Edisi Rabu 8 Juli 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

8 HALAMAN

NOMOR 292 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

rabu kliwon, 8 juli 2020 BPR Gotong Royong Hadapi Covid-19

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

Kurang Fit, Polisi Dilarang ke Kantor

Sebanyak 48 BPR di Kabupaten Badung bergotong royong menghadapi semua masalah yang muncul saat pandemi Covid-19. DENPASAR | HAL. 2

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Dewan Dorong GTPP Gratiskan ‘’Rapid Test’’ Sopir Logistik

Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi memerintahkan anggotanya selalu menjaga kebersihan di tengah pandemi Covid-19 ini. Ia mewanti-wanti anggota yang kurang fit tidak ke kantor.

Para sopir logistik mengadu kepada Dinas Perhubungan dan DPRD Tabanan, serta mengharapkan Pemkab Tabanan dalam hal ini GTPP Covid-19 memfasilitasi rapid test gratis.

BADUNG | HAL. 3

TABANAN | HAL. 4

Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru (1)

Bersinergi Menuju Keharmonisan Bali

Bali secara totalitas dan bersinergi menekan penyebaran Covid-19. Pendekatan regulasi, koordinasi terpadu dan pendekatan sekala-niskala dilakukan. Bali pun optimis menuju peradaban kehidupan era baru. Langkah Gubernur Bali Wayan Koster menuju protokol tatanan kehidupan era baru pun terus dimatangkan. Kerja keras dan sosialisasi intesif diharapkan menumbuhkan kesadaran untuk bergerak dan bersinergi mengawal Bali. Memasuki era baru, Bali pun akan dibuka secara bertahap, selektif, dan terbatas.

G

ubernur Bali Wayan Koster dalam Dialog Khusus, Selasa (7/7) kemarin, menegaskan Bali akan menyelaraskan langkah menekan Covid-19 dengan langkah membangun ketahanan ekonomi, yang juga menjadi strategis digulirkan untuk menjaga kenyamanan hidup. ‘’Bali saya sadari masih memiliki risiko dalam penyebaran Covid-19. Tapi Bali juga harus membuka diri dalam upaya menuju tatanan kehidupan era baru dengan

protokol yang jelas. Kesepahaman terhadap hal ini haruslah dikondisikan,’’ ujarnya. Mengawali dialog khusus, Gubernur Wayan Koster menguraikan bahwa upacara Pamahayu Jagat yang digelar di Pura Besakih, Minggu 5 Juli lalu, adalah bentuk pendekatan niskala memohon kerahayuan alam Bali, manusia Bali termasuk semua sektor yang mendukung keharmonisan hidup di Bali. ‘’Langkah niskala ini sesuai kearifan lokal Pulau Dewata ini bukan sekqdar bagian dari keyakinan umat Hindu, tetapi juga sebagai implementasi visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, yang salah satunya bermakna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. Langkah ini juga sebagai upaya membangun keharmonisan dan bersinergi mengawal Bali,’’ tegasnya. Ini, menurutnya, sebagai ungkapan syukur serta memohon izin, tuntunan, bimbingan dan restu Beliau agar pelaksanaan

OPINI

Rumah Arsitektur Bali Tangguh terhadap Pandemi

protokol tatanan kehidupan era baru di Bali akan bisa berjalan dengan baik, lancar, dan sukses,’’ ujar Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini. Dijelaskannya, menjelang diterapkannya Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru, saat ini secara kumulatif kasus positif Covid-19 di Bali mencapai 1.900 hingga 6 Juli 2020. Dari jumlah itu, 293 orang merupakan pekerja migran Indonesia atau ABK, 56 orang merupakan pelaku perjalanan dalam negeri yang berasal dari luar daerah, dan 1.531 orang tertular karena transmisi lokal atau sekitar 81 persen. ‘’Belakangan sejak 22 Mei sampai 6 Juli, transmisi lokal itu didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Totalnya 1.156 dari 1.531 kasus transmisi lokal,’’ jelasnya. Koster menambahkan, OTG yang positif Covid-19 dalam kondisi sehat sehingga tidak dirawat di RS, namun di tempat karantina. Dari total

903 kasus aktif saat ini (48 persen), sebanyak 516 merupakan OTG yang dirawat di tempat karantina yang disiapkan Pemprov Bali. Mereka diberikan vitamin, madu, serta asupan makanan yang bergizi agar imunnya kuat. Sisanya sebanyak 387 orang dirawat di RS. Kemudian 23 orang (1 persen) meninggal dunia. ‘’Covid-19 kan belum ada vaksinnya, sehingga kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana melakukan pencegahan dengan baik agar penambahan kasus positif bisa dikendalikan dan yang terjangkit harus ditangani dengan baik di RS dan tempat karantina,’’ paparnya. Kasus terbanyak, lanjut Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini, muncul di Kota Denpasar yang bahkan sudah masuk ke semua desa dan kelurahan. Kemudian kasus cukup tinggi juga terjadi di

Klungkung, Gianyar, Bangli dan Badung. Sedangkan di Jembrana, Karangasem, Tabanan dan Buleleng relatif terkendali. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Denpasar dan jajarannya untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan yang lebih progresif. Salah satunya dengan menggencarkan rapid test di sejumlah wilayah, termasuk pasar. Begitu juga dengan para bupati lainnya diminta agar lebih progresif. ‘’Pemprov Bali siap mem-back-up penuh untuk rapid test dan uji swab PCR. Kalau kurang tenaga medis, kita siapkan. Kalau kurang anggaran, kita juga siapkan,’’ katanya. Di samping memprioritaskan pencegahan dan penanganan Covid-19, Koster juga menyiapkan skenario untuk memulai aktivitas perekonomian. Hal. 7 Membuka Aktivitas

BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 SELASA, 7 JULI 2020 Komala Rp 50.000 Jumlah Penerimaan Hari Ini Rp 50.000 Jumlah Penerimaan Sebelumnya Rp 59.885.000 Total Penerimaan Rp 59.935.000

Wayan Koster Gubernur Bali

Bupati/Wali Kota Dukung Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru

Oleh Putu Rumawan Salain RUMAH adalah tempat tinggal keluarga tumbuh, berkembang, dengan interaksi di antara penghuni sangat dinamis disertai pergerakan yang berpola ataupun tidak. Kesibukannya sangat tergantung dari jumlah penghuninya yang tinggal, istirahat, ataupun tidur pada bangunan bale-nya masing-masing. Jarak antara bale dan terbatasnya penghuni dipandang sebagai menjawab anjuran pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dari physical dan social distancing. Rumah tradisional Bali adalah representasi pemenuhan kebutuhan keseimbangan hubungan mereka dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan serta sebagai tempat mereka tinggal, hidup, berkembang dari alam sekala dan niskala yang diatur dari sikut pemiliknya. Rumah adalah sebutan bagi bangunan yang pada umumnya menunjuk pada kegunaan sebagai tempat tinggal sementara maupun permanen yang bisa saja merupakan milik sendiri atau orang lain. Dalam ungkapan yang berbeda, rumah bisa juga dipandang sebagai tempat berlindung dan melangsungkan kehidupannya. Kini rumah juga merupakan komoditas dan status simbol yang mencerminkan siapa pemiliknya. Rumah bukanlah sebuah fasilitas untuk tinggal dan berlindung saja, namun rumah arsitektur tradisional Bali sesuai dengan eranya dibangun untuk pemenuhan maksud pemertahanan dan melangsungkan kehidupan dan penghidupannya selaku petani, dalam batas rumah tangga keluarga yang dicerminkan oleh adanya pawon, jineng, bale daja, bale dangin, bale dauh, bale delod, sanggah hingga teba. Luasnya halaman rumah dan teba memungkinkan mereka memelihara beragam jenis unggas, hewan berkaki empat untuk kebutuhan pangan, upacara ataupun juga dipelihara sebagai tabungan. Halaman rumah dan teba juga dilengkapi dengan berbagai tanaman bunga, buah, yang bermanfaat bagi kehidupan dan penghidupannya. Sedangkan kebutuhan rohaniah ‘’spiritual’’ dilangsungkan pada pura keluarga yang disebut dengan sanggah kemulan. Hal. 7 Miniatur Kehidupan Agraris

