Edisi 01 Februari 2016 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 164 TAHUN KE 68

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (102rb Like) http://facebook.com/balipost

Pengemban Pengamal Pancasila

Senin Umanis, 1 Februari 2016

@balipostcom (3,8rb Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Lagi, Desa Adat Kerobokan Deklarasikan Tolak Reklamasi

DESA Adat Kerobokan sejak 8 Desember 2013 telah menyatakan sikap menolak reklamasi Teluk Benoa. Pernyataan sikap tersebut berdasarkan hasil paruman 50 banjar yang ada di Desa Adat Kerobokan. “Surat pernyataan sikap itu ditandatangani 50 klian banjar,” tegas A.A. Putu Sutarja, S.H., Bendesa Adat Kerobokan.

Bali Post/ant

PELANTIKAN OKP - Polisi mengamankan seorang pria yang diduga membawa narkoba ketika akan menghadiri pelantikan organisasi kepemudaan (OKP) di Medan, Sumatera Utara, Minggu (31/1) kemarin. Pascabentrok antardua OKP pada Sabtu (30/1) yang mengakibatkan korban tewas, polisi memperketat pengamanan di sejumlah wilayah di Medan.

Novel Baswedan

Australia Terbuka

Djokovic Samai Rekor Emerson

Melbourne Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic menundukkan Andy Murray dengan straight set untuk menyamai rekor petenis Australia Roy Emerson juara enam kali Australia Terbuka dan sekaligus memperkuat cengkeramannya pada tenis putra dunia dalam final turnamen itu, Minggu (31/1) kemarin. Petenis Serbia itu menang 6-1, 7-5, 7-6 (7/3) dalam waktu dua jam 53 menit untuk membuat Murray menelan kekalahan kelima pada final Australia Terbuka. Djokovic menyamai rekor Roy Emerson yang menjuarai turnamen ini enam kali antara 1961 sampai 1967, pencapaian yang selama 49 tahun terakhir tidak pernah tersamai. Hal. 19 Urutan Kelima

Bali Post/ant

nolakan tersebut merupakan murni aspirasi dari masyarakat Desa Adat Kerobokan. “Kami bukan dengan niat diri sendiri, tetapi ini adalah niat dari masyarakat, tidak ada pengaruh dari orang lain, apalagi ada indikasiindikasi, permainan-permainan yang kami tidak tahu. Intinya kami di Desa Adat Kerobokan selaku perwakilan dari Desa Adat Kerobokan menolak reklamasi,” tegasnya. Ia berharap agar aspirasi tersebut didengar karena merupakan aspirasi masyarakat. “Kalau bisa urungkan niat untuk reklamasi Teluk Benoa supaya kami warga Bali khususnya di Kerobokan bisa selamat dari abrasi,” ujarnya. I Made Susila, Penggagas Anakanak Kerobokan (Anker) Bersatu, mengatakan sebelum uji amdal dilakukan, Desa Adat Kerobokan telah menolak reklamasi karena mengkhawatirkan terjadinya dampak lingkungan. “Kalau memang ini betul-betul niatnya revitalisasi, kenapa tidak dari ujung Karangasem sampai pesisir Sanur yang sudah terjadi abrasi, kenapa itu tidak direvitalisasi. Saya yakin, kalau betul-betul murni niatnya revitalisasi di kawasan Teluk Benoa, saya yakin dia akan tiarap,” tegasnya. (kmb42)

Sidang Novel 12 Februari Bengkulu (Bali Post) – Pengadilan Negeri Bengkulu menj adwal k an s i dang per dana pi dana umum untuk penyidik KPK Novel Baswedan dilaksanakan 12 Februari 2016. Humas Pengadilan Negeri Bengkulu, Immanuel, mengatakan sidang digelar paling lambat dua minggu setelah dakwaan dilimpahkan ke pengadilan. “Nanti hari Senin (1/2) sudah kita ketahui jadwal

pasti sidangnya,” katanya. Sementara itu, tim jaksa penuntut umum kasus hukum Novel Baswedan, Jabal Nur, mengatakan sudah menyerahkan surat dakwaan dan seluruh barang bukti untuk persidangan. “Untuk barang bukti ada tiga pistol, satu proyektil peluru, buku panduan penggunaan pistol dan lainnya,” katanya. Novel Baswedan menjadi tersangka perkara

penganiayaan berat terhadap pencuri sarang burung walet di Bengkulu pada 2004, sewaktu menjabat Kasat Reskrim Kepolisian Resor Kota Bengkulu. Atas dilimpahkanya berkas Novel tersebut, sejumlah pegiat antikorupsi meminta agar aparat penegak hukum menghentikan kasus Novel. Sebab, sejak awal kasus ini mencuat, dinilai kental dengan kriminalisasi dan penuh kejanggalan serta rekayasa. Hal ini terjadi sejak Novel menyidik perkara kasus korupsi Simulator SIM di Korlantas Polri yang menjerat Irjen Pol. Djoko Susilo. ‘’Pilihan untuk menghentikan kasus ini ada di tangan kejaksaan (Jaksa Agung). Baik dengan menerbitkan Surat Keterangan Penghentian Penuntutan (SKP2) atau deponeering. Sudah seharusnya kasus yang penuh kriminalisasi ini dihentikan,’’ pinta Miko Ginting, pegiat antikorupsi dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Minggu (31/1)kemarin. Selain meminta agar kasus tersebut dihentikan, PSHK juga meminta agar pimpinan KPK yang baru mengambil sikap tegas perihal kasus yang membelit pegawainya. ’’Pimpinan KPK yang baru harus ambil sikap tegas terkait kasus ini. Ini bukan kasus yang bersifat personal tetapi institusional. Novel Baswedan dikriminalisasi ketika sedang menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai penyidik aktif KPK,’’ imbuh Miko. (wnd/ant)

Dilaporkan, Pemukulan Oleh Oknum Anggota DPR Jakarta (Bali Post) Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu dilaporkan staf ahlinya, Dita Aditia Ismawati, ke Bareskrim Polri atas dugaan penganiayaan. Menanggapi kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan anggota dewan tersebut, Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan pimpinan DPR tidak akan mengintervensi kasus hukum tersebut. Ade menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian terkait proses hukum yang sudah bergulir. “Saya kira kalau ada laporan itu kan dugaan. Kita harus dalami dan salurkan kepada institusi dengan mekanisme yang berlaku,” kata Ade Komarudin di Gedung DPR, Jakarta, Minggu (31/1) kemarin. Sementara di internal DPR, pihaknya menyerahkan kepada Fraksi PDI Perjuangan sebagai fraksi yang mewadahi Masinton di DPR. Ade enggan menilai

Hasil dari paruman tersebut sebelumnya telah diserahkan ke Tim Amdal Universitas Udayana. Ia menegaskan, Desa Adat Kerobokan selama ini tidak pernah terpengaruh oleh orang lain karena pihaknya sudah menyatakan menolak reklamasi itu tanggal 8 Desember 2013. Pernyataan sikap tersebut kembali dideklarasikan pada Minggu (31/1) kemarin di Wantilan Pura Petitenget, Kerobokan, Badung. Deklarasi dihadiri Anak-anak Banjar dan Desa Adat Kerobokan (Anker), ForBALI, LPM se-Desa Kerobokan, klian yang ada di masing-masing banjar. Sebelum deklarasi itu berlangsung, telah dilakukan pemasangan baliho di enam titik yaitu Banjar Kancil, Kerobokan, perempatan Banjar Gede, Muding Mekar, Pengubengan Kauh, perempatan LP Banjar Taman, dan di Petitenget. Setelah deklarasi penolakan tersebut, pihaknya akan tetap membawa aspirasi masyarakat Desa Adat Kerobokan agar keinginan reklamasi tidak dilanjutkan, bahkan ditiadakan. Adapun alasan Desa Adat Kerobokan menolak reklamasi Teluk Benoa yaitu, dampak dari reklamasi di mana pun, khususnya di Pantai Petitenget, Kerobokan sudah terkena abrasi. Pe-

lebih jauh kemungkinan sanksi yang akan diterima rekan sejawatnya di lembaga parlemen tersebut. “Kami akan konfirmasi dulu ke fraksi yang dalam hal ini adalah PDI-P,” kata Ade yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu. Terkait laporan ini, Abraham Leo Tastidik (Abe), staf ahli Masinton Pasaribu, membantah bahwa atasannya tersebut telah memukul Dita Aditia Ismawati. Abraham menjelaskan, insiden yang menyebabkan Dita luka memar di bagian pelipis mata kanannya itu, karena ketidaksengajaan dirinya yang sedang membawa mobil sehingga mengenai wajah Dita yang duduk di kursi bagian depan di sampingnya. Saat itu, Kata Abraham, Masinton duduk di kursi bagian belakang, sedangkan Dita duduk di kursi mobil bagian depan bersamanya. Insiden terjadi pada 21 Januari 2016

atau sembilan hari setelah laporan ke Bareskrim. Menurut Abraham, insiden berawal ketika tiba-tiba dirinya menerima telepon dari Dita yang juga staf ahli Masinton. Ia meminta agar dijemput di sebuah kafe di kawasan Cikini karena tidak mampu membawa mobil akibat mabuk berat. Karena sudah malam, dia bermaksud baik untuk membantu mengantarkannya hingga ke rumah. Sesampainya di lokasi, sopir Masinton diminta membawa mobil Dita. Adapun mobil Masinton kemudian dikemudikan Abraham. Dita yang ketika itu dalam keadaan mabuk, tibatiba menarik setir sehingga mobil oleng ke kiri. “Dia sudah histeris, namanya mabuk, aku diam sajalah. Terus di sekitaran Jalan Otista, mobil oleng ke kiri. Ternyata setir ditarik sama dia. Aku langsung ngerem mendadak, tangannya (Dita) ditepis, terpental kena wajah-

nya,” kata Abraham dalam keterangan tertulisnya. Setelah kejadian itu, Dita langsung turun dari mobil. Masinton mengaku menyuruhnya untuk kembali naik ke dalam mobil dan menawarkannya untuk diantar berobat. Namun, Dita menolak dan mengatakan bisa berobat sendiri. Ia pun mengaku heran mengapa Dita kemudian mengaku dipukul oleh Masinton dan melaporkannya ke Bareskrim Polri. Sebelumnya, Masinton Pasaribu dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Polri atas tuduhan pemukulan terhadap staf ahlinya yang bernama Dita Aditia. Laporan ke Bareskrim disampaikan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem DKI Jakarta, Wibi Andrino. Wibi berinisiatif melaporkan Masinton, karena kebetulan Dita merupakan kader DPW Partai NasDem DKI Jakarta. (kmb4)

Bali Post/kmb23

TOLAK REKLAMASI - Warga yang tergabung dalam Anak Kerobokan (Anker), Minggu (31/1) kemarin menggelar aksi damai dengan berjalan menuju Pantai Petitenget serta pemasangan baliho di sejumlah titik di kawasan Kerobokan, Badung. Ini sebagi bentuk penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.

Soal Kawasan Suci Teluk Benoa

Suwedja Tanggapi Pernyataan Sumasa SAAT rapat uji amdal reklamasi Teluk Benoa berlangsung 29 Januari lalu, sempat mencuat pernyataan yang terkesan menyangsikan Teluk Benoa sebagai kawasan suci. Seperti yang diungkapkan perwakilan nelayan dari Tuban, Made Sumasa. Ia menyatakan nelayan di sana biasa mencari ikan di Teluk Benoa. Mengingat sidementasi yang tinggi, nelayan harus mendorong perahu untuk bisa melaut ke Teluk Benoa. Ia juga mengomentari soal kawasan Teluk Benoa sebagai kawasan suci. “Siapa bilang Teluk Benoa itu kawasan suci? Ketika saya tebar jaring, celana dalam yang terjaring,” tegasnya disambut tawa hadirin. “Saya tidak bermaksud melucu, tetapi itu kenyataannya. Kadang-kadang Softex (pembalut wanita) dan lainnya,” tegas Sumasa. Pernyataan Sumasa itu mendapat tanggapan tokoh masyarakat Kuta, Jro Mangku Made Suwedja, Minggu (31/1) kemarin. Ia menilai pernyataan ini sebagai bentuk penistaan terhadap agama. Seharusnya, pernyataan demikian tidak disampaikan pada kegiatan seperti uji amdal. “Pernyataan itu disampaikan tidak pada tempatnya. Apakah itu karena dia tidak mengerti atau bagaimana, saya juga tidak mengerti. Tetapi pernyataannya itu bisa dikategorikan sebagai penistaan terhadap agama,” ujarnya. Suwedja menambahkan, ada empat

hal yang dijadikannya pedoman sebelum mengkritisi pernyataan tersebut. Di antaranya, Bhisama Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Nomor 11/ Kep/I/Phdip/1994 tentang Bhisama Kesucian Pura, Perda Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009-2029 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, Perda Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung Tahun 2013-2033, serta Peraturan Presiden RI Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar. “Mengacu pada bhisama, bahwa gunung, danau, campuhan, pantai, laut, diyakini memiliki nilai-nilai kesucian. Jadi ini jelas, bahwa itu adalah kawasan suci. Apakah bhisama itu tidak dilihat,” jelasnya. Suwedja menegaskan, status suci tidak bisa ditentukan dari fisik semata. Terlebih dalam agama Hindu disebutkan bila laut adalah tempat mem-pralina atau peleburan segala hal yang tidak baik. Menurutnya, PHDI semestinya segera meluruskan pernyataan itu. Termasuk mengingatkan umat mengenai konsep-konsep agama Hindu. “PHDI adalah pihak yang mestinya bergerak menyikapi fenomena ini,” tegasnya. Hal. 19 Posisi Duduk


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.