Edisi 23 September 2011 | Balipost.com

Page 14

BALI TIMUR

14

Jumat Wage, 23 September 2011

Suara Burung ’’Kok...Kok...’’

Jadi Modal Sejahterakan Warga Desa Pakraman Petulu Desa Pakraman Petulu, Ubud, Gianyar memiliki potensi wisata yang tak kalah dengan sejumlah desa yang ada di Bali, khususnya di Gianyar. Desa Petulu dengan 350 krama desa, menjadi desa wisata dengan objek burung kokokan (bangau). Desa Petulu telah lama menjadi habitat tentram bagi ribuan kokokan yang bertengger dan menjadikan pepohonan yang tumbuh berjejer di sepanjang jalan Desa Petulu sebagai rumahnya, tanpa ada yang berani menganggunya. BENDESA Petulu I Wayan Beneh, Desa Petulu terdiri dari dua banjar, yakni Petulu Gunung dan Petulu Desa. Dalam menjaga habitan burung kokokan, Desa Petulu melarang warga dan orang di luar desa untuk merusak atau menembak burung yang ada di Desa Petulu. Larangan serta sanksi tersebut diatur dalam awig-awig Desa Pakraman Petulu. ‘’Aturan tersebut hingga kini masih tetap dipertahankan dan diikuti oleh krama,’’ jelasnya.

Pelestarian terhadap keberadaan burung kokokan, juga dilakukan secara ritual. Menurut keyakinan warga setempat, burung kokokan yang kini ada di desa mereka merupakan anugerah dari Tuhan. Dalam menjaga hubungan yang harmonis antara warga, lingkungan serta kokokan sendiri, warga adat Petulu juga menggelar ritual Ratu Kokokan. Ritual ini diselenggarakan setiap hari raya Kuningan. Warga menghaturkan sesaji di hadapan stana Ratu Kokokan,

sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran desa, semenjak kehadiran burung kokokan yang kurang lebih setengah abad lalu. Hidup Berdampingan Tradisi itu oleh desa pakraman sudah dilakukan secara rutin. Hal ini berkaitan dengan keberadaan burung kokokan yang hidup berdampingan dengan warga Desa Adat Petulu Gunung yang memiliki nilai sosio-historis. Keberadaan kokokan di Desa Petulu diketahui sejak tahun 1965. Burung ini mulai datang ke pohon yang ada di desa setempat, dengan jumlah awalnya hanya sekitar 5 ekor. Waktu itu, warga Petulu hanya mengandalkan penghasilan dari pertanian dan sebagai buruh pertanian kopi di Buleleng. ‘’Para penglingsir kami di Desa Pakraman Petulu ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat Petulu dengan cara ngaturang karya. Jenis

karya yang dilakukan adalah balik sumpah, ngusaba nini, ngusaba desa, dan ngenteg linggih. Setelah karya dilaksanakan, tepatnya sebelas hari setelah pelaksanaannya, datanglah segerombolan burung putih-putih yang mengambil lokasi di muka rumah-rumah penduduk. Oleh karena burung-burung itu datang setelah warga melaksanakan karya, secara kepercayaan Bali kami kemudian nunas bawos. Dari situ, dikatakan bahwa kehadiran burung itu merupakan paican Ida Bhatara,’’ jelasnya. Makna tersirat mengapa mesti burung kokokan? Para prajuru desa mendapat pemaknaan bahwa burung kokokan berwarna putih itu berarti suci. Sedangkan kokokan berasal dari kata kok yang berarti “pokok.” ‘’Hal itulah lantas kami artikan itu sebagai “modal”. Artinya, Ida Sanghyang Widhi Wasa telah memberikan modal kepada

