Edisi 03 Desember 2017 | Balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948

u g g n Mi

perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

Minggu Paing, 3 Desember 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

BPM/rin/wan

Bagus Ketut Lodji

I Gede Made Suradnyana,

Desak Made Asri

I Wayan Reta

71 Tahun Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar

Cetak Lulusan yang Cerdas dan Berkarakter Tak terasa, 71 tahun sudah Yayasan Perguruan Rakyat (PR) Saraswati Pusat Denpasar berkiprah dalam dunia pendidikan Bali. Yayasan ini didirikan 8 Desember 1946 oleh I Gusti Made Tamba (almarhum) dan I Gusti Putu Mertha (almarhum) di Denpasar. Sejak awal, yayasan yang menaungi unit pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi ini berkomitmen untuk mencetak lulusan cerdas dan berkarakter. MENARIKNYA komitmen itu pertama-tama dijabarkan dengan memerhatikan kualitas sekaligus kesejahteraan para guru dan dosen. “Bagi kami, untuk menghasilkan produk yang bermutu, yang pertama adalah guru dan dosennya harus sejahtera. Merekalah yang akan mengantarkan ilmu pengetahuan maupun karakter-karakter yang unggul itu,” ujar Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar Ir. Bagus Ketut Lodji, M.S. dalam Diskusi HUT ke-71 Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar kerja sama Kelompok Media Bali Post dan Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar di Warung 63, Jl. Veteran, Denpasar, Jumat (1/12) lalu. Menurut Lodji, yayasan memberi kesempatan bagi guru-guru yang ada untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Tak heran, guru TK dan SD di PR Saraswati berkualifikasi pendidikan hingga S-2. Begitu juga di perguruan tinggi, dosen-dosen yang ada disekolahkan sampai ke jenjang doktor. Hingga kini, Saraswati memiliki lebih dari 50 doktor. “Fisik gedung maupun sarana prasarana pembelajaran sudah tidak mengecewakan lagi. Dengan dosen yang baik, guru yang baik, sarana prasarana pendidikan yang sudah memadai, kita harapkan menghasilkan lulusan yang cerdas dan berkarakter,” jelasnya. Lodji mengaku selalu menanyakan apa kebutuhan masing-masing kepala unit setiap tahun ajaran baru. Terutama tentang kondisi kesejahteraan guru dan dosen. Pihaknya meyakini, kesejahteraan yang baik akan membuat mereka

bisa melaksanakan tugas dengan sebaikbaiknya. Setiap tahun, honor guru dan dosen selalu diupayakan meningkat bahkan sampai 20 persen. “Kita harapkan guru dan dosen bisa bertugas dengan nyaman, sehingga bisa memuaskan masyarakat. Kita melihat sekarang masyarakat sudah cerdas memilih sekolah,” jelasnya. Lodji juga meminta unit-unit pendidikan di PR Saraswati agar kreatif. Khususnya dalam menangkap apa yang tengah digemari masyarakat baik dalam kebudayaan, olahraga, maupun bidang lainnya. Setiap tahun harus ada satu perubahan yang ditonjolkan untuk memunculkan nilai tambah di tengah persaingan yang semakin ketat. “Saraswati tetap berorientasi pada mutu,” tandasnya. Kepala SD Saraswati 5 Denpasar, Dra. Desak Made Asri, M.Psi. mengatakan Yayasan PR Saraswati memiliki enam SD termasuk sekolah yang dipimpinnya. Sebagian besar telah memenuhi delapan standar nasional pendidikan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diraih, baik di bidang akademik maupun non-akademik sampai ke tingkat internasional. SD Saraswati 1 hingga 6 telah terbiasa membawa pulang piala bergilir rektor maupun dekan Undiksha, dikenal karena marching band, serta langganan juara menari, membaca puisi, dan lainnya. “Strategi kami untuk meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari disiplin guru khususnya disiplin waktu dalam mengajar. Ketepatan datang dan pulang kami perhatikan sehingga tidak ada siswa terbengkalai

atau ada jam kosong,” ujar kasek juara I berprestasi nasional ini. Menurut Desak, guru yang kedapatan tidak disiplin dengan tegas akan dipecat. Komitmen inilah yang membuat SD-SD di bawah PR Saraswati tetap diminati masyarakat hingga sekarang. Bahkan banyak yang tutup duluan karena kelebihan peminat. Yayasan PR Saraswati juga memiliki unit sekolah menengah kejuruan. Di antaranya, SMK Saraswati 1 Denpasar, SMK Saraswati 2, dan SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar. Kepala SMK Saraswati 1 Denpasar Drs. I Wayan Reta, M.Psi. mengatakan, ada dua program keahlian yang ada di SMK yakni akuntansi dan administrasi perkantoran. Program keahlian akuntansi paling banyak diminati masyarakat. Terlebih, pihaknya bekerja sama dengan dosen-dosen ekonomi yang ada di Universitas Mahasaraswati untuk ikut mengajar di SMK. Menurut Reta, sebagian besar lulusan SMK Saraswati 1 Denpasar telah terserap di dunia usaha dan industri. Beberapa siswa usai mengikuti praktik kerja lapangan bahkan langsung diterima di tempat melaksanakan praktik. Kepala SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar I Gede Made Suradnyana, S.Si., Apt. mengatakan SDM, kurikulum, dan sarana prasarana merupakan tiga hal utama yang dipenuhi untuk mengembangkan SMK Farmasi.“Hampir semua lulusan kami terserap. Tahun lalu, 60 persen melanjutkan ke perguruan tinggi karena implikasi dari adanya Permenkes, sisanya bekerja sebagai asisten tenaga kesehataan. Suradnyana menambahkan, SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar setiap tahun selalu mewakili Bali dalam LKS tingkat nasional dan pernah meraih juara III. Selain prestasi itu, sebagai sekolah berintegritas dalam pelaksanaan Ujian Nasional. (rin)

BPM/rin/wan

I Komang Sulatra

Putu Era Sandhi Kusuma Yuda

I Made Sukamerta

Berkat Otonomi Keuangan, Tiga Kampus Berkembang Pesat YAYASAN PR Saraswati Pusat Denpasar kini memiliki tiga perguruan tinggi andalan yakni Universitas Mahasaraswati (Unmas), Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing (STIBA) Saraswati, dan Akademi Farmasi Saraswati (AFS). Semua program studinya terakreditasi B dan satu Prodi Manajemen meraih akreditasi A. Makanya wajar orang menilai yayasan tertua ini memiliki siswa dan mahasiswa terbanyak di Bali. Ketiga kampus ini kini mengubah mindset mahasiswa agar menjadi seorang job creator menjadi misi tambahan selain menghasilkan lulusan cerdas dan berkarakter. Terlebih sekarang di tengah tingginya angka pengangguran dari lulusan universitas. Ketua STIBA Saraswati I Komang Sulatra, S.S., M.Hum. mengatakan STIBA Saraswati mampu berkembang pesat karena adanya kebijakan Ketua Yayasan Ir. Bagus Ketut Lodji, M.S., memberikan otonomi penuh dalam pengelolaan keuangan maupun unit-unit lain di PR Saraswati. Hal ini justru memacu kreativitas untuk lebih mengembangkan lembaga. Baik dari proses input mahasiswa, penguatan SDM, maupun menghasilkan output berkualitas yang diperlukan masyarakat. Yang membuat lulusannya tak menganggur karena memiliki program bahasa asing kepariwisataan. Mereka bisa menjadi penerjemah, SDM pariwisata, dll. Sementara itu, Pudir I Bidang Akademik, Akademi Farmasi Saraswati

Denpasar Putu Era Sandhi Kusuma Yuda, S.Farm., M.Phil., Apt. mengatakan, peran yayasan dengan sistem otonomi penuh sangat besar membawa Akademi Farmasi bisa terakreditasi B dan menempati gedung yang megah. Sedangkan dalam hal mutu, pihaknya memaksimalkan sistem penjaminan mutu internal di perguruan tinggi melalui penguatan Badan Penjaminan Mutu. Badan Penjaminan Mutu, lanjut Era, bertugas mengawal tiga standar pendidikan yang diamanatkan pemerintah. Era menambahkan, hampir 80 persen dosen sudah lulus sertifikasi dosen. Setiap tahun, dosendosen hampir tidak pernah absen mendapatkan hibah-hibah penelitian. “Yang membedakan kami dengan perguruan tinggi farmasi lain, kami berbasis pariwisata budaya. Kami satu-satunya yang memberikan pendidikan bahasa asing kerja sama dengan STIBA agar mahasiswa nantinya bisa melayani wisatawan. Kami juga memberikan kuliah wajib tentang kewirausahaan,” imbuhnya. Menurut Era, materi kewirausahaan yang diberikan antara lain cara membuat lulur atau lilin aromaterapi, serta praktik pemasarannya. Upaya ini telah membuahkan hasil yang manis. Sebab, 100 persen lulusan akademi farmasi telah bekerja sesuai hasil tracer study terakhir. Sementara itu, Rektor Unmas Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd. mengatakan pihaknya kini akan melakukan perubahan cepat dengan

memperbarui kurikulum agar selalu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Selain itu, mindset mahasiswa juga harus dibentuk agar setelah lulus tidak hanya berburu menjadi pegawai negeri. “Cetak pikirannya agar mereka setelah tamat membuka lapangan pekerjaan sendiri. Beri mereka peluang untuk menjadi wirausaha, itu yang penting,” ujarnya. Dari segi SDM, lanjut Sukamerta, tenaga pengajar atau dosen minimal harus berkualifikasi S-3. Di Unmas, pihaknya bahkan memiliki program yang ‘memaksa’ dosen untuk mau melanjutkan pendidikan s-3 keluar Bali baik lewat izin belajar maupun tugas belajar. Dengan demikian, ada nuansa baru yang bisa dibawa pada saat mereka menyelesaikan pendidikan dan kembali mengajar di Unmas. Ini yang menghantarkan Unmas berada di kelompok 100 PT terbaik nasional dari 4.500 PT serta LPPM-nya berstatus madya.Ke depan, Unmas sudah menyiapkan lahan untuk kampus baru baru di Padanggalak Kesiman. ‘’Ini semua berkat otonomi keuangan,’’ ujarnya. Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar, Bagus Ketut Lodji, membenarkan model tata kelola kekuangan yang diterapkan untuk ketiga kampus yakni otonomi penuh. Dengan demikian, tiga PT ini bisa bergerak, berinovasi secara bebas namun bertanggung jawab. Kedua, menerapkan manajemen penuh demokratis dan kreatif. (ad87)

20 HALAMAN

NOMOR 103 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.