langsung dapat menyelesaikan semuanya. Maka dari itu, terobosan yang sudah dibuat dan dijalankan selama ini akan terus dilanjutkan untuk mencapai tujuan. ‘’Untuk terobosan pembangunan ke depannya kita masih berpijak pada terobosan yang sudah dijalankan sebelumnya. Dan untuk menjalankan terobosan itu harus didukung dengan dana. Meskipun banyak terobosan, namun tidak ada dana maka akan sulit menjalankan dan menyukseskan program tersebut,’’ ujarnya. Dia menjelaskan, program yang dimaksud adalah program pembangunan melalui perbaikan infrastruktur. Salah satunya perbaikan akses jalan. Karena jalan menuju ke desa kondisinya harus bagus. Kalau jalan bagus, perekonomian masyarakat dapat berjalan dengan baik. Ia pun menargetkan pembangunan infrastruktur sudah tuntas dikerjakan 2020.
‘’Karena program yang dijalankan merupakan pembangunan yang dilakukan dari desa. Kalau jalan di desa bagus, rapi, maka akan ada keadilan dalam pembangunan. Jadi kita harapkan HUT kali ini bisa dijadikan momentum untuk lebih memajukan Bangli ke depannya. Kalau Bangli ingin maju maka kita harus majukan secara bersama-sama. Mulai dari semangat bekerja keras. Jika semua bekerja keras, maka yang dilakukan akan berhasil,’’ tegasnya. Bupati Made Gianyar menambahkan, dalam pembangunan tidak boleh lepas dari jati diri dan budaya. Karena keunggulan Bangli adalah keindahan alamnya, airnya yang bersih, dan udaranya yang bersih dan semua itu harus tetap dijaga. Maka dari itu, pembangunan yang dilakukan jangan sampai menyimpang dari ketentuan yang berlaku. ‘’Pembangunan memang ada yang harus diubah dan mana yang tidak diubah, sehingga segala pembangunannya yang dilakukan nantinya tak lepas dari budaya,’’ tegasnya. (*)
Pawai Budaya, Semarakkan HUT Ke-814 Kota Bangli IKON budaya tidak bisa dilepaskan dari Bangli. Pun demikian, ketika digelar perayaan HUT ke-814 Kota Bangli. Berbagai atraksi yang digelar, kental dengan budaya lokal. Seperti Calonarang, Barong Gunging, tari-tarian, Gong Kebyar. Bahkan pada puncak HUT, 10 Mei besok, akan dilaksanakan pawai budaya yang pesertanya dari luar Bangli.
Bupati Bangli I Made Gianyar mengatakan, semarak dan semangat HUT Bangli tahun ini harus meningkat dari tahun sebelumnya. Termasuk semangat tetap tinggi untuk mengimplementasikan programprogram yang telah dicanangkan. ‘’Kita mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah semangat karena sudah ikut memeriahkan dan meramaikan HUT Bangli yang ke-814 ini,’’ ucap Made Gianyar. Orang nomor satu di Bangli itu menyatakan, segala bentuk kegiatan hiburan yang dilakukan selama HUT semuanya menyuguhkan hiburan lokal berbasis budaya. ‘’Kegiatan yang dilakukan sangat luar biasa. Karena semua hiburan yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan masyarakat. Sehingga setiap kegiatan hiburan yang dilaksanakan, masyarakat Bangli tumpah ruah untuk menyaksikannya,’’ paparnya. (*)
(ad496)
SIMAKRAMA - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan KosterTjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), Senin (7/5) menggelar simakrama dengan ratusan warga Desa Pakraman Lepang Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung.
PAD Kecil, Pola Satu Jalur Bakal Percepat Pembangunan di Klungkung Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), Senin (7/5) menggelar simakrama dengan ratusan warga Desa Pakraman Lepang Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Hadir pada pertemuan yang digelar di Balai Subak Desa Pakraman Lepang di antaranya pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Klungkung nomor urut 1, Cokorda Bagus Oka-I Ketut Mandia (BAGIA), Sekretaris Tim Pemenangan Koster-Ace Provinsi Bali IGN Alit Kesuma Kelakan, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Klungkung, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Bali dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Pada kesempatan itu, Koster memaparkan pentingnya pola satu jalur kepemimpinan untuk mempercepat pembangunan di Kabupaten Klungkung. Untuk itu, ia menekankan pentingnya memilih Gubernur Bali pada Pilkada 27 Juni 2018 yang mampu menyatukan seluruh kekuatan dan potensi yang ada di Bali. ‘’Baik tatanan masyarakatnya maupun struktur politik dan pemerintahannya di seluruh Bali,’’ kata Koster. Saat ini, Koster melanjutkan, masing-masing kabupaten/kota di Bali jalan sendiri-sendiri membangun daerahnya. Sementara kemampuan finansial dan masalah yang dihadapi juga berbeda-beda. Oleh karena itu, ada kabupaten yang dengan cepat mengatasi persoalan yang dihadapinya. Namun, ada pula kabupaten/
kota yang lambat menyelesaikan persoalannya. Salah satunya adalah Kabupaten Klungkung. ‘’Klungkung ini PAD-nya (Pendapatan Asli Daerah) kecil, hanya Rp 150 miliar. Maka dibutuhkan dukungan finansial dari pemerintah di atasnya seperti provinsi dan pusat agar pembangunan di Klungkung bisa dipercepat,’’ ujarnya. Jika perbedaan potensi mengurus wilayahnya tak dipersatukan, Koster menyebut bukan tak mungkin timbul persoalan baru seperti ketimpangan dan perbedaan pembangunan, baik dalam hal infrastruktur, kebudayaan, pertanian, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Selama ini kondisi itu yang terjadi. Lantaran tak ada yang menyeimbangkan dan menjadi jembatan persoalan tersebut. ‘’Ke depan, gubernur terpilih dengan wakilnya harus mampu menyeimbangkan semua kabupaten di Bali dalam membangun perekonomian, pendidikan, pertanian, kebudayaan, infrastruktur, kesehatannya pendidikannya dan lainnya,’’ tuturnya. Menurut Koster, wilayah Klungkung yang tak terlalu luas membuatnya tak begitu rumit menuntaskan persoalan infrastruktur jalan. ‘’Di Klungkung ini kan wilayahnya kecil, Klungkung daratan dan Nusa Penida. Dengan melihat luasan wilayah ini, 2019 jalan desa se-Bali itu hotmix semua. Itu target saya dan Klungkung jadi prioritas, baik di daratan maupun Nusa,’’ kata Koster di hadapan ratusan warga, Senin 7 Mei 2018. Ditambahkannya, persoalan infrastruktur jalan merupakan hal
krusial untuk mengukur kinerja pemimpin di suatu wilayah. ‘’Kalau jalan tidak bagus maka gagal dia menjadi pemimpin. Bukan tidak bisa membangun, tapi dia tidak bisa mencari uang,’’ katanya. Pentingnya mempercepat pembangunan di Klungkung bisa dilakukan dengan pola satu jalur pembangunan. Koster-Ace dan BAGIA juga melakukan simakrama dengan masyarakat Banjar Adat Tulangnyuh, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung. Warga menyatakan kebulatan tekad mendukung, memilih dan memenangkan BAGIA serta Koster-Ace pada pilkada serentak 2018 nanti. ‘’Pak Koster sudah dua kali ke mari selama jadi anggota DPR-RI, dan telah banyak membantu memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat kami. Apalagi Pak Tut Mandia selama lima tahun telah banyak membantu warga dan desa kami. Jadi kami pilih yang sudah terbukti, bukan janji-janji lagi,’’ jelas seorang warga. Sementara dalam kesempatan itu, Calon Gubernur Wayan Koster mengucapkan terima kasih terhadap kehadiran serta dukungan yang diberikan warga. Oleh karena itu, Koster berkomitmen akan melaksanakan program-program unggulannya secepat mungkin setelah terpilih. Sementara itu, warga Desa Sampalan Kelod, Dawan juga menyambut antusias dua pasangan ini. Tak hanya siap memenangkan Koster-Ace, warga Desa Sampalan Kelod juga satu jalur memenangkan pasangan BAGIA. (kmb)
Alasan Rai Mantra Sejak 2014 Tolak Reklamasi Teluk Benoa (2)
