Edisi Minggu 3 Nopember 2019 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

12 HALAMAN

NOMOR 79 TAHUN KE 72 Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

Minggu Paing, 3 November 2019 Kakak-Adik Tebas Tiga Rekannya Kericuhan terjadi di mes gudang besi di Jalan Muding Gatot Subroto. Kakak-adik ditangkap polisi setelah menebas tiga rekan kerjanya.

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

Keperawanan Keperawanan masih menjadi masalah di kalangan remaja. Ikuti penjelasan lengkapnya.

Barong Bangkung Kesenian Barong Bangkung terus berkembang. Gamelan pengiringnya juga memiliki ciri khas.

Bali Orti | HAL. 7

Daerah | HAL. 2

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Gaya | HAL. 4

Setengah Lahan Reklamasi Pelabuhan Benoa Jadi Paru-paru Kota

Denpasar (Bali Post) Pascarusaknya lingkungan akibat reklamasi, kini Pelabuhan Benoa Denpasar didesain ramah lingkungan. Selain itu, juga memberi ruang untuk pelaksanaan kegiatan desa adat dan pemerataan ekonomi di luar kawasan pelabuhan atau ekonomi inklusif.

Iwan Bule Jadi Ketua Umum PSSI

Jakarta (Bali Post) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya memiliki ketua umum baru. Mochamad Iriawan alias Iwan Bule resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 sesuai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan di Jakarta, Sabtu (2/11) kemarin. Iwan Bule unggul mutlak saat penghitungan suara. Perwira tinggi di kepolisian itu mengalahkan dua calon ketua umum lainnya, Rahim Soekasah dan Arif Putra Wicaksono. Iwan Bule akan melanjutkan tonggak kepengurusan PSSI setelah era Edy Rahmayadi yang terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Namun, Edy memutuskan mundur dari jabatannya tahun 2018 dan digantikan Joko Driyono sebagai Plt. ketum. Hal. 11 Berlangsung Tegang

Desain baru ini dibuat oleh PT Pelindo III untuk menindaklanjuti surat Gubernur Bali Wayan Koster setelah sebagian hutan mangrove rusak dalam proses perluasan pelabuhan tersebut. “Dari rangkaian rapat beberapa kali, hari ini rapatnya sudah final, sudah menampilkan desain pemanfaatan Dumping I dan Dumping II serta areal bekas Akame itu sudah didesain menjadi pemanfaatan yang ramah lingkungan,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster saat memberikan keterangan pers bersama Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin dan Dirut Pelindo III Doso Agung di Jaya Sabha, Sabtu (2/11) kemarin. Hal. 11 Fasilitas Perikanan

”Kini Pelabuhan Benoa Denpasar didesain ramah lingkungan. Selain itu, juga memberi ruang untuk pelaksanaan kegiatan desa adat dan pemerataan ekonomi di luar kawasan pelabuhan atau ekonomi inklusif ”. BPM/dok

Gubernur Bali Wayan Koster

RAMAH LINGKUNGAN - Eks reklamasi Pelindo III kini didesain ramah lingkungan.

Perlunya Mengedukasi Warga PRODUKSI sampah di Kabupaten Buleleng belakangan ini terus menunjukkan peningkatan secara signifikan. Ini tidak lepas karena perkembangan jumlah penduduk di Bali Utara. Di tengah situasi ini, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dikelola pemerintah daerah memasuki tahap overload. Selain program akan mengoperasikan TPA baru, kebijakan pemerintah daerah dalam jangka pendek adalah menekan volume sampah yang dibuang ke TPA. Cara ini dilakukan dengan melakukan edukasi pemilahan sampah organik dan non-organik mulai dari lingkungan rumah tangga. Data yang dikumpulkan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, pemerintah daerah sebenarnya memiliki tiga lokasi TPA. Lokasi tersebut berlokasi di Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt. Selain itu, TPA juga dibuka di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, dan TPA di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan. Khusus untuk TPA Pangkung Paruk, keberadaannya dikeluhkan warga sehingga beberapa tahun yang lalu TPA itu ditutup. Sementara, TPA di Desa Jagaraga saat ini telah dialihfungsikan hanya untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik. Dengan kondisi itu, praktis hanya TPA Bengkela yang masih beroperasi untuk menimbun sampah dengan metoda control landfill. Rata-rata setiap hari, sampah yang masuk ke TPA ini mencapai 450 meter kubik. Jumlah itu belum termasuk pembuangan sampah dari layanan sampah yang dikelola desa atau swasta. Tak pelak, kondisi ini membuat TPA ini overload, karena kapasitasnya menampung sampah 321 meter kubik. Kepala DLH Buleleng Putu Ariyadi Pribadi Sabtu (2/11) kemarin, mengatakan, untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah daerah berupaya menekan volume sampah yang masuk TPA. Penanganan ini didasari dengan Peraturan Bupati (Perbup) No. 39 tahun 2019 tentang Pembuangan Sampah. Dengan regulasi ini, DLH mengedukasi warga memilah antara sampah organik dan sampah non-organik. Perbup ini juga mengatur waktu masyarakat membuang sampah dari pukul 17.00 sampai pukul 07.00 wita keesokan harinya. Kemudian waktu pengangkutan mulai pukul 07.00 sampai 17.00 wita. Khusus untuk pengangkutan sampah non-organik dilakukan tiga kali satu minggu yaitu pada Senin, Rabu, dan Sabtu. “Ini program jangka pendek. Sasarannya adalah sampah yang masuk ke TP hanya residu, sedangkan, organik diolah menjadi kompos di TPA Jagaraga dan sampah nonorganik didaur ulang bekerja sama dengan bank sampah di desa-desa,” katanya. Ariyadi menambahkan, untuk program jangka panjang, pemerintah daerah sudah memprogramkan perluasan areal TPA Bengkela. Kebijakan ini mulai dilakukan tahun 2017. DLH merencanakan akan memperluas TPA ke arah barat dengan membebaskan lahan seluas 62 are. Hal. 11 Gagal Dijalankan

BPM/mud

OVERLOAD - TPA di Desa Bengkala overload. Pemerintah daerah menekan volume sampah yang masuk ke TPA.

Mochamad Iriawan

TPA Suwung Penuh Tumpukan Janji Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung sejak lama dikategorikan overload. Tempat ini seakan mengemban tugas berat menampung semua sampah di Bali yang volumenya kian meningkat. Janji-janji ke arah perbaikan pun ditebar, namun tak satu pun terealisasi. Sampah tetaplah sampah. Yang rugi dan menjadi korban adalah warga sekitar Suwung. WARGA sekitar TPA Suwung wajar sempat memblokade TPA ini. Juga wajar warga Banjar Pesanggaran meminta komitmen pemerintah agar bisa mencari solusi permanen untuk mengatasi persoalan sampah yang menumpuk di TPA Suwung. Klian Adat Banjar Pesanggaran, Desa Adat Pedungan, Wayan Widiada, S.H.,M.H., mengatakan, pemerintah kini harus segera mereal-

isasikan janji –janji atau wacana untuk penanganan sampah di TPA Suwung. Karena dalam catatan sejarah panjang TPA Suwung sejak 1985, warga sudah banyak berkorban akibat dampak dari keberadaan TPA tersebut. Mulai dari polusi udara, bau tak sedap, hingga asap kebakaran yang terjadi setiap hari. Hal. 11 Energi Listrik

Warga Keluhkan Polusi Eks TPA Sente ASAP tebal terus mengepul dari tumpukan sampah di eks TPA Sente, Kecamatan Dawan. Situasi ini dikeluhkan warga. Asapnya sangat mengganggu warga sekitar, demikian juga baunya sangat menyengat. Pemkab Klungkung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung menancapkan tiang atau pipa besar di tumpukan sampah itu, untuk mengeluarkan gas

metananya dari bawah, agar tidak terus-menerus menjadi pemicu kebakaran. Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, Sabtu (2/11) kemarin, mengatakan, pihaknya terus memantau situasi di sekitar eks TPA Sente. Penyiraman dalam beberapa bulan terakhir terus dilakukan. Beruntung, pekan ini juga sudah turun hujan. Hal. 11 Gas Metana

Gubernur Siapkan Pergub Kelola Sampah di Hulu

Suwung Tak Penuhi Syarat, Tiap Daerah Dirancang Miliki TPA GUBERNUR Bali, Wayan Koster, saat ini tengah memproses peraturan gubernur (pergub) tentang pengelolaan sampah di hulu. Mulai di tingkat rumah tangga sampai desa. Rancangan pergub kini sedang difasilitasi di Kementerian Dalam Negeri. “Mudah-mudahan akhir November paling lambat sudah selesai. Kalau ini sudah, maka akan dijalankan mulai tahun 2020,” ujar Koster di

Jayasabha belum lama ini. Menurut Koster, sistem akan dibuat untuk menjalankan pergub supaya sampah selesai di hulu atau pada sumbernya. Dengan demikian, sampah tidak lagi banyak mengalir dari hulu ke hilir. Seperti sekarang masih banyak berakhir di TPA Sarbagita Suwung. “Jadi, akan diselesaikan secara bertingkat dan nanti tinggal residu atau sisa dari sampah yang

memang sudah tidak bisa dikelola di tingkat rumah tangga atau desa, yang harus dibawa ke TPA. Tapi TPA-nya cukup TPA kabupaten, tidak perlu TPA yang seperti ini lagi (TPA Suwung, red),” jelas mantan anggota DPR RI ini. Menurutnya, pengelolaan sampah di Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat bahkan presiden. Oleh

karena itu, pihaknya tidak hanya mempercepat penyelesaian regulasi untuk solusi jangka panjang, juga melanjutkan pembangunan Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL) di TPA Sarbagita Suwung yang prosesnya sudah dimulai tahun 2019 ini. “Pemerintah pusat menangani langsung kebijakannya. Pelaksanaannya ditugaskan kepada pemprov. Saat ini, proses untuk pengemban-

gan pengolahan sampah ini sedang disusun oleh Kemenkeu karena akan melibatkan investasi yang cukup besar. Saya pastikan ini akan berjalan,” tegasnya. Koster menilai, keputusan yang dulu memilih lokasi di Suwung untuk TPA adalah salah. Seharusnya, sampah dibuang di tempat yang jauh dari perkotaan. Hal. 11 Terbilang Strategis


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Minggu 3 Nopember 2019 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu