Edisi Sabtu 9 Maret 2019 | balipost.com

Page 1

Bali Post

balipost http://facebook.com/balipost

SEJAK 1948

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

’’Surfing’’, Warga Banyuwangi Diamankan Pecalang

SEORANG pemuda asal Banyuwangi diamankan Pecalang Desa Adat Legian saat Nyepi. Pemuda ini diamankan sekitar pukul 07.30 Wita. Ketika itu dia sedang surfing di Pantai Kuta. Bendesa Adat Kuta Anak Agung Made Mantra menjelaskan, saat itu pemuda tersebut sudah bermain surfing di laut dan dipanggil menepi oleh petugas pecalang. Saat diamankan yang bersangkutan diketahui juga tidak mengantongi identitas apa pun, namun dia mengaku berasal dari Banyuwangi. ‘’Dia mengaku bernama Anugrah (23) asal Banyuwangi. Katanya dia tinggal di seputaran Jalan Popies, Kuta,’’ ujar Anak Agung Made Mantra. Menurut Mantra, dari pengakuan Anugrah, bahwa dia tahu saat itu Nyepi. Namun, dirinya mengaku tidak tahu jam berapa dimulai. Hal. 15 Bersih-bersih

158 WNA Masuk DPT, 36 di Bali

Jakarta (Bali Post) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menemukan 158 warga negara asing (WNA) yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019. Temuan tersebut berdasarkan hasil pengawasan dan penelitian faktual Bawaslu terhadap potensi WNA terdaftar dalam DPT. Anggota Bawaslu Mochamad Afifuddin menjelaskan, dari penelitian faktual itu, Bawaslu menduga proses pencocokan dan penelitian (coklit) KPU tidak dilakukan dengan mendatangi langsung rumah ke rumah. ‘’Kajian Bawaslu menunjukkan, dari 10 rumah yang didatangi langsung oleh pengawas pemilu, 1-2 rumah saat coklit tidak didatangi oleh petugas. Hal ini mengakibatkan koreksi langsung terhadap status kewarganegaraan tidak dapat dilakukan,’’ ucap Afifuddin di kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat (8/2) kemarin. Ia merinci, data tersebut tersebar di 15 provinsi. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah WNA terbanyak masuk DPT, yaitu 37 orang. Hal. 15 Provinsi Bali

Kunjungan Wisatawan Cina Meningkat 141% Denpasar (Bali Post) Setelah Australia sempat menduduki posisi pertama kunjungan ke Bali pada Desember 2018, pada Januari 2019 posisi wisatawan Cina kembali menduduki peringkat pertama. Kunjungan wisatawan Cina ke Bali pada Januari 2019 meningkat tajam yaitu 141 persen dibandingkan Januari 2018. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho memaparkan, jumlah wisatawan Australia yang datang ke Bali pada Januari 2019 yaitu 95.536 orang. Angka ini mengalami kenaikan 10,24 persen dibandingkan Januari 2018. Kunjungan wisatawan India mengalami penurunan 0,90 persen (yoy), Amerika Serikat meningkat 28,26 persen, Rusia meningkat 26,26 persen, Jepang meningkat 14,42 persen, Inggris meningkat 10,80 persen, Korea Selatan meningkat 63,47 persen, Malaysia menurun 19,49 persen, dan wisatawan Singapura meningkat 19,56 persen. Secara keseluruhan, total kedatangan wisawatawan mancanegara (wisman) ke Provinsi Bali di awal 2019 tercatat mencapai 456.218 orang. Rinncianhnya melalui bandara sebanyak 452.405 orang dan pelabuhan laut sebesar 3.813 orang. Jumlah wisman ke Provinsi Bali pada Januari 2019 turun sedalam 8,54% dibandingkan dengan catatan pada Desember 2018 (mtm). Bila dibandingkan dengan Januari 2018 (yoy), jumlah wisman ke Bali tercatat mengalami peningkatan sebesar 27,41%. Hal. 15 Wisatawan Australia

Menag Ajak Umat Jadikan Nyepi Sumber Inspirasi

DI TUBAN - Jalan di Tuban, Badung, Bali saat Nyepi, Kamis (7/3).

Klaten (Bali Post) Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat Hindu dan semua pihak pada umumnya untuk menjadikan Hari Suci Nyepi sebagai sumber inspirasi untuk menata perbuatan, perkataan dan pikiran. Penegasan itu disampaikan Lukman Hakim Saifuddin saat menghadiri Tawur Agung Kasanga di pelataran Candi Prambanan, DI Yogyakarta, Rabu (6/3).

‘’Mari kita jadikan Hari Suci Nyepi sumber inspirasi untuk menata, perbuatan, perkataan dan pikiran menjadi Trikarya Parisudha untuk perbuatan yang suci dan bersih,’’ ujarnya. Ia berharap pascamelaksanakan Hari Suci Nyepi akan diperoleh kesadaran moral untuk menapak langkah kehidupan menjadi lebih baik lagi. ‘’Dengan menjadi parisudha semoga umat Hindu mampu menjadi dirinya sendiri dan menghindari perbuatan adharma,’’ imbuhnya. Lebih jauh, Lukman mengatakan momentum Hari Suci Nyepi bertepatan dengan tahun politik di mana kontestasi pesta politik selalu menyajikan pilihanpilihan, opsi-opsi alternatif yang kalau tidak disikapi secara arif bisa membuat bangsa ini terpecah belah, terkotak-kotak dan dampak buruk lainnya. Oleh karena itu, Hari Suci Nyepi yang dilaksanakan menjelang Pemilu 2019 menjadi tepat untuk menumbuhkan kepekaan dan kesadaran moral. Kepekaan itu digaungkan secara masif dalam Hari Suci Nyepi tahun ini dengan tema sentral ‘’Melalui Catur Brata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019’’. ‘’Menurut hemat saya tema itu bukan sekadar jargon tetapi sangat penting dan strategis, sehingga diharapkan menjadi pemilu yang demokratis dan damai,’’ ujarnya. Ketua PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya menekankan kembali tentang makna Nyepi bagi umat Hindu yaitu empat pedoman dalam menumbuhkan pengendalian diri dan mawas diri. Amati geni, amati lelanguan, amati karya, dan amati lelungan.

Amati Geni, menurut Wisnu Bawa, memiliki makna tidak melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan menghidupkan api. ‘’Matanya diistirahatkan agar terbuka luas sehingga mampu melihat kondisi nyata tentang kehidupan berbangsa dan bernegara,’’ katanya. Juga Amati Lelanguan yaitu tidak berpesta pora, agar hati nurani dapat merasakan kondisi yang ada di sekitar kita. Mulat sarira atau mawas diri terhadap kegiatan yang berkaitan dengan perkataan yang benar. Ketiga, Amati Karya yaitu introspeksi diri dalam kaitan dengan berkarya atau bekerja. Merenung sudahkah kegiatan yang dilakukan selama ini sudah memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. ‘’Tidak bekerja, kita berpuasa. Bagaimana kalau sehari, seminggu, setahun. Untuk itu perlu kepedulian sosial kita terhadap lingkungan sekitar kita,’’ ucap Wisnu Bawa Tenaya. Keempat Amati Lelungan. ‘’Kita tidak bepergian. Diam di tempat untuk introspeksi diri. Nang, ning nung, nang. Meneng, Hening, Hanung dan Menang. Yaitu introspkesi kehidupan agar kehidupan menjadi lebih baik. ‘’Kendalikan panca indera kita. Ini harus dikomando, kendalikan dengan baik dan benar,’’ tegasnya. Ia pun mengajak generasi muda saat ini yang dikenal sebagai generasi milenial agar memiliki citacita, baik cita-cita perorangan maupun organisasi yang tidak boleh lepas dari cita-cita bernegara, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tawur Agung Kasanga tahun ini dihadiri tokoh masyarakat Hindu se-Indonesia, jajaran PHDI Pusat dan daerah. Sedangkan dari pemerintah dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Dirjen Dimas Hindu Ketut Widnya, anggota DPD-RI Arya Wedakarna dan pejabat pemerintahan setempat antara lain Staf Ahli Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono bidang budaya dan kemasyarakatan Tri Mulyono. Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, Kapolda DI Yogyakarta Irjen Pol. Ahmad Dofiri, Kakanwil Kemenag Jateng, Kakanwil Kemenag DIY, Bupati Klaten, SKDP di lingkungan Kabupaten Klaten. (kmb4)

TAWUR - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin didampingi Ketua PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya saat Tawur Agung Kasanga di pelataran Candi Prambanan, Rabu (6/3).

PRAMBANAN - Upacara Tawur Agung Kasanga di pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (6/3), dikuti ratusan umat Hindu.

Desa Kedonganan Bangkitkan Tradisi ’’Mabuug-buugan’’ Mangupura (Bali Post) Tradisi mabuug-buugan di Desa Kedonganan serangkaian hari raya Nyepi kembali digelar, Jumat (8/3) kemarin. Tradisi ini mempunyai arti sebuah interaktivitas dengan menggunakan tanah/lumpur (buug) sebagai media. Menurut Bendesa Adat Kedonganan Dr. Wayan Mertha S.E., M.Si., sesuai kajian dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, tradisi ini adalah bentuk ucapan syukur atas kesuburan yang telah dilimpahkan pada bumi pertiwi sebagai tempat manusia dan semua makhluk hidup berkembang

MABUUG-BUUGAN - Ratusan pemuda mengikuti tradisi ‘’mabuug-buugan’’ di Desa Adat Kedonganan, Jumat (8/3) kemarin.

biak. Juga sebagai visualisasi dari belenggu kekuatan bhuta dan keterbebasan manusia dari kekuatan itu sendiri. Dikatakannya, manusia divisualisasikan dengan balutan tanah atau lumpur sebagai perwujudan dari bhuta atau kekotoran yang melekat pada jiwa manusia. Untuk dapat menghilangkan kekuatan bhuta dalam bhuana alit (badan kasar manusia), manusia memohon kepada kekuatan laut (segara) sebagai penyempurnaan (pamarisudha). Tradisi ini dilakukan oleh semua masyarakat Desa Adat Kedonganan, baik pria, wanita, dewasa maupun anak-anak. ‘’Ini sebetulnya tradisi yang sudah ada sejak lama. Tahun 2015 lalu kembali dibangkitkan dengan menggandeng muda-mudi di Kedonganan untuk membangkitkan tra-

disi yang satu-satunya ada di Bali,’’ pungkasnya. Terkait rencana memasukkan tradisi ini dalam calendar event pariwisata, saat ini diakui memang belum. Namun, pihaknya menargetkan tradisi ini tahun depan akan diusulkan untuk bisa dimasukkan ke dalam calendar event pariwisata Indonesia. Penggalian atas pemaknaan filosofi dari tradisi ini terus dilakukan, sehingga saat dimasukkan dalam calendar event, wisatwawan akan paham apa makna tradisi ini. ‘’Rencananya tahun depan kita masukkan (kalender pariwisata). Saat ini muda-mudi ini diajak dulu untuk memaknai tradisi ini, sehingga nantinya saat menjadi atraksi wisata mereka kemudian benarbenar paham atas apa yang mereka lakukan,’’ ucapnya. (kmb23)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.