Edisi Selasa 4 Januari 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

12 HALAMAN

NOMOR 168 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

selasa kliwon, 4 Februari 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

balipost http://facebook.com/balipost

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Belum Ada Pasien ‘’Suspect’’ Corona

Jalan Jadi Kubangan Lumpur

Harga Cabai Rp 85 Ribu

Saat ini ada 18 pasien yang dicurigai terinfeksi virus Corona di Bali. Mereka dirawat di rumah sakit di Bali dan semuanya belum berstatus suspect.

Setiap musim hujan ruas jalan Bubung Kelambu menuju pertigaan Culali di Desa Batur, Kintamani menjadi kubangan lumpur. Kedalamannya sampai selutut orang dewasa. Untuk menghindari kendaraan terjebak lumpur, warga terpaksa melalui kebun yang ada di samping jalan. BANGLI | HAL. 9

Menjelang hari raya Galungan, sejumlah harga kebutuhan pokok di pasar tradisional mulai meroket. Cabai merah dan cabai rawit kini menembus harga Rp 85 ribu per kilogram.

DENPASAR | HAL. 2

JEMBRANA | HAL. 11

BALI SANGAT SIAP SAMBUT KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA GUBERNUR Bali Wayan Koster mengatakan, meskipun ada wabah virus Corona yang melanda dunia, Bali sangat siap menerima kedatangan wisatawan mancanegara. Hal ini disebabkan karena Bali mempunyai sistem monitoring yang baik, yang sudah teruji sejak merebaknya kasus flu burung (SARS) tahun 2003. Hal tersebut disampaikan Gubernur Bali seusai memimpin rapat koordinasi tentang penanganan berbagai dampak virus Corona terhadap pariwisata Bali, di Jayasabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali, Seni (3/2) kemarin. Pada rapat itu Gubernur didampingi Wakil Gubernur Tjokorda Artha Adhana Sukawati. Rapat dihadiri berbagai komponen pariwisata, seperti Angkasa Pura Bali, Otoritas Bandara, Balai Karantina, dan berbagai pihak terkait. Gubernur Koster mengatakan, Bali sangat aman dan sama sekali tidak ada wisatawan yang terduga terpapar virus Corona. Pernyataan Gubernur yang sangat meyakinkan itu didukung oleh data, sebagaimana dilaporkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Dari 73.073 wisatawan asal RRT yang datang ke Bali sejak tanggal 13 Januari 2020 sampai saat ini, memang ada yang diduga sakit sebanyak 18 orang. Setelah dilakukan pengawasan intensif dan uji laboratorium ternyata semuanya terbukti tidak ada yang terpapar virus Corona. ‘’Bali sangat aman dan sangat siap menerima kedatangan wisatawan dari berbagai belahan dunia, dengan produk pariwisata yang prima, serta keramahtamahan yang tinggi, dengan budaya khas Bali. Tidak ada alasan sama sekali bagi wisatawan untuk khawatir,’’ tandas Gubernur Koster.

Bali sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia memang terbukti aman dan nyaman, serta 13 kali berturut-turut mendapatkan predikat sebagai The Best Island Destination dari Majalah Conde de Nash, serta mendapatkan berbagai awards dari berbagai lembaga internasional, seperti PATA, WTTC, dan UNWTO. Data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali menunjukkan bahwa wisatawan RRT menempati urutan kedua dari segi jumlah, setelah Australia. Dari 6,3 juta wisman yang datang ke Bali tahun 2019, sebanyak 1.185.519 orang (18,2%) adalah wisatawan dari RRT. Data tahun 2019 juga menunjukkan bahwa negara-negara yang merupakan sumber utama wisman ke Bali adalah India sebanyak 374.784 orang, Inggris (287.577), Amerika Serikat (277.391), dan Jepang sebanyak 258.142 orang. Sebelumnya Pemprov Bali juga menggelar rapat tertutup di Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Senin kemarin. Rapat dipimpin Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati melibatkan sejumlah OPD terkait, pihak Imigrasi, dan stakeholder pariwisata di Bali. Rapat ini menyikapi keputusan pemerintah lewat Kementerian Perhubungan yang telah memutuskan melakukan penundaan penerbangan ke/dari seluruh destinasi di RRT/Mainland China, tidak termasuk Hongkong dan Macau, hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Penundaan berlaku mulai hari Rabu, 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB. ‘’Tadi telah terungkap bahwa kedatangan mereka (wisatawan Tiongkok) tidak semua lewat travel agent. Banyak juga yang datang ke Bali lewat fasilitas online. Ini yang belum terdata sampai sekarang

OPINI

Virus Corona dan Sejarah di Bali

berapa jumlahnya dan di mana mereka tinggal,’’ ujar Wakil Gubernur yang akrab disapa Cok Ace ini. Lantaran belum ada data pasti, Cok Ace mengaku kesulitan untuk mengambil kebijakan. Wisatawan Tiongkok yang memang akan kembali sebelum tanggal 5 Februari tentu tidak ada masalah karena mereka sudah memiliki tiket. Persoalannya adalah wisatawan yang memiliki tiket pulang setelah tanggal 5 Februari. Pihaknya perlu mengetahui keberadaan mereka, terlebih jika mereka ingin berangkat mendahului. ‘’Siapa mereka, di mana mereka tinggal, data inilah sebenarnya kita perlukan, sehingga kita bisa apakah ada penambahan penerbangan dan lain sebagainya,’’ jelasnya. Untuk itu, seluruh stakeholder

pariwisata di Bali dikerahkan untuk menyebar informasi terkait penundaan penerbangan tersebut. Salah satunya untuk mendapatkan data pasti jumlah wisatawan Tiongkok yang masih berada di Bali. Terutama yang menjadwalkan pulang ke negaranya setelah tanggal 5 Februari. Menurut Cok Ace, Konjen Tiongkok sudah menawarkan pesawat untuk menjemput wisatawan Tiongkok jika memang diperlukan. Penjemputan oleh pesawat dari Tiongkok tetap melalui standar kebersihan dan lainnya. Hal. 11 Mengusir Mereka

’’Bali sangat aman dan sangat siap menerima kedatangan wisatawan dari berbagai belahan dunia, dengan produk pariwisata yang prima, serta keramahtamahan yang tinggi, dengan budaya khas Bali. Tidak ada alasan sama sekali bagi wisatawan untuk khawatir.’’ Wayan Koster Gubernur Bali

Penanganan Kasus Babi Mati Terkesan Lamban

Sejak awal kemunculan kasus babi mati mendadak, terkesan penanganan yang lamban. Indikasinya, jumlah dan daerah yang terpapar virus misterius makin meluas. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, sudah ada 888 ekor babi mati dan terjadi di Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Bangli, Karangasem dan Denpasar. Sementara hasil laboratorium penyebab babi mati secara massal tersebut hingga kini belum diketahui.

Oleh: GPB Suka Arjawa Merebaknya virus Corona ke seluruh dunia, sampai negara-negara Eropa dan berbudaya kontinental, membuat kepanikan di mana-mana. Virus ini menyebar, awalnya antarhewan, kemudian menuju manusia, dan sudah tentu antarmanusia tanpa memandang ras. Virus ini mematikan dan belum ada obat yang dapat secara pasti menekannya, kecuali kesehatan fisik dari seseorang. Artinya orang-orang yang fisiknya sudah segar dan kuat, lebih sulit terpapar virus ini. Maka, nasihat yang sering muncul adalah menjaga kebersihan: sering cuci tangan, makan yang teratur dan beraktivitas sesuai dengan porsinya secara benar. Tentu saja kata-kata soal nasib harus dikesampingkan. Sebab, jika sudah sampai mengatakan ini, tidak akan ada usaha yang dilakukan. Secara faktual, penyebaran dari penyakit Corona sudah begitu cepat menuju hampir ke semua benua. Kanada merupakan negara pertama yang menyatakan terpapar oleh virus ini di Benua Amerika. Prancis menjadi negara Eropa yang pertama kali terpapar. Thailand dan Malaysia juga sudah mengakui terkena paparan viru sini. Hal. 11 Komponen Penting

Harian Bisnis Bali Corona, Angin Segar bagi Petani di Bali Merebaknya virus Corona di kota Wuhan, Tiongkok tak selalu berdampak buruk bagi perekonomian Bali. Merebaknya Corona juga memberi angin segar bagi petani lokal. Apa sebabnya? www.bisnisbali.com

Harian DENPOST Keliru Maknai Kesucian Ketua PHDI Bali Prof. IGN Sudiana mengatakan perbuatan warga membangun kloset (jamban) di samping tempat suci merupakan kekeliruan memaknai kesucian. www.denpost.id

K

abid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dr. drh. IKG Nata Kesuma, M.MA., Senin (3/2) kemarin mengatakan, saat ini masih menunggu hasil laboratorium BB veteriner di Medan, Sumatera

Utara. Ini untuk memastikan apa penyebab kematian babi mendadak itu. Mengenai penyakit yang menyebabkan babi mati, menurut Nata, dari ciri-cirinya ada empat potensi penyakit yaitu Hog Cholera, Clasical Swine Fever, Streptococcus Meningitis Swiss dan ASF. Sambil menunggu hasilnya, pihak dinas telah turun melakukan sosialisasi dan pembinaan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit lebih luas. Hal. 11 Tidak Ada

Terapkan Biosecurity dan Dekontaminasi UPAYA pencegahan dan penanganan kasus kematian babi dilakukan melalui berbagai langkah. Di antaranya menggencarkan sosialisasi, pemberian bantuan cairan disinfektan dan pengecekan kandang. Seperti yang dilakukan Dinas Pertanian Klungkung, Senin (3/2) kemarin, yakni turun mengecek

kandang peternak dan tempat pemotongan babi di Banjar Selat, Desa Banjarangkan. Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida mengatakan, pengecekan ke kandang peternak babi sudah rutin dilakukan sebelum adanya kemunculan virus jenis ini. Klungkung termasuk daerah yang belum banyak kasus babi mati. Hal. 11 Kelompok Ternak


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.