TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 60.000 ECERAN Rp 3.000
Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila
JUMAT WAGE, 23 SEPTEMBER 2011
24 HALAMAN NOMOR 37 TAHUN KE 64 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
Desa Pakraman Dibubarkan Diberdayakan
Jangan Dihapus
Potong Tangan
Selalu Tertib
Lentera budaya Bali bisa bersinar seperti sekarang, tak terlepas dari peran desa pakraman. ‘’Karena itu desa pakraman mesti lebih diberdayakan,’’ kata Bendesa Pakraman Panjer Prof. Nyoman Budiana, Kamis (22/9) kemarin. Demikian strategisnya peran desa pakraman, maka ia tidak setuju jika terjadi persoalan adat pada sebuah desa pakraman, lembaganya dibubarkan. Menurut Budiana, persoalan adatnyalah yang diselesaikan secara proporsional, dengan mengedepankan caracara nonlitigasi.(08)
Bendesa Adat Beraban, Kediri, Tabanan, dr. Wayan Arwata, Kamis (22/9) kemarin menyatakan, pembubaran desa pakraman sudah tidak mungkin dilakukan. Ini sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Bali. Konflik di desa pakraman tak bisa dijadikan alasan untuk membubarkan desa pakraman. Apalagi, dari sekian desa adat, yang terlibat konflik hanya beberapa. Itu pun masih bisa diselesaikan. Apa pun alasannya, desa pekraman harus tetap ajeg dan berkembang. Sebab, hal ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat di Bali. (udi)
Menyembuhkan jari yang terluka bukan dengan memotong tangan, pasti ada obatnya untuk menyembuhkan jari tersebut. Begitu pula adanya desa pakraman yang berkonflik atau terjadi masalah bukan kemudian lalu membubarkannya. Hal itu diutarakan Bendesa Banyubiru Putu Subanda, Kamis (22/9) kemarin. Adalah kurang tepat bila membubarkan desa pakraman yang berkonflik. Sebab, ajegnya Bali tidak lepas dari desa pakraman sendiri, sehingga Bali bisa eksis. ‘’Saya tidak setuju kalau desa pakraman yang berkonflik dibubarkan.’’ (olo)
Wacana membubarkan desa pakraman bermasalah, jangan sampai dilakukan. Bendesa Adat Jatiluwih, Wayan Yasa, Kamis (22/ 9) kemarin menjelaskan, warga di pedesaan selalu tertib dalam menjalankan sistem desa pakraman. Tradisi ini mampu menciptakan kehidupan yang harmonis di kalangan masyarakat Bali. Jika dibubarkan, warga akan kehilangan pelindung dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, termasuk beragama. Apalagi di Jatiluwih, desa pakraman memegang peranan penting dalam menumbuhkan semangat gotong royong. (udi)
Nyoman Budiana
Wayan Arwata
Putu Subanda
Wayan Yasa
Kasus Sampan Tenggelam
Sebunibus Berkabung Semarapura (Bali Post) Suasana berkabung sangat tampak di Desa Pakraman Sebunibus, Sakti, Nusa Penida, Kamis (22/9) kemarin. Menyusul bencana tenggelamnya sampan (jangolan) Sri Murah Rejeki yang menewaskan 11 warga di Sebunibus dan 13 orang masih hilang. Kecelakaan itu terjadi ketika 33 orang menyeberang dari Jungutbatu, Nusa Lembongan menuju Toyapakeh, Selasa (20/9) malam. Tak hanya keluarga korban, kesedihan mendalam dirasakan seluruh warga Sebunibus. Kemarin, seluruh warga sibuk mempersiapkan prosesi penguburan jenazah korban di setra adat setempat. Sejak pagi kaum laki-laki tampak sibuk mempersiapkan berbagai prosesi penguburan. Kaum perempuannya mempersiapkan banten upakara penguburan. Kesedihan terlihat di wajah mereka.
KASUS SUAP
Komisi IX Ragukan Keterangan Muhaimin Jakarta (Bali Post) Komisi IX DPR meragukan keterangan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar dalam kasus dugaan suap di kementeriannya. Sejumlah anggota Komisi IX DPR mengingatkan agar Muhaimin tidak lepas tangan atas kasus dugaan korupsi anggaran proyek Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPID) di kementeriannya. ‘’Tidak masuk akal kalau Menteri tidak tahu, Anda harus bertanggung jawab dan tidak cuci tangan atas kasus ini,’’ kata anggota Komisi IX Okky Asokawati saat rapat kerja Komisi IX dengan Menakertrans dan jajarannya di ruang Komisi IX DPR, Jakarta, Kamis (22/9) kemarin. Hal. 23 Siap Terbuka
Dari sebelas korban meninggal yang sudah ditemukan Rabu (21/9) lalu, sembilan di antaranya dikubur pukul 17.00 wita, Kamis (22/9) kemarin. Sedangkan dua korban lain, Wayan Muji (46) dan keponakannya, Ketut Gede Suradnya (17) asal Banjar Kangin, Sebunibus, akan dilaksanakan upacara makinsan di geni Minggu (25/9) mendatang. Hal. 23 Mangku Pamucuk
Bali Post/bal
LIANG LAHAT - Warga Sebunibus, kemarin mempersiapkan liang lahat untuk penguburan warganya yang tewas dalam kecelakaan sampan ketika menyeberang dari Jungutbatu ke Toyapakeh.
Keluarga Mangku Rame
Tujuh Orang Jadi Korban KELUARGA Jero Mangku Rame paling merasakan peristiwa tenggelamnya sampan yang ditumpangi Sekaa Angklung Sebunibus. Bayangkan saja, tujuh korban merupakan anggota keluarganya yakni empat anak, seorang menantu, seorang keponakan dan seorang lagi sepupu. Keempat anaknya, Made Riawan, Ginas-
tra, Made Ngaji (belum ditemukan) dan Wayan Muji (meninggal). Sedangkan menantunya, Ni Wayan Musti (istri Ginastra). Keponakannya Ketut Gede Suradya (meninggal) dan sepupu, Ketut Setawan (belum ditemukan). ‘’Saya tidak ada firasat apa pun sebelum terjadi musibah ini,’’ ujar Putu Supradnya, anak dari korban
Riawan, ditemui di rumahnya, Kamis (22/9) kemarin. Malah, katanya, beberapa saat sebelum musibah terjadi, dirinya sempat ditelepon ayahnya yang menyampaikan bahwa ayahnya baru saja usai ngayah. Selanjutnya makanmakan. Hal. 23 Ikut Ngayah Bali Post/bal
Otak Pembunuhan Nasruddin Bukan Antasari
Bali Post/ant
SIDANG PK - Sidang permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Antasari Azhar di PN Jakarta Selatan, Kamis (22/9) kemarin.
Jakarta (Bali Post) Andi Syamsudin, adik Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasruddin Zulkarnaen — yang menjadi korban pembunuhan, menyatakan ada orang besar di Tanah Air ini yang menjadi otak pembunuhan kakaknya itu dan pelakunya bukanlah Antasari Azhar. ‘’Antasari Azhar tidak layak dijatuhi hukuman 18 tahun penjara dan saya yakin sekali bahwa Antasari Azhar bukanlah pelakunya,’’ katanya saat menjadi saksi dalam persidangan permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan mantan Ketua KPK, di PN Jaksel, Kamis (22/9) kemarin. Hal. 23 Orang Besar
Pertama Kali Diperiksa KPK
Anas Tak Tahu Proyek PLTS Kemenakertrans Jakarta (Bali Post) Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Kamis (22/9) kemarin diperiksa KPK. Usai diperiksa, Anas mengatakan tidak mengetahui tentang adanya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). ‘’Saya tidak mengetahui tentang adanya proyek PLTS di Kemenakertrans. Saya baru mengetahui adanya proyek itu melalui media dan saat dipanggil untuk dimintai keterangan terkait proyek itu,’’ kata Anas. Ia juga mengatakan, pada pemeriksaan yang berlangsung dua setengah jam terse-
but, ia hanya dimintai keterangan terkait dengan kasus dugaan korupsi pada proyek PLTS di Kemenakertrans. ‘’Saya tidak mengenal tersangka Timas Ginting,’’ tambah Anas. Ia menambahkan bahwa kehadirannya memenuhi panggilan KPK untuk membantu kelancaran proses penyidikan dan kehadirannya itu merupakan kewajiban yang harus dipenuhinya. ‘’Saya datang ke KPK sendiri saja, karena yang tahu persis tentang diri saya adalah saya sendiri, bukan orang lain,’’ kata Anas. Anas mendatangi KPK pada pukul 11.00 WIB den-
gan mengenakan kemeja berwarna putih, dan selesai diperiksa pada pukul 13.30 WIB. Nama Anas Urbaningrum disebutkan oleh mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang menyatakan Anas menjabat sebagai salah satu pimpinan PT Anugerah Nusantara. Menurut pernyataan Nazaruddin, Anas pernah menjabat sebagai salah satu pimpinan di PT Anugerah Nusantara yang merupakan anak perusahaan Grup Permai yang mengikuti tender dalam proyek Kemenakertrans. Hal. 23 Bisa Meningkat
Bali Post/ade
Anas Urbaningrum
SELAMAT - Nyoman Sulendra, penumpang sampan Sri Murah Rejeki yang selamat dari maut. Ayah tiga anak ini belum bisa melupakan peristiwa yang merenggut belasan nyawa kerabatnya.
Tak Bisa Berenang, Diselamatkan Tali Mesin Halaman: 11