20 HALAMAN
NOMOR 166 TAHUN KE 69
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (157 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
minggu umanis, 5 Februari 2017
@balipostcom (4.710 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Mega Targetkan Satu Putaran Jakarta (Bali Post) Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mendampingi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, dalam #KonserGue2, Sabtu (4/2) kemarin. Dalam acara itu, Megawati melakukan simulasi pencoblosan dan menantang pendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat untuk menyukseskan Pilkada DKI 2017. Mereka diminta untuk memenangkan Basuki-Djarot dalam satu putaran. ‘’Yakin ini? Tidak takut?’’ tanya Mega. ‘’Yakiiiin,’’ jawab warga. Mega mengingatkan perjuangan mereka memenangkan Ahok dan Djarot tidak mudah. Sebab, jumlah suara yang diraih harus lebih dari 50 persen. ‘’Dengarkan, saya perlukan saat pencoblosan nanti persentasenya 51 persen. Tunjukkan bahwa kita bisa buat Jakarta lebih daripada itu,’’ kata Megawati. Dalam konser tersebut, antusiasme warga DKI Jakarta yang hadir cukup besar. Melihat hal tersebut, Megawati optimistis pasangan Ahok-Djarot dapat melaju dengan mulus merebut kursi DKI 1. ‘’Kalau melihat gini, saya merasa yakin kita pasti menang. Kalau begini rasanya mantaplah Pak Ahok,’’ ujarnya. (ant)
SIMULASI - Ketua Umum PDI-P Megawati didampingi Ahok dan Djarot melakukan simulasi pencoblosan saat konser “Gue 2” di Lapangan Ex Driving Range, Senayan, Jakarta, Sabtu (4/2) kemarin.
BPM/ant
Polri Bantah Sadap, SBY Merasa Dibidik Semarang (Bali Post) Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menegaskan bahwa kepolisian tidak melakukan penyadapan terhadap mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tito Karnavian
Hanya Nyandang Status Tanpa Geliat KABUPATEN Bangli memiliki 27 desa wisata yang tersebar di empat kecamatan. Kendati jumlahnya relatif banyak namun hanya sebagian kecil yang mampu berkembang dan dikunjungi banyak wisatawan. Kebanyakan desa wisata di Bangli selama ini hanya menyandang status tanpa ada geliat pariwisata. Adapun beberapa desa wisata di Bangli yang sudah berkembang dan namanya dikenal banyak wisatawan yakni Penglipuran, Kehen, Terunyan. Desa wisata Penglipuran yang terletak di Kelurahan Kubu, Bangli ini terus berkembang baik dari penataan dan pengembangan infrastruktur maupun lainnya. Desa wisata Penglipuran selalu ramai dikunjungi wisatawan terutama saat hari libur. Sementara desa yang tampak minim geliat pariwisatanya salah satunya yakni Desa Kutuh di Kecamatan Kintamani. Hal. 19 Masih Minim
PENGLIPURAN - Baru desa wisata Penglipuran yang bergeliat.
Buleleng Tambah Enam Desa
OBJEK wisata yang ditawarkan Kabupaten Buleleng tak hanya berupa bahari, juga melalui desa wisata. Buleleng memiliki sepuluh desa wisata yang tersebar di Buleleng Barat, Tengah dan Timur. Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Nyoman Sutrisna mengungkapkan sesuai Keputusan Bupati nomor 430/927/HK/2015, dari jumlah itu baru enam yang berstatus desa wisata yakni Sembiran, Gitgit, Sambangan, Ambengan, Bebetin, Munduk, Kaliasem, Gobleg, Kalibubuk, dan Pemuteran. “Itu desa yang sudah ditetapkan jadi desa wisata,” bebernya, Sabtu (4/2) kemarin. Sejak ditetapkan, objek wisata yang menawarkan kearifan lokal itu, sebutnya sudah mulai berkembang. Saat musim libur panjang tiba, kunjungan wisatawan cukup ramai. Tak hanya domestik, tetapi juga mancanegara. Meskipun kondisinya demikian, langkah perbaikan masih tetap perlu dilakukan. Sasarannya tidak terbatas pada infrastruktur. Lebih mendasar dari itu juga sumber daya manusianya. “Pengelola harus kreatif kalau ingin mengembangkan itu. Tidak semua hal dibebankan kepada pemkab,” tegasnya. Hal. 19 Terus Meningkat
“Saya tegaskan, tidak ada Polri melakukan penyadapan terhadap Bapak SBY,” kata Tito usai meluncurkan Aplikasi Smile Police Polda Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (4/2) kemarin. Tito juga menyatakan siap memberi penjelasan jika dipanggil oleh Komisi III DPR RI. “Tidak ada masalah kalau dipanggil,” tambahnya.
Menurut dia, Polri siap bertemu dengan Komisi III karena memang dalam waktu dekat akan digelar rapat kerja dengan para wakil rakyat tersebut. Sementara itu, SBY merasa ada yang membidiknya. Ada pihak yang memang sengaja menyadap dan mematai-matai aktivitasnya. Oleh karena itu, dia yakin bukan Ma’ruf
Amin yang dibidik. “Kami tahu dimata-matai, sasarannya bukan Bapak. Kita percaya Allah Maha-adil,” lanjut SBY. Sebelumnya, mantan Presiden Yudhoyono merasa tak ada lagi keadilan dengan adanya penyadapan. Adapun penyadapan yang dimaksud adalah percakapan Yudhoyono dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin. Kabar penyadapan tersebut muncul setelah kuasa hukum terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama mengaku memiliki bukti percakapan telepon antara SBY
dan Maruf. Dalam percakapan itu, Yudhoyono diduga meminta MUI untuk mengeluarkan fatwa mengenai pernyataan Basuki yang mengutip ayat Alquran saat berbicara di Kepulauan Seribu. Mantan presiden yang sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, kembali memberikan pernyataan mengenai kasus penyadapan dirinya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ma’ruf Amin. Namun, kali ini, SBY menyuarakannya melalui media sosial. Hal. 19 Beri Penjelasan
Perlunya ’’Intelectual Organic’’
Desa Wisata Tumbuh Liar
Oleh I Gst. Agung Oka Mahagangga, S.Sos., M.Si.
Keinginan pemerintah kabupaten/kota di Bali memeratakan distribusi pariwisata lewat pengembangan desa sebagai subjek melalui desa wisata, masih menjadi angan-angan belaka. Sebab, tak banyak desa wisata yang berkembang, bahkan hidup liar tanpa acuan yang jelas. Tak hayal, upaya mengentaskan kemiskinan melalui pemerataan pertumbuhan pariwisata belum dirasakan masyarakat. Lambannya perkembangan desa wisata di Bali, diakui Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ADWI), Jro Mangku Kandia. Kondisi ini tidak terlepas dari keterbatasan modal. Terbukti, banyak destinasi desa wisata yang telantar akibat terbentur dana pengelolaan, seperti dana promosi, pengembangan infrastruktur dan lainnya, sehingga dibutuhkan investor. Hal. 19 Ibarat Gempa
BPM/dok
MENYIKAPI kebijakan pemerintah pusat yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata RI Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc. bahwa percepatan akselerasi sektor pariwisata harus dilakukan, mengingat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dalam lima tahun ke depan yakni pada 2019, ditargetkan 20 juta orang. Ini artinya, dua kali lipat dari pencapaian tahun 2015 yang sebanyak 10 juta wisman. Pernyataan Menteri Pariwisata tersebut dapat diartikan bahwa dewasa ini sektor pariwisata sudah menjadi sektor andalan yang diharapkan mampu memberikan manfaat signifikan bagi pembangunan ekonomi di Indonesia yang bersifat mass tourism. Potensi-potensi pariwisata mulai dilirik dan terlihat upaya pemerataan pembangunan pariwisata yang semula hanya pada daerah-daerah tertentu seperti Indonesia. Titik penekanannya tampak kepada pemasaran dan kuantitas wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Pertimbangan-pertimbangan lain kemungkinan adalah suksesnya negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Vietnam yang tergolong negara kecil akan tetapi mampu secara kuantitas mencapai jumlah angka kunjungan wisatawan mancanegara yang tinggi mengalahkan Indonesia. Bali sudah selayaknya semakin berbenah dalam situasi kebijakan pembangunan sektor pariwisata dewasa ini. Hal. 19 Destinasi Unggulan
Membangun Desa Wisata
Harus Punya Keunikan, Perbaiki Infrastruktur Dalam membangun desa wisata, pemerintah mesti turun tangan. Pemerintah perlu menggandeng pelaku pariwisata seperti guide dan travel agent untuk mencari keunikan sebuah desa sebelum menetapkannya sebagai desa wisata. Kedua, harus berani memperbaiki infrastruktur.
KEUNIKAN ini penting agar ada nilai jual yang ditawarkan kepada wisatawan. Selain itu, keterlibatan pelaku pariwisata penting juga untuk turut mempromosikan keberadaan desa wisata tersebut. ‘’Tidak serta merta karena hubungan emosional menjadikan desa itu desa wisata. Ternyata tempat itu belum siap sehingga dana yang turun, pemahaman mengenai desa wisata tidak didapat, akhirnya dianggap desa itu gagal menjadi desa wisata,” ujar Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali, Tjok Gede Asmara Putra Sukawati, Sabtu (4/2) kemarin. Supaya tidak terjadi kegagalan, lanjut Tjok Asmara, pemerintah harus melihat dulu secara detail
mengenai potensi desa. Misalnya Ubud dari dulu menjadi desa wisata karena senimannya, pelukisnya, alamnya yang masih dijaga, pedesaannya, serta keramahan masyarakat yang tidak perlu ditanya lagi. Paling tidak harus ada pemahaman mengenai keuntungan ekonomi yang akan diterima oleh masyarakat di desa wisata itu. “Cari dulu karakternya, keunikan dari desa tersebut sehingga ada nilai jual ke luar sambil memperbaiki desa itu, sehingga kan cuma dikasih kail nanti ikannya datang sendiri. Nggak perlu lagi pemerintah ‘menyusui’ desa tersebut,” terangnya. Hal. 19 Beri Keuntungan
UNIK - Pura Puseh Batuan memiliki keunikan tersendiri.
BPM/dok