No. 39 tahun IV
8 Halaman
Kamis, 25 Februari 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Isu Pergantian
Menkeu Pasrah JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penggantian kabinet sesuai isu yang beredar terkait kesimpulan akhir fraksi di panitia angket, merupakan kewenangan presiden. “Kabinet itu portfolionya Presiden jadi bapak presiden menimbang, mempertimbangkan yang baik untuk pemerintahan, masyarakat luas, dan Sri Mulyani Indrawati menunjuk seseorang dengan pertimbangan yang sangat matang,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, kemarin. Menkeu menambahkan, saat ini pasar juga tetap tenang menanggapi isu tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa saat ini ada prosedur dan sistem hukum yang menjaga dan mengikat dalam masyarakat serta pasar telah melihat apa yang telah kita lakukan selama ini. “Pejabat sama dengan rakyat bedanya kita memiliki hak dan kewajiban dimana pejabat publik bertanggungjawab terhadap kewenangan yang dimiliki dan tidak boleh disalahgunakan. Apalagi sistem hukumnya memberikan kerangka pada kita untuk melakukan tugas ini dengan tenang dan baik serta bertanggung jawab,” ujarnya. Menkeu yang juga mantan Ketua KSSK, mengatakan, penyimpangan yang dilakukan oleh pemilik bank Century merupakan pelanggaran yang perlu diusut ranah hukum namun membuat kebijakan mencegah krisis jangan dicampuradukan dengan kriminal yang melakukan kejahatan di bidang perbankan, kecuali bisa dibuktikan dalam membuat kebijakannya karena berkolusi dengan mereka. Menurut dia, para pejabat negara melaksanakan tugas, kewajiban dan kewenangannya berdasarkan UU, jadi ada landasan dalam bertindak, karena kalau tidak dilindungi, siapa saja yang menjadi pejabatnya akan menjadi bingung bila dianggap melakukan kesalahan kemudian dikriminalkan. “Saya menyikapinya dengan keyakinan bahwa proses politik, proses hukum dan proses administrasi akan berjalan sesuai dengan koridor masing-masing,” ujarnya. (ant)
KURS RUPIAH
9.000
9.285 9.500
9.290
9.305 10.000 22/2
23/2
24/2
Bisnis Jakarta/ant
TOLAK ACFTA - Petugas kepolisian berjaga saat unjuk rasa oleh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, kemarin. Mereka menolak Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang dinilai akan berujung dengan PHK massal pekerja outsourcing.
Menperin Desak BI dan Kementrian BUMN
Bunga Bank Segera Turun JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan pihaknya meminta Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian BUMN untuk sepakat semua perbankan pada tahun ini menurunkan suku bunga. “Kami minta agar BI dan Menteri BUMN sepakat semua perbankan tahun ini bisa memprogram penurunan suku bunga. Kami semua menghitung berapa spread (selisih bunga) yang ideal buat dunia usaha untuk bisa berkompetisi,” kata Hidayat, seusai melakukan pertemuan degan BI, Menteri
BUMN dan para pengusaha KADIN (Kamar Dagang dan Industri) di Jakarta, kemarin. Menurut Hidayat, pihaknya bertemu dengan gubernur BI dan Meneg BUMN Mustafa Abubakar untuk membahas permasalahan suku bunga terhadap dunia usaha di Indonesia. Tentang permintaan penurunan suku bunga ini, katanya, BI juga memiliki program penurunan bunga, namun akan dilakukan secara bertahap dalam tahun ini. “Ada target penurunan hingga berapa basis poin, tapi saya tak bisa mengungkap-
nya,” kata Hidayat. Menteri Perindustrian yang juga masih menjabat ketua umum KADIN ini juga menyebut bahwa suku bunga kredit perbankan Indonesia saat ini merupakan terbesar kedua di ASEAN. “Rata-rata suku bunga sebesar 13,9 persen atau nomor dua tertinggi setelah Myanmar,” katanya. Selain membahas suku bunga, lanjut Hidayat, pihaknya juga meminta kepada BI untuk menghilangkan kategori sunset industry (industri senja). “Dalam pertemuan ini juga dihilangkan istilah kategori
Rupiah Lewati Rp 9.300 JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore melemah 45 poin karena pelaku melepas rupiah, setelah mata uang Indonesia beberapa hari naik tajam. Nilai tukar rupiah pada pukul 15.00 WIB terhadap dolar menjadi Rp 9.335 - Rp 9.345 per dolar AS dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp 9.285 - Rp 9.295 per dolar. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova mengatakan, sentimen negatif dari regional menekan bursa saham Indonesia yang
terus mengimbas pasar uang domestik khususnya rupiah yang melemah. Melemahnya bursa regional, katanya, terutama disebabkan merosotnya bursa Wall Street yang terpukul oleh data kepercayaan konsumen AS yang melemah dan aksi pemogokan di Jerman. Rupiah, menurut dia, sepanjang pekan ini cenderung tak menentu, kadang naik hingga dibawah angka Rp 9.300 per dolar, dan sebalik hingga di atas Rp 9.300. “Namun naik turunnya rupiah sepertinya sudah diatur, sehingga pergerakan-
nya berada dalam kisaran yang sempit, ucapnya. Menurut Rully Nova, posisi rupiah yang bergerak naik maupun turun itu sebenarnya cukup stabil, sehingga rupiah berada dalam kisaran yang tak jauh dari perkiraan antara Rp 9.300 sampai Rp 9.500 per dolar. “Kami optimis rupiah akan masih bergerak dalam kisaran Rp 9.290 sampai Rp 9.350 per dolar, ucapnya. Meski merosot, lanjut dia rupiah masih berpeluang untuk kembali menguat, karena data indikator ekonomi makro Indonesia masih cukup bagus. (ant)
sunset industry karena itu bertolak belakang terhadap keinginan membuat labor incentive industry (padat karya) itu justru mampu bersaing dengan barang impor serta menguasai pasar domestik,” katanya. Hidayat menjelaskan bahwa BI tidak akan menerapkan sunset industry ini per sektor tetapi langsung kepada perusahaannya. Dalam pertemuan ini juga melakukan diskusi dengan sektor-sektor industri dari labour insentive industry hingga UKM (usaha kecil menengah). “Kami presentasi sektor in-
dustri yang memiliki value added,” kata Hidayat. Sebelumnya ada pandangan, sulitnya suku bunga kredit turun karena kebijakan BI yang tidak konsisten, dimana satu sisi BI melakukan kebijakan yang melonggarkan namun disisi lain menyerap uang dari sistem. “Ada kesalahan dalam kebijakan moneter BI dan harus diperbaiki, BI tak konsisten. BI menurunkan suku bunga harusnya mereka menjadikan kebijakan uang longgar,“ katanya Ekonom Purbaya Yudhi Sadewa beberapa waktu lalu. (ant)
Tekanan BI Rate Berkurang JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, tekanan terhadap kenaikan BI Rate selama semester I 2010 akan berkurang. “Awal tahun lalu kita bilang sampai dengan semester I pun kelihatannya inflasi akan dalam range perkiraan sehingga pressure untuk menaikkan BI Rate itu tidak besar,” kata Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono usai pertemuan di Kementerian Keuangan Jakarta, kemarin. Ia memperkirakan, inflasi selama Februari 2010 akan turun dibanding dengan tingkat inflasi selama Januari 2010. “Perkiraan angkanya sendiri
saya belum update tapi trendnya membaik,” katanya. Menanggapi langkah Bank Sentral AS The Fed yang menaikkan suku bunganya, Hartadi mengatakan, selama inflasi masih dalam koridor yang terkendali maka BI Rate masih akan aman. Ia menyebutkan, berdasar perkembangan data sampai saat ini belum ada tanda-tanda suku bunga akan naik. Sementara itu mengenai posisi cadangan devisa, Hartadi mengatakan, terus mengalami kenaikan hingga mendekati 70 miliar dolar AS. (ant)
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.