20 HALAMAN NOMOR 220 TAHUN KE 68 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (115 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
MINGGU PON, 3 APRIL 2016
@balipostcom (4.004 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
JAGAT BALI
Pura Ratu Sakti Pancering Jagat Trunyan PURA Ratu Sakti Pancering Jagat merupakan salah satu pura tua di Bali. Pura yang berlokasi di Desa Trunyan Kintamani sangat dipercaya masyarakat sebagai pusatnya gumi Bali atau yang disebut juga dengan istilah kancing gumi. Di Pura Ratu Sakti Pancering Jagat terdapat sejumlah palinggih. Salah satunya yakni meru tumpang pitu (tujuh) yang di dalamnya tersimpan sebuah arca yang sangat disucikan, yakni arca Datonta. Ada hal unik yang dipercaya warga terkait keberadaan arca tersebut. Konon, arca yang terbentuk dari batu megalitik tersebut terus tumbuh membesar secara alami hingga tingginya kini mencapai kurang lebih empat meter. Tokoh masyarakat setempat, Ketut Jaksa, mengatakan, tidak sembarang orang boleh melihat secara langsung keberadaan arca tersebut. Ini dikarenakan aura yang dipancarkan arca itu sangat keras. “Tidak ada yang berani memandang langsung arca tersebut,” ujarnya saat ditemui Bali Post beberapa waktu lalu. Hal. 19 Seorang Pengembara
BPM/ant
USAI DIPERIKSA - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Sabtu (2/4) kemarin. KPK menetapkan Mohamad Sanusi sebagai tersangka penerima suap dari PT Agung Podomoro Land untuk perizinan proyek reklamasi.
Kasus Suap Reklamasi Jakarta
KPK Bidik Fausi dan Ahok
Panglima TNI Tunggu Niat Baik Filipina
Jakarta (Bali Post) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak main-main soal suap kasus reklamasi Jakarta. KPK kini membidik mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta Ahok, dan anggota DPRD DKI Jakarta lainnya yang melibatkan PT Agung Podomoro Land Tbk (APL). Keduanya segera dipanggil masih sebatas saksi. Proyek tersebut sebenarnya dimulai sejak lama, sejak masa Fauzi Bowo sebagai Gubernur DKI Jakarta. Penyidikan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) oleh petugas KPK terhadap Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M. Sanusi pada Kamis malam. Dia ditangkap seusai menerima uang suap
Rp 1,14 miliar dari karyawan PT APL, Triananda Priantoro. Sehari kemudian, Presiden Direktur PT APL, Ariesman Widjaja, menyerahkan diri. Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas dugaan suap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah terkait izin reklamasi kawasan
pesisir Jakarta Utara tahun 2015-2035. Ketua KPK Agus Rahardjo menjelaskan, izin reklamasi itu sebetulnya diajukan oleh PT Podomoro sejak Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Fauzi Bowo. Hal. 19 Dimintai Keterangan
Gatot Nurmantyo
Mataram (Bali Post) Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, meminta keluarga sepuluh WNI yang disandera gerombolan Abu Sayyaf di Filipina untuk mempercayakan pembebasan mereka kepada pemerintah. “Kami berharap kepada pihak keluarga untuk berdoa dan bersabar, percayakan pada pemerintah. Kondisinya masih sehat dan berada di Filipina, itu kabar yang didapat dari intelijen Filipina,” kata Nurmantyo, dalam kunjungannya ke Lombok Tengah, Sabtu (2/4) kemarin. Hal. 19 Operasi Militer
Pekerja Anak di Bali Capai 930 Ribu PEKERJA anak sedang santer diperbincangkan setelah ditemukan modus operandi sewa-menyewa anak untuk pengemis di Jakarta. Di Bali ditemukan 930 ribu lebih pekerja anak tamat SD ke bawah (13 tahun). POTRET TENAGA KERJA DI BALI 1000000
Lulusan SD 930.013
800000
Lulusan SMA Lulusan 457.522 SMP 334.988
600000
400000
200000
0
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat ada 930.013 pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah di Bali. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2015 tersebut mencatat pula pekerja berijazah SMP sebanyak 334.988 dan 457.522 pekerja berijazah SMA. Anak sebaiknya tidak dieksploitasi untuk turut mencari nafkah. Mereka tetap harus diberi kesempatan untuk bersekolah dan bermain. Kalaupun ada anak yang sampai membantu orangtuanya, harus dilihat secara jernih. “Kita mesti melihat dulu dari segi pekerjaannya apa. Kalau di bidang kerajinan, misalnya mengukir, kan tidak ada salahnya memupuk dia bekerja untuk melatih keterampilannya. Kan tidak bisa ujug-ujug setelah dewasa langsung bisa menjadi pengukir. Asal tidak mengganggu waktu belajar dan waktu main dia, anak-anak ini harus tetap happy,” ujar Anggota Komisi IV DPRD Bali, Utami Dwi Suryad,i di Denpasar, Sabtu (2/4) kemarin. Utami melanjutkan, kondisi menjadi berbeda saat anak memang murni diminta bekerja untuk mencari nafkah. Hal. 19 Tutup Mata
Wajib Izin Tertulis Orangtua DAERAH perlu bersikap tegas dalam mengatur pekerja anak di Bali. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan, S.E., menilai dalam mempekerjakan anak perlu diperhatikan persyaratan dan kemampuan si anak. Apakah sudah memiliki izin dari orangtua atau wali. ‘’Jika sudah, ia kembali menekankan anakanak berhak mengenyam wajib belajar sembilan tahun, tidak mesti harus bekerja semasih memiliki peluang memperoleh pendidikan. Hal. 19 Memenuhi Persyaratan
SYARAT MEMPEKERJAKAN ANAK Mendapat izin tertulis dari orangtua atau wali. Ada perjanjian kerja antara pengusaha dengan orangtua atau wali. Waktu kerja maksimum 3 jam. Dilakukan siang hari dan tidak mengganggu jam sekolah. Memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. Adanya hubungan kerja yang jelas. Menerima upah sesuai ketentuan.
Hanya Jadi Buruh di Konveksi TENAGA kerja di Tabanan tidak hanya berpendidikan SMA dan perguruan tinggi. Tetapi ada juga yang yang berpendidikan hanya sampai SMP bahkan tidak pernah mengecap pendidikan sama sekali. Untuk tenaga kerja berpendidikan rendah ini yaitu SMP, SD, dan tidak mengecap pendidikan, kebanyakan terjun di bidang buruh dan konveksi. Berdasarkan data BPS Tabanan,
POTRET TENAGA KERJA DI TABANAN 7,47% 4,28% lulus lulus S1-S3 Diploma
15,24% tak berijazah
33,97% lulus SMA/SMK 15% lulus SMP
23,79% lulus SD
tahun 2014 dari 262.006 tenaga kerja, didapati 15,24 persen di antaranya tenaga kerja yang tidak memiliki ijazah. Sementara untuk yang memegang ijazah SD atau sederajat sebanyak 23,79 persen, ijazah SMP atau sederajat sebanyak 15,25 persen, ijazah SMA atau sederajat sebanyak 33,97 persen, ijazah D1/ D2/D3 sebanyak 4,28 persen dan D-4/S1/S2/S3 sebanyak 7,47 persen. Dari data tersebut didapati jika di Tabanan terbanyak adalah tenaga kerja yang memiliki ijazah SMA atau yang sederajat menyusul ijazah SD, SMP dan kemudian tidak memiliki ijazah. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tabanan, Tjokorda Alit Juli, memaparkan dari data pencari kerja yang masuk ke Dinaskertras Tabanan, pencari kerja terbanyak adalah dari tingkat pendidikan S-1 sebanyak 845 orang, pendidikan D1 dan D2 sebanyak 100 dan pendidikan D3 sebanyak 77 orang. ‘’Sementara pencari kerja pendidikan SD dan SMP belum ada terdata di Disnaker. Hal. 19 Sektor Nonformal
Belajar Dulu Baru Bekerja
BPM/eka
ANAK - Tukang suun (angkut barang) yang masih anak-anak tengah menunggu pelanggan yang memerlukan jasanya di Pasar Badung, Denpasar.
FENOMENA pekerja anak bukan hal baru lagi. Keberadaan anak-anak yang mencari nafkah bagi dirinya sendiri maupun untuk keluarganya banyak terjadi di kota-kota besar. Tidak terkecuali di Denpasar. Pekerja anak ini lebih banyak berkecimpung di sektor informal. Seperti yang terlihat di sejumlah pasar yang besar di Denpasar. Mereka menjadi tukang suun untuk bisa memperoleh uang. Anggota Komisi IV DPRD Denpasar, A.A. Ngurah Gede Widiada, Sabtu (2/4) kemarin, mengungkapkan tidak menampik adanya pekerja anak di Denpasar. Seperti yang pernah dilihatnya di Pasar Badung (sebelum terbakar), jumlah pekerja anak di sektor tersebut cukup banyak. “Mungkin kalau sektor formal, tidak bisa mereka masuk. Tetapi realitas di lapangan, pekerja anak banyak kita jumpai di sektor-sektor informal,” ujar politisi Nasdem Denpasar ini. Secara umum pekerja anak adalah mereka yang masih di bawah umur melakukan pekerjaan secara rutin untuk dirinya sendiri, orangtuanya, bahkan untuk orang lain. Pelibatan anak dalam sektor produktif sesungguhnya bukan sekadar karena motifmotif ekonomi, melainkan juga karena kebiasaan dan faktor kultural. Pada daerah pedesaan pada umumnya, Hal. 19 Sebagai Ritus