’’Langkah niskala ini sesuai kearifan lokal Pulau Dewata, bukan sekadar bagian dari keyakinan umat Hindu, tetapi juga sebagai implementasi visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Salah satunya bermakna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. Langkah ini juga sebagai upaya membangun keharmonisan dan bersinergi dalam mengawal Bali.’’

RAPAT - Gubernur Bali Wayan Koster saat memimpin Rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Selasa (7/7) kemarin. GUBERNUR Bali Wayan Koster memimpin langsung Rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali yang dilaksanakan di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Selasa (7/7) kemarin. Selain untuk mengetahui perkembangan penanganan Covid-19 sampai saat ini, rapat ini juga membahas

langkah-langkah ke depan. Salah satunya bagaimana persiapan-persiapan berkaitan dengan pelaksanaan tatanan kehidupan era baru. Gubernur Koster mengatakan, berdasarkan hasil rapat tanggal 10 Juni 2020 para bupati/wali kota seBali sudah sepakat secara bersama-sama mendukung

penerapan tatanan kehidupan era baru. Hasil rapat itu telah ditindaklanjuti Gubernur dengan mempersiapkan sejumlah tahapan dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tatanan kehidupan era baru tersebut. Gubernur Koster mengakui saat ini masih ada empat kabupaten/kota di Bali

yang masuk zona merah. Idealnya hanya zona hijau dan kuning yang dibuka. ‘’Karena kita mau bareng (membuka diri - red) harus dilakukan ekstrakeras untuk menangani empat kabupaten agar terjadi perbaikan kondisi di wilayah tersebut,’’ ujarnya. Untuk itu, ia meminta jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali menuruh perhatian pada tiga klaster penyebaran yakni pasar tradisional, keluarga dan masyarakat. Gubernur meminta bupati/ wali kota untuk fokus pada pengelola pasar tradisional, desa adat dan kelurahan sebagai ujung tombak penanganan Covid-19 saat ini. Sebagai langkah pencegahan Gubernur meminta pasar tradisional yang diizinkan beroperasi hanya pasar yang sudah menerapkan protokol tatanan era baru secara ketat. Selain itu desa adat juga harus menerapkan pararem yang mengatur protokol tatanan era baru. ‘’Dari 1.493 sesa adat, sebanyak 1.443 desa adat sudah menyelesaikan pararem-nya. Kita harapkan besok semua selesai sehingga mulai tanggal 9 Juli desa adat serentak menerapkan pararem penanganan Covid-19,’’ ujarnya.

Mantan anggota DPR-RI ini mengatakan, dampak pandemi Covid-19 sudah cukup lama tanpa ada kepastian kapan akan berakhir. Oleh karena itu, pemerintah perlu bersikap untuk menghidupkan kembali aktivitas perekonomian di Bali yang terpukul karena terhentinya sektor pariwisata. ‘’Jika ini kita biarkan bisa menimbulkan masalah sosial baru dan muncul kerawanan di dalamnya,’’ tegasnya. Sebelumnya, Gubernur Bali sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. ‘’Kalau mau dipertajam, diperdetil silakan bupati/wali kota mengeluarkan kebijakan sesuai dengan kondisi di wilayahnya,’’ ujar Gubernur Koster. Gubernur Koster juga meminta bupati/wali kota melakukan sosialisasi secara intensif dan melakukan simulasi penerapan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. Satgas Gotong Royong desa adat dan relawan desa/ kelurahan juga diminta untuk diaktifkan kembali serta bupati/wali kota agar membentuk Komite Pengawas Pelaksanaan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. (kk)

Pagerwesi, Perayaan Pagar Jiwa dan Peneguhan Lahir Batin SETIAP 210 hari masyarakat Bali secara turun-temurun secara hening diajak memasuki hari ‘’perayaan peneguhan lahir batin’’ yang dikenal sebagai hari raya Pagerwesi. Perayaan hari suci Pagerwesi dirayakan dengan sebuah sesaji bernama Sesayut Pageh Urip (sesaji pagar jiwa). Lewat Sesayut Pageh Urip manusia Bali diajak sadar bahwa hidup memerlukan keteguhan batin, hati perlu dirawat dan dijaga, diri perlu disiapkan menghadapi hidup dengan kejernihan, harus selalu jernih, sebab hidupe mondong sengsara (kehidupan selalu membawa risiko kesengsaraan) jika tidak diantisipasi dengan kejernihan. Jika ‘’Sesaji Pagar Jiwa’’ adalah inti ritual perayaan Pagerwesi bagi umat kebanyakan, para pendeta menjaga dirinya dengan syarat yang

lebih mendalam, sebab mereka guru loka (guru dunia). Di hari Pagerwesi para pendeta melakukan upakara peneguhan diri dengan Sesayut Panca Lingga (sesaji lima pilar batin). Apa itu Sesayut Panca Lingga (sesaji lima pilar batin)? Tubuh, pikiran, perkataan, tindakan dan seluruh kehidupan pendeta di Bali diharapkan menjadi perwakilan ‘’tubuh suci’’. Menjadi pendeta artinya siap menjadikan ‘’diri sebagai Lingga’’, yang tidak lain adalah ‘’tubuh niskala Hyang Siwa’’. Di hari suci Pagerwesi, semua pendeta di Bali diimbau menjalani upakara dengan Sesayut Panca Lingga (sesaji lima pilar batin): Meneguhkan diri sebagai ‘’poros/pilar semesta’’ lewat ritual ‘’memutar aksaraBrahma’’ — Panca-Brahma dan Panca Aksara — atau ngarga dan mapasang lingga (penubuhan aksara suci dan pemanta-

jika tidak diantisipasi dengan kejernihan, kalau mereka goyah bersandarlah pada sang sulinggih yang bertugas sebagai tiang suci sandaran umat ketika dalam situasi guncangan.

Oleh Sugi Lanus pan jiwa sebagai lingga suci). Jika masyarakat umum harus sadar hidupe mondong sengsara (kehidupan selalu membawa risiko kesengsaraan)

Runutan Perayaan Pagerwesi Masyarakat Bali yang ingin melihat lebih mendalam perayaan Pagerwesi ini, sadar bahwa ‘’upacara peneguhan jiwa’’ ini terlebih dahulu diawali oleh dua perayaan sebelumnya yaitu Soma Ribek dan Sabuh Mas. Soma Ribek dan Sabuh Mas merupakan fondasi memasuki perayaan peneguhan jiwa. Apa itu Soma Ribek? Soma Ribek jatuh pada Senin (Soma) wara Pon wuku Sinta, sehari setelah Banyupinaruh dan dua hari setelah hari raya Saraswati. Hari ini Sang Hyang Tri Murti Amertha beryoga, demikian menurut Lontar Sundarigama.

Di mana beryoga? Disebutkan pulu (guci atau kendi beras) dan lumbung selaku tempatnya. Hari ini adalah hari syukuran atas keberadaan pangan. Ribek konon berarti ‘’kepenuhan ketahanan pangan’’. Pada hari peneguhan kesadaran atas ketahanan pangan keluarga ini, semua petani dan masyarakat diimbau untuk merayakan perayaan dengan merenungan dan doa suci, dengan larangan atau menghentikan aktivitas pertanian selama sehari: Dilarang menumbuk padi, menggiling beras dan sebagainya. Hari ini peralatan pertanian, seperti tengala, cangkul, lampit dan seterusnya disucikan dengan sesaji dan doa-doa suci, dipusatkan pada doa peneguhan dan syukur di penyimpanan beras, pulu dan lumbung. Hal. 7 Kehidupan Diproteksi dengan Bertani


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Rabu 8 Juli 2020 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu