Edisi Sabtu 01 Desember 2018 | balipost.com

Page 1

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

16 HALAMAN

NOMOR 103 TAHUN KE 71

Bali Post

balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost

SEJAK 1948

@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

TOKO MODERN MILIK DESA ADAT

EKONOMI

Dari Kita untuk Kita

Rupiah Berpeluang Menguat Jakarta (Bali Post) – Mata uang rupiah masih berpotensi melanjutkan momentum penguatan, asalkan tidak ada kondisi eksternal yang bergejolak. Jumat (30/11) pagi nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 16 poin ke posisi 14.345 dibandingkan sebelumnya 14.361 per dolar AS. ‘’Kita masih punya ruang untuk penguatan rupiah. Masih bisa tembus ke arah 13.000-an. Dengan catatan tidak ada yang aneh-aneh,’’ ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Jumat kemarin. Darmin mengatakan, salah satu kondisi eksternal yang bisa memberikan dampak adalah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Cina Xi Jinping pada sela-sela Pertemuan G-20 di Argentina. Menurutnya, pertemuan tersebut berpotensi mengurangi tensi perang dagang serta memberikan alasan bagi penguatan rupiah, apabila tercipta kesepakatan yang saling menguntungkan. ‘’Kalau Trump ketemu Xi, tapi tidak ada kesepakatan untuk meredakan perang dagang, pasti ada tekanan lagi,’’ ujarnya.

Selain itu, kondisi eksternal lainnya yang bisa memberikan pengaruh ke pergerakan mata uang adalah kemungkinan Bank Sentral AS (The Fed) tidak akan menyesuaikan suku bunga acuan pada Desember 2018. Melihat situasi saat ini, Darmin memastikan penguatan rupiah yang disertai dengan masuknya arus modal merupakan momentum yang harus dipelihara. Untuk itu, pemerintah terus melakukan pembenahan terhadap neraca transaksi berjalan untuk menekan defisit dan memperkuat fondasi perekonomian. ‘’Kalau rupiah menguat, kemudian modal mulai masuk, atau lebih besar lagi masuknya, maka transaksi modal dan finansial bisa mengimbangi defisit transaksi berjalan,’’ ujarnya. Dengan kondisi tersebut, Darmin menyakini rupiah bisa makin terapresiasi dan bergerak mendekati nilai fundamental. Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 16 poin ke posisi 14.345 dibandingkan sebelumnya 14.361 per dolar AS. Hal. 15 Pasar Global

Polda Bali SP3-kan Kasus KKM Denpasar (Bali Post) Ribuan warga di Karangasem awal tahun 2009 sempat terkejut atas aksi penggerebekan kantor Koperasi Karangasem Membangun (KKM). Waktu itu disinyalir adanya dugaan tindak pidana perbankan, dan ditengarai akan menjadi fenomena gunung es karena nasabah KKM diberikan keuntungan yang berlipat, serta pola bisnisnya diduga menyerupai multilevel. Ketika itu banyak masyarakat tergiur untuk berinvestasi di KKM yang saat itu dikomandoi I Gede Putu Kertia. Bahkan tak jarang warga Karangasem menjual hewan peliharaan seperti babi, sapi, bahkan kambing untuk ikut berinvestasi di KKM yang berkantor di Subagan, Karangasem. Namun apa daya, ribuan masyarakat yang bermaksud mendapatkan untung jus-

Diduga Depresi, Turis Jerman Tembak Kepalanya Diduga karena depresi akibat mengidap penyakit deabetes serta gagal ginjal, turis asal Jerman, Roland Fraster bunuh diri dengan cara menembak kepalanya menggunakan senpi jenis FN. Ia ditemukan tergeletak di lantai kamar tidurnya di Jalan Sekuta, Denpasar Selatan. Halaman 2 Tim Yustisi Pasang Portal di Eks Galian C Penambang liar kerap beraktivitas di eks galian C Klungkung. Meski sudah berulang kali disidak dan diperingatkan, mereka belum juga jera. Tim Yustisi Pemkab Klungkung akhirnya memasang portal, sehingga para penambang liar tidak bisa keluar-masuk dengan leluasa. Halaman 12

Gubernur Bali menggagas pendirian toko modern yang dimiliki desa adat. Selain membatasi gerak toko berjaringan nasional, tentu tujuan akhirnya meningkatkan ekonomi di desa, dari kita untuk kita. Gagasan ini pun disambut positif. Namun diingatkan, jangan hanya dibentuk, tetapi harus diikuti pelatihan teknologi, penataan barang termasuk manajemen keuangannya.

MASIH TERGENANG - Permukiman di Pengambengan, Jumat (30/11) kemarin masih tergenang banjir. Puluhan rumah warga di kawasan hilir ini terendam air sejak Selasa malam dan belum surut.

tru menjadi buntung. Polda Bali menggerebek KKM dan sempat membekukan operasionalnya. Ribuan warga kemudian mendatangi kantor KKM guna menuntut kejelasan dana mereka. Sementara Polda Bali mengamankan beberapa barang bukti. Dua orang pengurus KKM dijadikan tersangka dan ditahan polisi. Mereka adalah I Gede Putu Kertia dan I Nengah Wijanegara. Namun pascadibidik di tahun 2009 hingga tahun 2018, kasus tersebut tak kunjung selesai. Berkas hingga sebelas kali bolak-balik dari kepolisian ke kejaksaan. Namun unsur pelanggaran belum ditemukan. Akhirnya, 21 Juni 2018 kasus KKM itu dihentikan. Polda Bali melalui Direskrimsus mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3). Hal.15 Perbuatan Pidana

Warga Peminge Blokir Pintu Masuk Hotel Warga Desa Adat Peminge memblokir pintu masuk Hotel Kempinski di kawasan Peminge, Kuta Selatan. Warga yang berjumlah puluhan orang tersebut datang sejak pukul 10.00 Wita dengan membawa serta truk bermuatan limestone atau batu kapur. Limestone tersebut kemudian diturunkan di depan portal pintu masuk hotel. Dari informasi yang dihimpun, kejadian ini dipicu ketidakpuasan warga terhadap proses perekrutan karyawan di hotel tersebut. Halaman 3 Sebulan, 10 Kasus HIV Ditemukan Setiap bulan kasus HIV baru di Tabanan ditemukan rata-rata 10 kasus. Mulai meningkatkan penemuan kasus baru HIV ini karena sudah mulai banyak layanan kesehatan yang dapat diakses. Setiap puskesmas sudah bisa melakukan tes HIV. Halaman 7

Banjir di Jembrana

Bukti Rapuhnya Kawasan Penyangga

Hujan deras yang mengguyur wilayah Jembrana, Selasa (27/11) malam, berdampak sangat masif. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, banjir pada awal pekan lalu merupakan yang paling banyak dampaknya. Tercatat lebih dari 20 titik banjir dan terjadi enam titik longsor. Banjir menggenangi ratusan rumah penduduk dan perkantoran pemerintah. Kecamatan Jembrana terdampak paling besar pada hujan lebat awal minggu ini. Hampir seluruh desa dan kelurahan di kecamatan tersebut terkena dampaknya. Yang paling parah terdampak adalah Kelurahan Loloan Timur, Pendem dan Dauhwaru serta Pengambengan. Bahkan dua hari pascahujan, banyak permukiman warga masih tergenangi air. ‘’Ini harus menjadi catatan. Baru beberapa jam saja hujan deras sudah seperti itu. Inilah pentingnya kawasan penyangga,’’ ujar anggota DPRD Jembrana I Komang Adiyasa, Jumat (30/11) kemarin. Menurutnya, hutan sebagai kawasan penyangga agar jangan diutak-atik, apalagi dirambah. Mulai dari hulu, kelestarian sudah harus dijaga, sehingga debit air yang mengalir ke hilir paling tidak bisa berkurang. Saat ini Kabupaten Jembrana memang sudah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Namun, menurutnya, harus ada koordinasi lintas-instansi apabila terjadi banyak lokasi yang terdampak seperti pada Selasa malam lalu. Belum lagi penanganan pascabanjir, yang memerlukan banyak tindakan. Mulai dari penyediaan air bersih, penanganan penyakit hingga perbaikan infrastruktrur yang rusak. Dengan terbatasnya personel BPBD yang baru terbentuk, pihaknya menyangsikan bisa tertangani dengan tuntas. Faktanya tidak semua titik bencana bisa disentuh oleh tim Tagana dan BPBD.

‘’Ini harus kita dorong untuk merekrut tenaga ahli di bidang kebencanaan atau menarik tenaga kontrak yang ada untuk dilatih dalam bidang kebencanaan,’’ tandas anggota Fraksi Hanura DPRD Jembrana ini. Data yang dihimpun di BPBD Jembrana, banjir yang melanda di wilayah Jembrana, Selasa malam terjadi hampir di 20 titik di wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana. Selain itu hujan juga menyebabkan tanah longsor di enam titik. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 200 juta lebih. Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila AP mengatakan, banjir yang terjadi di sejumlah lokasi pada Selasa malam merupakan yang paling besar selama ini. Pihaknya mencatat ada puluhan titik yang terdampak banjir meskipun hanya beberapa jam air sudah surut kembali. Dari evaluasi, pemicu banjir di permukiman warga ini karena banyaknya saluran air yang tersumbat. Belum lagi beberapa aliran sungai yang menyempit. Meskipun banyak titik, BPBD bersama Tagana berupaya melakukan penanganan. Hingga Jumat kemarin, pihaknya juga masih siaga dan melakukan penanganan di titik-titik yang masih tergenangi air. Terutama di Desa Pengambengan yang lokasinya paling hilir. Puluhan rumah warga masih tergenangi air, dipicu kondisi saluran yang tidak lancar. (kmb26)

Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali mendukung penuh ide Gubernur terkait toko modern dengan kepemilikan desa adat. Terlebih, toko modern itu dibuat dalam rangka mengembangkan ekonomi di pedesaan atau desa adat. Nantinya, toko-toko modern dengan kepemilikan desa adat juga bisa dijadikan badan usaha milik desa (BUMDes). ‘’Jadi kan nanti membuka lapangan pekerjaan dan juga kita belajar maju, bersaing dengan toko-toko modern di luar daripada milik desa pakraman, sehingga nantinya desa pakraman juga memiliki kewenangan untuk mengatur,’’ ujar Bendesa Agung MUDP Jero Gede Suwena Putus Upadesa, Jumat (30/11) kemarin. Menurut Jero Suwena, ketika desa adat memiliki toko modern sendiri, tentu bisa dibuat suatu aturan bahwa toko modern lain, apalagi yang berjaringan, tidak diperkenankan untuk berusaha di desa adat. Terutama di

desa adat yang terletak di daerah-daerah yang jauh dari kota. Ini akan memberikan ruang bagi masyarakat adat untuk menjadi pelaku usaha di desanya. Termasuk LPD yang merupakan salah satu lembaga keuangan di desa adat bisa ikut berperan. ‘’Nanti mungkin istilahnya ada cabang-cabangnya atau bidang, mungkin ada pariwisata, ada toko modern, sehingga kita tidak hanya berkutat dalam suasana ekonomi pedesaan yang lama itu. Yang penting; dari, untuk dan oleh masyarakat adat,’’ jelasnya. Jero Suwena menambahkan, pemerintah bisa membantu dalam hal pembiayaan, pengaturan serta pendampingan. Dalam hal ini, memberikan pengetahuan tentang bisnis kepada masyarakat adat. Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Bali I Made Budastra menilai ide Gubernur sebagai bentuk keberpihakan kepada masyarakat. Hal. 15 Hal Positif

Munculkan Produk Lokal RENCANA membangun toko swalayan di setiap desa akan berpotensi meningkatkan atau memajukan masyarakat, baik ekonominya maupun keterampilan masyarakat. Karena produk UMKM bisa terfasilitasi di toko swalayan. Jadi permasalahan pemasaran yang selama ini dialami UMKM juga akan teratasi dengan adanya toko swalayan desa adat. ‘’Sangat potensial asal itu dibikin oleh desa adat antara swalayan yang satu dengan yang lain dikoordinir oleh koordinator,’’ demikian disampaikan Prof. I Wayan Ramantha, akademisi Unud, Jumat (30/11) kemarin. Namun, koordinator ini harus profesional mengelola toko swalayan tersebut. Tidak sekadar mendirikan toko swalayan, namun keberlangsungannya tidak diperhatikan. Produk UMKM yang dibuat oleh masyarakat bisa terserap di toko tersebut. Produk-produk tersebut perlu dikoordinatori oleh koordinator yang menempatkan produk tersebut di beberapa swalayan milik desa. Koordinator yang profesional ini yang memikirkan tentang supply, seleksi, penyaluran, jumlah, pembayaran, memfasilitasi pelaku usaha masyarakat desa dengan produsen untuk mendapatkan bahan baku, dll. Dengan terjaga supply dan demand, masyarakat bisa mendapat harga yang lebih murah, se-

hingga tidak kalah saing dengan toko swalayan lainnya. Sama seperti Koperasi Unit Desa (KUD). Ada koordinator KUD yang disebut Pusat KUD. ‘’Nah ini, toko swalayan ini juga seperti itu, tinggal pikirkan nama. Itu tujuannya agar mendapatkan harga yang lebih murah, sehingga bisa dijual grosir,’’ ujarnya. Setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga produk yang dihasilkan juga berbeda-beda. Fenomena yang terjadi saat ini yaitu peralihan penduduk usia produktif yang lebih banyak bekerja di kota daripada di desa. Sehingga ini akan menjadi tantangan desa dalam hal mendapatkan SDM yang profesional untuk pengelolaan toko swalayan. Namun dalam jangka panjang akan menjadi peluang bagi desa untuk berkembang lebih baik lagi. Dengan adanya toko swalayan akan merangsang masyarakat bekerja secara profesional membangun desa. Apalagi sekarang sarjana diarahkan ke desa. Rencana toko swalayan di desa ini dipercaya lebih meningkatkan ekonomi desa. Bercermin dari LPD yang awalnya dirasa sulit untuk mengelola, hasilnya baru terlihat setelah puluhan tahun. Ia optimis toko swalayan ini akan meningkatkan ekonomi desa. Hal. 15 Sangat Besar

Tumpek Bubuh

Jangan Hanya Simbolik, tetapi Perilaku Konkret

Oleh I Gusti Ketut Widana

SUDAH menjadi kelazim a n b ahwa praktik keagamaan umat Hindu lebih menekankan pada pendekatan ritualistik. Bahkan seperti sudah menjadi keharusan, apa pun suatu permohonan itu selalu diawali dan atau diakhiri dengan ritual. Padahal mencapai tujuan hidup berkeagamaan tidak cukup hanya dengan ritual. Sebab, ritual itu bukan tujuan melainkan hanya jalan, itu pun masih berada di tataran simbolik, yang memang mengandung makna, namun tetap memerlukan laksana, perilaku nyata untuk mewujudkannya. Inilah yang disebut sebagai ritual ‘’simala’’ (simbol, makna dan laksana), unsur simbol menyiratkan makna, selanjutnya mensyaratkan umat melaksanakan pesan amanat

dalam praktik keseharian. Dalam konteks Tumpek Bubuh yang untuk kesekian kali dilaksanakan menjelang Galungan, pengalaman penting yang didapat untuk dijadikan kebiasaan adalah bagaimana umat Hindu bisa mulai membiasakan diri untuk tidak hanya melakukan ritual persembahan (sesaji/ bebanten) guna menghormati dan memuja Dewa Sangkara sebagai penguasa tumbuhtumbuhan, tetapi membuktikannya lewat perilaku konkret yang berkaitan dengan usaha perawatan, pemeliharaan dan pelestarian alam beserta segala isinya. Jika aktivitas yadnya tidak mampu menstimulus secara simultan makna simbolik ke dalam bentuk behavioristik (perilaku unggul), maka apa

yang tersaji dalam persembahan ritual ‘’simala’’ akan berubah menjadi yadnya ‘’simalakama’’. Artinya, bila ritual yadnya tidak dilaksanakan dikatakan salah, namun ketika kewajiban yadnya itu sudah dijalankan, ternyata belum juga mampu menunjukkan bukti keberhasilannya. Ritual yadnya yang dikonsepsikan sebagai media mengharmoniskan alam (bhuana agung) agar selalu harmonis dan hubungan antarmanusia (bhuana alit) semakin sinergis, pada kenyataannya masih belum terwujud sesuai doa mantra permohonan. Aktivitas ritual dengan sejumlah simbol dan kandungan maknanya akhirnya tidak selalu berbanding lurus alias belum berkorelasi positif

dan konstruktif dalam realita kehidupan sehari-hari. Ritual sebagai realisasi pelaksanaan yadnya terbukti masih tetap dominan bergerak dan bermain di tatanan konsep (simbolik), sehingga kandungan maknanya belum sepenuhnya terbukti dalam tataran konteks (praktik). Tak terkecuali dengan ritual Tumpek Bubuh yang dilaksanakan setiap enam bulan Bali sekali (210 hari) pada Saniscara Kliwon wuku Wariga, yang sekaligus sebagai penanda awal menjelang datangnya otonan gumi -- Galungan. Secara teologis, pelaksanaan Tumpek Bubuh adalah konsep bakti pemujaan kepada Dewa Sangkara (penguasa tumbuhan) yang telah memberi berkah anugerah kehidupan melalui keanek-

aragaman berbagai jenis tumbuhan/pepohonan. Secara filosofis Tumpek Bubuh tergolong ritual yang bermakna pengajaran tentang pentingnya cinta lingkungan. Sementara itu dalam praktiknya, ritual Tumpek Bubuh dilaksanakan dengan cara ngotonin sarwa tumuwuh, dalam hal ini diwakili tumbuhan kelapa yang memang berfungsi serba guna. Doa permohonan yang disampaikan pun berkisar pada harapan agar segala jenis tumbuhan/pepohonan yang bagian-bagiannya dibutuhkan (terutama buah-buahan) pada ritual suci Galungan, dalam hitungan waktu 25 hari ke depan dapat segera berbuah lebat. Kaki-kaki malih selae dina Galungan, mabuah apang nged nged,

begitu kira-kira ucap doanya. Pertanyaan kontemporer yang tergolong rasional, apakah dengan melaksanakan ritual Tumpek Bubuh, kebutuhan berupa bahan-bahan material ritual Galungan akan dapat dipenuhi dengan serta merta? Kenyataannya, dalam lingkup lokal saja, Pulau Bali yang juga disebut Pulau Wali sudah cukup lama tidak mampu memberikan kontribusi bagi pemenuhan bahan baku material ritual yadnya. Terpaksa sebagian besar kebutuhan ritual yadnya seperti busung (janur), slepan, ron, bunga, buah, termasuk kelapa, ayam, bebek, telur, bahkan semat dan kacang saur, dll. dipasok dari luar Bali. Hal. 15 Hasil Ritual


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Sabtu 01 Desember 2018 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu