16 HALAMAN
NOMOR 271 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
Senin Kliwon, 4 Juni 2018
@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Mantra-Kerta Sangat Ideal Pimpin Bali Pujian Praktisi Pariwisata dalam Diskusi di BTB
DOA RESTU - Pasangan Koster-Ace memohon doa restu kepada para sulinggih dan Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali. Saat itu juga dilakukan persembahyangan yang diikuti ribuan semeton Pasek dari seluruh Bali.
Koster-Ace Didoakan Pasemetonan dan Sulinggih Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi
CALON Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), bersama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Klungkung Tjok Bagus Oka-I Ketut Mandia (BAGIA), Sabtu (2/6), memohon doa restu kepada para sulinggih dan Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali. Permohonan doa restu dilaksanakan seusai kedua pasangan calon ini melaksanakan persemba-
hyangan di Pura Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek Linggih Ida Batara Mpu Gana di Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung. Sejumlah tokoh pasemetonan Pasek juga tampak hadir di antaranya Nyoman Adi Wiryatama (Ketua DPRD Bali), Nyoman Giri Prasta (Bupati Badung), Putu Agus Suradnyana (Bupati Buleleng), Ni Putu Eka Wiryastuti (Bupati Tabanan) serta Pengurus Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi
Provinsi Bali dan Kabupaten/ Kota se-Bali. Persembahyangan yang diikuti ribuan semeton Pasek dari seluruh Bali tersebut berjalan sangat khusyuk. Ketua Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja mengucapkan terima kasih atas kehadiran kedua paslon di pura yang pembangunannya sudah mencapai 40 persen. Hal. 15 Bali Aman
PASANGAN Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), tampil memukau dalam diskusi bertajuk ‘’Bali Now: Tourism, The Next Five Years’’ yang digelar Bali Tourism Board (BTB) – sebuah lembaga yang mewadahi 10 asosiasi pariwisata - di Kantor BTB Bali, Renon, Denpasar, Minggu (3/6) kemarin. Dalam diskusi yang dipandu oleh pakar marketing Hermawan Kartajaya itu, Mantra-Kerta memaparkan konsep tentang rencana induk budaya dan rencana induk pariwisata Bali. Paslon yang diusung dan didukung Koalisi Rakyat Bali (KRB) itu juga mempertegas pembangunan infrastruktur interkoneksi
Jorge Lorenzo Juara di Mugello
antarkabupaten di Bali. Setelah mendengarkan paparan Mantra-Kerta selama hampir dua jam, Hermawan Kartajaya langsung memuji kedua kandidat tersebut. Menurutnya, Rai Mantra itu seorang konseptor ulung dan Sudikerta adalah seorang eksekutor ulung. ‘’Keduanya ini kalau jadi memimpin Bali maka mereka adalah pasangan yang sangat ideal. Rai Mantra itu Chief of Command dan Sudikerta itu Chief of Action. Sejak tadi saat Pak Rai Mantra masih bicara, saya melihat Pak Sudikerta sudah tidak sabaran, karena ingin segera eksekusi,’’ ujarnya disambut riuh tepuk tangan peserta diskusi. Hal. 15 Pariwisata Bali
Mugello – Pembalap Ducati Jorge Lorenzo berhasil menjadi juara dalam gelaran MotoGP di Sirkuit Mugello, Italia. Dalam balapan Minggu (3/6) kemarin, X-fuera melaju kencang sejak start dan tidak terkejar oleh lawan-lawannya. Kemenangan Lorenzo ini tidak terlepas dari buruknya performa para pesaingnya seperti Valentino Rossi dan Maverick Vinales serta jatuhnya Marc Marquez. Pembalap Honda tersebut terjatuh di lap keempat saat tengah berada di posisi kedua. Hal. 15 Hujan Kritik
Jorge Lorenzo
Bali Post/afp
Kedatangan Turis Tiongkok Diharapkan Perkokoh Budaya dan Kemandirian Ekonomi Bali Wisatawan Tiongkok menjadikan Bali sebagai destinasi favorit. Setiap tahun jumlahnya meningkat. Bahkan kini telah mengalahkan wisatawan Australia. Tiongkok kini menjadi nomor satu pemasok wisatawan ke Bali. Dua yang menjadi daya pikat mereka adalah budaya dan penerapan Tri Hita Karana (THK). Dengan demikian kedatangan wisatawan Cina diharapkan memperkuat budaya dan kemandirian ekonomi Bali.
Grafis : Angkasa Pura / Bandara I Gusti Ngurah Rai
DISKUSI - Pasangan Mantra-Kerta saat diskusi bertajuk ‘’Bali Now: Tourism, The Next Five Years’’ yang digelar Bali Tourism Board (BTB), Minggu (3/6) kemarin.
Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Bali menggelar jamuan makan malam dengan mengundang jurnalis Bali Post dan Bali TV, Sabtu (2/6). Dalam acara yang berlangsung akrab tersebut banyak hal yang dikemukakan Konjen RRT Denpasar Gou Haodong untuk mempererat hubungan Tiongkok dengan Indonesia, khususnya Bali. Ia yang baru dua bulan bertugas di Bali mengaku sangat terkesan dengan suasana Bali. Ia juga berharap
ada kerja sama yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali. Ia meyakini masih banyak potensi kerja sama yang bisa digali antara Bali dan RRT. Selain budaya tentu kedatangan wisatawan akan memperkuat kemandirian ekonomi Bali. Ia juga menyatakan ditetapkannya ‘’10 Bali Baru’’ akan menyelamatkan Bali dari eksploitasi. Sebab, daya tampung Bali juga ada batasnya. Jadi kalau hanya men-
gandalkan Bali, tentu akan berdampak kurang baik pada sisi lingkungannya. Berdasarkan data jumlah kedatangan per negara, Tiongkok menduduki peringkat pertama melampaui Australia. Data Januari-April 2018, jumlah kedatangan wisatawan Tiongkok ke Bali mencapai 425.396 orang atau menguasai sekitar 23,53 persen dari total wisatawan yang datang ke Bali pada periode itu. Jumlah kedatangan wisatawan Tiongkok ini melampaui Australia yang pada
periode sama mencapai 340.711 orang atau mencapai 18,85 persen. Di posisi ketiga adalah wisatawan India dengan jumlah kedatangan 114.160 orang. Menurut Konjen RRT Denpasar, kekuatan Bali ada di budaya dan ajaran Tri Hita Karana. Keduanya merupakan modal yang tidak dimiliki destinasi wisata lain, sehingga Bali tetap menjadi destinasi favorit. ‘’Saya berharap wisatawan Cina ke Bali bisa meningkat, sehingga bisa memperkokoh hubungan kedua negara di segala bidang,’’ ucapnya. Ia juga menyebutkan peran media massa dalam menyebarkan informasi sangat besar pengaruhnya untuk peningkatan kunjungan. Gou menye-
butkan sejauh ini ulasan positif terkait Bali dan Tiongkok membuat ketertarikan warga Tiongkok ke Bali menjadi lebih besar. ‘’Kami siap membantu untuk meningkatkan dan mempererat kerja sama antara Bali dan Tiongkok, sehingga jumlah warga Tiongkok yang datang ke Bali bisa meningkat,’’ sebutnya. Diharapkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali bisa meningkatkan pula kerja sama di bidang ekonomi dan budaya. Terlebih, budaya Tiongkok dan Bali memiliki kemiripan. ‘’Selama dua bulan menjabat, saya merasa Bali seperti kampung halaman,’’ kata pria ramah yang lama bertugas di Afrika dan Eropa ini. (kmb18)
Mesti Hidupkan Investor Lokal WISATAWAN Cina dalam beberapa tahun terakhir menduduki jumlah kunjungan tertinggi ke Bali. Banyaknya wisatawan Cina juga mendorong tumbuhnya fasilitas untuk wisatawan Cina di Bali. Tak dimungkiri investor atau pemilik usaha dari Cina juga berdatangan untuk membangun usaha. Maka dikhawatirkan akan memperketat persaingan. Apalagi Cina memiliki payment system sendiri. Ketua Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) I.B. Agung Partha Adnyana mengatakan, peningkatan kunjungan wisatawan Cina
ke Bali mungkin juga diikuti tingginya investasi di Bali khususnya dari Cina. ‘’Namun belum ada data yang valid untuk menggambarkan hal tersebut,’’ ujarnya, Jumat (1/6). Meski demikian, ia berharap masyarakat Cina datang hanya sebagai tamu atau turis, sementara bisnis agar tetap orang Bali yang miliki. Karena dengan masuknya investasi dari Cina akan semakin memperketat persaingan usaha. ‘’Cara mereka berbisnis, mereka bisa bersaing keras dengan harga yang murah, kualitas yang murah. Produk usaha Bali akan terjadi kemunduran
kualitas. Makanya diharapkan bisnis tetap dikuasai orang lokal,’’ bebernya. Dengan masuknya Cina juga belum tentu hasilnya dinikmati masyarakat Bali, meskipun mereka menyetorkan pajak. Ia berharap wisatawan Cina melakukan transaksi langsung di Bali, karena selama ini transaksi dilakukan lewat agen perjalanan mereka dari Cina. Memang ada hasil dari kunjungan wisatawan Cina, namun ia menilai itu tidak efektif. Karena sistem payment Cina tidak menggunakan uang cash karena mereka memiliki sistem payment sendiri.
Mereka juga tidak memiliki credit card. ‘’Transaksi yang dilakukan di Bali akan masuk ke Cina dulu baru kemudian masuk ke Indonesia. Hampir semua wisatawan Cina seperti itu, online maupun offline,’’ imbuhnya. Sementara wisatawan lain seperti Eropa dan Australia mereka memiliki perwakilan bank di Indonesia seperti Citibank. ‘’Cina tidak boleh punya, negaranya yang mengatur,’’ tandasnya. Dengan demikian, menurutnya, Indonesia akan mengalami kebocoran devisa. Hal. 15 Diterima Langsung
Bali Post/dir
DISKUSI - Konjen RRT Denpasar Gou Haodong (kanan) berdiskusi dengan Satria Naradha di sela-sela jamuan makan malam, Sabtu (2/6). Pada diskusi tersebut Haodong berharap kedatangan wisatawan Tiongkok akan memperkokoh hubungan Indonesia khususnya Bali dan Tiongkok yang mempunyai kemiripan budaya.
Soal Tipikor Masuk RUU KUHP
KPK Tak Penuhi Permintaan Pemerintah dan DPR Jakarta (Bali Post) – KPK tidak dapat memenuhi permintaan pemerintah dan DPR mengenai rumusan tindak pidana korupsi (tipikor) dalam Rancangan Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP) dalam bentuk pidana pokok (core crime). Hal itu sudah disampaikan KPK melalui surat tertanggal 4 Januari 2017 kepada Presiden Joko Widodo dengan menyampaikan sejumlah alasan. ‘’Setelah dilakukan kajian lebih mendalam, kami berada pada satu kesimpulan bahwa KPK tidak dapat memenuhi permintaan pemerintah dan DPR mengingat adanya kepentingan
bangsa yang lebih besar dan keberpihakan pada kemaslahatan rakyat Indonesia dalam melakukan pemberantasan korupsi,’’ demikian disampaikan Ketua KPK Agus Rahardjo dalam surat yang diperlihatkan di Jakarta, Minggu (3/6) kemarin. Menurut KPK, tidak semua UU khusus yang berada di luar KUHP harus diintegrasikan dalam proyek kodifikasi. Apalagi karakter kekhususannya terletak pada kebutuhan untuk beradaptasi atau merespons kejahatan yang perkembangan modus, struktur dan jaringannya semakin kompleks dan cepat berubah. ‘’KPK meyakini, tipikor yang
diintegrasikan dalam skema kodifikasi dalam RUU KUHP akan menghilangkan kekhususan yang telah diatur dalam tipikor dan melebur dalam tindak pidana umum (tipidum),’’ kata Agus. KPK pun mencantumkan setidaknya 10 karakteristik menonjol tipikor yang berbeda dengan tindak pidana lainnya yaitu (1) tipikor dirumuskan secara formal dan bukan materiil, sehingga pengembalian kerugian keuangan negara tidak menghapuskan penuntutan pidana terhadap terdakwa dan hanya sebagai faktor meringankan, (2) dicantumkannya pengaturan korporasi sebagai subjek hukum.
(3) pengaturan pembuktian terbalik terbatas atau berimangan (balanced burder of proof), (4) adanya pengaturan ancaman pidana minimum dan maksimum, (5) terdapat pidana mati sebagai unsur pemberatan, (6) adanya pengaturan penyidikan gabungan perkara tipikor yang sulit pembuktiannya di bawah koordinasi Jaksa Agung. Kemudian (7) dicantumkannnya pengaturan tentang penyidikan ke dalam rahasia bank yang lebih luas diawali dengan pembekuan rekening tersangka/ terdakwa dilanjutkan penyitaan, (8) adanya pengaturan peran masyarakat sebagai kontrol sosial dengan disebutkannya
perlindungan hukum sebagai saksi pelapor, (9) memuat ketentuan mengenai pegwai negeri yang lebih luas dibanding peraturan lain dan (10) memuat pidana tambahan yang lebih luas dibanding dalam KUHP. ‘’Keinginan pemerintah dan DPR melakukan kodifikasi terhadap ketentuan pidanna di luar KUHP disatukan dalam RUU KUHP merujuk pada UU hukum pidana Belanda, tetapi apakah pernah pemerintah dan DPR membendingkan kondisi korupsi yang terjadi di Indonesia dengan kondisi korupsi di Belanda? Tentu tidak, korupsi di Belanda tidaklah bersifat masif seperti di Indonesia,’’ tambah Agus. (ant)
Agus Rahardjo
Bali Post/dok