Edisi Minggu 4 Agustus 2019 | balipost.com

Page 1

Bali Post

balipost http://facebook.com/balipost

SEJAK 1948

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

Indonesia Diprediksi Panen Gempa Jakarta (Bali Post) Gempa bumu 6,9 SR yang menguncang Banten, Jumat (2/8) malam, menyebabkan lima meninggal dunia dan 223 rumah warga rusak berat, ringan, dan sedang di Jawa Barat. Hingga Sabtu (3/8) kemarin, sebagian warga masih mengungsi di lokasi yang lebih tinggi. Wilayah paling parah mengalami kerusakan adalah Cianjur, Sukabumi dan Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang. Sementara itu, para ilmuwan memperkirakan pada 2019, Indonesia akan mengalami panen gempa. Aktivitas seismik bumi dengan gempa bumi bermagnitudo besar akan makin sering terjadi. Para ahli mengatakan, apabila dilihat secara geologi, baik dari lempengan dan patahan yang ada, gempa memang sudah pasti akan terjadi di Indonesia. “Wilayah Indonesia itu sangat berpotensi terjadi gempa bumi karena posisinya yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik. Dari tumbukan ini terimplikasi adanya sekitar enam tumbukan lempeng aktif yang berpotensi memicu terjadinya gempa kuat,” kata Dr. Daryono dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Wilayah Indonesia panen gempa karena sangat kaya dengan sebaran patahan aktif atau sesar aktif. Ada lebih dari 200 yang sudah terpetakan dengan baik dan masih banyak yang belum terpetakan sehingga tidak heran jika wilayah Indonesia itu dalam sehari itu lebih dari sepuluh gempa yang terjadi,” kata Daryono. Sejumlah patahan aktif tersebut adalah patahan besar Sumatra yang membelah Aceh sampai Lampung, sesar aktif di Jawa, Lembang, Yogyakarta, di utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, di Sulawesi, Sorong, Memberamo, di samping di Kalimantan. Sementara itu, peneliti utama bagian geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman

Natawidjaja, menambahkan, posisi Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah ‘tapal kuda’ sepanjang 40.000 Km yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Hal. 11 Sangat Merah

RUSAK - Warga duduk di rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8) kemarin.

Ancaman Sunda Megathrust Makin Nyata Jakarta (Bali Post) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, ancaman Sunda megathrust memang nyata ada dan bisa saja terjadi sewaktuwaktu. “Itu adalah ancaman riil. Ancaman nyata yang bisa terjadi,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami

MEGATRUSHT Sunda Megatrusht yang mengancam sebagian besar Indonesia.

BMKG, Rahmat Triyono, di kantor BMKG, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8) kemarin. Dia menjelaskan, ancaman Sunda Megathrust merupakan ancaman nyata di sepanjang Pantai Barat Sumatera. Jaraknya sekitar 200-250 Km di laut lepas. Kemudian, lanjut dia, di

Laut Jawa jaraknya juga sama. Hal ini terus sampai ke Bali ke arah timur. Kemudian ada di sisi utara Papua dan ada juga dari sumber tumbukan Pasifik. ‘’Kalau itu kekuatannya besar dan sumber gempanya dangkal tentunya bisa sangat memungkinkan terjadinya tsunami,” ujarnya. Lantaran itu, menurut dia, masyarakat di sepanjang jalur pertemuan lempeng tektonik harus selalu siaga karena memang sebuah ancaman yang riil. Sampai hari ini, menurut Rahmat, belum ada teknologi apa pun yang mampu memprediksi gempa terjadi. Sehingga

Munculnya ’’Pecalang Istri’’ Bagi warga Bali tentunya sudah tidak asing lagi dengan keberadaan pecalang. Pecalang tugasnya untuk mengamankan dan menertibkan desa, baik dalam keseharian maupun dalam hubungannya dengan penyelenggaraan upacara adat atau keagamaan. Tak salah jika selama ini tugas tersebut hanya dilakoni oleh krama pria. Menariknya, di Kabupaten Tabanan tepatnya di Desa Wangaya Gede, mereka memiliki pecalang istri atau perempuan. Menarik bukan? KEBERADAAN pecalang istri ini hanya bisa ditemukan saat rangkaian pujawali di Pura Luhur Batukaru, Kecamatan Penebel yang bertepatan saat Umanis Galungan. Jika pecalang pria pada umumnya bertugas dalam hal keamanan maupun parkir dan tugas lainnya

yang berhubungan dengan kelancaran upacara adat, tugas pecalang istri justru lebih spesifik yakni mengingatkan para pamedek khususnya pamedek istri (perempuan) dalam hal tata busana yang patut ke pura, begitu pun kerapian seperti rambut. Bukan tidak mungkin tugas

pecalang istri juga kian meluas dan dimiliki krama seluruh Bali. Keberadaan pecalang istri ini pun seperti disampaikan oleh Bendesa Adat Wangaya Gede I Ketut Sucipto selain untuk mengembalikan tata busana ke pura yang patut dan rapi, juga merupakan bagian dari emansipasi wanita. Sebab di Indonesia diakui tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan. Begitu pun saat pamedek yang tangkil ke Pura Batukaru juga tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Berjumlah 18 orang, pecalang istri ini ditunjuk dari 12 banjar adat di Desa Wangaya Gede. Mereka ditunjuk saat krama melaksanakan paruman di masing-masing banjar adat oleh Bendesa Adat Wangaya Gede. Bahkan tidak

ada persyaratan khusus karena siapa pun yang berminat dipersilakan untuk ngayah. Tugas mereka fokus di khayangan pura menegur pamedek yang berpakaian tidak rapi masuk ke utama mandala pura untuk sembahyang. Selama mereka bertugas, kata Ketut Sucipto, tidak ada insentif apa pun, karena mereka murni bersifat ngayah di Pura Batukaru. “Ini murni ngayah, tidak ada insentif, termasuk panitia tidak ada insentif,” katanya. Hal. 11 Pertama Kali

Persamaan Gender di Desa Adat Simbol Keikhlasan Jangan Digeneralisasi Perempuan Bali

Putri Koster

PECALANG selama ini identik dengan laki-laki yang mengenakan pakaian adat berupa saput dan udeng poleng. Namun hal tersebut didobrak dengan hadirnya pecalang istri di Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan. Berbeda dengan pecalang laki-laki, para pecalang perempuan itu bertugas menertibkan dan membina para pamedek Pura Luhur Batukaru yang berpakaian tidak sopan saat tangkil. Keberadaan pecalang istri disambut positif oleh istri Gubernur Bali yang juga Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster. Pecalang istri disebut sebagai bagian dari inovasi, dan juga simbol

keikhlasan. “Kalau hansip juga ada (perempuan, red), tentara, polisi juga ada, tidak apa-apa kalau ada pecalang istri,” ujarnya di Denpasar, belum lama ini. Menurut Putri Suastini Koster, para pecalang istri juga harus dilatih. Hal. 11 Pakaian Poleng

KEBERADAAN pecalang bagi masyarakat adat di Bali sangat signifikan dalam mendukung kelancaran aktivitas sosioreligius yang berlangsung selama ini. Bahkan, d a l a m Perda nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat yang baru diketok palu, pemerintah provinsi memberi perhatian lebih bagi eksistensi

pecalang ke depannya. Sekretaris DPD Prajaniti Hindu Indonesia Provinsi Bali, I Made Dwija Suastana, S.H., M.H., mengatakan, dalam lontar Purwadigama disebutkan bahwa pecalang memiliki berbagai kompetensi. Di antaranya, wanen lan wirang, memiliki keberanian dalam bertindak atas nama kebenaran dan mampu bertindak adil. Belum lagi seorang pecalang harus celang lan cala, yakni memiliki kepekaan individual serta kecerdasan berpikir dan bertindak. Hal. 11 Bertindak Cepat

Pro-Kontra ’’Pecalang Istri’’

Berikan Hak Istimewa, Hanya Tangani Kasus Khusus Pecalang istri (wanita) boleh-boleh saja hidup di masyarakat Bali. Sebagai produk baru tentu menimbulkan pro dan kontra. Yang jelas tujuannya adalah baik yakni melibatkan warga dalam pengamanan swakarsa.

I Made Suarta

IGB Arthanegara

I Gusti Suwela

DI awal-awal mungkin kehadirannya masih diragukan, kurang ini dan itu, bahkan ada yang membela tak perlu ada pecalang istri karena tugasnya sebagai ibu rumah tangga sudah berat. Hal. 11 Haknya Diatur

dimohon kebijaksanaan masyarakat memahami bencana di daerah masing-masing. Kemudian memahami jalur evakuasi, tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang. Dia menambahkan, apabila ada warning trouble, jalur mana yang harus dilalui, dan arah-arah mana untuk tempat evakuasi. Untuk itu, pihaknya mengaku tak pernah lelah melakukan program mendatangi masyarakat, khususnya yang rawan bencana seperti gempa untuk mengedukasi mereka. Pemerintah daerah juga diminta cekatan dalam membuat jalur evakuasi. (kmb)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.