Edisi Jumat 2 November 2018 | balipost.com

Page 1

16 HALAMAN

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha

Bali Post

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 75 TAHUN KE 71

balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost

SEJAK 1948

@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

jumat umanis, 2 november 2018

Sebaran Dokter Spesialis Tak Merata

Rujukan Berjenjang Jadi Tak Optimal SEBARAN dokter spesialis di Bali belum merata. Ini masalah sejak dulu. Walaupun secara rasio ideal dokter sudah mencukupi, tetapi sebagian besar numplek di Denpasar. Akibatnya, rujukan berjenjang yang kini diterapkan JKN tidak optimal. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017, keberadaan dokter spesialis lebih banyak ada di Denpasar yaitu 392 dokter. Di RSUP Sanglah saja dokter spesialis jumlahnya 300 orang. Jumlah dokter spesialis paling sedikit ada di Jembarana sebanyak 40 orang dan Buleleng 49 orang. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SKD) Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Made Widya, S.KM., M.Kes. mengatakan, sampai saat ini rasio jumlah dokter dan jumlah penduduk cukup. Rasio ideal dokter spesialis yaitu 6 : 100.000 penduduk dan rasio ideal dokter umum adalah 40 : 100.000 penduduk. Saat ini Bali telah memiliki

1.454 dokter umum, 1.006 dokter spesialis, dan 508 dokter gigi dan dokter gigi spesialis. Jumlah ini dinilai sudah cukup. Namun yang menjadi permasalahan di Bali adalah belum meratanya sebaran dokter spesialis. Sehingga di era JKN yang menggunakan sistem rujukan berjenjang, masyarakat belum optimal terlayani dokter spesialis. Misalnya pasien yang seharusnya bisa ditangani di RS tipe C atau B, karena tidak ada dokter spesialis yang dibutuhkan, sehingga harus ke RS tipe A untuk mendapat layanan kesehatan. Salah satu penyebab belum meratanya sebaran dokter spesialis adalah belum adanya fasilitas kesehatan yang cukup di daerah. Misalnya, dokter

Toko Berjaringan Tiongkok Segera Tamat Keberadaan toko berjaringan Tiongkok di Bali akan segera tamat. DPRD Bali sudah menerbitkan rekomendasi terkait hal itu. Selanjutnya, giliran Gubernur Bali yang akan mengeluarkan instruksi penutupan guna menindaklanjuti rekomendasi tersebut. Halaman 2

jantung meskipun sudah ada beberapa di kabupaten, tetapi karena alat kesehatan belum memadai sehingga dokter jantung tersebut tidak bisa berpraktik. ‘’Kalau alatnya sudah ada di kabutpaten, tenaganya pasti akan menyusul,’’ tandasnya. Selain itu, kata Widya, ada ketentuan bahwa setiap daerah kabupaten/kota yang menerima dokter spesialis, pemda harus menyiapkan insentif daerah, perumahan dan transportasi. Di Bali belum semua daerah siap dengan hal tersebut karena keterbatasan pendapatan. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali dr. I Gede Putra Suteja mengatakan,

sebaran dokter spesialis di Bali tidak merata, karena semua ingin praktik di Kota Denpasar. ‘’Karena di daerah tidak ada fasilitas penunjangnya untuk berpraktik,’’ tandasnya, Selasa (30/10). Ketidakmerataan dokter spesialis ini menyebabkan sistem rujukan tidak berjalan optimal. Apalagi dengan adanya sistem rujukan online yang membatasi masa perawatan pasien di RS tipe A. Surat dalam perawatan tidak berlaku lagi. Pascamendapat penanganan di RS tipe A, pasien harus dirawat jalan di RS tipe lebih rendah misalnya tipe B. Sementara RS di bawah tipe A belum tentu memiliki dokter spesialis yang dibutuhkan untuk penyakit tertentu. Sehingga pasien ha-

rus mencari rujukan ulang dari faskes I untuk bisa dirawat di RS tipe B atau A. Rujukan berdasarkan Permenkes I Tahun 2012 adalah dirujuk menuju fasilitas kesehatan (faskes) sesuai dengan kompetensinya. ‘’Kalau harus ke RS tipe B, kenapa harus ke RS tipe C dan D lagi,’’ ujarnya dengan nada meninggi. Selain itu, rujukan online juga tidak mempertimbangkan penambahan waktu praktik dokter dan spesialis. Sehingga RS tersebut menjadi tidak mampu menampung pasien limpahan dari RS tipe A dan pasien baru. ‘’Rujukan online ini harus dievaluasi, karena konsep rujukan online beda dengan konsep pelayanan,’’ pung- kasnya. (kmb42)

Transaksi Tembakau Gorila Lewat Medsos Polres Badung menangkap dua pengedar tembakau gorila. Keduanya memanfaatkan media sosial (medsos) untuk memuluskan aksinya. Selain itu, polisi juga meringkus delapan pengedar narkotika jenis lainnya.

Proses uji coba rujukan online telah tuntas pada 31 Oktober lalu. Rujukan online dalam Program JKN-KIS menuai banyak kritik. Oleh karena itu, sistem rujukan online ini akan dievaluasi secara menyeluruh. Halaman 12

Mangupura (Bali Post) Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT0805 DenpasarSurabaya, Rabu (31/10) sempat tertunda keberangkatannya. Dari informasi yang didapat, tertundanya keberangkatan pesawat tersebut diduga karena kegagalan mesin. Pesawat yang dijadwalkan berangkat dari Bandara Ngurah Rai pada Rabu (31/10) pagi pukul 08.25 ini akhirnya ditunda beberapa jam. Bahkan, seluruh penumpang diturunkan kembali dari pesawat. Dihubungi Kamis (1/11) kemarin, Communication Head and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, membenarkan hal itu. Menurutnya, penundaan keberangkatan itu diakibatkan oleh alasan teknis. Namun hal itu langsung ditangani. ‘’Pukul 11.35, pesawat diberangkatkan kembali menuju Surabaya,’’ katanya. Sementara itu, pihak Station Manager District Lion Air Denpasar yang dihubungi via telepon, belum memberi tanggapan. (kmb23)

Bertemu Boeing

Menhub Minta Klarifikasi Kesesuaian Pilot

Jakarta (Bali Post) – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menemui pihak Boeing untuk meminta klarifikasi kesesuaian pilot pesawat Boeing-737 Max 8. ‘’Dengan Boeing, akan kita sampaikan detail apa yang perlu diklarifikasi. Kita juga minta kejelasan soal proposal pesawat ini, mungkin saja ada ketidakcocokan pesawat ini dengan kompetensi pilot,’’ kata Budi dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/11) kemarin. Tiga hal yang dievaluasi, kata Menhub, yaitu terkait ketinggian, kendali terbang (flight control), dan kecepatan. ‘’Nanti kita mintakan secara detail, Boeing merencanakan pesawat ini bagaimana, mengoperasikan bagaimana, investigasinya bagaimana, dan bagaimana menyiapkan tenaga pilot,’’ kata Menhub. Hal. 15 Laik Terbang

Denpasar Tetap Jadi Pilihan Sejumlah kabupaten di Bali mengalami krisis dokter spesialis. Di Klungkung, misalnya. Di RSUD Klungkung saat ini baru ada 36 dokter spesialis, padahal kebutuhannya 62 orang. Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, Senin (29/10) menyampaikan, kekurangan dokter spesialis ini sudah terjadi sejak dulu. Diakuinya, cukup sulit memenuhi kekurangan tersebut. Sebab, dokter spesialis lebih memilih bertugas di Kota Denpasar. Selain ada rumah sakit pemerintah, di sana juga ada banyak rumah sakit swasta. Ia pun sempat berharap pada peluang penerimaan CPNS tahun ini untuk memenuhi kekurangan dokter spesialis. Hal. 15 Spesialis Saraf

Halaman 3

Lion Air JT0805 Denpasar-Surabaya Ditunda Berangkat

Putra Suteja Ketua IDI Bali

Hampir semua kabupaten di Bali kekurangan dokter spesialis, kecuali Badung dan Bangli. Sementara Kota Denpasar juga sudah cukup bahkan melebihi bila mengacu pada rasio jumlah dokter spesialis dengan jumlah penduduk. Mengapa dokter spesialis menjauhi kabupaten?

Uji Coba Berakhir, Rujukan ‘’Online’’ akan Dievaluasi

Lima Dusun di Tukadaya Krisis Air Bersih Halaman 10

’’ …berdasarkan Permenkes I Tahun 2012 adalah dirujuk menuju fasilitas kesehatan (faskes) sesuai dengan kompetensinya. Kalau harus ke RS tipe B, kenapa harus ke RS tipe C dan D lagi.’’

Kotak Hitam Terbenam Lumpur di Kedalaman 35 Meter Tim Pencari Sempat Putus Asa Karawang (Bali Post) – Sertu Marinir Hendra Syahputra dari Kesatuan Taifib Korps Marinir sempat putus asa mencari kotak hitam pesawat Lion Air JT610 akibat derasnya arus bawah laut perairan Karawang, Kamis (1/11) siang. ‘’Begitu kami turun arusnya kencang. Kemudian dengan keterbatasan, kita menggunakan tali untuk tidak terbawa arus karena tali tersebut agak menghambat kami,’’ kata Hendra dalam siaran persnya. Kotak hitam, bagian dari pesawat Lion Air JT610 yang jatuh pada Senin (29/11) di Tanjung Karawang, ditemukan Hendra saat menyelam di kedalaman 35 meter. Ia bersama timnya hanya berbekal alat yang bisa menangkap sinyal black box hingga kedalaman 35 meter ke dasar laut. Di area yang memancarkan sinyal black box, hanya didapati sedikit serpihan pesawat yang membuat Hendra dan penyelam lain ragu. Namun, sinyal itu terus diikuti hingga mengarah pada endapan lumpur yang

menutup sebagian kotak hitam di dasar laut. ‘’Kami sempat putus asa karena arus sangat kencang, tetapi kami percaya dan yakin dengan tekad dan hati yang ikhlas serta mengikuti alat yang kami bawa, kami kecilkan areanya lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lumpur tersebut dan mendapatkan black box,’’ ungkapnya. Me nt e ri P e rhub ung a n Budi Karya Sumadi, Kamis kemarin, mengatakan kotak hitam pesawat Lion Air JT610 akan langsung dikirim ke Jakarta melalui Pelabuhan Tanjung Priok. ‘’Kami mengapresiasi TNI dan Basarnas dalam penemuan black box dan elemen tersebut akan dibawa ke Tanjung Priok,’’ katanya. Menhub belum mengetahui apakah kotak hitam tersebut Flight Data Recorder (FDR) yang merekam kegiatan di kabin atau Cockpit Voice Recorder (CVR). Kotak hitam itu dikirimkan ke KNKT untuk dilakukan investigasi. (ant)

Bali Post/ant

KOTAK HITAM - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air yang ditemukan tim SAR gabungan di KR Baruna Jaya I, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11) kemarin.

Bali Rentan Rabies, Koster Ajak Warga Rawat Anjing dengan Benar

BUKA FAVA - Gubernur Bali Wayan Koster saat membuka Kongres Asosiasi Dokter Hewan Asia (FAVA) ke-20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis (1/11) kemarin.

SAMPAI saat ini isu penyakit zoonosis di Pulau Bali masih menjadi permasalahan yang belum dapat diatasi. Salah satunya penyakit rabies yang sudah terjadi sejak tahun 2008. Hal ini disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat membuka Kongres Asosiasi Dokter Hewan Asia (FAVA) ke20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis (1/11) kemarin. Menurutnya, berbagai upaya yang telah dilakukan termasuk dengan penerbitan Perda No.15 Tahun 2009 tentang Pengendalian dan Pemberantasan Rabies belum bisa membebaskan Bali dari ancaman rabies. ‘’Seiring dengan peningkatan populasi anjing yang

sangat cepat, saya mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku dalam memelihara dan merawat anjing secara baik dan benar untuk tidak meliarkan anjing piaraannya,’’ kata Koster. Ia juga menambahkan, kebiasaan membuang anjing betina di jalan atau tempat-tempat yang berpotensi menambah populasi anjing liar, sangat rentan sebagai penular rabies. Koster berharap pertemuan di BNDCC ini akan menambah pengetahuan, wawasan serta memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat. ‘’Kongres ini akan menjadikan momentum bagi seluruh delegasi yang hadir dalam memunculkan pemikiran-pe-

mikiran yang cerdas, imajinatif, dan inovatif yang bersifat membangun dan memberikan solusi yang berkualitas dalam mengatasi berbagai permasalahan yang muncul di bidang kedokteran hewan maupun kesehatan masyarakat,’’ ujarnya. Ketua Panitia Prof. Drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto mengatakan, Kongres FAVA ke-20 yang dilaksanakan 30 Oktober - 3 November 2018 bersamaan dengan Kongres IVMA ke-28, The 40th FAVA Council Meeting, 15th IVMA International Veterinary Scientific Conference and Animal Health Expo, The 2nd JSPS Core-to-Core Program Tripartite Meeting, The 1st FAVAAVA Joint Meeting, ASEAN

Veterinary Statutory Body Network (AVSBN) Meeting, Meeting of IVMA’s Organizations of Veterinary Specialty and Scientific Interest Groups, Indonesian Animal Hospital Association (ARSHI) Meeting dan the 16th PIDHI Meeting. Seluruh kegiatan ini akan melibatkan sekitar 1.000 orang lebih peserta yang datang dari berbagai negara. Acara pembukaan dihadiri Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Dr. Drh. I Ketut Diarmita, Presiden Asosiasi Dokter Hewan Indonesia (IVMA) Dr. Drh. Heru Setijanto dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Drh. I Wayan Mardiana, M.M. (ad044)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.