Bisnis Jakarta - Jumat, 04 Maret 2011

Page 1

No. 43 tahun V

8 Halaman

Jumat, 4 Maret 2011

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Bisnis Jakarta/dok

PRIVATISASI – PT Semen Baturaja, salah satu BUMN yang akan diprivatisasi pemerintah bersama tiga BUMN lainnya tahun ini. Jika perusahaan ini melalui IPO, tiga lainnya melalui pola staregic sale.

APBN 2011

Belum Efektif Atasi Kemiskinan Kebijakan SBDK

Tak Rugikan Perbankan JAKARTA - Kebijakan Bank Indonesia yang mengharuskan perbankan untuk mengumumkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) mulai 31 Maret mendatang diyakini tidak akan merugikan perbankan meski bank harus membuka rahasia dapurnya dalam menentukan bunga kredit. “Kebijakan pengumuman SBDK akan membuat transparan lending rate. Ini bisa mendorong sektor riil sehingga kredit bank meningkat. Kalau kredit meningkat maka bank yang net income-nya 80 persen dari kredit akan happy,” kata Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto dalam Diskusi Transparansi SBDK dan Tantangan Efisiensi Perbankan di Jakarta, kemarin. Menurut dia, nasabah perbankan juga akan mendapat keuntungan dengan kebijakan ini karena bisa mengetahui secara jelas SBDK yang ditetapkan bank sehingga bisa membandingkan dan memilih bank memiliki SBDK yang lebih baik dibanding bank lain. “Kalau nasabah sudah happy, maka usahanya akan meningkat dan pajaknya kepada pemerintah juga akan bertambah. Kalau pemerintah dananya besar maka dia akan membangun proyek-proyek sehingga yang kebagian untung perbankan lagi. Everybody happy dengan kebijakan ini,” katanya. Sementara itu, Kepala Biro Penelitian dan Pengaturan Perbankan Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Irwan Lubis di tempat yang sama mengatakan sebagai bisnis industri yang memerlukan sistem dan kondisi yang berkelanjutan, perbankan sangat diuntungkan dengan transparansi SBDK karena mendorong bank untuk lebih efisien, mengingat kebijakan ini akan membuat bank saling berkompetisi satu sama lain. “Ini keuntungan bagi daya tahan perbankan dan akan mengarah pada efisiensi. Ini bentuk governace baru karena bank akan punya daya tahan lebih baik, tingkat kompetitif bank akan meningkat untuk bersaing di tingkat regional,” katanya. Dikatakannya, salah satu keuntungan kebijakan yang mengarahkan perbankan untuk mengikuti transparansi SBDK ini adalah bank akan memberikan kredit lebih besar, sehingga ini membuka peluang bank merubah kondisinya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015,” katanya. (ant)

KURS RUPIAH 8.500

8.807

8.812 8.824

9.000

9.500 1/2

2/3

3/3

JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR Herlini Amran menilai kenaikan alokasi anggaran pengentasan kemiskinan dalam APBN 2011 belum berdampak pada pengurangan angka kemiskinan karena dana tersebut tidak fokus dan dikelola banyak kementerian/ lembaga. “Meskipun jumlah alokasi anggaran mengalami kenaikan, namun itu belum berdampak pada pengurangan kemiskinan. Hal ini disebabkan APBN untuk kemiskinan belum dialokasikan secara efektif karena dikelola oleh 19 kementerian dan lembaga,” ujar Herlini di Jakarta, kemarin. Kementerian Sosial yang

tugas pokoknya mengatasi kemiskinan hanya punya Rp4 triliun dari Rp86,1 triliun anggaran kemiskinan di tahun 2011. Karenanya, anggota FPKS DPR itu berharap kenaikan anggaran ini harus jadi momen bagi pemerintah untuk mengoptimalkan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. Dengan demikian kondisi masyarakat bisa semakin membaik. Ia berharap, RUU Fakir Miskin (FM) yang sedang dibahas DPR dapat merumuskan pengelolaan dana-dana kemiskinan secara integral dan sistematis. “Harus ada ‘leading actor’ dalam penanggulan-

gan kemiskinan ini. Kalau tidak, semua akan berjalan sendiri-sendiri dan tidak menghasilkan apa-apa. Setidaknya berdasar Perpres No. 24 tahun 2010, presiden menunjuk Kementerian Sosial dengan tupoksinya membantu presiden dalam bidang sosial yakni kemiskinan,” katanya. Berdasarkan penilaian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), katanya lagi, efektivitas anggaran negara dalam menurunkan angka kemiskinan pada 2005-2009 mengalami penurunan dibanding sebelumnya. Tahun 2000 2004, setiap kenaikan satu persen anggaran mampu menu-

Rupiah Menguat Tipis JAKARTA - Kurs mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta kemarin menguat tipis sebesar 7 poin ke posisi Rp8.803 dibanding sehari sebelumnya yang sempat melemah di level Rp8.810. Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada mengatakan, penguatan rupiah terhadap dolar AS disebabkan karena ada beberapa data AS yang negatif memicu rupiah bergerak menguat. “Beberapa data yang keluar negatif memicu dolar AS melemah terhadap beberapa

mata uang lainnya,” katanya. Kenaikan rupiah relatif kecil, namun diharapkan pada perdagangan Jumat ini terus meningkat. Merosotnya dolar AS dan membaiknya sahamsaham di AS, merupakan pemicu utama kembali menguatnya rupiah. “Namun rupiah terlihat sulit untuk bisa menembus level Rp9.000 per dolar, karena kenaikannya relatif masih kecil,” katanya. Secara terpisah, analis Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menambahkan, dalam testimony Gubernur The Fed AS Ben Bernanke

menyatakan bahwa pemulihan ekonomi AS belum memuaskan walaupun pasar tenaga kerja sudah menunjukkan perbaikan. Bernanke masih melihat perlunya melanjutkan kebijakan moneter yang mendukung dengan tetap mempertahankan suku bunga FFR di 00,25 persen untuk periode perpanjangan (extended period). Tapi The Fed mengakui bahwa pasar tenaga kerja menunjukkan perbaikan didukung oleh meningkatnya penjualan ritel dan pertumbuhan yang solid (solid growth) di sektor manufaktur. (ant)

BI Diprediksi Tahan BI Rate JAKARTA - Pengamat perbankan, Roosniaty Salihi mengatakan, Bank Indonesia (BI) pada bulan ini kemungkinan akan menahan suku bunga acuan (BI Rate) pada 6,75 persen setelah bulan lalu menaikkannya akibat tekanan inflasi. “Kenaikan inflasi merupakan faktor utama BI menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin, namun untuk bulan ini diperkirakan masih dilevel tersebut,” katanya di Jakarta, kemarin. Kenaikan suku bunga acuan yang terlalu cepat kurang men-

guntungkan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan dapat tumbuh di atas enam persen. “Ekonomi nasional akan tumbuh melambat apabila BI kembali menaikkan BI Rate,” ujarnya. Menurut dia, BI akan lebih hati-hati mengamati pasar, karena gejolak ekonomi global yang masih tak menentu. “Apalagi Gubernur BI, Darmin Nasution pernah menyatakan BI akan sangat hati-hati dalam menyesuaikan kenaikan BI Rate,” ucapnya. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi

2011 sebesar 6,3 persen naik dibanding tahun lalu hanya 5,9 persen. “Karena itu apabila BI Rate kembali naik maka ekonomi nasional akan sulit tumbuh dengan baik, katanya. Senada dengan hal itu, Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada mengharapkan, BI sebaiknya tetap menahan suku bunga acuan. “Jika BI rate naik maka dampak yang tidak baik akan lari pada kredit, Bank akan hitung ulang, dan penyaluran kredit akan terhambat,” katanya. (ant)

runkan tingkat kemiskinan sekitar 0,4 persen. Sedangkan pada 2005-2009 kemampuan fiskal tersebut hanya 0,06 persen. “Saat itu, kenaikan anggaran untuk pengentasan kemiskinan naik hingga 394 persen pada kurun waktu 2000 2009 dari Rp18 triliun hingga Rp71 triliun. Sementara itu, tingkat kemiskinan berkurang dari 19,1 persen pada 2000 menjadi 14,2 persen pada 2009,” katanya. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 237,6 juta jiwa, Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan pengangguran. Dita-

mbah lagi dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti gelandangan, pengemis, wanita tuna susila, orang dengan kecacatan, orang dengan HIV/ AIDS, komunitas adat terpencil, anak jalanan, pekerja anak, jompo telantar dan lainnya. “Berbagai masalah sosial ini menjadi tantangan bangsa kita yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Semoga RUU Fakir Miskin yang sedang dibahas dapat membantu masalah sosial yang ada. Karena ketika hal ini tidak mendapatkan perhatian dari negara, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat serius,” ujarnya. (ant)

Tahun Ini

Empat BUMN Diprivatisasi JAKARTA - Kementerian BUMN memastikan pada tahun 2011 akan melakukan privatisasi empat perusahaan, yaitu PT Primissima, PT Sarana Karya, PT Kertas Padalarang, dan PT Semen Baturaja. “Tiga BUMN, yakni Primissima, Sarana Karya, Kertas Padalarang dilakukan melalui pola staregic sale (penjualan saham kepada investor), sedangkan Semen Baturaja melalui pola penawaran saham perdana kepada publik (IPO),” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Jakarta, Kamis. Usai mengikuti Rapat Koordinasi tentang “Program Rightsizing BUMN” yang dipimpin Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, di Kantor Kementerian BUMN, Mustafa mengatakan, privayisasi Primissima, Sarana Karya, dan Kertas Padalarang merupakan pengalihan dari tahun 2010, sedangkan IPO Semen Baturaja program privatitasi yang diusulkan pada 2011. Saham pemerintah pada

Primissima mencapai 52,79 persen, pada Sarana Karya 100 persen, dan pada Kertas Padalarang 40,8 persen. Primissima bergerak pada usaha pemintalan dan produksi garmen di Jogjakarta, Sarana Karya produsen aspal di Buton, sedangkan Kertas Padalarang memproduksi pita cukai, dan kertas berharga lainnya. “Primissima diarahkan dengan pola strategic sales kepada investor, sedangkan Sarana Karya dan Kertas Padalarang akan diakuisisi oleh BUMN lain,” ujar Mustafa. Menurut informasi, PT Timah sedang menuntaskan rencana akuisisi saham Sarana Karya, Perum Peruri berminat mengambilalih saham Kerta Padalarang, sedangkan Primissima akan dilepas kepada pemegang saham lainnya yaitu Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Khusus Semen Baturajara, Mustafa menjelaskan dalam rencana IPO tersebut jumlah saham yang akan dilepas ke publik maksimal 30 persen. (ant)

Pemimpin Umum : Satria Naradha, Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Suja Adnyana, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Hardianto, Ade Irawan, Bogor : Aris Basuki, Depok : Rina Ratna, Kontributor Bekasi : Muhajir, Nendi Kurniawan, Safa Aris Muzakar, Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D. Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602, Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI

Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Bisnis Jakarta - Jumat, 04 Maret 2011 by e-Paper KMB - Issuu