Edisi 28 Februari 2016 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN NOMOR 188 TAHUN KE 68 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (104 rb Like) http://facebook.com/balipost

MINGGU PON, 28 FEBRUARI 2016

@balipostcom (3,9rb Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

Narkoba

PEMBUNUH GENERASI BALI ANCAMAN narkoba saat ini luar biasa. Jika tidak diantisipasi akan menjadi pembunuh generasi Bali dan menghancurkan bangsa tercinta ini. Perang yang paling berbahaya saat ini bukan lagi angkat senjata dan alutsista, tapi proxy war dan brainwash (cuci otak). Ancaman teror, paham radikal, ISIS, anarkisme, dan narkoba masuk dalam perang modern tersebut. Saat ini sifat dan karakteristik perang telah bergeser serta tercipta berbagai macam jenis perang baru di antaranya proxy war. Hal. 19 Proxy War

Sudah Merambah Dunia Pendidikan NARKOBA adalah musuh besar kita bersama. Obat yang bekerja dengan memengaruhi susunan saraf pusat ini mengikis potensi manusia yang menggunakannya. Bukan tanggungtanggung korbannya, mulai dari orang-orang terhormat dan berkedudukan sampai kepada anak-anak dan kaum remaja, baik dari pelosok kota sampai ke pelosok desa. Bahkan, penyebarannya sudah merambah ke dunia pendidikan. Pengamat Pendidikan yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar, Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, S.H., M.H., mengatakan saking maraknya pengedar dan pengguna narkoba, sampai-sampai narkoba sudah mulai memasuki lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah yang merupakan wadah para anak didik meraih dan menggali ilmu pengetahuan. Kebanyakan korbannya adalah para pelajar, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Kejahatan yang mereka lakukan di antaranya mengisap ganja, meminum pil ekstasi dan obat-obatan terlarang lainnya. Hal. 19 Tak Pilih Kasih

Sasar TNI, Sisir Asrama MENINDAKLANJUTI instruksi Presiden Joko Widodo supaya lebih gila dalam pemberantasan peredaran narkoba, BNNP Bali langsung memperkuat kekuatannya supaya hasilnya lebih maksimal. Sedangkan Polda Bali akan menyisir asrama polisi dan Kodim 1611/Badung mengawasi anggotanya agar tidak masuk ke sindikat narkoba. “Saya setuju dan dukung sekali instruksi bapak Presiden. Implementasinya kekuatan diperkuat dan tindakan tegas bagi pelaku narkoba,” tegas Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. I Putu Gede Suastawa, Kamis (25/2) lalu. Selain itu, BNNP Bali hanya merehabilitasi penyalah guna narkoba yang melaporkan diri. Sedangkan pengguna yang ada barang bukti dan pengedar harus diproses secara hukum. Hal. 19 Tes Urine

Dikendalikan dari Lapas Kerobokan DI Bali perburuan sindikat narkoba gencar dilakukan kepolisian, terutama Sat. Resnarkoba Polresta Denpasar. Bayangkan selama 2015 ditangkap 359 orang di wilayah Denpasar dan Badung Selatan. Sedangkan secara seseluruhan Polda Bali dan jajaran menangkap 524 tersangka. “Bali sudah masuk bencana narkoba. Ke depan, Polresta dan jajaran

Terapkan Sanksi Adat, Awasi Transaksi di LP

juga menggencarkan pencegahan,” tegas Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Anak Agung Sudana, didampingi Kasat Resnarkoba Kompol Gede Ganefo, beberapa waktu lalu. Pihaknya juga berupaya membongkar jaringan barang terlarang tersebut. Kendalanya jaringan narkoba menerapkan sel terputus sehingga ada kendala dalam menelusurinya. Kasubdit 2 Dit. Resnarkoba Polda

PRESIDEN Joko Widodo telah memerintahkan jajaran kementerian/lembaga agar lebih gila lagi dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Pasalnya, Indonesia kini dalam status darurat penyalahgunaan barang haram itu. Khusus di Bali pemberantasan narkoba akan menjadi sangat sulit. Mengingat Pulau Dewata merupakan destinasi pariwisata yang didatangi wisatawan dari berbagai penjuru dunia. “Kalau dalam pandangan saya, pemberantasan narkoba di daerah pariwisata adalah sangat

sulit. Diperlukan ketegasan dan kemauan dalam menegakkan hukum,” ujar anggota Komisi II DPRD Bali yang membidangi pariwisata, A.A. Ngurah Adhi Ardhana, di Denpasar, Kamis (25/2) lalu. Namun, lanjut Adhi, Bali memiliki suatu hal yang tidak dimiliki daerah pariwisata lain. Keistimewaan itu adalah Bali masih hidup dengan budaya dan adat istiadat yang memiliki akar kuat (cultural life). Budaya dan adat istiadat ini juga didasari oleh hukum adat, yang semestinya bisa dipakai untuk member-

Bali AKBP Joni Lay, saat ditanya peredaran narkona 2016, peredaran narkoba masuk Indonesia dari negara tetangga. Sementara daerah peredaran dominan di kos-kosan. Yang mengejutkan Joni Lay mengungkapkan bahwa napi Lapas Kerobokan menjadi pengendali peredaran narkoba di Bali. Hal. 19 Muara di Lapas

antas narkoba. “Apabila dalam hukum adat dapat ditegaskan perlakuan sehubungan narkoba maka akan cukup besar dampaknya. Semisal dikenai sanksi adat disisihkan oleh desa adatnya, atau diusir dari lokasi tempat tinggalnya bila itu warga pendatang, dan sebagainya,” jelasnya. Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Bali, Nyoman Adnyana, mengatakan, pemberantasan narkoba mesti dimulai dengan upaya pencegahan. Hal. 19 Makin Modern

Pasien Rehabilitasi Didominasi Usia Muda WARGA yang melakukan rehabilitasi narkoba di Bali cenderung bertambah. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah penangkapan yang dilakukan instansi terkait. Di samping melalui yayasan, rehabilitasi itu juga bisa dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi (RSJP) Bali. Wadir Pelayanan RSJP Bali dr. I Dewa Gede Basudewa, Sp.Kj. seizin Direktur RSJP Bali, Bagus Darmayasa, Kamis (25/2) lalu , menjelaskan jumlah masyarakat yang tertangkap oleh pihak kepolisian maupun BNN cenderung mengalami peningkatan. Hal. 19 Pasien Rehabilitasi

Sidang Kasus Narkoba

Aneh, Tak Pernah Divonis Melebihi Tuntutan Jaksa

BPM/dok

DITANGKAP- Penyelundup narkoba asal India Sayeb Mohammed Said saat ditangkap aparat di Bali.

DI Bali kepolisian maupun BNNP sama-sama bersemangat memberantas peredaran narkoba. Dari fakta yang dibeber BNNP maupun polisi, amat jarang pengedar narkoba dibekuk di hiburan malam. Padahal sejatinya hiburan malam seperti diskotek adalah lahan emas bagi pengedar narkoba. Lantas, bagaimana dengan hukuman para bandar maupun pemakai atau penyalah guna narkoba? Jika mengikuti sidang sejumlah kasus narkoba, khususnya di PN Denpasar di Jalan Sudirman, hukuman yang di-

terima sangat bervariasi. Anehnya, sering terjadi perbedaan pendapat antara jaksa sebagai penuntut dan hakim yang memutuskan atau memberi vonis. Faktanya, vonis hukuman pelaku narkoba naik dari tuntutan jaksa hampir tidak ada. Namun, jika putusan hakim turun atau pun turun drastis dari tuntutan jaksa amat banyak. Misalnya, dituntut lima tahun oleh jaksa, namun divonis setahun oleh hakim. Ada pula tuntutan 13 tahun oleh jaksa, namun oleh hakim dibebaskan. Ini menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara

hakim dan jaksa. Putusan atau vonis yang diberikan majelis hakim tergantung dari peranan tersangka. Ada yang sebagai pelaku, atau pengedar, atau yang menjadi korban. Vonis juga dilihat dari besarnya barang bukti. Sehingga vonis tersebut kembali pada proses pembuktian di pengadilan. Dan jika tidak puas, maka jaksa bisa mengajukan banding, atau pun kasasi jika terdakwa narkoba dibebaskan. Hal. 19 Dibebaskan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.