Edisi Minggu 2 juni 2019 | balipost.com

Page 1

Bali Post

balipost http://facebook.com/balipost

SEJAK 1948

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pengemban Pengamal Pancasila

Bulan Bung Karno

Koster Yakin Generasi Milenial akan Teladani Bung Karno

Pentas Teatrikalisasi Puisi dan Oratorium Pukau Ribuan Penonton Acara Peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno pada Sabtu (1/6) petang di panggung terbuka Ardha Chandra, Taman Budaya Provinsi Bali, berlangsung sukses dan semarak. Rangkaian acara Bulan Bung Karno akan berlangsung sebulan penuh dan mengusung tema Gerakan Kekuatan Pancasila (The Movement of Pancasila Power). Pemanggungan teatrikalisasi puisi oleh Ibu Putri Suastini Koster serta Oratorium Kolosal “Gerakan Kekuatan Pancasila” disambut gemuruh tepuk tangan oleh ribuan penonton dari berbagai elemen masyarakat yang menyesaki panggung terbuka itu. Anggota Satuan Tugas Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat

Bali karena telah mempelopori gelora kebangkitan Pancasila. Provinsi Bali, menurutnya, akan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia. “Tanah Dewata ini telah mempelopori bangkitnya kekuatan Pancasila sebagai visi dan arah pembangunan bangsa. Di dalam Pancasila itulah roh Sukarno hidup. Semoga roh Sukarno kembali bergema di Bali,” harapnya. Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya mengingatkan akan pentingnya peran Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. “Selama 74 tahun perjalanan Bangsa dan Negara kita, Pancasila telah menjadi kekuatan utama yang menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, sebuah negara bangsa yang terdiri dari 300 suku bangsa, memiliki 700 bahasa, dan 17.000-an pulau. Tanpa adanya sebuah

ideologi dasar dan landasan filosofis seperti Pancasila, tentunya akan sulit membayangkan bagaimana perjalanan bangsa kita ini untuk mencapai tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” paparnya. Koster mengingatkan bahwa peristiwa bersejarah seperti itu harus tetap abadi dalam memori kolektif Bangsa Indonesia. “Ingat pesan Bung Karno tentang Jasmerah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,” ujarnya. Pesan itu disampaikan Bung Karno dalam pidatonya pada 17 Agustus 1966. Bung Karno menegaskan “Peganglah yang telah kita miliki sekarang, yang adalah akumulasi daripada hasil semua perjuangan kita di masa lampau. Jikalau engkau meninggalkan sejarah, engkau akan berdiri di atas vacuum, engkau akan

berdiri di atas kekosongan dan lantas engkau menjadi bingung.” Sejarah mencatat bahwa rumusan Pancasila pertama kali dipaparkan oleh Bung Karno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945 di Jakarta. “Malam ini kita berkumpul di sini untuk memperingati 74 tahun Hari Lahir Pancasila serta untuk mengenang dan menghormati Bung Karno, Bapak Pendiri Bangsa yang telah merumuskan dasar negara kita,” ujarnya. Untuk menunjukkan rasa hormat dan bakti kepada Bung Karno sebagai Bapak Bangsa, maka Pemerintah Provinsi Bali menyelenggarakan Bulan Bung Karno yang akan diselenggarakan setiap tahun pada Bulan Juni. Bulan Bung Karno berisi rangkaian kegiatan yang berlangsung selama sebulan. Hal. 11 Siapkan Pergub

Ani Yudhoyono Berpulang

Paling Suka Jepret Atraksi Pawai PKB Ani Yudhoyono, istri dari Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu (1/6) pukul 11.50 WIB berpulang setelah sempat dirawat di National University Hospital Singapura. Mendiang Ibu Negara 2004-2014 ini wafat setelah berjuang melawan kanker darah yang diidapnya sejak lama. Pemilik nama asli Kristiani Herrawati lahir di Yogyakarta pada 6 Juli 1952. Ani meninggal dunia di usia ke-67 tahun. Jenazah kini disemayamkan di KBRI Singapura. Semasa hidupnya, Ani Yudhoyono sangat menyukai fotografi dan berkebun. Lewat akun Instagram- nya, Ani kerap mengunggah foto-foto hasil jepretannya. K e t i k a mendampingi SBY selama 10 tahun menjadi Presiden, Ani Yudhoyono tak pernah ketinggalan mengabadikan uniknya pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB). Dengan mengenakan pakaian adat Bali,

Ani Yudhoyono tampak sibuk menjepret aneka jenis atraksi di PKB. Kepada wartawan Bali Post, Ani Yudhoyono mengatakan bahwa dia tak pernah bosan menjepret khazanah budaya Bali. Selalu ada yang baru dan selalu ada tradisi langka yang diangkat setiap PKB. ‘’Yah pokoknya senang saja,’’ katanya dalam sebuah pembukaan PKB. Kariernya sebagai ibu negara lebih banyak mendampingi hampir semua kegiatan suaminya sebagai presiden dan juga aktif di berbagai kegiatan organisasi. Dia tercatat sebagai Pelindung Nasional Women Internasional Club (WIC), Pelindung Utama Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Bahkan dia juga masuk pengurus Partai Demokrat, partai politik bentukan suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono. Selain aktif dalam urusan kenegaraan, Ani Yudhoyono juga dikenal dekat dengan keluarga. Almarhumah meninggalkan dua anak dan empat orang cucu. Rencananya Sabtu malam jenazah akan diberangkatkan dengan pesawat Hercules ke Indonesia. Jenazah akan diterima lewat upacara militer. Ani Yudhoyono akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Minggu ini setelah disalatkan di Rumah Duka di Cikeas. Presiden Jokowi d a n W a pres Jusuf Kalla a k a n melayat Minggu ini di rumah duka. Seperti diketahui, kondisi Ani sempat turun sejak beberapa hari belakangan ini dan dirawat di ruang ICU. Ani Yudhoyono dirawat sejak Februari lalu karena sakit kanker darah. (kmb/ sue)

PKB - Ani Yudhoyono (alm.) dan SBY saat menghadiri PKB di Bali.

Tak Percaya Terkena Leukemia Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, memiliki cerita tersendiri atas wafatnya Kristiani Herrawati atau lebih dikenal Ani Yudhoyono. Dia bercerita kalimat terakhir Ani yang disampaikan kepadanya saat terakhir menjenguk. Ani Yudhoyono tak percaya dirinya sampai terkena kanker darah atau leukemia karena merasa energik. Lalu apa itu kanker darah? Dari sejumlah sumber diperoleh bahwa kanker darah adalah sebutan umum untuk sekelompok penyakit kanker yang menyerang jaringan pembentuk darah di tubuh. Gejalanya bisa berupa mudah memar. Ciri khas kanker darah adalah munculnya memar secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Hal ini karena kanker membuat fungsi pembekuan darah ter-

ganggu sehingga perdarahan yang terjadi di bawah lapisan kulit akan sulit untuk berhenti. Memar tanda karena kanker darah seiring berjalannya waktu bisa semakin luas. Kedua, adanya benjolan. Apabila kanker darah yang menyerang termasuk dalam jenis kanker limfoma (kalenjar getah bening), maka salah satu tanda khasnya adalah benjolan muncul di sepanjang sistem kelenjar getah bening. Ketua Perhimpunan HematologiOnkologi Medik (Perhompedin) Profesor Dr. dr. Arry H Reksodiputro, SpPDKHOM, menjelaskan, spesifiknya benjolan umum muncul di area leher, ketiak, dan pangkal paha. Selanjutnya penyandang kanker darah bisa mengalami gejala anemia seperti kelelahan ekstrem. Konsultan Onkologi Anak Profesor Dr. Max F.j. Mantik,

SpA(K) pernah mengatakan, karena anemia ini juga, seorang pasien mungkin akan terlihat pucat. Gejala lainnya, kurus mendadak. Penurunan berat badan yang mendadak tanpa sebab yang jelas juga bisa jadi tanda awal penyakit kanker darah. Sel kanker membuat karbohidrat atau zat gula di dalam tubuh penderitanya terkuras, mereka juga mengeluarkan zat yang membuat lemak leleh, otot leleh. Akibatnya berat badan sebagian besar penderita kanker bisa turun drastis. Kanker ini menyebabkan terganggunya fungsi sel darah dalam melawan infeksi, maka seorang pengidap akan jadi berisiko terserang berbagai penyakit lainnya. Pada kasus pengidap kanker darah infeksinya akan lebih sulit sembuh dibanding pasien lain karena sistem imunnya yang lemah. (kmb)

BUNG KARNO - Gubernur Bali Wayan Koster saat pidato di Bulan Bung Karno di Taman Budaya, Sabtu malam (1/6) kemarin.

Pancasila, Rumah Bangsa Indonesia

Jakarta (Bali Post)Presiden Jokowi memimpin peringatan Hari Lahirnya Pancasila, Sabtu (1/6) kemarin di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon Raya, Jakarta Pusat. Saat itu Jokowi mengenakan pakaian khas Jawa, sedangkan undangan lainnya mengenakan pakaian adat Nusantara.

BPM/ade

PANCASILA - Presiden Jokowi bersama Megawati di acara peringatan Hari Lahirnya Pancasila, Sabtu (1/6) kemarin. Jokowi menekankan peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni, dijadikan momen dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk meneguhkan komitmen dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Dia ingin masyarakat hidup dalam toleran dan kerukunan. “Serta melawan paham-paham antiPancasila, dan bahaya terorisme serta separatisme yang bisa mengancam persatuan bangsa kita,” katanya. Jokowi mengatakan Pancasila merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia. Pancasila juga jadi pemandu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Yang menjadi benteng untuk menghadapi ideologiideologi lain. Yang menjadi rumah bersama bagi seluruh komponen bangsa,” katanya. Dikatakannya, Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar dan majemuk telah mampu menghadapi masamasa sulit. Bahkan, Indonesia semakin kokoh bersatu

dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa ke depan. “Selama 74 tahun perjalanan Republik Indonesia, telah membuat bangsa kita bangsa yang dewasa dan matang. 74 Tahun yang penuh dinamika, naik dan turun, tetapi kita bisa mengelolanya, mampu mengelolanya dan semakin memperkokoh persatuan kita,” tambahnya. Namun, masih ada berbagai persoalan yang harus dihadapi bangsa Indonesia ke depan. Jokowi menyebut kemiskinan dan ketimpangan sosial masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia. “Beberapa permasalahan dalam negeri seperti kemiskinan dan ketimpangan juga masih menjadi tantangan serius kita. Tetapi kita harus optimis, kita harus yakin telah berada pada jalur yang benar. Kita telah membangun infrastruktur yang telah mempersatukan bangsa kita. Kita telah berhasil menurunkan angka kemiskinan, kita telah berhasil

menurunkan ketimpangan, dan kita berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan peluang kerja di tengah ekonomi dunia yang sedang bergejolak,” jelas Jokowi. Dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Jokowi juga menyinggung soal proses demokrasi di Indonesia. Dia menyebut proses demokrasi di Indonesia telah dikelola dengan baik dari waktu ke waktu. Konstitusi selalu dipegang teguh oleh bangsa Indonesia, di mana nilai-nilai Pancasila merupakan pemandu yang jadi rumah bersama bagi bangsa. “Setiap tantangan yang mengganggu persatuan bangsa dan mengganggu Pancasila, harus menambah kedewasaan kita. Semakin dewasa dalam berdemokrasi, dan semakin strategis dalam melangkah untuk kemajuan bangsa dan semakin dewasa dalam menjaga kesatuan dan ketentraman kita,” katanya. (kmb)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Minggu 2 juni 2019 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu