20 HALAMAN
NOMOR 198 TAHUN KE 68 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (107 rb Like) http://facebook.com/balipost
Jumat Kliwon, 11 maret 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (3,9rb Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
GERHANA MATAHARI DI BALI
GERHANA MATAHARI ‘’Menyambut’’ gerhana matahari di Bali,a tak seramai di Sulawesi atau Sumatera. Selain hanya gerhana matahari sebagian (tidak total), juga di Bali pada Rabu (9/3) berlangsung hari raya Nyepi, sehingga tidak boleh ada kegiatan di luar rumah. Karenanya banyak wisatawan dan penduduk lokal mengabadikan gerhana matahari di Pulau Dewata dari lingkungan hotel maupun kediamannya masing-masing.
Bali Post/edi
Pawai Ogoh-ogoh di Denpasar
Dulu Kritisi Koruptor, Kini Tolak Reklamasi
Bali Post/rin
REKLAMASI - Pemuda Tanah Abu dengan ogoh-ogoh kreasinya ‘’Tolak Reklamasi’’. Sebelumnya, pemuda setempat membuat ogoh-ogoh yang mengkritisi ulah koruptor di Tanah Air.
Liga Champions
Kembali, PSG Singkirkan Chelsea London – Paris St Germain (PSG) menyingkirkan Chelsea dari 16 besar Liga Champions untuk tahun kedua secara beruntun, melalui kemenangan 2-1 pada pertandingan leg kedua di Stamford Bridge pada Kamis (10/3) dini hari, yang sekaligus mengamankan kemenangan agregat 4-2 bagi tim ibu kota Prancis itu. Berbekal kemenangan 2-1 dari pertandingan leg pertama yang dimainkan di Parc des Princes pada Februari silam, pasukan Laurent Blanc mendapat ancaman terlebih dahulu ketika kiper Kevin Trapp harus menggagalkan upaya Diego Costa pada menit ke-3. Hal. 19 Balas Menekan
PAWAI ogoh-ogoh di Kota Denpasar selalu muncul ‘’ikon’’ yang menarik. Tak hanya menggambarkan bhuta-kala, juga memunculkan kreativitas yang mengkritisi fenomena yang ada di masyarakat. Adalah Pemuda Tanah Abu, Denpasar, yang selalu tampil ‘’beda’’. Ketika ikut pawai di sepanjang Jalan Gajah Mada hingga Patung Catur Muka, Selasa (8/3), Pemuda Tanah Abu, Jalan Gunung Agung Denpasar, membuat ogoh-ogoh menolak rencana reklamasi. Pemuda Tanah Abu memang dikenal kritis terhadap fenomena sosial yang sedang terjadi. Tidak hanya isu lokal, juga isu nasional yang dituangkan dalam ogohogoh. Sebelumnya, mereka pernah membuat ogoh-ogoh ‘’Cicak vs Buaya’’, ‘’Gayus’’ dan ‘’Angie’’ yang terlibat kasus korupsi. Praktis, Pemuda Tanah Abu menjadi terlihat berbeda di tengah peserta pawai lainnya. Ketua Pemuda Tanah Abu
mengatakan telah menolak reklamasi sejak awal proyek ini muncul. Itu sebabnya, tahun ini Pemuda Tanah Abu membuat kreasi ogoh-ogoh tentang kemarahan Dewa Baruna dan Ibu Pertiwi terhadap investor reklamasi. Ibu Pertiwi digambarkan dalam bentuk wanita tua, sedangkan investor berupa seorang pria yang memegang uang dan eskavator. ‘’Ini adalah kreativitas sekaligus rasa sakit hati kami kepada investor yang hanya memikirkan diri dan kekayaan sendiri,’’ ujarnya di sela-sela pawai. Ia pun meminta investor agar memikirkan rakyat kecil dengan membatalkan megaproyek menguruk Teluk Benoa itu. Bali harus dijaga bersama-sama, bukan malah dirusak untuk kepentingan segelintir orang. ‘’Mohon dengarkan aspirasi kami ini, pikirkan rakyat kecil yang sekarang sudah tersakiti karena ulah investor,’’ tandasnya. (kmb32)
Bali Post/gws
NYEPI DI KUTA - Kampung internasional Kuta, Rabu (9/3) lalu sepi aktivitas. Pantai Kuta yang biasanya ‘’berdenyut’’ 24 jam itu ‘’mati suri’’. Demikian pula kompleks ‘’ground zero’’ yang biasanya ramai pengungjung juga sangat lengang.
