No. 56 tahun V
8 Halaman
Rabu, 23 Maret 2011
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Bisnis Jakarta/ant
KUNJUNGAN SYIRIA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kiri) menerima kunjungan Deputi Perdana Menteri Republik Arab Syiria Abdullah Al-Dardari (tengah) usai pertemuan bilateral di bidang perekonomian di Kementerian Perekonomian, Jakarta, kemarin.
Penguatan Rupiah Hematkan
Utang Rp 1,6 Triliun Bencana Jepang Pukul
Sektor Perdagangan JAKARTA - Bank Dunia memperkirakan bencana alam di Jepang akan berdampak pada sektor perdagangan dan keuangan di kawasan Asia Timur. “Dampak terbesar yang akan langsung terasa adalah pada sektor perdagangan dan keuangan,” kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Vikram Nehru dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, kemarin. Menurut Bank Dunia, posisi penting Jepang di kawasan Asia Timur menyebabkan dampak bencana dahsyat akan dirasakan oleh kawasan. Namun Bank Dunia memperkirakan, dampak bencana itu kepada ekonomi kawasan Asia Timur tidak akan berlarut. Lembaga keuangan internasional itu memperkirakan pertumbuhan di Jepang akan kembali naik seiring dengan akselerasi upaya rekonstruksi. Pada sektor perdagangan, Bank Dunia menggunakan gempa bumi Kobe tahun 1995 sebagai pedoman sejarah, perdagangan Jepang hanya akan melambat untuk beberapa triwulan saja. Sektor impor Jepang sepenuhnya pulih hanya dalam kurun waktu satu tahun, sementara tingkat ekspor mencapai 85 persen dari tingkatan pra-gempa. Namun yang membedakan kali ini adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan produksi terutama di industri otomotif, dan hal ini dapat menjadi berkelanjutan. Di sektor keuangan, sekitar seperempat utang jangka panjang Asia Timur bernominasi Yen Jepang di mana sekitar delapan persen di Cina, sampai 60 persen di Thailand. Satu persen apresiasi untuk Yen Jepang berarti peningkatan sekitar 250 juta dolar AS dalam utang tahunan untuk aset dalam Yen yang dimiliki oleh negara-negara berkembang di Asia Timur. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan PDB riil Jepang akan melambat akibat gempa bumi dan tsunami, namun diperkirakan perlambatan hanya akan sementara dan akan kembali naik di pertengahan 2011 setelah upaya-upaya rekonstruksi berjalan. Meski terlalu dini untuk melakukan kajian lengkap, berdasar pengalaman Jepang yang lalu, upaya rekonstruksi akan berlangsung cepat dan dampak jangka pendek pada perekonomian Asia Timur akan terbatas. Menanggapi dampak bencana terhadap perdagangan Indonesia-Jepang, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan volume perdagangan dengan Jepang akan pulih kembali ketika negara tersebut memasuki tahap rekonstruksi pasca bencana gempa bumi dan tsunami. “Kalau kita lihat apa yang terjadi waktu (bencana gempa bumi pada 1995) Kobe, misalnya pada kuartal kejadian itu terjadi dia turun, tetapi begitu masuk tahap rekonstruksi dia naik,” katanya. (ant)
KURS RUPIAH 8.500
8.710
8.773
9.000
8.751
9.500 13/3
21/3
22/3
JAKARTA - Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro memprediksi menguatnya Rupiah terhadap dolar AS hingga sore ke posisi Rp8.720 berpotensi memunculkan penghematan terhadap pembayaran bunga utang yang sebagian besar berdenominasi valas hingga mencapai Rp1,6 triliun. “Setiap penguatan Rp100 per dolar AS dapat berpotensi untuk menghemat pengeluaran negara untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang sekitar Rp400 miliar,” ujar Bambang
di Jakarta, kemarin. Jika rata-rata kurs mencapai Rp 8.800 per dolar AS hingga akhir tahun, maka diakumulasikan selama akhir tahun akan mencapai Rp1,6 triliun. “Ya cuma jika diakumulasikan selama setahun maka penghematannya adalah sebesar Rp1,6 triliun (potensi penghematan bunga utang), tidak terlalu banyak,” ujarnya. Bambang mengatakan pemerintah masih akan memantau fluktuasi nilai tukar untuk jangka waktu tertentu untuk memutuskan asumsi rata-rata
Rupiah yang akan dijadikan acuan dalam revisi APBN 2011. Saat ini dalam APBN 2011, asumsi Rupiah masih dipertahankan sebesar Rp9.250 per dolar AS. “Ya nanti kita lihat. Kita lihat rate apa yang kredibel (bagi revisi APBN nanti),” ujarnya. Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan penghematan pembayaran bunga utang pada 2011 akan lebih besar dari realisasi 2010 yang mencapai sebesar Rp17,4 triliun. Penguatan Rupiah tak hanya berdampak pada peng-
Rupiah Berbalik Arah JAKARTA – Sempat dibuka menguat, perdagangan kurs Rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta akhirnya berbalik arah di sesi sore. Mata uang dalam negeri ini ditutup melemah tipis 1 poin ke posisi Rp8.721 dibanding sebelumnya yang sebesar Rp8.720. Analis saham Eko Capital Securities Cece Ridwan di Jakarta, Selasa mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah tipis menunjukkan mata uang Rupiah masih dalam keadaan yang stabil. “Rupiah masih stabil, kendati sore ini terlihat melemah. Pelemahannya tidak signifikan tanda rupiah masih bagus,” kata dia.
Stabilnya pergerakkan rupiah mencerminkan inflasi pada bulan ini akan terkendali, dan menunjukkan harga pangan sudah mulai stabil. Ia mengatakan, inflasi yang tinggi akan merugikan perekonomian karena menggerus daya beli yang akan merugikan, baik konsumen maupun produsen. “Inflasi harus dikendalikan dalam range yang dipatok pemerintah, diperkirakan inflasi selama bulan Maret 2011 sesuai dengan ekspektasi,” kata dia. Dengan terkendalinya ekspektasi maka acuan suku bunga (BI rate) akan tetap. Dengan begitu maka imbal hasil yang didapat investor
masih lebar. Selain itu, rupiah yang stabil juga dapat membantu pengurangan pembayaran bunga utang yang sebagian besar berbentuk dalam mata uang dolar AS. Ia juga meminta kepada pemerintah untuk terus memantau fluktuasi nilai tukar untuk jangka waktu tertentu dalam memutuskan asumsi rata-rata Rupiah yang akan dijadikan acuan dalam revisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2011. Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah hari ini bergerak menguat keposisi Rp8.710 dibanding sebelumnya Rp8.751. (ant)
Pembatasan BBM Tak Dibatalkan JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah tetap akan melaksanakan pembatasan BBM namun masih menunggu waktu yang tepat. “Jangan ngomong batal, kan ditunda. Pokoknya pemerintah bekerja keras untuk mencari solusi terbaik, tidak diam, tidak diberhentikan (pembatasan BBM) begitu saja, tidak, semua kita pikirkan dengan bagus, jangan tanya saya tepat itu kapan,” katanya di Kantor Wapres, kemarin. Penundaan pembatasan BBM karena menunggu situasi yang tepat. Pemerintah menurut dia saat ini masih mempertimbangkan fluktuasi harga baik energi dan pangan. Selain itu, juga kesiapan dari masyarakat dalam menerima kebijakan ini, terutama terkait dengan kemungkinan inflasi. “Kesiapan jangan hanya diartikan kesiapan fisik, tapi juga kesiapan masyarakat kita untuk menerima itu dan juga dikaitkan dengan in-
flasi dan daya beli masyarakat kita karena beberapa asumsi asumsi yang kita tetapkan sebelumnya itu kan berubah semua, ketidakpastian harga, tiba tiba inflasi dunia dari ‘volatile food’ juga meningkat,” katanya. Ia menambahkan, pemerintah tidak kebijakan yang diterapkan justru menambah permasalahan-permasalahan yang berakibat buruk bagi perekonomian secara nasional. “Karena setiap kebijakan diambil kita harus pertimbangkan matang dalam perekonomian nasional kita. Kita tidak ingin ada suatu distorsi-distorsi yang justru menimbulkan efek kurang bagus,” katanya. Sebelumnya kebijakan pembatasan BBM telah diwacanakan pemerintah karena harga minyak yang terus meningkat membuat subsidi pemerintah membengkak. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tidak lebih dari dua persen. (ant)
hematan pembayaran bunga utang, namun juga untuk belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) akibat biaya impor yang rendah. “Potensi penghematannya akan lebih besar kalau dibandingkan tahun lalu. Kan tahun sekarang kita lebih baik, walaupun dalam asumsi kurs itu Rp9.250 di 2011, hampir sama dengan 2010. Tapi sekarang Rupiah sampai pada sekitar Rp8.700-8.800,” ujarnya. Dalam APBN 2011, pemerintah menganggarkan biaya bunga utang sebesar Rp115,2 triliun atau 1,6 persen dari PDB.
Beban bunga utang tersebut digunakan untuk pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp79,4 triliun dan pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp35,8 triliun. Sementara realisasi pembayaran bunga utang 2010 sebesar Rp88,3 triliun dari pagu anggaran di APBN Perubahan sebesar Rp105,7 triliun. Realisasi tersebut terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri Rp61,5 triliun dari pagu Rp71,9 triliun dan luar negeri Rp26,9 triliun dari pagu Rp33,8 triliun. (ant)
Subsidi BBM
Bisa Bertambah Rp 6 Triliun JAKARTA - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa bertambah Rp4 triliun hingga Rp 6 triliun jika pengaturan BBM bersubsidi tidak diberlakukan dan harga minyak dunia semakin melambung. “Asumsi tersebut juga telah mempertimbangkan apabila harga minyak Indonesia (ICP) ditetapkan ratarata sebesar 90 dolar AS per barel,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Bambang Brodjonegoro di Jakarta, kemarin. Jika lebih dari 80 dolar AS per barel berarti subsidi akan lebih dari besar yang sudah ditetapkan dalam APBN. Jika harga mencapai 90 dolar AS per barel maka subsidi akan bertambah sekitar Rp4 triliun sampai Rp6 triliun. Ia juga menjelaskan akan ada potensi kehilangan penghematan sebesar Rp3,8 triliun apabila pengaturan BBM bersubsidi tidak jadi diberlakukan dengan memakai asumsi ICP sesuai APBN 2011 sebesar 80 dolar AS per barel. “Kalau pembatasan tidak dilakukan sama sekali tahun ini, ada potensi kehilangan penghematan Rp3,8 triliun itu pakai harga 80 dolar AS per barel,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi adanya potensi kenaikan anggaran subsidi, pemerintah akan terlebih dulu mengandalkan sumber daya yang ada seperti memanfaatkan cadangan resiko fiskal dan penghematan anggaran. “Tidak hanya cadangan resiko fiskal tapi juga penghematan belanja, berapa pun yang didapat akan digunakan untuk menambal subsidi tersebut,” ujarnya. Saat ini, anggaran subsidi BBM dalam APBN 2011 ditetapkan sebesar Rp95,9 triliun, sedangkan cadangan resiko fiskal sebesar Rp4,2 triliun. Sementara dari target penghematan anggaran sebesar Rp20 triliun, pemerintah saat ini baru memenuhi sebesar Rp16,9 triliun. Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan penundaan pelaksanaan program pengaturan yang sebelumnya dijadwalkan dimulai April 2011. Pemerintah menunda pelaksanaan program pengaturan BBM bersubsidi hingga membaiknya perkembangan eksternal yakni harga minyak dan inflasi. “Kami dan Komisi VII DPR berhati-hati menentukan sampai kapan ditunda pengaturannya, karena menunggu perkembangan eksternal yang di luar perkiraan,” kata Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh. (ant)
Pemimpin Umum : Satria Naradha, Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Suja Adnyana, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Hardianto, Ade Irawan, Bogor : Aris Basuki, Depok : Rina Ratna Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D. Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602, Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI
Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.