Edisi 09 April 2017 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 223 TAHUN KE 69

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (158 rb Like) http://facebook.com/balipost

Pengemban Pengamal Pancasila

Minggu Wage, 9 april 2017

@balipostcom (4.812 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Tiga Kali, Gempa Guncang Bali Denpasar (Bali Post) Gempa bumi kembali mengguncang wilayah selatan Bali dengan kekuatan 4,7 SR. Gempa tersebut terjadi pukul 01.25 wita, Sabtu dini hari (8/4) kemarin. Titik gempa berada di koordinat 9,40 LS dan 115,49 BT, atau tepatnya di Samudra Hindia pada jarak 59 km barat daya Klungkung dengan kedalaman 72 km. Dari Klungkung dilaporkan warga pesisir sempat panik akibat gempa tersebut. Banyak yang menyebarluaskan informasi lewat medsos, namun banyak juga warga yang tak percaya Bali kembali diguncang gempa. ‘’Saya kira hanya isu soal gempa, ternyata benar mungkin dirasakan tak terlalu keras oleh warga,’’ kata Luh Murni di kawasan Lepang, Klungkung. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa tersebut dirasakan lemah oleh warga yang tinggal di Kuta, Tuban, Nusa Dua, Denpasar, Gianyar, Klungkung, dan Nusa Penida. Hal.19 22 Maret

Sempat Baku Tembak

Enam Terduga Teroris Ditembak Mati di Tuban Tuban (Bali Post) -

Setelah menangkap tiga terduga teroris di Lamongan, Densus 88, Sabtu (8/4) kemarin, menembak mati enam terduga teroris di Tuban. Bahkan, aparat dan terduga teroris sempat baku tembak saat mereka lari ke kebun jagung milik warga. Penangkapan terduga teroris ini berawal dari Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Tuban mencurigai mobil berwarna putih merek Daihatsu Terios saat melintas di jalan raya kawasan

Desa Beji, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menuju Semarang, Jawa Tengah. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) Komisaris Besar Polisi

Frans Barung Mangera mengemukakan kronologi pengamanan mobil itu berawal dari polisi menghentikan beberapa kendaraan pascapenangkapan terduga teroris di Lamongan. “Tapi, enam penumpang yang ada di dalam mobil Terios ini malah keluar, dan salah satunya menembak anggota kepolisian. Beruntung tidak ada yang terluka,” katanya. Setelah menembak petugas, pelaku melarikan diri ke arah

permukiman penduduk, dan meninggalkan kendaraan yang antara lain berisi sekotak peluru aktif, beberapa alat telekomunikasi handy talkie (HT) dan sejumlah buku. Dari laporan Kepolisian Resor Tuban, dikatakannya juga terjadi ledakan bom yang bersumber dari pelaku yang melarikan diri dan bersembunyi di perkebunan milik warga. “Saat ini, polisi mengamankan satu unit mobil Terios warna

putih nopol H 9037 BZ, beberapa HT, satu kotak peluru aktif, dan beberapa buku,” ujarnya. Polisi dibantu anggota Brigade Mobil (Brimob) dan Detasemen Khusus 88/Anti-Teror (Densus 88/AT) melakukan pengejaran ke lokasi persembunyian di kawasan permukiman. Saat itu kembali polisi yang melakukan pengepungan dihujani tembakan oleh pelaku. Hal.19 Mencekam

Tembak di Tempat Bagi Pengedar Narkoba

BNNP Bali Tembak jika Darurat GENDERANG perang melawan sindikat narkoba semakin keras ditabuh Badan Narkotika Nasional (BNN) beserta jajarannya. Tak tanggung-tanggung Kepala BNN Komjen Pol. Budi Waseso menyatakan siap menembak mati para pengedar narkoba. Akan tetapi, tindakan tegas itu harus terukur. Pasalnya tindakan para pengedar sudah merusak jutaan generasi muda dan mengancam masa depan negara. Hal.19 Cukup Bukti

BPM/net

TERORIS - Suasana penyergapan terduga teroris di Tuban, Sabtu (8/4) kemarin. Enam tewas ditembak aparat.

Narkoba telah menjadi permasalahan yang serius dan menjadi musuh bersama bagi negeri ini. Tren para pengedar narkoba dewasa ini kian nekat yakni memberi perlawanan dengan senjata tajam dan senjata api ketika mereka digerebek aparat. BNN dan Polri membuat kesepakatan tembak di tempat bagi pengedar narkoba. SEMUA komponen harus sesegera mungkin memberantas peredaran narkoba di Indonesia sampai ke akar-akarnya untuk melindungi generasi bangsa supaya tidak terjerumus di dalam dunia hitam tersebut. Apalagi Presiden

Joko Widodo telah mengeluarkan pernyataan bahwa negara Indonesia perang melawan narkoba. Tidak hanya di Indonesia, negara tetangga, Filipina, juga menyatakan perang melawan narkoba. Bahkan, apa yang dilakukan oleh

Krama Bali Jadi Pengedar PEREDARAN narkoba di Kabupaten Buleleng tergolong cukup marak. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya penangkapan pengguna maupun pengedar oleh jajaran Satuan Reserse Narkoba Polres Buleleng yang sejak Januari hingga Maret mencapai belasan orang. Itu sudah termasuk pemakai dan pengedar. Hal.19 Untung Besar