Secara Teknis Reklamasi Teluk Benoa Bahayakan Denpasar dan Sekitarnya JIKA reklamasi Teluk Benoa direalisasikan, secara teknis wilayah yang diperkirakan akan signifikan terkena dampak adalah sebagian wilayah Denpasar dan beberapa kawasan sekitarnya. Itu sebabnya sedari awal calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menyatakan penolakan terhadap rencana tersebut. Dan, penolakan itu secara resmi telah ia lakukan sejak 2014 dengan bersurat kepada Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan nomor surat 500/2478/Ek tertanggal 4 Juli 2014. Hal tersebut disampaikan Cagub Rai Mantra saat memulai perjalanannya berkampanye di Nusa Penida dan berbagai wilayah di Kabupaten Klungkung, Selasa (8/5) kemarin. Menurut Rai Mantra, kesimpulan itu ia dapati setelah membaca sejumlah penelitian oleh akademisi kredibel. ‘’Sejumlah laporan (penelitian) para pakar yang saya baca merekomendasikan istilahnya agar berpikir beribu kali untuk merealisasikan rencana (reklamasi) itu. Sebab, sebagian wilayah Denpasar akan terdampak karenanya. Jadi bukan baru sekarang karena ada pilgub,’’ ujar Rai Mantra. Menyitir hasil penelitian tersebut, Rai Mantra mengatakan dari sisi drainase dan oceanografi kawasan Teluk Benoa merupakan muara dari tiga sungai sekaligus yang berhubungan langsung dengan Kota Denpasar yakni Tukad Badung, Tukad Mati, dan Tukad Punggawa. Hulu dari ketiga sungai ini melintasi dan membelah Kota Denpasar. Bila reklamasi Teluk Benoa itu terjadi maka dipastikan ada penumpukan materi atau sedimentasi dengan luas areal tertentu. ‘’Dengan adanya sedimentasi di Teluk Benoa maka akan memperlambat arus sungai yang menuju ke laut dan akan mengakibatkan genangan ke daerah aliran sungai (DAS) sampai ke wilayah Kota Denpasar. Volume air ini akan bertambah bila terjadi air laut pasang dan bisa menyebabkan air rob atau banjir rob di Kota Denpasar. Jangan sampai hal ini terjadi,’’ paparnya. Sampai saat ini Pemkot Denpasar terus berupaya untuk mengurangi
genangan air di DAS dan memperlancar arus sungai. Beberapa yang sudah dilaksanakan adalah normalisasi arus sungai, pembuatan long storage dan pembuatan embung (retarding basin) di Tukad Mati dan Tukad Badung. ‘’Kami sudah berupaya memperlancar arus sungai, membersihkan sampah di DAS, agar air sungai lancar ke laut. Mana mungkin ada sedimentasi di hulu. Kami tetap menolak reklamasi Teluk Benoa,’’ ujarnya. Dampak lain dari reklamasi Teluk Benoa adalah ancaman abrasi. Abrasi di wilayah Kota Denpasar terjadi di Pantai Sanur dan Pantai Padanggalak. Hal ini sudah dibuktikan dengan adanya reklamasi yang pernah dibuat di Pulau Serangan seluas 200 hektar pada tahun 1990an. Reklamasi di Pulau Serangan terbukti mengakibatkan adanya perubahan pola arus laut. Air laut di beberapa titik di wilayah Pantai Sanur dan Pantai Padanggalak mengalami kenaikan. ‘’Lagi-lagi Pemkot Denpasar yang akhirnya bekerja untuk menanggulangi perubahan arus laut tersebut untuk mencegah abrasi yakni program pengamanan pantai berupa pembangunan break water (pemecah ombak) dan penambahan pasir di pantai,’’ ujarnya. Lebih lanjut, Rai Mantra berujar, apabila dilakukan reklamasi Teluk Benoa yang luasannya 400 hektar lebih, perubahan arus laut sudah pasti terjadi secara signifikan. Ancaman abrasi akan terjadi di wilayah
terdekat yakni Kota Denpasar karena di sana-sini, pantai-pantai yang ada di wilayah Kota Denpasar akan kehilangan kestabilannya, struktur pasir di pesisir akan tergerus. Reklamasi Teluk Benoa juga akan mengganggu aksesibilitas. Bila reklamasi itu terjadi maka area yang selama ini menjadi lalu lintas umum akan tertutup dan akan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Kontrak Politik Penolakan atas rencana reklamasi Teluk Benoa dipertegas lagi oleh Rai Mantra bersama Cawagub I Ketut Sudikerta saat mendeklarasikan diri sebagai pasangan cagub-cawagub Februari 2018. Lebih tegas lagi, Paslon Mantra-Kerta pada Sabtu (5/5) menandatangani dua kontrak politik sebagai janji yang pasti mereka wujudkan jika dipercaya memimpin Bali ke depan. Kontrak politik pertama menyatakan akan bersurat secara resmi kepada Presiden RI begitu dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2018-2023. Sebagai bentuk kesungguhan, pada hari itu juga Mantra-Kerta dalam kapasitas sebagai pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur bersurat kepada Presiden RI agar mencabut Perpres 51/2014. Kontrak politik kedua, mencanangkan bantuan Rp 500 juta per tahun kepada setiap desa pakraman sebagai bentuk kesungguhan menjadikan desa pakraman sebagai poros utama pelestarian dan pengembangan budaya Bali. (kmb)