Edisi 22 Juni 2017 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 87 TAHUN KE 13

Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

KAMIS, 22 JUNI 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pemprov Tak Mungkin Tolak Usulan Kenaikan Penghasilan DPRD Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB tidak mungkin akan menolak usulan kenaikan penghasilan anggota DPRD. Namun, penghasilan para wakil rakyat di Udayana itu akan dinaikkan setelah keluar Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri).

(Suara NTB/dok)

“Bukan setuju atau tidak setuju (usulan kenaikan penghasilan anggota Dewan). Tapi memang harus dijalankan, menjalankan peraturan,” kata Kepala BPKAD NTB yang juga Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov NTB, Drs. H. Supran, MM ketika dikonfirmasi Suara NTB usai menghadiri rapat paripurna di

DPRD NTB, Rabu (21/6) siang kemarin. Ia menjelaskan, TAPD bukan dalam posisi setuju atau tidak setuju dengan usulan kenaikan penghasilan anggota DPRD NTB tersebut. Pasalnya, usulan kenaikan penghasilan itu sudah ada payung hukumnya berupa Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 Tahun

Bukan setuju atau tidak setuju (usulan kenaikan penghasilan anggota Dewan). Tapi memang harus dijalankan, menjalankan peraturan.

2017 tentang Protokoler dan Kedudukan Keuangan DPRD Provinsi. Supran menambahkan,

Pemprov tinggal menunggu Permendagri yang mengatur hal tersebut. ‘’Kalau sudah ada Permendagri, wajib kita laksanakan. Ndak mungkin kita tolak karena itu haknya DPRD,” kata mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM ini. Bersambung ke hal 15

Perlambatan Penurunan Kemiskinan Jangan Dianggap Wajar Mataram (Suara NTB) Fraksi Partai Demokrat DPRD NTB mengingatkan Pemprov, supaya jangan menganggap perlambatan penurunan kemiskinan dalam beberapa tahun terakhir sebagai sesuatu yang wajar. Apalagi, jika ada pikiran perlambatan itu akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi secara nasional. “Itu tak boleh menjadikan kita menganggap kelambatan (penurunan kemiskinan) sebagai sesuatu yang wajar. Kita harus mendorong terus percepatan laju penurunan kemiskinan. Sebab persentase kemiskinan kita masih terhitung besar,” kata Juru

H. Supran

Bicara Fraksi Partai Demokrat DPRD NTB, M. Guntur Halba saat membacakan pemandangan umum fraksinya dalam rapat paripurna yang membahas Raperda Pertangungjawaban Pelaksanaan APBD 2016, Rabu (21/6) siang kemarin. Ia menegaskan, Fraksi Partai Demokrat tidak akan pernah bosan mengingatkan fakta bahwa di satu sisi NTB memiliki catatan kinerja penanggulangan kemiskinan yang progresif dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi di sisi lain, persentase kemiskinan masih terhitung yang terbesar di tingkat nasional. Bersambung ke hal 15

TO K O H Tak ’’Bertaji’’ Lagi TIGA kasus Hasil tangkapan Tim Saber Pungli Provinsi NTB sudah disidangkan. Bahkan satu kasus sudah vonis. Namun, dalam perjalanan waktu, tim yang dibentuk November 2016 itu semakin melempem tak ‘’bertaji’’. Hal itu diakui Ketua Tim Saber Pungli Provinsi NTB, Kombes. Pol. Ismail Bafadal di sela-sela kegiatan pasar sembako murah, Selasa (20/6) di Lapangan Sangkareang, Mataram. Kinerja tim mengendur akibat koordinasi melemah. ‘’Kalau dikatakan mengendor ya betul, secara umum sama dengan daerah lain. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ynt)

KURANG MAMPU - Salah satu rumah warga kurang mampu di bantaran Sungai Jangkuk, di bawah jembatan Jalan Bung Hatta, Pajang Timur.

Ismail Bafadal (Suara NTB/dok)

RAMADHAN tinggal hitungan hari lagi akan usai. Idul Fitri diperkirakan jatuh pada Minggu (25/6) mendatang. Umat Islam di berbagai belahan dunia tengah mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut hari raya. Ramainya pusat-pusat perbelanjaan maupun kawasan pertokoan menjadi salah satu tanda euforia masyarakat dalam menyambut hari raya. Pakaian serta perkakas rumah tangga yang baru juga kue kerap kali dipersiapkan masyarakat untuk menyambut Lebaran. Namun tak semua warga bisa memiliki pakaian baru maupun membeli berbagai jenis kue yang menggiurkan untuk menyambut Lebaran. Bagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Jangkuk di Pajang Timur, tak ada hal istimewa yang dipersiapkan. Jangankan kue dan pakaian baru. Memiliki uang untuk berbuka puasa pun mereka sangat bersyukur. Bantaran sungai sisi selatan di bawah jembatan Jalan Bung Hatta itu ditinggali enam KK. Mereka tinggal di rumah yang berdinding triplek dan pagar bambu. Semua keluarga yang tinggal di tempat ini termasuk warga miskin. Memasuki permukiman sempit itu, tak ada aroma kue yang tercium dimana biasanya banyak warga yang membuat kue menjelang hari

H Lebaran. “Dekat-dekat Lebaran ini biasa saja persiapannya. Enggak ada juga untuk buat jajan. Sepi (pendapatan). Untung dikasih zakat fitrah dari musala bisa untuk buka puasa dan sahur,” kata salah seorang warga, Mini kepada Suara NTB, Rabu (21/6). Mini hanya seorang ibu rumah tangga. Sedangkan suaminya, Hendra menjadi buruh pengangkut sampah yang hanya digaji Rp 250 ribu per bulan. Sebenarnya gajinya Rp 500 ribu, tapi dibagi dua dengan petugas lainnya. Terkadang suaminya juga mendapat bayaran dari warga yang sampahnya diangkut ke TPS dengan nilai Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Dengan penghasilan yang terbilang rendah tersebut, jauh dari kata mencukupi bagi Mini dan keluarga. Jika ingin berutang demi mencukupi kebutuhan hidupnya, maka ia khawatir tak bisa membayar. Hal yang sama juga disampaikan warga lainnya, Paknah. Ia mengatakan tak ada persiapan khusus menjelang Lebaran ini. Terpenting baginya ialah bisa salat Idul Fitri tanpa harus bermewah-mewahan dengan pakaian baru dan beragam jenis makanan. ‘’Saya enggak ada juga buat jajan untuk Lebaran. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

Kasus ”Vertical Dryer” Menengok Persiapan Lebaran Warga Miskin Kejati NTB Dalami Keterlibatan KPA di Bantaran Sungai

Mataram (Suara NTB) Kejati NTB tetap bergeming meski upaya praperadilandiajukan termohon BS, tersangka kasus vertical dryer. Di luar keyakinan Kejaksaan soal penetapan tersangka itu, kasus ini dimungkinkan berkembang ke tersangka lain. Penyidik akan mendalami peran Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Peluang tersangka baru itu diusut atas desakan BS melalui kuasa hukumnya, Agus Sugiarto, SH.,MH. Dalam materi praperadilan yang diajukan Agus, disinggung peran KPA selaku pihak yang menyetujui pemindahan vertical dryer dari Mataram ke Lombok Barat. “Memang ada peran KPA. Tapi nanti kita dalami peran KPA itu,” kata Aspidsus Kejati NTB, Ery Ariansyah Harahap, SH, ditemui usai buka puasa bersama anak yatim Selasa (20/6) malam di Aula Kejati NTB. Ery Ariansyah Harahap Bersambung ke hal 15

Bayi Kembar Siam Itu Akhirnya Meninggal 04:57

05:07

12:21

15:39

18:09

19:23

(Suara NTB/ist)

SAAT DIRAWAT - Muhammad Talib, ketika dalam perawatan di RSUD Provinsi NTB beberapa waktu lalu.

Mataram (Suara NTB) Setelah mendapat perawatan selama 2 bulan 11 hari atau 71 hari, Muhammad Talib, bayi kembar siam itu akhirnya meninggal. Sebelumnya, bayi pasangan dari Fathul Bahri dan Zuriah asal Desa Kerato, Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa, telah melewati masa kritis saat memasuki bulan kedua. Namun pada bulan ketiga pasien meninggal. Ini sekaligus sebagai pasien kembar siam dengan kategori parapagus dengan usia terlama di Indonesia. ‘’Memang benar, bayi kembar siam telah meninggal dunia pada 21 Juni 2017 pukul 02.25 Wita. Setelah ikhtiar maksimal yang kami lakukan. Dalam catatan kami bayi kembar siam ini bertahan hidup selama 2 bulan 11 hari,’’ kata Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi NTB dr.H.L Hamzi

Fikri, MM kepada Suara NTB, di Mataram, Rabu (21/6). Sementara itu, Ketua Tim Kembar Siam RS.Dr. Soetomo (RSDS), dr.Agus Harianto, Sp.A (K) menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya pasien. Namun ia juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh tim medis RSUD Provinsi NTB. Sebelumnya pasien kembar siam kategori parapagus bertahan hidup paling lama selama 11 hari. Kasus yang terjadi di RSUD Provinsi NTB ini menjadi catatan sejarah baru tentang lama hidup pasien. ‘’Kami dari RSDS menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya pasien kembar siam parapagus di Mataram. Kita semua sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merawat pasien. Tetapi Allah SWT berkehendak lain,’’ kata dr. Agus. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 22 Juni 2017 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu