20 HALAMAN
NOMOR 192 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
Jumat pon, 9 maret 2018
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Koster Kunjungi Perajin Gamelan
Paparkan Jurus Jitu Naikkan Pendapatan, Fasilitasi Permodalan dan Pemasaran Banjar Tihingan, Klungkung, merupakan sentra produksi gambelan. Bahkan Tihingan telah menjadi trade mark sebagai pusat pembuatan gamelan Bali sejak lama. Namun siapa sangka perajin di daerah itu sejak lama pula menghadapi kendala. Selain bahan baku dan permodalan juga pemasaran. MENGUNJUNGI - Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster, saat mengunjungi sentra industri kerajinan gamelan di Jalan Raya Gong Gede, Banjar Tihingan, Desa Tihingan, Klungkung.
CALON Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster, mengunjungi sentra industri kerajinan gamelan di Jalan Raya Gong Gede, Banjar Tihingan, Desa Tihingan, Kabupaten Klungkung. Koster melihat langsung proses pembuatan gamelan yang menjadi kebutuhan sarana upacara umat Hindu Bali itu. Pada kesempatan itu, Koster mendapat keluhan dari para perajin. Salah satunya datang dari I Gede Suandiasa, pemilik Tari Gong. Ia memaparkan, modal yang dirogohnya untuk mendirikan usaha kerajinan gamelan. Dana sebesar Rp 1 miliar ia dapat dari pinjaman di LPD dan Bank BRI. ‘’Belum ada bantuan modal dari pemerintah. Kalaupun ada, baru sebatas peralatan untuk pekerja seperti masker. Untuk menghasilkan seperangkat gamelan membutuhkan waktu minimal tiga bulan. Keuntungannya Rp 15 juta kotor. Bersih-
nya Rp 5 juta. Untuk modal Rp 300 juta,’’ kata Suandiasa, Kamis (8/3) kemarin. Di sisi lain, ia memaparkan jika kerajinan gamelan di desa ini dulunya seringkali dikunjungi oleh wisatawan, karena menjadi desa wisata. Namun sejak beberapa waktu belakangan tak ada satu pun turis yang singgah. Mendengar keluhan itu, Koster mengaku sengaja berkunjung ke sentra kerajinan gamelan untuk melihat secara langsung proses pembuatannya. Sebab, salah satu program unggulan Koster bersama Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati adalah penguatan desa adat. Perhatian lebih kepada perajin gamelan di mata Koster merupakan bagian dari melestarikan seni, adat istiadat dan budaya Bali. Hal. 19 Bidang Adat
Soal Pembatalan Bandara di Buleleng
Unud Tak Tahu-menahu, DPRD Bali akan Panggil World Bank Pembatalan rencana pembangunan bandara di Kubutambahan, Buleleng akan mendapat ‘’perlawanan’’. Pertama, kajian World Bank (WB) yang dijadikan rujukan pembatalan tersebut, belum pernah dikomunikasikan dengan pemerintah daerah dan wakil rakyat di Bali. Bahkan, Gubernur Bali Mangku Pastika menyatakan tidak pernah dihubungi WB terkait kajian itu. Kedua, Unud yang diklaim ikut bersamasama melakukan kajian menyatakan tidak tahu-menahu. Karena itu, DPRD Bali berencana melakukan dengar pendapat dengan World Bank untuk meminta penjelasan dan penegasan terkait kajian tersebut. Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba, Kamis (8/3) kemarin mengatakan, Jumat (9/3) hari ini pihaknya akan menanyakan kepada Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengenai alasan mendasar membatalkan bandara internasional yang dirancang dengan matang selama empat tahun itu. Ia mengatakan, sebelum membatalkan pembangunan bandara itu,
pemerintah pusat mestinya melakukan uji tuntas (due diligence) dulu. Bukan seperti yang dilakukan pemerintah selama ini dengan hanya melibatkan Bank Dunia dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) beserta Universitas Udayana (Unud). ‘’Harus dilakukan due diligence, apakah layak atau tidak? Jangan tiba-tiba menyatakan bandara batal. PT BIBU harus disuruh presentasi dulu kepada pihak yang berwenang,’’
tegasnya. Tamba mengungkapkan, pembangunan Bandara Bali Utara merupakan isu sensitif bagi masyarakat Bali. Hal itu karena menyangkut upaya pemerintah demi pemerataan ekonomi Bali. Terlebih, Pemerintah Daerah Bali telah menyetujui pembangunan bandara tersebut di Kubutambahan, Buleleng. Begitu pula 32 investor yang tergabung dalam Airport Kinesis Con-
sultant (AKC) Kanada telah menyiapkan dana untuk mewujudkan proyek prestisius ini. ‘’Kalau proyek senilai Rp 27 triliun ini batal, maka iklim investasi di Indonesia bisa tercoreng. Investor bakal kapok menanamkan modal di daerah kita, jika pemerintah tidak mempermudah iklim berinvestasi,’’ tambah pria asal Jembrana ini. Hal. 19 Tanpa Koordinasi
Keputusan Politik Jangan Hanya Hitung Untung-Rugi
Polisi Kejar Pelaku Perusakan Gereja Palembang (Bali Post) – Tim Polsek Rantau Alai didukung personel Polres Ogan Ilir berupaya mengejar enam pelaku perusakan Gereja Katholik di Dusun 3, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (8/3) dini hari. Kepala SPK Polsek Rantau Alai Aiptu Sahil Arsyad mengatakan, saat ini berupaya melakukan penyelidikan mengungkap identitas pelaku perusakan yang dilaporkan berjumlah enam orang laki-laki itu. ‘’Saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan pengumpulan keterangan saksi serta barang bukti terkait kasus perusakan itu, berdasarkan petunjuk lapangan tersebut diharapkan bisa segera diungkap pelakunya dan dilakukan pengejaran untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum,’’ ujarnya. Dia menjelaskan, berdasarkan laporan pihak Gereja Katholik Stasi Santo Zakaria Rantau Alai Paroki Ratu Rosario Seberang Ulu, Keuskupan Agung Palembang di Dusun 3, Kecamatan Rantau Alai, Kabupten Ogan Ilir, enam orang laki-laki yang tidak dikenal mendatangi tempat kejadian perkara mengendarai tiga unit sepeda motor. Perusakan gereja itu terjadi pada Kamis (8/3) sekitar pukul 00.30 WIB, namun baru dilaporkan ke Polsek Rantau Alai sekitar pukul 01.30 WIB dan Polsek melaporkan ke Polres Ogan Ilir pukul 05.40 WIB. Kronologi kejadian, pelaku masuk ke gereja dengan cara memecahkan dinding pintu depan dengan palu dan melepaskan daun jendela. Hal. 19 Pecahkan Kaca
I Nengah Tamba
Sumedang (Bali Post) Pengambilan keputusan politik hendaklah jangan hanya mempertimbangkan teknis administratif semata yang malah membuat jarak dengan rakyat. Misalnya, dengan hanya menghitung untung-rugi dari sisi anggaran sesaat. ‘’Jangan hanya menghitung untung-rugi dari sisi budget sesaat. Keputusan politik tidak boleh diambil hanya mempertimbangkan aspek finansial kas negara belaka,’’ tegas Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Penegasan tersebut disampaikan Megawati dalam orasi ilmiah usai menerima gelar Doktor Kehormatan/Honoris Causa (HC) bidang Politik Pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang,
Bali Post/ant
GELAR DOKTOR - Megawati Soekarnoputri menghadiri penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa di kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (8/3) kemarin. IPDN memberikan penghargaan pertama Doktor Honoris Causa (DR.HC) Politik Pemerintahan kepada Megawati Soekarnoputri.
Jawa Barat, Kamis (8/3) kemarin. Pemberian gelar kehormatan bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional. Hadir dalam acara itu, putra-putri Megawati yaitu Muhammad Rizky Pratama, Muhammad Prananda Prabowo dan Puan Maharani, serta sejumlah pejabat dan tamu undangan antara lain Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara. Sejumlah menteri Kabinet Kerja antara lain Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Pangdam Siliwangi Mayjen TNI Doni Mornado, mantan Ketua MK Mahfud MD dan sejumlah tamu undangan lainnya. Megawati mengungkapkan, saat ini ia sedang memperjuangkan nasib para peneliti madya Indonesia terkait penerbitan aturan menteri yang mempercepat usia masa pensiun bagi peneliti, dari usia 65 tahun menjadi 60 tahun. Hal. 19 Beri Saran
Soal Novanto Masuk RS
Disiapkan Kamar VIP Sebelum Kecelakaan
Jakarta (Bali Post) – Kronologi masuknya Setya Novanto ke RS Medika Permata Hijau diungkap secara gamblang oleh jaksa KPK. Salah satunya soal pemesanan kamar VIP sebelum Setya Novanto mengalami kecelakaan. Atas kejadian itu, jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo bersama-sama advokat Fredrich Yunadi dengan sengaja merintangi penyidikan dugaan tindak pidana korupsi proyek KTP-elektronik (e-KTP) atas tersangka Setya Novanto. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Kamis (8/3) kemarin menggelar sidang dengan agenda pembacaan dakwaan oleh JPU KPK dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo. ‘’Pada 16 November 2017, terdakwa yang berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam di RS Medika Permata Hijau
dihubungi Fredrich Yunadi yang sudah lama dikenalnya. Yunadi meminta bantuan agar Setya Novanto dapat dirawat inap di RS Medika Permata Hijau dengan diagnosis menderita beberapa penyakit salah satunya hipertensi,’’ kata jaksa Kresno Anto Wibowo saat membacakan dakwaan tersebut. Bimanesh kemudian menyanggupi untuk memenuhi permintaan Fredrich meskipun yang bersangkutan mengetahui bahwa Novanto memiliki masalah hukum dalam kasus korupsi proyek e-KTP. ‘’Selanjutnya, terdakwa menghubungi dokter Alia yang saat itu menjabat sebagap Plt. Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau melalui telepon agar disiapkan ruang VIP untuk rawat inap pasiennya yakni Setya Novanto yang direncanakan akan masuk rumah sakit dengan diagnosis hipertensi berat,’’ kata Kresno. Bimanesh juga menyampaikan bahwa
dirinya sudah menghubungi dokter spesialis jantung Mohammad Thoyibi dan dokter spesialis bedah Joko Sanyoto untuk melakukan perawatan bersama, padahal diketahui terdakwa belum pernah memberitahukan kepada kedua dokter itu untuk merawat Novanto. Selain itu, terdakwa berpesan agar dokter Alia jangan memberitahukan hal ini kepada dokter Hafil Budianto Abdulgani, Direktur RS Medika Permata Hijau, tentang rencana memasukkan Setya Novanto untuk dirawat inap. ‘’Terdakwa kemudian memberikan telepon selulernya kepada Fredrich Yunadi untuk berbicara langsung kepada dokter Alia yang pada intinya Ferdrich Yunadi meminta agar disiapkan ruang VIP dan memesan tambahan ruangan serta perawat yang berpengalaman untuk merawat Novanto,’’ ucap Kresno. Hal. 19 Sesuai Prosedur
Bali Post/ant
SIDANG - Bimanesh Sutarjo menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Gedung Tipikor, Jakarta, Kamis (8/3) kemarin.