No. 95 tahun IX
8 Halaman
Senin, 22 Mei 2017
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Ekonomi Global
Perlu Dicermati
Bisnis Jakarta/ant
REALISASI INVESTASI BARU - Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, kemarin. BI menilai sasaran pertumbuhan ekonomi pemerintah yang sebesar 5,4-6,1 persen tahun 2018 dapat dicapai dengan mendorong peningkatan realisasi investasi baru terutama untuk sektor produktif.
JAKARTA - Kondisi perekonomian global merupakan sesuatu hal yang perlu dicermati dengan seksama agar kelancaran pembangunan sebagaimana yang telah dirancang pemerintah untuk kemakmuran rakyat juga dapat berjalan sesuai rencana yang ada. “Pemerintah sendiri menyampaikan saat ini Indonesia berada di tengah ketidakpastian ekonomi global, tentunya kita pun harus mengerti dan pahami. Ini tidak semata-mata urusan politik dalam negeri,” kata Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dalam rilis di Jakarta, kemarin. Sejumlah fenomena ekonomi global yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi nasional dengan signifikan antara lain adalah kondisi ekonomi di Amerika Serikat, China, ketegangan di semenanjung Korea, hingga masalah finansial yang melanda Uni Eropa. Untuk itu, saat ini berbagai pihak juga sedang menunggu sejumlah kebijakan seperti keterbukaan perbankan, teknologi informasi, dan keseimbangan baru. Namun, ia juga tidak memungkiri bahwa kondisi politik di dalam negeri juga bisa berpengaruh besar terhadap situasi ekonommi, sehingga berbagai isu harus dijaga dengan baik agar tidak membahayakan dan merusak potensi pertumbuhan ekonomi. “Kita harapkan semuanya bisa berjalan sesuai dengan keinginan DPR dan pemerintah,” katanya
dan menambahkan harapannya agar prioritas tetap terhadap program sektor riil yang bersifat padat karya dan mengurangi pengangguran. Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meyakini apabila perekonomian global terus membaik, maka pada 2018 mendatang pertumbuhan ekonomi domestik dapat mencapai 5,6 persen. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, sejauh ini pihaknya masih optimistis target tersebut dapat tercapai. Namun, Bappenas akan terus memantau perkembangan ekonomi dunia dan domestik sehingga peluang adanya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi masih terbuka. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjabarkan dinamika dan perlambatan ekonomi global sepanjang 2016 telah memberikan tiga pelajaran penting untuk diadaptasi negara berkembang, termasuk Indonesia, agar mampu meningkatkan imunitas ekonomi domestik dari guncangan. “Pertama, perlunya respons bauran kebijakan makroekonomi antara fiskal, moneter, riil, yang tepat waktu, konsisten, dan diterapkan secara disiplin,” kata Agus dalam peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2016 di Jakarta, Kamis (27/4). (ant)
Target Pertumbuhan 2018
Dibarengi Investasi Baru JAKARTA - Bank Indonesia menilai sasaran pertumbuhan ekonomi pemerintah yang sebesar 5,4-6,1 persen tahun 2018 dapat dicapai dengan mendorong peningkatan realisasi investasi baru terutama untuk sektor produktif. Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, kontribusi investasi baru dari korporasi atau swasta akan membantu mendorong laju pertumbuhan ekonomi, sekali-
gus melahirkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru demi menjaga suplai atau pasokan barang, ketika pendapatan masyarakat meningkat. Dengan dorongan dari investasi baru, kata Dody, maka pertumbuhan ekonomi tinggi dapat dicapai, sembari mengantisipasi kenaikan tekanan inflasi akibat akselerasi pertumbuhan pendapatan masyarakat. “Kuncinya adalah investasi baru. Pabrik atau mesin baru yang akhirnya pada saat tekanan di Produk Do-
mestik Bruto secara aktual, tidak akan mendorong inflasi,” ujar Dody. Dody mencontohkan laju pertumbuhan ekonomi yang tidak sehat pada saat periode menjelang krisis ekonomi 1998. Saat itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5-7 persen. Namun, tingginya pertumbuhan tersebut harus “dibayar mahal” dengan laju inflasi dan defisit transaksi berjalan yang tidak terkendali. Alhasil stabilitas perekonomian menjadi tidak terjaga.
Rupiah Akhir Pekan
Inflasi tinggi saat itu karena permintaan masyarakat meningkat namun pasokan barang tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, harga barang menjadi tinggi karena faktor kelangkaan. Sementara defisi neraca ekspor-impor juga meningkat karena importasi menggemuk untuk memenuhi pasokan barang. “Itulah fenomena yang dilihat, saat tumbuh ke 5,6 persen bagaimana itu tidak diiringi inflasi yang naik,” ujarnya.
Bank Sentral belum mengeluarkan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi 2018. Untuk 2017, BI memerkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di titik tengah rentang 5—5,4 persen. Pada Jumat pagi, pemerintah yang diwaikili Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa asaran pertumbuhan 2018 pada kisaran 5,4-6,1 persen. Sasaran pertumbuhan itu diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan di kawasan timur Indonesia, ka-
Pemerintah akan Konsisten
Terdongkrak Sentimen dari Standard & Poor’s
Dorong Optimalisasi Penerimaan Perpajakan
JAKARTA - Nilai tukar rupiah akhir pekan, bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp13.323, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.355 per dolar AS. “Sentimen dari Standard & Poor’s (S&P) yang menaikkan peringkat Indonesia menjadi level layak investasi atau investment grade membalikkan arah pergerakan rupiah menjadi positif,” ujar pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova di Jakarta. Dengan kenaikan peringkat itu membuat selera investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri akan terus meningkat. Selain itu, kenaikan peringkat itu menunjukkan risiko investasi di Indonesia menjadi rendah. “Investasi di dalam negeri menjadi lebih menarik dan aman,” katanya. Menurut dia, kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan tampaknya membuahkan hasil. Pengelolaan fiskal yang terjaga serta gencarnya pembangunan infrastruktur diperkirakan menjadi salah satu faktor yang dinilai positif oleh S&P. Di sisi lain, harga minyak mentah dunia yang mengalami peningkatan juga turut menjadi faktor yang menopang rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 1,05 persen menjadi 49,87 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 1,10 persen menjadi 53,09 dolar AS per barel. Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa keputusan S&P itu memeberikan harapan bahwa fundamental ekonomi nasional terjaga dengan baik meski sempat dibayangi gejolak politik di dalam negeri. “Dengan keputusan S&P itu maka fluktuasi rupiah akan terjaga dalam jangka panjang dan tidak rentan terkoreksi,” katanya. (ant) Bisnis Jakarta/ant
KONSISTEN DORONG OPTIMALISASI PAJAK - Warga melaporkan SPT tahunan wajib pajak orang pribadi tahun 2016 di KPP Tanah Abang 3, Jakarta, kemarin. Pemerintah berkomitmen akan secara konsisten mendorong optimalisasi penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada 2018 melalui berbagai kebijakan.
KURS RUPIAH
13.000
13.331
13.295
13.325
5/4
6/4
13.500
14.000 4/4
wasan perbatasan, dan juga daerahdaerah lain yang masih tertinggal. Sementara, inflasi akan dijaga pemerintah di rentang 2,5-4,5 persen pada 2018. “Walaupun dihadapkan berbagai kendala dan ketidakpastian, pemerintah tetap berupaya keras mewujudkan peningkatan pertumbuhan yang lebih berkualitas dan inklusif agar peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat lebih adil dan merata,” ujar Sri Mulyani. (ant)
JAKARTA - Pemerintah berkomitmen akan secara konsisten mendorong optimalisasi penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada 2018 melalui berbagai kebijakan. “Secara
umum kebijakan penerimaan perpajakan diarahkan untuk meningkatkan rasio perpajakan dan kepatuhan dengan tetap menjaga iklim investasi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan pengantar
dan keterangan kerangka ekonomi makro dan pokokpokok kebijakan fiskal tahun anggaran 2018 dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta. Pada 2018, rasio pajak (tax ratio) diharapkan dapat menca-
pai 11-12 persen, meningkat dibandingkan dengan 10,36 tax ratio tahun 2016. Sri Mulyani menuturkan, upaya pencapaian tersebut akan menghadapi tantangan yang cukup berat, namun melalui kerja keras, reformasi perpajakan yang konsisten, penguatan kelembagaan perpajakan, penggalian potensi dan penegakan hukum yang objektif, target tersebut diharapkan dapat dicapai. Dalam jangka menengah, selain tax ratio yang memang diharapkan akan terus meningkat, struktur belanja negara juga diharapkan semakin produktif, dan defisit dan rasio utang terkendali serta keseimbangan primer menuju positif. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan penguatan tiga fungsi utama kebijakan fiskal, yaitu fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi. Penguatan fungsi alokasi dilakukan dengan perbaikan alokasi anggaran agar lebih tepat sasaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis produktivitas, mendukung program prioritas untuk meningkatkan dan memperkuat modal dasar Indonesia yaitu kualitas manusia yang makin baik serta pengelolaan sumber daya alam yang berkualitas dan berkelanjutan. Fokus alokasi anggaran ad-
alah infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Selanjutnya, penguatan fungsi distribusi untuk mengurangi kesenjangan dan memperbaiki keadilan sosial ditempuh dengan meningkatkan peran pajak sebagai instrumen untuk meredistribusi pendapatan, penguatan kualitas desentralisasi fiskal, serta mendorong efektivitas program perlindungan sosial. Sedangkan penguatan fungsi stabilitasi yakni menjaga momentum pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menjaga stabilitas kondisi sosial dan politik dari tekanan gejolak ekonomi dari luar maupun dari dalam negeri. Mengenai PNBP, pemerintah mendorong optimalisasi PNBP dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas pelayanan publik. Upaya ini ditempuh dengan Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan aset negara, serta mendorong peningkatan kinerja BUMN. Sementara itu pada sisi belanja negara, pemerintah juga terus melakukan peningkatan kualitas belanja. Alokasi belanja barang didorong lebih efisien dan kualitas belanja modal ditingkatkan agar lebih produktif untuk mendukung pembangunan infrastruktur serta perbaikan kualitas manusia dan kelembagaan. (ant)
Pemimpin Umum : Satria Naradha, Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Suja Adnyana, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Hardianto, Ade Irawan, Bogor : Aris Basuki, Depok : Rajif Nugroho, Tangsel : Novi Revolusiana, Iklan : Emiliana, Sirkulasi : D. Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602, Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.