Edisi Minggu 7 Juli 2019 | balipost.com

Page 1

Bali Post

balipost http://facebook.com/balipost

SEJAK 1948

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

PKB Ngotot Minta Jatah Menteri, PAN Terbelah Jakarta ( Bali Post) Menjelang diumumkannya susunan kabinet bentukan Jokowi, sejumlah parpol pun berebutan minta jatah menteri. PKB dan NU pun ngotot agar wakilnya duduk menjadi menteri. Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) sedang terbelah dua antara kelompok Amien Rais dan Zulkifli Hasan. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengatakan, PKB dan Nahdlatul Ulama sama-sama bekerja keras dalam Pemilu 2019 lalu. Karena itu, ia menilai wajar saja ada aspirasi agar jatah menteri PKB dengan NU terpisah. “Tak ada maksud apa-apa. NU orangtua kita, ada aspirasi NU juga bisa diberi kepercayaan duduk dalam kabinet. NU bagian yang bekerja keras kemarin,” kata Daniel dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (6/7) kemarin. Ia menambahkan, meski PKB juga berharap mendapatkan kursi menteri agama, tapi pos tersebut dianggap jatahnya NU. “Mudah-mudahan PKB dapat kursi menteri agama) Ya tapi itu ada NU

juga. Mungkin juga yang menyangkut basis nahdliyin para petani dan lain,” kata Daniel. Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, meyakini jatah kursi menteri PKB akan berbeda dengan NU. Pasalnya, NU dan PKB mengklaim sama-sama bekerja memenangkan Jokowi. “Saya kira beda ya, kalau ada jatah-jatah pasti beda karena NU juga bekerja, PKB sebagai partai juga bekerja, jadi beda,” kata Karding. Ia mengakui partai-partai boleh saja memberi aspirasi soal permintaan jatah kursi menteri, eksekusinya tetap di tangan Jokowi. PAN Terbelah Sementara itu, kubu PAN masih terbelah lantaran Ket-

ua Dewan Pertimbangan Partai Amanat Nasional, Amien Rais, ikut campur dalam urusan kabinet. Dia memberikan masukan kepada jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN terkait kabar PAN akan melompat ke kubu Jokowi dan mendapatkan jatah kursi menteri. Amien perlu menyampaikan nasihat ini karena isu PAN bergabung ke koalisi Jokowi menjadi kontroversi. “Akhir-akhir ini, banyak kontroversi apakah PAN sebaiknya bergabung dengan Pak Jokowi atau di luar. Nah, dengarkanlah nasihat saya. Jangan kita rabun ayam,” kata Amien. Dia menjelaskan istilah rabun ayam yang dimaksud hanya karena satu kursi tapi melupakan suara pe-

milih di Pemilu Legislatif 2019. Amien mengingatkan hampir sepuluh juta pemilih yang mencoblos PAN. “Hanya karena satu kursi kemudian kita bergabung. Kemudian, bagaimana pendapat opini yang hampir sepuluh juta memilih kita itu,” tutur pendiri PAN tersebut. Untuk itu, ia pun mengimbau kepada DPP PAN agar cermat mengambil keputusan politik. “Tolong ya teman-teman DPP, jangan mengumbar semau-maunya. Pemilih ini adalah grass root dari ranting, cabang,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Bara Hasibuan, kembali menegaskan kemungkinan besar partainya akan bergabung ke pemerintah. Hal. 11 Rakernas

?

KABINET KERJA JOKOWI

JILID II

Koster Kembali Pimpin PDI-P Bali

PELANTIKAN - Ketua DPP PDI Perjuangan Sukur H. Nababan melantik pengurus DPD PDI-P Bali dan DPC PDI-P kabupaten/kota se-Bali.

Denpasar (Bali Post) Ketua DPP PDI Perjuangan Sukur H. Nababan melantik pengurus DPD PDI-P Bali dan DPC PDI-P kabupaten/kota se-Bali di Sanur, Sabtu (6/7) kemarin. DPD PDI-P Bali kembali dinakhodai oleh Wayan Koster untuk masa bakti 2019-2024 sesuai keputusan Konferensi Daerah (Konferda) PDI-P Bali. Sedangkan ketua-ketua DPC yang diputuskan dalam Konferensi Cabang (Konfercab) PDI-P kabupaten/kota se-Bali, menetapkan Putu Agus Suradnyana sebagai Ketua DPC PDI-P Buleleng,

I Made Mahayastra sebagai Ketua DPC PDI-P Gianyar, I Gede Dana sebagai Ketua DPC PDI-P Karangasem, I Nyoman Giri Prasta sebagai Ketua DPC PDI-P Badung, Sang Nyoman Sedana Arta sebagai Ketua DPC PDI-P Bangli, Anak Agung Anom sebagai Ketua DPC PDI-P Klungkung, I Gusti Ngurah Gede sebagai Ketua DPC PDI-P Denpasar, I Made Kembang Hartawan sebagai Ketua DPC PDIP Jembrana, dan I Komang Gede Sanjaya sebagai Ketua DPC PDI-P Tabanan. “Saya memang satu-satunya nama yang diusulkan sebagai

Ketua DPD, bersama Ketua DPC kabupaten/kota se-Bali karena memang prestasi pada pemilu serentak yang lalu,” ujar Koster usai pelantikan. Menurut Koster, DPP PDIP mengapresiasi Ketua DPD dan Ketua-ketua DPC untuk tampil kembali memimpin partai karena perolehan suara PDI-P yang sangat tinggi. Baik di pemilu legislatif, maupun pemilu presiden dan wakil presiden. Dari struktur kepengurusan DPD yang baru, posisi bendahara diganti dari sebelumnya dijabat Putu Mangku Mertayasa, kini diisi oleh Putu Chintia.

Posisi Sekretaris DPD tetap diisi oleh IGN Jayanegara. “Ini karena saya sama bendahara yang lama itu satu wilayah. Jadi, harus ada perimbangan wilayah yang lain. Ketua dari Buleleng, sekretaris dari Denpasar, bendahara dari Badung,” jelas Gubernur Bali ini. Pascadilantik, Koster mengaku akan bekerja turun ke masyarakat, menjalankan ideologi partai dan program dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana. Termasuk menjalankan dengan baik visi daerah Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. (kmb32)

Ubung Jadi ”Stop Over”, Loka Crana Beroperasi Lagi SEJAK pemindahan tempat mangkalnya bus AKAP ke Terminal Mengwi, kondisi Terminal Ubung semakin sepi. Pemkot Denpasar belum memanfaatkan terminal tersebut secara maksimal. Hanya, ke depan dirancang lahan yang cukup luas tersebut akan dijadikan stop over atau parkir sementara. Ide ini tercetus dari Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra saat dimintai pemanfaatan terminal tersebut, belum lama ini. Dikatakan, pascapemberlakuan operasional bus–bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dari Terminal Ubung ke Terminal Mengwi, Pemerintah Kota Denpasar berencana merancang pemanfaatan Terminal Ubung sebagai terminal stop over. Rai Mantra menegaskan, sejatinya konsep awal sudah dirancang sejak dulu, untuk menghidupkan kembali Terminal Ubung yang statusnya kini terminal C. Terminal ini cukup sebagai terminal kecil kota atau stop over. Pihaknya berencana memberlakukan kendaraan–kendaraan luar yang datang ke Denpasar, parkir sementara di Terminal Ubung. “Seperti bus–bus pariwisata, bisa memanfaatkan Terminal Ubung, dan akan digerakkan bus lebih kecil yang menjemput dan mendistribusikan masuk ke kota,” kata Rai Mantra seraya menyebutkan ini konsep untuk 5-10 tahun ke depan. Pihaknya menyebutkan, seperti kota-kota besar lainya, di Jakarta misalnya bus–bus pegawai disediakan, dan kendaraan pegawai terpakir dalam satu kawasan atau terminal. “Istilahnya ada tempat parkir sementara, orang dari utara kendaraannya bisa parkir di sana termasuk bus sekolah juga kita harap parkir di sana. Seperti di Jakarta ada juga bus–bus pegawai yang diangkut dari terminal sementara, ini membantu mengurangi kekroditan lalu lintas dalam Kota,” ungkapnya. Dari pengataman selama ini, keberadaan bus pariwisata sudah mulai memanfaatkan terminal ini untuk parkir. Apalagi, sejumlah hotel yang ada di Denpasar tidak memiliki lahan parkir yang memadai untuk parkir bus pariwisata ukuran besar, seperti 40 seat. “Ini merupakan bus pariwisata yang parkir di sini,” ujar Kadis Perhubungan Ketut Sriawan saat mendampingi Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara sidak ke Terminal Ubung, belum lama ini. Di sisi lain, sepinya aktivitas terminal tidak terlepas dari minat warga Kota Denpasar untuk menggunakan kendaraan umum semakin menurun. Hal ini bisa dilihat dari kondisi angkutan perkotaan (angkot) yang ada di kota ini terus berkurang. Hal. 11 Terus Menyusut

DITEMBOK - Terminal Batubulan kini ditembok. Siang hari sebagai terminal, malam harinya untuk pasar malam.

Susahnya Merevitalisasi Terminal

Sempat berjaya pada era tahun 80-an, kondisi transportasi publik makin lama kian terpuruk, karena tak lagi diminati masyarakat. Akibatnya, sejumlah operasional terminal pun banyak yang beralih fungsi. Sejumlah terminal kini disulap menjadi pasar di daerah. Alasannya, terminal tidak lagi menjadi penyumbang Pendapatan Asli Derah (PAD) seperti sebelumnya. Begitu susahnya merevitalisasi terminal saat ini. VOLUME angkutan umum yang terus berkurang menjadi salah satu penyebab terminal di Bali bisa jadi tinggal kenangan. Ditambah lagi dengan penggunaan motor atau mobil pribadi makin meningkat. Kita tak lagi mendengar nama tenar Terminal Batubulan, Terminal Ubung, dan Terminal Kreneng dengan kesan kepadatannya. Jika kita berjalan-jalan pada malam hari di Terminal Batubulan, kesannya bukan terminal lagi. Tembok setinggi 1,5 meter, kini memisahkan

areal Terminal Batubulan menjadi dua bagian. Lahan bagian selatan yang sempit di kawasan itu tetap sebagai terminal, sementara di bagian utara kini dijadikan pasar yang dikelola Desa Adat Delod Tukad, Batubulan. Tembok pembatas ini diberlakukan sejak 18 April lalu menghabiskan anggaran Rp 140 juta, tembok tersebut kini telah memisahkan kegiatan pasar dan kegiatan terminal. Di bangunan terminal lama atau sebelah utara, kini ter-

Nasib Terminal Subagan Memprihatinkan NASIB Terminal Karangsokong Subagan sampai saat ini memprihatinkan karena belum berfungsi secara maksimal. Itu menyusul lantaran sepinya penumpang, sehingga angkutan kota (angkot) dan angkutan desa (angdes) sedikit yang mangkal di Subagan dan lebih memilih menarik penumpang di Terminal Kota Amlapura. Kadis Perhubungan Karangasem, Ida Bagus Putu Swastika, mengungkapkan, di Karangasem ada dua terminal yakni Terminal Karangsokong Subagan dan Terminal Kota Amlapura. Kata dia, dari dua terminal tersebut hanya satu terminal yang berfungsi secara maksimal dan masih banyak angkot yang mangkal untuk mengangkut penumpang yakni Terminal Kota Amlapura. Hal. 11 Tidak Maksimal

ANGDES - Angdes yang sedang mangkal di Terminal Kota Amlapura untuk menarik penumpang.

BPM/wan/nik

pampang nama Pasar Dewi Sri, yang dikelola oleh Desa Adat Delod Tukad, Batubulan. Hebatnya lagi, pada malam hari, kawasan ini total menjadi pasar malam. Namun, jika diselidiki hampir 90 persen dikuasai PKL luar Bali. Krama Bali hanya kebagian jualan es, tipat cantok, nasi babi guling, dan serombotan. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar, Wayan Suamba, mengatakan, masalah pembagian lahan terminal itu sudah menjadi

keputusan bersama, namun dipastikan terminal masih difungsikan. Yang menjadi perbedaan kini ialah terminal tidak lagi seperti dulu ketika massa jayanya. Kini, terminal tersebut masuk kategori tipe C, dengan pelayanan antarkecamatan. Sementara terkait lahannya memang tidak sepenuhnya milik pemerintah. Sebelah utara tembok (pasar -red) milik desa adat. Sebelah selatan milik pemkab, masih berfungsi sebagai terminal.

Terminal di Buleleng

Ditambahkan kini pemerintah berupaya melakukan penataan terminal. Bahkan, pihaknya akan menyiapkan revitalisasi terminal secara keseluruhan. Selama ini, di Terminal Batubulan masih terdapat 75 angkutan. Dengan waktu operasional dari pukul 06.00 wita sampai 16.00 wita. “Saat ini, masih melayani bus antarkabupaten, SingarajaAmlapura-Bangli dan Klungkung,” tandasnya. Hal. 11 Di Tabanan

Sebagian Jadi Pasar Darurat Hingga RTH KABUPATEN Buleleng hingga tahun ini memiliki lima lokasi terminal. Kelima terminal itu tercatat sebagai kekayaan (asset -red) Pemkab Buleleng. Hanya, dari segi pemanfaatan, dua terminal yang masih berfungsi sebagai infrastruktur angkutan umum. Satu terminal berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang. Sementara dua terminal lainnya pemanfaatannya menjadi arena pasar senggol dan lokasi pasar darurat. Hal. 11 Terminal Sangket

TERMINAL - Terminal di Buleleng beralih fungsi menjadi terminal angkutan barang.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.