’’Ngembak Geni’’, Ribuan Kendaraan Balik ke Bali Banyuwangi (Bali Post) Pascalibur Nyepi, antrean panjang terjadi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jatim, Kamis (10/3) kemarin. Sejak pagi kendaraan roda empat dan dua memadati tiga kantong parkir di pelabuhan ini. Tak hanya kendaraan pribadi, bus umum dan truk juga antre. Ratarata mereka harus menunggu dua jam lebih untuk bisa masuk kapal. Diperkirakan sebanyak 4.500 kendaraan roda dua dan empat kembali ke Bali, sehari kemarin. Lonjakan kendaraan ini mulai terjadi sejak pagi. Maklum, sebelumnya pelabuhan ditutup selama 24 jam selama Nyepi. Antrean didominasi kendaraan roda dua dan empat. Sedangkan truk besar kebanyakan di Dermaga LCM Ketapang. Menjelang siang, antrean kendaraan terus bertambah, terutama roda dua dan empat. Saking banyaknya, kendaraan sempat meluber ke luar pelabuhan. Mengantisipasi antrean makin panjang, pihak Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang mempercepat jadwal bongkar muat kapal. Itu pun belum mampu mengatasi antrean dengan cepat. Sebab, dari 7 dermaga, satu dermaga tak bisa dioperasikan lantaran rusak. Dermaga jenis pontoon (apung) ini baru bisa difungsikan pukul 14.00 WIB. Manajer Operasional PT Indonesia Ferry Ketapang Wahyudi Susianto mengatakan, kendaraan yang kembali ke Bali belum sebanding dengan jumlah yang keluar Bali, 7-8 Maret kemarin. Dia merinci jumlah kendaraan yang keluar Bali mencapai 24.000 unit, terdiri dari roda dua 15.000 unit dan roda empat 9.000 unit. Sedangkan yang kembali ke Bali baru 4.500 unit. Hal. 19 Akhir Pekan
Lama Antre
Pengendara Ambruk
Bali Post/udi
ANTRE - Kendaraan antre di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi pascalibur Nyepi, Kamis (10/3) kemarin.
Banyuwangi (Bali Post) Diduga kelelahan akibat antrean panjang, seorang pengendara motor ambruk di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Kamis (10/3) kemarin. Untungnya, petugas bergerak cepat. Penumpang ini langsung dievakuasi ke kantor kesehatan pelabuhan. Penumpang apes itu Damanik (50) asal Desa Dadapan Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Saat kejadian pukul 13.20 WIB, pria ini sedang antre bersama pengendara motor lain di pintu masuk dermaga MB I. Karena menunggu terlalu lama, penumpang ini terlihat lunglai. Petugas langsung menolongnya dan dinaikkan ke mobil ambulans. ‘’Tadi memang antre, cuaca panas. Mendadak lemas,’’ kata Sarmi, istri Damanik. Selain penumpang yang ambruk, suasana pelabuhan juga diwarnai insiden penumpang yang mengamuk. Diduga stresnya kambuh, seorang penumpang kapal mengamuk di Pelabuhan Ketapang. Hal. 19 Serang Petugas
Abrasi, Desa Pakraman Lebih Tinggal 16 Ha
Minta Gubernur Perjuangkan Nasib Desa Adat Pesisir
Bali Post/nik
TOLAK REKLAMASI - Ribuan masyarakat Desa Adat Lebih, Gianyar saat aksi tolak reklamasi di Pantai Lebih, Kamis (10/3) kemarin.
MENGAWALI Tahun Baru Çaka 1938, ribuan masyarakat Desa Adat Lebih, Gianyar melakukan aksi tolak reklamasi Teluk Benoa, Kamis (10/3) kemarin. Penolakan Desa Adat Lebih menambah panjang deretan yang menolak reklamasi menjadi 26 desa adat. Pendeklarasian penolakan reklamasi di Desa Lebih, diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Dalem Desa Pakraman Lebih, Kamis siang kemarin. Selajutnya ribuan masyarakat berkumpul di Balai Banjar Lebih Beten Kelod. Diiringi baleganjur, ribuan masyarakat kemudian berjalan kaki ke selatan menyeberangi Jalan By-pass IB Mantra menuju Pantai Lebih. Setiba di pantai ribuan warga Desa Adat Lebih berdiri di atas batu penahan ombak, diiringi teriakan menolak
reklamasi Teluk Benoa. Bendesa Pakraman Lebih I Wayan Wisma dalam orasinya mengungkapkan bahwa sudah puluhan hektar (ha) sawah di Desa Pekraman Lebih yang tergerus abrasi. Paling parah terjadi pascareklamasi Pulau Serangan. ‘’Berdasarkan catatan pekaseh, tahun 1960 Desa Pakraman Lebih memiliki luas 86 hektar. Tetapi sejak reklamasi Pulau Serangan pada 1994, terjadi abrasi besar-besaran di pesisir desa kami. Sampai saat ini luas Desa Pakraman Lebih hanya 16 hektar,’’ ungkapnya. Dari kondisi ini warganya pun khawatir bila reklamasi Teluk Benoa dengan rencana luas 700 hektar itu terealisasi, maka seluruh Desa Pakraman Lebih bisa tenggelam oleh abrasi. ‘’Maka melalui aksi ini kami sangat memo-
hon kepada pemerintah agar mau mendengar jeritan kami. Bapak Gubernur tolong perjuangkan nasib desa pakraman yang ada di pesisir. Bapak Presiden tolong cabut Perpres 51/2014,’’ pekiknya. Ia juga mengatakan bila pemerintah memang ingin membangun pariwisata, hendaknya dilakukan secara merata di kabupaten lain. Sebab, dari kondisi saat ini wilayah Denpasar dan Badung sudah padat dengan akomodasi pariwisata. ‘’Bali ada 8 kabupaten dan satu kota. Tetapi saat ini kesannya pembangunan pariwisata di Badung dan Kota Denpasar saja. Yang kami ketahui Kabupaten Bangli, Karangasem, Buleleng dan Jembrana belum tersentuh, malahan hanya disusui oleh program bantuan keuangan khusus,’’ tandasnya. Hal. 19 Rencana Reklamasi