masyarakat Petulu untuk meningkatkan taraf hidup mereka.’’ Kehadiran burung kokokan itu di Desa Petulu juga mempunyai keunikan. Siklus keberadaan kokokan di Desa Petulu, ketika memasuki akhir Agustus hingga September burung kokokan itu berkurang karena memasuki masa birahi. Mereka pergi untuk berbulan madu seperti ke laut, pantai dan ke rawa-rawa. Oktober, mereka kembali ke Petulu, kemudian membuat sarang. Pada Oktober hingga November mereka bertelur, kemudian Desember dan Januari mereka beranak dan seterusnya. Sehingga di awal Agustus, burung-burung itu ramai. ‘’Kemudian setelah akhir Agustus kembali sepi untuk berbulan madu. Ke depan, dalam pelestarian kokokan di Petulu, desa pakraman telah membentuk badan untuk mengelola keberadaan objek wisata itu,’’ jelasnya. (dar)

Tabrak Alat Berat, Minggu Tewas

Kemarau Panjang

Warga Nusa Penida Krisis Air Bersih Semarapura (Bali Post) Kemarau berkepanjangan, membuat Nusa Penida kembali kering. Sebagian besar wilayah Nusa Penida berwarna coklat, terutama di bagian atas. Warga krisis air bersih. Cubang-cubang milik warga sudah tidak lagi menyimpan air alias kosong melompong. Warga juga tidak bisa menanami ladang dengan berbagai palawija sebagai penghasil pangan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. ‘’Kondisi ini sudah lebih dari sebulan. Untuk memenuhi air bersih, kami terpaksa membeli air yang dijual tanki PDAM,’’ ujar seorang warga Penaga, Desa Sakti, Nusa Penida, Wayan Sujana, Kamis (22/9) kemarin. Menurut Sujana, untuk satu tanki air PDAM, warga harus membayar Rp 180 ribu. Airnya cukup dimanfaatkan dalam waktu satu bulan. Baik untuk kepentingan konsumsi, mandi, mencuci dan kegiatan lain. Termasuk untuk pakan ternak. ‘’Tetapi, saat kemarau seperti ini, warga kebanyakan menjual ternaknya karena kesulitan pakan. Terutama sapi. Pakan sulit karena tumbuh-tumbuhan banyak yang mati,’’ sebutnya. Warga menjual ternak, untuk dimanfaatkan membeli beras dan kebutuhan pangan lain. Masalahnya, di saat kekeringan seperti ini,

tidak ada yang bisa ditanam warga untuk memenuhi kebutuhan. Seperti ubi, jagung, dan berbagai tanaman jenis sayuran lainnya. ‘’Memang, istilah saat musim kemarau begini, warga jadi makan enak. Karena setelah menjual ternak, mereka beli beras (makan nasi). Kalau saat musim hijau (bisa tanam), warga dominan mengkonsumsi ubi dan jagung yang merupakan hasil tegalan mereka,’’ tambah Sujana. Kekeringan kata dia, merata dialami hampir semua wilayah di Nusa Penida. Terutama di bagian atas seperti Bunga Mekar, Sakti, Sekartaji, Batukandik dan lainnya. Rata-rata, mereka kesulitan air bersih. Bahkan, wilayah yang paling atas, untuk mendapat air dari tanki PDAM pun sulit. Kalaupun dapat, biaya yang dikeluarkan tentu lebih banyak. (kmb20)

Telepon PPenting enting Klungkung Polres Klungkung Polsek Banjarangkan Polsek Dawan Polsek Nusa Penida Rumah Sakit Bintang Rumah sakit Permata Hati Puskesmas Nusa Penida Kapolres Klungkung (AKBP. Thomas Widodo Rahino) Kapolsek Banjarangkan (AKP. Ketut Suastika) Kapolsek Dawan (AKP. IB. Syiwa) Kapolsektif Nusa Penida (Kompol. Nyoman Budiada) Kasat Bimas Polres Klungkung (AKP Made Sudartawan) Kapolsektif Klungkung (Kompol Dw Gd Putra Sugawa) Kasat Narkoba (AKP Dw Gd Arthana) Kasat Reskrim ( AKP IB Putra ) Bangli Polres Bangli Kantor Pengadilan Negeri Bangli Kantor Kejaksaan Negeri Bangli RSUD Bangli Kantor Bupati Bangli

Pemadam Kebakaran Kab Bangli RSJP Bali di Bangli

Bali Post/dar

BURUNG KOKOKAN - Tampak burung kokokan saat upacara di Petulu, Gianyar. Ribuan burung kokokan di Petulu telah menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

0366 0366 0366 0366 0366 0366 0366

Bali Post/kmb20

MUSIM KEMARAU - Musim kemarau menyebabkan sebagian besar wilayah di Nusa Penida kekeringan dan warga banyak yang gagal panen. Untuk bisa bertahan hidup, warga banyak menjual sapi yang menjadi andalan pendapatan mereka.

RADIO BERITA GLOBAL TERKINI

085237894859 081236482333 08123679783 081337287475 081353185888 (0366) 92110 (0366) 91120 (0366) 91057 (0366) 91521 (0366) 91032, 91404, 92388, 92389, 91011, 91133 (0366) 92869 (0366) 91073

Semarapura (Bali Post) Sejumlah proyek penunjukan langsung (PL) mulai dilaksanakan di Kabupaten Klungkung. Salah satunya jembatan Gunaksa dengan anggaran lebih dari Rp 200 juta. Hal itu, memunculkan pertanyaan sejumlah anggota DPRD Klungkung. Pasalnya, jembatan Watu Klotok yang notabena urgen untuk kepentingan umat, tidak tersentuh dengan alasan gagal tender. Padahal, anggaran untuk itu sudah ada dengan jumlah yang hampir sama dengan anggaran untuk jembatan Gunaksa. ‘’Kok jembatan Watu Klotok tidak di PL-kan seperti jembatan Gunaksa? Anggarannya

Warung Global BaliTerkini

kan hampir sama,’’ kritik anggota DPRD Klungkung Wayan Buda Parwata. Dia menyayangkan hal itu terjadi. Apalagi, selain proyek jembatan Watu Klotok, beberapa perencanaan jembatan juga gagal dilaksanakan di antaranya jembatan BakasGetakan dan Manduang-Aan. Buda meminta eksekutif menerapkan aturan yang sama terhadap semua proyek pembangunan di Kabupaten Klungkung. Sehingga tidak memunculkan kesan, ketika proyek yang ‘’dipegang’’ anggota DPRD akan lebih mudah lolos bahkan di PL-kan. Sebaliknya jika tidak ada ‘’kekuatan’’ pihak tertentu, proyek itu menjadi terabaikan. (kmb20)

Rekrutmen CPNS Jangan Jadi Ajang Bisnis

08164816232

081236510746

luka robek di leher dan luka robek di kaki serta mengucurkan darah dari telinga, hidung dan mulut diduga cedera kepala berat. Korban menabrak alat berat yang dioperasikan oleh Dodo (26) asal Bekasi, Jawa Barat. Di jalan negara jurusan Amlapura-Singaraja tepatnya di wilayah Rubaya sedang ada proyek pelebaran hotmiks jalan. Diduga Minggu yang pekerja swasta itu tak sabar hendak pulang dari arah Singaraja menuju arah ke rumahnya di Batudawa. Dia lalai, meski pekerja proyek sudah melarang lewat karena sedang lewat kendaraan dari arah timur, namun korban nekat menerobos. (013)

Dewan Pertanyakan Pelaksanaan Proyek PL

22248 21380 23181 23581 25241 24777 23582

08124648056

Amlapura (Bali Post) I Nyoman Minggu (19) tewas mengenaskan, Rabu (21/9) malam di Rubaya, Tulamben, Kubu, Karangasem. Korban diduga lalai, karena menerobos larangan lewat oleh pekerja proyek jalan. Pemuda asal Batudawa, Desa Tulamben itu malah menabrak alat berat. Padahal, alat berat itu tengah parkir dan lampunya masih menyala. Kasubag Humas Polres Karangasem AKP Made Wartama seizin Kapolres, Kamis (22/9) kemarin di Karangasem membenarkan kasus itu. Dikatakan, korban pengendara sepeda motor itu tewas di depan rumah Nengah Sari di Rubaya. Korban mengalami

TIGA Kementrian telah sepakat membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait dengan penghentian sementara perekrutan CPNS baru yang disebut dengan Moratorium CPNS. Namun dalam perkembangannya, SKB tiga menteri ini tidak berlaku kaku ke bawah. Buktinya Pemkab Klungkung tetap merekrut CPNS baru, tidak tanggung-tanggung sebanyak 755 orang yang dibutuhkan sebagai tenaga kesehatan, tenaga guru dan tenaga teknis lainnya. Meski dinilai melabrak peraturan yang telah menjadi kesepakatan tiga menteri ini, Pemkab Klungkung tetap mengalokasikan dalam anggaran APBD perubahan 2011 untuk pos perekrutan CPNS baru. Semestinya SKB tiga menteri tersebut tidak berlaku saklek/ kaku, jika memang pemerintah kabupaten/ kota masih membutuhkan tenaga teknis seperti guru ataupun kesehatan harusnya dibuka seluas-luasnya. Namun dalam perekrutannya harus dilakukan dengan bersih dari KKN dan suap. Demikian terungkap dalam acara Warung Global yang disiarkan Radio Global FM 96,5, Kamis (22/9) kemarin dengan topik ‘’Pemkab Klungkung Ngotot Rekrut CPNS’’.

Sebagai warga Klungkung yang bermukim di Denpasar, Wayan Gubar menilai kalau bupati sudah berani melanggar peraturan. Hal ini harus diberikan sanksi yang berlaku. Bupati harusnya tunduk dengan peraturan menteri. Jangan hanya berorientasi uang saja. Alit di Karangasem juga membenarkan hal itu. Ini namanya bupati bandel. Jika terus merekrut tenaga PNS saja maka akan menjadi beban pada pos belanja pegawai. Maka, SKB itu harusnya dilaksanakan segera jangan dibantah. Werdha di Tegallalang menyarankan jika memang motivasinya karena kekurangan tenaga pegawai yang sangat dibutuhkan maka bisa saja

direkrut lagi, padahal dalam moratorium bisa/diperbolehkan untuk merekrut tenaga bidang teknis, kesehatan dan guru. Mestinya peraturan itu tidak berlaku kaku. Yang ia takutkan kalau perekrutan ini dijadikan proyek. Takutnya kalau tidak ada perekrutan CPNS maka proyeknya akan hilang. Demikian juga disampaikan Guatama di Gianyar. Ia menilai jika Klungkung butuh tenaga guru, kesehatan teknis wajar merekrut lagi, peraturan menteri bukanlah harga mati. Jangan sampai peraturan di atas dibuat sedangkan yang di bawah ditelantarkan. Ini yang membuat prihatin. Beri kesempatan pula orang yang

kurang mampu untuk jadi pegawai. Sementara Adnyana Kemenuh di Denpasar menyampaikan peraturan tiga mentri itu bersifat general, bukan harga mati, kalau daerah memang butuh yang dimohonkan kembali dan dianggarkan. Jangan sampai pelayanan publik terganggu karena terbatasnya SDM Pemerintahan. Masalahnya dalam rekrutmen itu lakukan dengan bersih bebas KKN atau tidak ada suap menyuap. Rekrutmen CPNS ini jangan dijadikan ajang bisnis. Dalam Ketatanegaraan kita di kenal istilah “Lex Specialis De Roget Lex Generalis” artinya ketentuan umum dikalahkan oleh ketentuan khusus. (kmb)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 23 September 2011 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu