HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 98 TAHUN KE 13
E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SABTU, 8 JULI 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Rp 8 Triliun Ditransfer ke NTB
Belanja Pemda Semester I Masih Rendah
Mataram (Suara NTB) – Jumlah dana transfer ke Pemprov dan 10 kabupaten/kota di NTB sudah hampir mencapai Rp 8 triliun, atau tepatnya Rp 7,997 triliun sampai Juni 2017. Namun, berdasarkan data Monitoring dan Evaluasi (Monev) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), realisasi belanja (keuangan) Pemda di NTB masih rendah, rata-rata 24,84 persen. Kepala Kanwil DJPB NTB, Taukid, S.E., M.Sc.IB., M.B.A menyebutkan, jumlah dana transfer dari pemerintah pusat ke 11 pemda di NTB sampai Juni lalu mencapai Rp 7.997 triliun lebih. Dengan rincian, Pemprov NTB Rp 1,716 triliun, Lombok Barat Rp 672 miliar leb-
ih, Lombok Tengah Rp 848 miliar lebih, Lombok Timur Rp 1,056 miliar lebih. Kemudian, Kabupaten Bima Rp 774 miliar lebih, Kabupaten Sumbawa Rp 713 miliar lebih, Dompu Rp 465 miliar lebih, Sumbawa Barat Rp 543 miliar lebih, Lombok Utara Rp 350 miliar lebih,
Kota Mataram dan Kota Bima masing-masing Rp 489 miliar dan Rp 365 miliar lebih. Taukhid mengatakan pihaknya belum mengetahui realisasi anggaran dari masingmasing Pemda terkait dengan dana transfer tersebut sampai semeter I 2017. Bersambung ke hal 15
Tabel realisasi keuangan APBD Pemda provinsi dan kabupaten/kota di NTB sampai Juni 2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pemda Pemprov NTB Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima
APBD (Triliun) 5,008 1,358 1,599 0,878 1,824 2,381 1,136 1,667 1,057 1,661 0,833
Realisasi Keuangan 37,23 25,14 22,85 ‐ 43,98 26,53 32,29 23,97 19,24 18,29 23,8 (Sumber : Data monev LKPP)
PROGRAM PRIORITAS Meski gaungnya tak seperti gema periode pertama kepemimpinan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, program Bumi Sejuta Sapi (BSS) tetap menjadi program andalan. Menjadi program andalan karena potensi ternak NTB sungguh luar biasa. Tampak seorang peternak sedang menggiring sapinya setelah digembalakan disebuah lar di Kabupaten Sumbawa.
TO K O H
(Suara NTB/bul)
Pemda KSB Bergeming
Ribuan TKI Asal NTB Seleksi CPNS Manfaatkan Amnesti Arab Saudi
PEMDA Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih bergeming dan masih tetap menolak penggabungan PD. BPR menjadi PT. Bank BPR NTB. KSB berharap agar Pemprov NTB bisa menerima kebijakan Pemda Sumbawa Barat tersebut. Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin, ST meminta yang dikonfirmasi Jumat (7/7) kemarin meminta agar Pemprov NTB legowo menerima keputusan Pemda KSB untuk tidak turut bergabung dalam konsolidasi PT. Bank BPR NTB tersebut. ‘’Kita harap provinsi menerima kebijakan kami ini untuk tidak turut serta di sana (PT Bank BPR NTB),’’ cetusnya. (Suara NTB/bug) Menurutnya, alasan tidak Fud Syaifuddin bisa memenuhi permintaan Pemprov NTB itu karena Pemda KSB ingin memiliki lembaga keuangan di sektor perbankan sendiri yang mandiri. Terlebih dari hasil komunikasi dengan pihak PD. BPR KSB, manajemen meyakini PD BPR KSB bisa mandiri jika pun harus lepas dari manajemen yang ada sekarang ini. Bersambung ke hal 15
Tidak Jelas
Mataram (Suara NTB) Sejak diusulkan pertengahan Mei lalu, pengumuman seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2017 belum ada kejelasan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB). Justru, NTB mendapatkan 28 formasi untuk Guru Garis Depan (GGD) yang akan ditempatkan di daerah terpencil di daerah ini. ‘’Belum ada bocoran (pengumuman seleksi
KO M E N TTAA R
CPNS) dari pusat. Kita tunggu, mungkin dalam waktu dekat, mudah-mudahan,’’ kata Kepala Badan Kepegawaian daerah (BKD) NTB, Drs. H. Fathurahman, M.Si ketika dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (7/7) siang kemarin. Ia mengatakan, meskipun di media sosial telah beredar pengumunan seleksi CPNS salah satu kementerian. Namun, kata Fathurahman, kementerian terkait belum mengeluarkan pengumuman mengenai seleksi penerimaan CPNS. Bersambung ke hal 15
juga oleh mereka yang sudah terdaftar untuk Mataram (Suara NTB) Pemerintah Arab Saudi sedang membuka pulang. Data Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, amnesti kepada puluhan ribu TKI ilegal di sana. Sedikitnya 2000 TKI asal NTB meman- sedikitnya 13.000 TKI ilegal yang manfaatkan amnesti itu. Dari jumlah itu, sudah ada faatkan pengampunan itu untuk kelu5000 yang mendaftar untuk pulang ar dari negeri kaya minyak tersebut. ke Indonesia setelah mendapat Namun ada kebingungan dengan pengampunan. Kepulangan merepekerjaan pilihan ketika kembali ka berlangsung bertahap, namun kampung. harus habis sampai batas waktu Amnesti diberikan Arab Saudi yang diberikan oleh kerajaan Arab sejak 29 Maret 2017 lalu. Amnesti Saudi. ‘’Sisanya belum bisa pulang. berlaku dalam tempo 90 hari. SeKalau residunya, masih ada 7000 mentara masih banyak TKI yang yang sedang dipantau untuk tertahan dan belum bisa memenuhi tenggat waktu kembali ke Indonesia dan yang diberikan pemerindaerah masing masing. tah Arab Saudi,” kata Alasannya, karena Direktur Perlindungan mereka takut pulang WNI dan Bantuan Huke daerahnya karena kum Kemlu RI, Dr. Lalu tidak ada jaminan peMuhamad Iqbal kepada kerjaan dengan pengSuara NTB, Jumat (7/7). hasilan layak. Hal Lalu Muhamad Iqbal Bersambung ke hal 15 yang sama dirasakan (Suara NTB/ist)
Empat Sekda Bertemu
NW Putuskan Rohmi Maju di Pilgub NTB
Dr.Zul Apresiasi Keputusan NW, Golkar Tunda Tetapkan Pendamping Suhaili
MENINDAKLANJUTI pertemuan Gubernur NTB dengan tiga kepala daerah yang akan melaksanakan Pilkada serentak 2018 mendatang, empat Sekda kembali melakukan pembahasan klinis. Dari hasil pertemuan yang dipimpin Sekda NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc, Ph.D dan dihadiri Sekda Lombok Barat, Lombok Timur dan Kota Bima itu, disepakati sharing anggaran Pilkada kembali dirasionalisasi. “Sharing anggaran itu ada perubahan sedikit khusus untuk tiga kabupaten/kota. Bersambung ke hal 15 H.L.Wirajaya Kusuma
Keputusan Nahdlatul Wathan (NW) menetapkan Rektor Universitas Hamzanwadi, Dr.Hj.Siti Rohmi Djalilah untuk maju pada Pilgub NTB 2018 mempengaruhi peta politik di NTB. Setidaknya, Partai Golkar menunda menetapkan pendamping H.Suhaili FT untuk bertarung pada Pilgub mendatang. Sedangkan bakal calon (balon) Gubernur NTB, Dr.Zulkieflimansyah mengapresisasi keputusan yang diambil NW. DIKONFIRMASI Suara NTB, Jumat (7/7) kemarin, Dr. Zul—demikian Dr.H. Zulkieflimansyah biasa disapa— menyampaikan apresiasinya atas keputusan yang sudah dilahirkan NW, Kamis (6/7) lalu. Menurut Dr. Zul, tokoh-
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/dok)
H. Misbach Mulyadi
tokoh yang telah resmi mendapatkan dukungan dari NW tersebut merupakan tokoh-tokoh dengan reputasi dan kapasitas yang cukup teruji. ‘’Nama-nama yang diumumkan kemarin itu yang punya kapasitas dan layak (untuk didukung),’’ ujar pendiri Universitas Teknologi Sumbawa ini. Dr. Zul menegaskan, sejauh ini dirinya masih terus memaksimalkan proses komunikasi untuk mendorong tercapainya kesepakatan awal, yaitu menduetkan dirinya den-
gan Rohmi di Pilkada NTB 2018. ‘’Semua mesin kita masih difokuskan untuk memastikan rencana semula, yaitu tercapainya duet Zul – Rohmi di Pilkada NTB,” tegas Dr. Zul. Saat ditanya soal kemungkinan ia menjalin komunikasi dengan pihak lain? Dr. Zul juga tak menampiknya. Menurut politisi PKS ini, dirinya tak membatasi komunikasi politik hanya dengan kelompok tertentu. ‘’Dengan siapa saja kita bisa berkomunikasi. Kita tidak boleh membiarkan Pilkada ini memutus silaturahmi kita dengan pihak lain,’’ pungkasnya.
TGH.M.Zainul Majdi
Tunda Tetapkan Pendamping Sementara itu, Partai Golkar yang telah menetapkan
Ketua DPD Partai Golkar NTB, H. Suhaili FT sebagai balon Gubernur NTB, dari jauh-jauh hari ternyata menunda menetapkan balon Wakil Gubernur NTB. Alasannya, Golkar tidak ingin terburu-buru, mengingat waktu untuk mencari pasangan masih cukup panjang. Hal itu ditegaskan Ketua Harian DPD I Partai Golkar NTB, H. Misbach Mulyadi kepada Suara NTB, Jumat kemarin. Menurutnya, Golkar masih memiliki banyak waktu, Bersambung ke hal 15
H.Zulkieflimansyah