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, di dalam memerangi narkoba di negaranya, di mana dia menembak mati gembong-gembong narkoba yang masih berkeliaran di Filipina yang mengundang kecaman dari dunia internasional yang menyatakan bahwa Presiden Duterte telah melanggar hak asasi manusia. Namun, akibat kebijakan tersebut, peredaran narkoba di negeri tersebut dapat dikatakan menurun dan sang Presiden terus menerapkan kebijakan tersebut. Hal.19 Lahan Subur

Kelompok JAD Tuban (Bali Post) Keenam pelaku penyerangan polisi di Jenu, Tuban, Jawa Timur, dipastikan sebagai jaringan teroris dari kelompok Jamaah Ansaru Daulah (JAD). “Yang jelas ada kaitannya dengan teroris kelompok JAD,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol. Machfud Arifin di Mapolres Tuban, Sabtu (8/4) kemarin. Sementara satu orang yang masih hidup saat ini, pihaknya masih melakukan pendalaman meski ada indikasi tidak ada kaitannya dengan 6 pelaku teroris yang dilumpuhkan petugas. Menurut Machfud, pihaknya sudah mendapat telepon dari keluarga yang bersangkutan dan menyatakan pernah menjalani perawatan di RS Jiwa Menur Surabaya. “Yang masih hidup ada, karena masih pendalaman tapi indikasi dari keluarganya sudah telepon pernah dirawat di RSJ Menur tiga kali mungkin tidak terkait dengan kejadian ini tapi masih kita dalami,” ujar Machfud. Hal.19 Ditembak Pelaku

Desa Adat Pengotan Tangkal dengan ’’Pararem’’ UPAYA menangkal peredaran sekaligus penyalahgunaan narkoba di masyarakat tak hanya dilakukan pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) namun juga Desa Adat Pengotan. Saat ini, Desa Adat Pengotan tengah merancang pararem untuk mengatur kramanya agar tidak terlibat dalam peredaran maupun penyalahgunaan narkoba. Bendesa Adat Pengotan, Jero Kopok, Sabtu (8/4) kemarin, mengungkapkan, pararem tentang narkoba sudah mulai dirancang pihaknya sejak pertengahan 2016 lalu. Sejauh ini, pararem tersebut sudah disosialisasikan ke seluruh krama-nya dalam setiap kesempatan rapat atau parum. Jero Kopok menjelaskan adapun yang melatarbelakangi disusunnya pararem tentang narkoba adalah karena kekhawatiran pihaknya terhadap dampak negatif dari narkoba terutama di kalangan generasi muda. Pararem diakuinya cukup ampuh untuk menangkal adanya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di wilayah Desa Adat Pengotan, dikarenakan sanksi adat yang harus ditanggung bagi si pelanggar sangat berat. Hal itu sudah dibuktikannya dengan dibuatnya pararem tentang minuman keras (miras). Sejak pararem tentang miras dibuat tahun 2005,

Jero Kopok

BPM/ina

tidak ada satu pun krama Desa Pengotan yang berani menyalahgunakan miras. Sebab bagi mereka yang menyalahgunakan miras hingga memicu keributan akan dikenai sanksi adat sebagaimana yang diatur dalam pararem, yakni wajib melaksanakan upacara Pangrsiganaan mulai dari tingkatan kecil hingga tingkatan besar. Seluruh pembiayaan upacara ditanggung si pelanggar. “Sejak dibuat pararem tentang miras belum pernah ada yang berani melanggar,” jelasnya. Hal.19 Sanksi Berat

Perangi Narkoba di Bali

BNN dan Polri Mesti Lebih ”Gila” dari Bandar Informasi adanya kesepakatan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polri melakukan tindakan tegas berupa tembak di tempat jika ada bandar narkoba melakukan perlawanan saat digerebek, mendapatkan apresiasi yang positif. Pasalnya, para bandar ada yang diduga merasa dilindungi oknum aparat, di samping karena bisnis haram tersebut menggiurkan walau tahu risikonya sangat berat. PRAKTISI hokum, Agus Nahak, Sabtu (8/4) kemarin, sepakat jika tembak di tempat diterapkan oleh aparat, jika bandit-bandit narkoba melakukan perlawanan saat dibekuk aparat. “Saya sangat sepakat tembak di tempat bagi bandar dan pengedar,” tandas Agus.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Bela Negara (FBN) RI Perwakilan Bali itu, beralasan bahwa para pelaku bisnis narkoba ini tidak pernah jera walaupun dipenjara dengan hukuman yang lama, bahkan hukuman mati sekalipun. Fakta di lapangan bahwa mereka ban-

yak yang tetap eksis melakukan bisnis haram ini. “Bahkan di penjara pun para pelaku ini lebih leluasa mensuplai dan mengedarkan narkoba,” terang Agus. Dalam penanganan kasus narkoba, kata dia, BNN dan Polri memang harus lebih “gila” dari mereka para bandar dan pengedar karena bisnis narkoba sangat menggiurkan keuntungan. Sedangkan efek dari narkoba buat para pemakai narkoba ini sangat meprihatinkan yakni setiap hari di Indonesia ada 45 hingga 50 orang mati sia-sia BPM/dok karena narkoba. NARKOBA - Aparat BNNP Bali saat menangkap jaringan Hal.19 narkoba di Bali. Kian Bertambah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 09 April 2017 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu